Penting!

10.53.00 0 Comments
Halo semua, ini Kelana

Sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan upload sinopsis terbaru.

Karena domain ini hampir expired, jadi ada beberapa hal yang harus Kelana urus terlebih dahulu. Intinya, posting akan tertunda untuk beberapa waktu, karena Na akan beres-beres blog terlebih dahulu. Semoga segera beres dan Na bisa posting kembali seperti biasa.

Mohon dimaklumi dan terimakasih.

SINOPSIS Married as Job 10 part 1

14.15.00 0 Comments

SINOPSIS dorama Married as Job episode 10 part 1. Mikuri tidak sengaja melihat Hiramasa berjalan dengan Igarashi ke sebuah restoran. Dan ternyata itu hanya salah paham. Karena Hiramasa sengaja datang ke resto itu untuk membelikan bahan makanan untuk Mikuri.


Pertengkaran mereka malam itu membuat Hiramasa memberanikan diri memastikan perasaannya. Dan dia sadar kalau Mikuri ... sudah cemburu. Buatku, kau sudah menjadi seseorang yang tak bisa kulepaskan begitu saja. Dalam diakhiri dengan ucapan ... maukah kau bersamaku hingga pagi, oleh Hiramasa.



Yang kami butuhkan bukan membangun kembali sistem yang ada, melainkan saling mengutarakan perasaan kami yang sesungguhnya.


Hiramasa menemani Mikuri berbelanja. Yang sebenarnya hanya membeli daun bawang. Sepanjang perjalanan pulang, mereka pun bergandengan tangan sambil sesekali saling memandang dan melempar senyum satu sama lain.


Sampai di rumah, Mikuri pun segera membuatkan makan malam untuk mereka. Soba istimewa untuk makan malam berdua.



Sambil makan malam, rupanya Hiramasa sudah memikirkan apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Bersama hingga pagi hari. Aku mengatakannya begitu saja, tetapi Apa yang akan kami lakukan sampai pagi, ya?


Imajinasi Hiramasa pun berulah. Dari asyik mengisi sudoku sampai pakai. Bermain wii dengan Mikuri. (semacam game balapan) atau bahkan memainkan RoBoHoN sampai pagi. (Robohon semacam ponsel yang bisa diubah jadi robot mainan)


Semuanya menyenangkan, tetapi saat ini itu semua bukan hal yang utama. Aku memang bilang sampai pagi, tetapi Sejauh apa dia berharap?



Setelah makan malam, Mikuri pun beres-beres. Dia berniat membuang bungkus bekas bahan makanan dengan lebih dulu mengikatnya dengan karet gelang. Tapi benda elastis itu ternyata terlempar ke bawah. Dan pikiran Mikuri pun sampai ke sana.


Kupikir Hiramasa tak akan berinisiatif. Yang artinya hanya tidur berdampingan hingga pagi hari? Itu saja sudah cukup baik.



Sementara itu di kamar, Hiramasa makin panik. Ia masih saja khawatir apa yang harus dilakukannya nanti. Hiramasa membongkar-bongkar laci mejanya, mencari sebuah benda.


Hiramasa ingat, kalau musim panas tahun lalu Hino-san pernah memberikannya suatu benda. Menurut Hino-san, itu adalah produk terbaru dari perusahaan adiknya. Saat itu Hiramasa menerimanya saja tanpa banyak komentar dan langsung memasukkannya ke dalam sakunya tanpa curiga sama sekali. (Na nggak yakin sih, barang yang dicari Hiramasa ini apaan. Tapi sepertinya sih semacam ko***m)


Hiramasa makin panik. Saat itu, meski aku tak berpengalaman, aku berpura-pura tenang dan membawanya pulang. Kelihatannya mungkin terjadi jika situasinya begini. Aku harus bagaimana? Aku pergi sejauh-jauhnya. Aku paham prosesnya. Akan kucari di Google lagi untuk memastikan...



Tapi ketukan Mikuri di pintu menghentikan kegiatan Hiramasa. Ia pun segera kembali duduk di ranjangnya kemudian mempersilahkan Mikuri masuk. Saat itu Mikuri juga membawa bantalnya sendiri. Mikuri lalu duduk dengan canggung di sebelah Hiramasa.


Mikuri pun memegang tangan Hiramasa, lalu menggenggamnya erat. Hiramasa mencuri pandang ke arah Mikuri. Senyum yang tercipta di antara mereka adalah senyum canggung.


Tapi, bencana sebenarnya baru saja dimulai!



Hiramasa tidur lurus di balik selimutnya. Sementara Mikuri memiringkan tubuhnya ke arah Hiramasa.


“Seperti aroma tubuhmu,” komentar Mikuri.


“Aku sudah mandi, sih,” ujar Hiramasa.


“Aku suka. Menenangkan. Apa kita takkan bersenang-senang?” tanya Mikuri kemudian.


Hiramasa kaget, “Maaf, aku belum pernah melakukannya sebelumnya.”


“Kalau dipikir-pikir, siapa yang menciptakan, sih? Kenapa memakai kata itu?” komentar Mikurin kemudian. Tangan Mikuri pun beraksi.


“Itu... geli,” ujar Hiramasa. Tapi yang tampak hanya RoBoHon.


“Ini namanya bersenang-senang,” ujar Mikuri. Dan yang muncul adalah boneka babi. “Anda coba juga.”


Hiramasa setuju, “Kalau begitu, permisi...” gambar RoBoHon bergerak-gerak karena guncangan.


Suara Mikuri yang mendesah kaget membuat Hiramasa menyesal dan minta maaf. Tapi Mikuri mengatakan tidak masalah.


Jadi begini rasanya. Setelah itu...Itu, kalau begini seharusnya berlanjut ke hal itu, tetapi bagaimanapun, aku hanya setengah niat.


(pada ngerti kan ini adegan apaan? Gambarnya Cuma gambar RoBoHon goyang-goyang sama boneka babi kok, jadi aman. Cuma suaranya aja yang seru-seru bikin terbayang. Hahahaha ... gomene!)



Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Hiramasa menyambar jaketnya dan berlari keluar apartemen. Dia berteriak sepanjang jalan, hingga akhirnya berhenti di sisi jembatan.


Benar-benar bencana! Kenapa aku mengembalikan Turbo Lingkar (minuman energi) ke Hino?! Makanya aku membencinya. Kegagalan yang kutakutkan. Aku yang pengecut. Makanya aku menjaga jarak sebagai lajang profesional. Membangun tembok, dan tetap di zona aman, sendiri. Selalu... sendiri. Hiramasa makin frustasi pada dirinya sendiri.


Tapi ia kemudian ingat pada Mikuri. Pada genggaman tangannya bersama Mikuri, genggaman tangan kekasih. Bagaimana perasaan Mikuri saat ini? Boleh saja melarikan diri. Bahkan jika melarikan diri itu memalukan, bertahan itu lebih penting. Aku takkan menerima bantahan atau sangkalan apa pun tentang hal ini. Akan tetapi bukan di sini. Kau tak bisa melarikan diri dari orang yang penting bagimu. Kalau tak mau kehilangan orang itu, tak peduli betapa tak kerennya, bahkan jika tak enak dipandang.


Hiramasa pun mengambil keputusan. Ia sudah yakin untuk kembali. Hiramasa segera bangkit dan berjalan pulang lagi.



Hiramasa pun pulang kembali ke rumah. Ia menemukan Mikuri bergelung di bawah selimut. Hiramasa berpikir kalau Mikuri sudah tidur.


Tapi ternyata Mikuri belum tidur. Ia pun bangun menyambut Hiramasa, “Bagaimana bisa tidur? Anda meninggalkanku di sini.”


“Maafkan aku. Aku takkan melarikan diri lagi.”


Lalu kami berpelukan, berciuman, dan entah bagaimana melewati tembok itu.



Mikuri bangun lebih dulu dan mengecup pipi Hiramasa, “Selamat. Ini hari ulang tahunmu.” Lanjut Mikuri saat melihat kebingungan di wajah Hiramasa. (masak bangun tidur udah pakai kaca mata gitu?). Mikuri pun kembali menenggelamkan kepalanya di sisi Hiramasa.


Hiramasa tersenyum lega. Pagi yang baru datang di tahun ketiga puluh enamku.



Pagi itu Yuri berangkat ke kantor seperti biasa. Tapi memandangi papan iklan besar di seberang jalan mengingatkannya pada insiden semalam bersama Kazami.


Saat menangi, Kazami menghalangi pandangan orang-orang dari melihat Yuri. Setelahnya Kazami pun menawaran untuk mengantar Yuri pulang. Selama perjalanan di taksi, keduanya hanya saling diam. Bahkan setelah taksi itu menurunkan Yuri, mereka hanya saling bertukar ucapan selamat malam.


Lamunan yang nyaris sama juga dirasakan oleh Kazami. Dia kantornya, Kazami masih juga memikirkan Yuri dan insiden semalam.



Numata-san datang menyapa Hino-san dan heran karena Hiramasa belum datang. Menurut Hino-san, Hiramasa menelepon akan datang agak siang. (cieee, yang males berangkat kerja)


Numata sudah meyakinkan diri untuk mengatakannya pada Hiramasa. Tapi saat Hiramasa sudah ada di hadapannya, Numata justru tidak bisa mengatakan apapun. Apalagi saat itu wajah Hiramasa tampak sangat cerah ceria.


“Cuaca hari ini bagus, hari yang menyenangkan,” komentar Hiramasa sambil menunggu kopinya selesai.


“Menurutku berawan,” komentar Hino-san, heran.


“Udaranya juga segar,” lanjut Hiramasa.


“Ada kejadian apa?” Hino-san penasaran.


“Tidak ada yang istimewa. Kalau aku harus bilang, hari ini aku berumur 36 tahun,” ujar Hiramasa. Senyum masih saja belum menghilang dari wajah Hiramasa.


“Selamat ulang tahun!” ujar Hino-san lagi. Ia mengingatkan Numata-san kalau ada yang ingin disampaikan pada Hiramasa.


“Tidak hari ini,” tolak Numata-san, cepat. Numata-san malah berlutut di depan Hiramasa, mengatakan ia tidak sanggup mengatakannya pada Hiramasa.


Hiramasa yang sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, tidak memerhatikan Numata-san. “Kopi ini juga enak,” ujar Hiramasa sambil menghirup aroma kopinya. (pas ngomong kalimat ini, om Gen manis bangeeeetttt #diabetes)


Hino-san yang bingung dengan sikap rekan-rekannya hari itu. Hiramasa yang terus-terusan tersenyum tanpa alasan yang jelas. Numata-san yang tampak frustasi karena suatu hal. Hingga Kazami yang terus melamun di depan jendela tanpa merespon apapun pertanyaannya.



Hari itu Mikuri memasak makanan dengan gembira. Yang dipikirkannya hanya satu orang, yakni Hiramasa. Dan hasil masakan Mikuri kali ini benar-benar luas biasa. Tidak hanya jenis makannya saja yang menggoda, tapi juga tampilannya penuh garnis manis yang benar-benar menggugah selera.


“Sekali lagi, selamat ulang tahun,” ujar Mikuri pada Hiramasa malam itu. Mereka pun makan malam bersama sambil sesekali saling curi pandang satu sama lain.



Selesai makan malam, Mikuri pun seperti biasa membereskan meja. Ia melirik ke arah Hiramasa yang duduk di sofa dengan televisi menyala dan buku sudoku di tangannya.


Hiramasa sedang menungguku. Dia buka buku sudoku, tetapi belum mengisi satu kotak pun. Dia hanya menunggu aku selesai bekerja.


Dan imajinasi Mikuri pun mulai. Dia berlari ke sebuah tebing yang tinggi dan kemudian meneriakkan, ‘Hiramasa terlalu menggemaskan!’



Dan lamunan Mikuri buyar saat Hiramasa menegurnya, “Mikuri, apa pekerjaanmu sudah selesai?”


“Belum,” ujar Mikuri canggung.


Hiramasa mengerti. Ia pun berbalik dan berniat kembali ke sofa. Tapi sebuah pelukan dari Mikuri menghentikan langkah Hiramasa.


“Aku bohong! Aku sudah selesai. Bukankah terlalu menggemaskan?” ujar Mikuri dari punggung Hiramasa.


“Mestinya aku yang bilang begitu,” protes Hiramasa.


“Aku benar-benar mau berteriak dari tebing, Hiramasa benar-benar... benar-benar menggemaskan!"”


Hiramasa heran, “Bilang seorang laki-laki menggemaskan itu...”


Mikuri pun melepaskan pelukannya lalu berdiri di depan Hiramasa, “Menggemaskan adalah pujian terbaik! Kalau bilang "keren," saat melihat sisi tak kerennya, Anda mungkin kecewa. Akan tetapi, kalau "menggemaskan"... Apa pun yang Anda lakukan, semuanya menggemaskan. Anda dulu sebelum rasa gemas.”



Hiramasa pun mengerti maksud Mikuri. Ia pun mengajak Mikuri untuk duduk di sofa, “Aku ada satu permintaan. Apa kau bisa berhenti bekerja di tempat Kazami? Bukannya aku curiga, tetapi saat aku membayangkan kalian hanya berdua di tempatnya, aku tak bisa tak cemburu.” (ecieeee, jadi ceritanya Hiramasa juga cemburu juga nih)


Mikuri tersenyum, “Aku mengerti. Itu adalah pekerjaan sampingan untuk membiayai perawatan gigiku, dan pembayarannya sudah lunas, jadi aku akan berhenti.”


Mikuri dan Hiramasa saling pandang. Dan sebuah pelukan jadi penutup kebersamaan mereka malam itu.



Mikuri datang ke tempat Kazami seperti biasa. Tapi kali ini ia pamit pada Kazami untuk berhenti bekerja.


“Terima kasih untuk segalanya. Senang bisa mempekerjakanmu,” ujar Kazami.


“Apa rasanya mempekerjakan pekerja rumah tangga?”


Kazami berpikir sebentar, “Memudahkanku, tetapi kupikir aku juga bisa melakukannya sendiri.”


“Kazami, apa kau tak bisa berpacaran saja dengan seseorang yang tak mau menikah?” usul Mikuri kemudian.


“Apa ada seseorang seperti itu?”


“Seperti Yuri. Dia dulu mungkin menginginkannya, tetapi sekarang.... Dia bilang dia tak bisa membayangkan hidup bersama dengan orang lain. Kalau kau mencari orang seperti itu...” tapi ucapan Mikuri dipotong oleh Kazami.


“Aku tak secara khusus mencari pacar. Saat ini ada seorang wanita yang terus saja mengajakku kencan.” Kazami bercerita soal si centil Igarashi. “Dia bahkan tak mengenalku. Apa yang dicarinya?”


Mikuri tersenyum, “Kau mau terhubung secara emosi, 'kan? Bukan hanya dari penampilan. Kau mau dilihat sebagai dirimu sendiri. Kalau begitu, apa kau sudah lihat wanita itu yang sebenarnya? Kenapa kau tak coba melihatnya satu kali?” saran Mikuri lagi.



Hiramasa makan siang bersama Hino-san. Mereka heran, karena tidak biasanya Numata-san mengambil cuti bekerja. Sepertinya Hino-san menyadarinya, kalau Numata-san sedang tidak sehat.


“Dulu aku juga selalu memikirkan hal itu. Kalau aku tiba-tiba pingsan di rumah, siapa yang akan menemukanku?”


“Sekarang kau bisa tenang, ya. Ada istrimu, 'kan. Pernikahan juga sedikit mirip alat keselamatan. Jika sesuatu terjadi pada salah satu dari kalian, meski berat ditanggung sendiri, entah bagaimana kalian bisa menyelesaikannya bersama. Seperti satu bentuk kebijaksanaan untuk bertahan. Apa... aku baru saja mengatakan sesuatu yang baik?” komentar Hino-san.



Numata-san mengunjungi dokter hari itu. Dan menurut pemeriksaan, ternyata ada beberapa luka di lambung Numata-san. Dokter menyarankan agar Numata-san tidak terlalu stres. Bahkan memintanya juga untuk istirahat total lebih dulu.


Setelah selesai bertemu dokter, Numata-san duduk-duduk di luar. Ia merasa aneh, karena tidak berangkat kerja. Tapi ingat situasi kesehatannya saat ini, ia memang memerlukan istirahat.



Mikuri seperti biasa datang ke toko milik Yassan. Kali ini ia bahkan mengendong si imut Hirari. (ya ampun, ni baby imut manis banget sih. baby-nya siapaaaa!)


“Jangan menghela napas, Hirari jadi khawatir. Bukannya kau sangat bahagia?” tanya Yassan.


“Maaf. Ada banyak hal yang terjadi....” tapi Mikuri menghentikan ucapannya. Ia justru memikirkan hal lain. Kalau jujur, aku seperti menyombongkannya, jadi aku takkan melakukannya, tetapi aku benar-benar bahagia! Itu helaan kebahagiaan! Sekarang aku bisa masuk acara itu.


Mikuri pun mulai berhayal. Kali ini ia berhayal bisa datang ke sebuah acara TV yang mendatangkan para pengantin baru. Hiramasa dan Mikuri saling memperkenalkan diri. Mereka kemudian bercerita soal kehidupan mereka. Dari berpelukan, menghabiskan malam bersama di sofa, berciuman sebelum tidur dan menghabiskan waktu seharian di rumah saat libur. Keduanya pun saling pandang dengan senyum malu-malu.


Pelukan harian, ciuman harian...Ini adalah kehidupan pribadi yang dimasuki waktu kerja. Sedikit rasa curang, dan bahagia.



Siapa yang mengira dunia di balik tembok seperti ini? Pernikahan adalah satu bentuk kebijaksanaan untuk bertahan.


Sepertinya kebiasaan berhayal juga mulai menular pada Hiramasa. Di rumah, Hiramasa mengambil minuman kemudian memilih duduk menghadap terasnya. Di luar, seperti biasa ada dua burung emprit yang mampir. Tampaknya kedua burung itu adalah pasangan.


Saat ada angin kencang yang menerpa, salah satu emprit bergeser dan seolah melindungi pasangannya. Hiramasa memerhatikan sikap burung emprit itu dan mulai memikirkan sesuatu.


Tapi suara ponsel membuyarkan lamunan Hiramasa. Dari Numata-san, yang mengatakan akan datang karena ada yang ingin dibicarakannya dengan Hiramasa.



Kazami bersama Igarashi datang ke pameran. Igarashi tadinya berpikir kalau Kazami tidak akan datang. Tapi, Kazami menuruti saran Mikuri untuk mencoba ‘kencan’ dengan Iagarashi.


“Kupikir akan menyenangkan jika pergi bersama laki-laki yang baik,” ujar Igarashi.


“Jadi kau memanfaatkanku....”


“Kau marah?” tanya Igarashi yang dijawab oleh Kazami dengan kata tidak.


Mereka pun berkeliling mengomentari barang-barang yang dipamerkan pada pameran budaya itu.


Dari arah lain, ternyata datang juga Yuri bersama seniornya. Igarashi menangkap perubahan ekspresi Kazami. Kazami menjelaskan kalau mereka bekerja di gedung yang sama. Mereka berempat pun berkeliling bersama, mengagumi lebih banyak lagi pameran. Tapi setelah beberapa lama, mereka pun berpisah dan jalan dengan pasangan masing-masing.


Tapi satu hal yang tidak bisa dibohongi satu sama lain, Kazami maupun Yuri saling curi pandang, melihat satu sama lain.



“Mereka seperti suami-istri yang keren.”


“Mereka bukan suami-istri,” elak Yuri.


“Kau benar-benar mengenalnya, ya. Mereka cocok,” komentar yang diiyakan juga oleh Yuri. “Akan tetapi, yang laki-laki memperhatikanmu, lho. Apa hubungan kalian?”


“Tidak ada. Dia 17 tahun lebih muda,” Yuri tampak tidak nyaman ditanyai seperti itu. Seolah ia diinterogasi oleh seniornya itu.



Yassan mengeluh soal selai sayur jualannya, yang katanya belum ada satupun yang terjual.


“Kenapa kau tidak memasang papan iklan di pintu masuk jalan ini? Di toko roti di sudut,” saran Mikuri.


“Oh, benar! Itu toko roti, jadi beberapa orang pasti ingin selai,” Yassan setuju.


“Sebagai gantinya, kita bisa bilang selai ini cocok sekali dengan roti di sana, dan memasang poster yang merekomendasikan kombinasi ini,” lanjut Mikuri. “Maaf, aku berbicara tanpa diminta lagi.”


Tiba-tiba Yassan mendapatkan sebuah ide, “Ayo ikut denganku!” ajaknya pada Mikuri.



Yassan mengajak Mikuri untuk datang ke sebuah balai pertemuan. Di sana ada banyak pedagang yang tokonya juga terletak di sekitar toko milik keluarga Yassan. Yassan memperkenalkan Mikuri sebagai teman SD-nya yang punya banyak ide.


Pertemuan itu sebenarnya pertemuan rutin para pemilik toko, yang rata-rata adalah generasi kedua atau ketiga. Tapi kenyataannya mereka lebih banyak hanya berkumpul dan minum-minum saja. Dan bahkan membicarakan hal-hal tidak penting.


Mikuri pun mengusulkan, kalau mereka membuat pasar di luar agar orang-orang mau datang dan membeli barang-barang mereka. “Hal itu bisa menarik minat keluarga, dan pelanggan yang biasanya hanya pergi ke supermarket, mungkin teringat kembali ada toko-toko hebat ini di distrik perbelanjaan. Maafkan pemikiran amatirku.”


Tapi rupanya ide Mikuri disambut dengan baik. Mereka berpikir untuk membuat semacam pasar terbuka atau bazar di depan kuil. Jadi, orang-orang tua yang ingin berpartisipasi juga bisa ikut. Mereka pun mulai memikirkan produk apa saja yang akan ditawarkan. Obrolan pun semakin kacau.


Mikuri berusaha menengahi. Ia mengusulkan kalau mereka perlu menentukan akan menjual apa saja, agar tidak ada persaingan antara toko. Selain itu, harga yang ditawarkan juga serendah mungkin. Karena tujuan utamanya adalah mempublikasikan kembali distrik perbelanjaan mereka, maka sebaiknya memang tidak mengeruk banyak untung


“Mikuri, apa kau mau ikut membantu?”


BERSAMBUNG


Pictures and written by Kelana


Kelana’s note :


Akhirnya, sodara-sodara ... ada perkembanga cukup berani dan cepat dalam hubungan Hiramasa dan Mikuri. Dan malam itu ... #ehe. Yeeeee, Hiramasa sukses menghancurkan tembok tinggi yang selama ini menghalanginya. Waaah, pokoknya di episode ini, om Gen menang banyak deh.

PREVIEW Winter Drama 2017 part 3

14.08.00 0 Comments

Yuhuuuu ... ! Ini bagian ketiga dari preview drama musim dingin 2017. Pada umumnya, drama-drama ini akan mulai tayang pertengahan januari atau awal februari. Beberapa di antaranya bahkan masuk antrian berurutan. Jadi, buat yang udah punya kecengan drama, maksudnya inceran drama, siapin kuota dulu ya, sambil nunggu drama-drama musim dingin ini tayang. Yuk deh cek dulu bagian ketiganya. Selamat membaca!




Super Salaryman Saenai-shi


Tayang: pada 21.00 mulai Sabtu, 14 January 2017


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Fukuda Yuichi (Yuusha Yoshihiko Series, Uchuu no Shigoto, Watashi no Kiraina Tantei)


Karya asli: Chuunen Salaryman Saenai-shi oleh Fujiko F Fujio


Genre: Comedy


Pemeran: Tsutsumi Shinichi, Koizumi Kyoko, Muro Tsuyoshi, Kaku Kento, Hayami Akari, Nakamura Tomoya, Shimazaki Haruka, Takahashi Katsumi, Sato Jiro, Sasano Takashi, Yokoyama Ayumu, Fukushima Mariko, Tomiyama Eriko, Kanazawa Miho


Sinopsis:


Saenai (Tsutsumi Shinichi) yang berusia 52 tahun adalah pegawai paruh baya biasa. Suatu hari, dia dipaksa memakai pakaian super oleh pria tua aneh (Sasano Takashi) dan berubah jadi superman. Dengan istri yang menyebalkan, Enko (Koizumi Kyoko) dan dua anak (Shimazaki Haruka, Yokoyama Ayumu), Saenai terjebak antara dunia yang damai dan masalah. Hidup pun tidak seterusnya baik hanya jadi superman. Apa sebenarnya keadilan, damai dan kebahagiaan?


Website: www.ntv.co.jp/saenai




Honjitsu wa, Ohigara mo Yoku


Tayang: pada 22.00 mulai Sabtu, 14 January 2017


Stasiun TV: WOWOW


Penulis naskah: Taniguchi Junichiro


Karya asli: Honjitsu wa, Ohigara mo Yoku oleh Hamada Maha


Genre: karir


Pemeran: Higa Manami, Hasegawa Kyoko, Watanabe Dai, Ishibashi Renji, Yachigusa Kaoru (guest star), Hayami Mokomichi, Funakoshi Eiichiro, Oishi Goro, Ishii Masanori, Abe Megumi, Tachibana Nozomi, Inoue Jun, Dan Jiro, Masu Takeshi


Sinopsis:


Imagawa Atsushi (Watanabe Dai), teman sejak kecil dari seorang office lady Ninomiya Kotoha (Higa Manami), ternyata menikah. Dia datang ke resepsi pernikahan itu dengan suasana hati yang buruk. Tapi, dia mendengar suatu pidato yang keren dalam resepsi itu. Ucapan selamat dari seorang yang terkenal, Kuon Kumi (Hasegawa Kyoko). Terinspirasi oleh pidatonya, Kotoha menjadi murid Kumi dan mulai belajar berbicara. Atsusi kemudian memutuskan untuk menjadi wakil dalam pemilihan dan Kotoha yang mempersiapkan pidatonya. Bisakah pidato buatan Kotoha menggerakkan dunia?


Website: www.wowow.co.jp/dramaw/ohigara


 



Gin to Kin


Tayang: pada 00.20 mulai Minggu, 8 January 2017


Stasiun TV: TV Tokyo


Penulis naskahs: Yamaoka Junpei (Sniffer, Gurame, Juken no Cinderella), Nemoto Nonji (Otokomeshi, Night Hero Naoto, Hatsukoi Geinin)


Karya asli: Gin to Kin oleh Fukumoto Nobuyuki


Pemeran: Ikematsu Sosuke, Lily Franky, Makita Sports, Usuda Asami, Murakami Jun


Sinopsis:


Morimoto Tetsuo (Ikematsu Sosuke) adalah orang tidak berguna yang tidak bisa menahan diri dari judi. Dia selalu kalah hingga akhirnya jatuh miskin. Suatu hari, Tetsuo bertemu Hirai Ginji (Lily Franky), seorang penyuap berpengaruh yang mengontrol dunia bawah tanah. Tertarik pada Ginji dan ingin mendapatkan yang banyak, Tetsuo memutuskan jadi orang bernama Kin untuk mengungguli Gin dan mulai terlibat dengan dunia bawah tanah.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/gintokin


Preview: Gin to Kin Teaser




Dansui!


Tayang: pada 00.55 mulai Minggu, 22 January 2017


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Yoshida Erika (Heroine Shikaku)


Karya asli: Dansui! oleh Kiuchi Tatsuya


Genre: olahraga


Pemeran: Matsuda Ryo, Miyazaki Shuto, Anzai Shintaro, Akazawa Tomoru, Sato Hisanori, Ozawa Ren, Kuroba Mario, Ikeoka Ryosuke, Hirose Tomoki, Kaminaga Keisuke, Saito Kyohei, Nasuda Yudai, Tsukayama Hisanao, Sakurai Keisuke, Kamimura Kaisei, Oura Ryuichi, Moro Morooka


Sinopsis:


Klub renang putra SMA Higashigaoka hanya punya anggota kelas tiga – dengan ketua Sakaki Shuhei (Matsuda Ryo), Shinozuka Daiki (Miyazaki Shuto) dan Koganei Haruyoshi (Akazawa Tomoru). Mereka menerima siswa baru dengan tujuan agar punya anggota lain.


Website: www.ntv.co.jp/dansui




Onna Joshu Naotora


Tayang: pada 20.00 mulai Minggu, 8 January 2017


Stasiun TV: NHK


Penulis naskah: Morishita Yoshiko (Watashi o Hanasanaide, Tenno no Ryoriban, Tonbi)


Genre: sejarah


Pemeran: Shibasaki Kou, Sugimoto Tetta, Zaizen Naomi, Maeda Gin, Kobayashi Kaoru, Miura Haruma, Takahashi Issei, Yagira Yuya, Kanjiya Shihori, Muro Tsuyoshi, Ukaji Takashi, Fukikoshi Mitsuru, Kariya Shunsuke, Denden, Kakei Toshio, Nakamura Baijaku, Shunputei Shota, Onoue Matsuya, Asaoka Ruriko, Abe Sadao, Nanao, Suda Masaki, Ichihara Hayato, Inoue Yoshio, Hanafusa Mari, Takahashi Hikaru, Wada Masato, Komatsu Kazushige


Sinopsis:


Pada masa Sengoku, Ii Naomori (Sugimoto Tetta), kepala keluarga Ii di Totomi (saat ini dikenal dengan barat Shizuoka), terbunuh dalam perang. Tidak ada pewaris pria kecuali seorang putri (Shibasaki Kou). Menggunakan nama yang maskulin, Naotora menjadi pemimpin kastil di masa kacau ini. Tapi, pada vassal tidak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka. Mereka berpikir tidak ada satupun wanita yang bisa melakukan itu. Saat ada tiga kekuatan utama, klan Imagaya dari provinsi Suruga, klan Takeda dari provinsi Kai dan klan Tokugawa dari provinsi Mikawa, menunggu kekusaan, kekuasaan Naotora dipertanyakan. Satu-satunya hal yang dapat Naotora andalkan di tempat ini, yang penuh pengaruh militer, adalah kecerdasannya sendiri dan keberaniannya. Dia bergabung dengan rekan-rekannya untuk mengurus provinsi, membuat pertahanan dan membangun pondasi untuk masa depan. Motivasinya adalah cinta untuk tunangannya yang pernah dijanjikannya pada saat mereka masih kecil.


Website: www.nhk.or.jp/naotora


 



Daibinbo


Tayang: pada 21.00 mulai Minggu, 8 January 2017


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Adachi Naoki (Furenabaochin, Underwear, Shitsuren Chocolatier)


Genre: Comedy


Pemeran: Koyuki, Ito Atsushi, Narita Ryo, Kamiyama Tomohiro, Uchida Rio, Imai Shunta, Nozawa Shiori, Kamiyama Tomohiro, Takito Kenichi, Okuda Eiji


Sinopsis:


Perusahaan tempat Saegusa Yuzuko (Koyuki), seorang ibu dengan dua anak (Imai Shunta, Nozawa Shiori), bekerja mendadak bangkrut. Dia kehilangan pemasukan dan tabungannya. Saat dia nyaris menyerah, Yuzuko dihubungi secara tiba-tiba oleh pengacara Kakihara Shinichi (Ito Atsushi). Tapi dia berpikir kalau pengacar aitu orang asing. Kakihara sebenarnya adalah teman masa SMA-nya. Penampulannya mungkin tidak terlalu meyakinkan, tapi dia punya firma hukum dengan pemasukan lebih dari 10 billion yen. Dia menyukai Yuzuko sejam SMA dan berpikir untuk menghubunginya lagi setelah tahu situasinya. Meski Kakihara mengatakan ada rahasia di balik kebangkrutan perusahaan, Yuzuko lebih pedulu dengan pencarian kerja daripada mencari alasan kenapa ia dipecat. Inverstigasi Kakihara menemukan kemungkinan sejumlah 3 billion yen yang ditarik bersamaan. Tanpa disadar, ternyat Yuzuko sudah terlibat untuk mengungkap rahasia itu.


Website: www.fujitv.co.jp/daibinbo




A Life ~ Itoshiki Hito


Tayang: pada 21.00 mulai Minggu, 15 January 2017


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Hashibe Atsuko (Fragile, Ghostwriter, Boku Series)


Genre: Medical, romance


Pemeran: Kimura Takuya, Takeuchi Yuko, Matsuyama Kenichi, Kimura Fumino, Nanao, Emoto Akira, Tanaka Min, Kobayashi Takashi, Oikawa Mitsuhiro, Asano Tadanobu


Sinopsis:


Saat Okita Kazuaki (Kimura Takuya) mulai bekerja menjadi dokter, dia dipaksa untuk mengundurkan diri dari rumah sakit. Dia meninggalkan kekasihnya Danjo Mifuyu (Takeuchi Yuko) dan pergi ke amerika sendirian. 10 tahun kemudian dia kembali sebagai ahli bedah dengan keahlian luar biasa untuk menolong mantan gurunya, (Emoto Akira). Gurunya ini adalah ayah dari mantan pacarnya. Saat Okita pergi, Mifuyu menikah dengan temannya sendiria Masao (Asano Tadanobu), yang merupakan direktur rumah sakit. Yang lebih parah, teman inilah yang membuat Okita keluar dari rumah sakit 10 tahun silam. Okita harus menghadapai semuanya untuk menyelamatkan gurunya. Tapi dia tidak pernah menyerah oleh cinta, keinginan, persahabatan, kecemburuan ataupun harga diri. Okita mungkin canggung, tapi dia menangani pasien dengan sepenuh hati. Cara hidupnya membuat orang-orang yang bekerja di rumah sakit bertanya pada diri sendiri soal perawat kesehatan yang sebenarnya.


Website: www.tbs.co.jp/ALIFE


Preview: A Life ~ Itoshiki Hito Teaser




Rakuen


Tayang: pada 22.00 mulai Minggu, 8 January 2017


Stasiun TV: WOWOW


Penulis naskah: Shinozaki Eriko (Mare, Chi no Wadachi, Kami no Tsuki)


Karya asli: Rakuen oleh Miyabe Miyuki


Genre: Mystery


Pemeran: Nakama Yukie, Kuroki Hitomi, Kaho, Kaneko Nobuaki, Matsuda Miyuki, Ishizaka Koji (guest star), Kobayashi Kaoru


Sinopsis:


Saat kasus pasangan Doisaki (Kobayashi Kaoru, Matsuda Miyuki) yang membunuh putri 5 tahun mereka dan menyembunyikan tubuhnya di rumah selama 16 tahun dilaporkan, ibu rumah tangga menghubungi Maehata Shigeko (Nakama Yukie), seorang penulis. Wanita ini mengatakan kalu putranya yang berusia 12 tahun mungkin memiliki kemampuan untuk melihat kenangan orang dan bisa membuat ilustrasinya. Ilustrasi itu menunjukkan seorang gadis cilik dengan situasi seperti kasus Daisakis. Shigeko melakukan investigasi tidak sepenuh hati. Tapi, saat itu ada anak mudah meninggal dalam kecelakaan. Seiko (Kaho), putri kedua dari keluarga Doisaki diceritakan oleh pengacara orang tuanya (Kuroki HItomi) untuk berhubungan dengan mereka saat siswi SMA ditahan oleh seseorang.


Website: www.wowow.co.jp/dramaw/rakuen




Onna no Naka ni Iru Tanin


Tayang: pada 22.00 mulai Minggu, 8 January 2017


Stasiun TV: NHK BS Premium


Penulis naskah: Yoshimoto Masahiro (Keishichou Zero-gakari, Bokura Playboys, Kageri Yuku Natsu)
Karya asli: Onna no Naka ni Iru Tanin oleh Ide Toshiro


Genre: Crime suspense


Pemeran: Seto Asaka, Omi Toshinori, Ishiguro Ken, Kino Hana, Itaya Yuka, Komoto Masahiro, Morioka Yutaka, Nishiyama Mayuko, Nakamura Tomoya, Mihiro, Sasaoka Sasuke, Shono Rin


Sinopsis:


Tanuma Yuriko (Seto Asaka) adalah ibu rumah tangga yang tinggal dengan suaminya Kazuo (Omi Toshinori), dua anaknya dan ibu mertuanya Hatsue. Suatu hari Saori (Nishiyama Mayuko), istri dari teman Kazue, Kusumoto Masafumi (Ishiguro Ken) dicekin hingga meninggal dan mengatakan kalau dia berselingkuh dengannya. Yuriko dicurigai membunuh Saori. Sadar tidak bisa menghindar, Kazuo mengaku telah membunuh dan berusaha menyerahkan diri. Tapi, Yuriko menahannya. Yuriko memutuskan menyembunyikan kejahatan suaminya untuk melindungi keluarganya yang damai. Sebelum Yuriko menyadarinya, orang asing mulai melakukan sesuatu untuk melindungi keluarga tersayangnya...


Website: www.nhk.or.jp/pd/onnanonaka




Shikaku Tantei Higurashi Tabito


Tayang: pada 22.30 mulai Minggu, 22 January 2017


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Fukuhara Mitsunori (Makanai-so, Ofukou-san, Teen Court)


Karya asli: Tantei Higurashi Tabito no Sagashimono oleh Yamaguchi Kozaburo


Genre: Detective


Pemeran: Matsuzaka Tori, Tabe Mikako, Hamada Gaku, Kinami Haruka, Sumida Moeno, Ueno Tatsuya, Shishido Kavka, Kitaoji Kinya


Sinopsis:


Higurashi Tabito (Matsuzaka Tori) adalah penyelidik yang kehilangan keempat inderanya, kecuali penglihatan. Dia adalah detektif luar biasa yang kemampuan terbaiknya menemukan sesuatu. Matanya bisa melihat hal-hal yang tidak tampak bagi orang biasa, seperti aroma, rasa, suhu, berat dan rasa sakit. Permintaan terus saja datang ke agensinya untuk mencari berbagai hal yang tidak dapat ditemukan dengan cara biasa. Tapi, yang paling dicari oleh Tabito sendiri adalah cinta atau ...


Website: www.ntv.co.jp/tabito


Related: Shikaku Tantei Higurashi Tabito Drama Special




Kanjou 8-go Sen


Tayang: pada 23.30 mulai Minggu 15 January 2017


Stasiun TV: Fuji TV 2


Penulis naskah: Akutsu Tomoko (Teddy Go!)


Karya asli: Kanjou 8-go Sen oleh Hatano Tomomi


Genre: Romance


Pemeran: Kawaei Rina, Kurashina Kana, Kanjiya Shihori, Matobu Sei, Ono Yuriko, Hotta Akane, Tanaka Kei, Miura Takahiro, Horii Arata, Sugino Yosuke, Mashima Hidekazu


Sinopsis:


Ogikubo, Hachimanyama, Chitose Funabashi, Futako Tamagawa, Kaminoge and Denen Choufu ... 8 jalur kereta yang menghubungkan enam kota. Meski jaraknya dekat, harus mengganti kereta untuk mengikuti rutenya. Ada wanita (Kawaei Rina, Kurashina Kana, Kanjiya Shihori, Matobu Sei, Ono Yuriko, Hotta Akane) hidup di tiap kota dengan masalah cinta seperti cinta bertepuk sebelah tangan, kekerasan rumah tangga dan perselingkunga. Seperti tetangga yang akrab, hubungan mereka pun terhubung begitu saja. Mereka hanya bisa melihat keberadaan yang lain mungkin karena hubungan wajar ini dan kenapa tidak bisa semuanya baik-baik saja. Mereka khawatir pada banyak hal tetapi tetal berharap menjalani hidup dengan baik.


Website: otn.fujitv.co.jp/kanjo8gosen


 


Cr. All English text from www.jdramas.wordpress.com


Kelana hanya menerjemahkan dalam bahasa Indonesia


Posting at www.elangkelana.net



Kelana’s note :


Yang menarik dan rekomended? Hmmmm ada Dansui! Buat yang pengen nonton roti sobek di mana-mana, hahaha. A Life, buat yang suka genre medical drama, apalagi yang main om Kimura Takuya. Rakuen ... karena premisnya keren. Dan yang pasti akan masuk list pertama donlotan dan tontonan season ini adalah ... Tabito Higurashi-nya bang Matsuzaka Toori.

SINOPSIS Married as Job 09 part 2

14.09.00 0 Comments

SINOPSIS dorama Married as Job episode 09 part 2. Setelah Mikuri kembali dari rumah keluarganya di Tateyama, hubungan Mikuri dan Hiramasa perlahan membaik. Tapi ternyata masalah belum selesai. Hiramasa justru meragukan perasaannya sendiri. Bagaimana dengan Mikuri.


Sepertinya Hiramasa juga mulai berimajinasi aneh-aneh. Sayangnya, saat itu Mikuri tiba-tiba masuk ke kamar dan membuyarkan imajinasi Hiramasa. Apa yang dipikirkan oleh Hiramasa sebenarnya?



Rupanya ada salah satu bagian imajinasi Hiramasa yang diucapkannya secara keras, tanpa sadar. Dan Mikuri tidak sengaja mendengar hal itu.


Mikuri menutup pintu kamar Hiramasa pelan. Ia menyandarkan kepalanya ke pintu. Aku hanya masuk ke kamarnya begitu saja, tetapi aku mendengar sesuatu yang luar biasa...‘Apa Mikuri itu perempuan yang bisa melakukan hal itu dengan seseorang yang tak disukainya?’


Mikuri benar-benar kesal. Ia bahkan merobek-robek tissu sambil duduk di dekat meja. Dia pikir aku wanita gampangan. Kupikir tak apa-apa karena itu Hiramasa. Kalau aku adalah wanita yang sederhana dan pendiam, apa semua akan baik-baik saja?



Igarashi, is gadis centil masih saja mengekor Kazami. Ia masih berusaha mengajak Kazami untuk makan bersama setelah pulang kantor. “Kalau kita pergi bertiga dengan Hiramasa, aku tak keberatan. Bagaimana? Kita bertiga bisa pergi minum setelah rapat.”


Tidak ingin memperpanjang masalah, Hiramasa menolaknya dengan halus, “Ada seseorang yang menungguku di rumah.”


“Yah, sayang sekali,” keluh Igarashi. “Kalian punya kerja tim yang bagus. Bosmu seperti apa?”


“Hmm... laki-laki yang bisa diandalkan. Sangat siap untuk menantang dirinya sendiri.”



Yuri tengah berjalan di lobby gedung saat ada pesan masuk. Dari Tajima Yoshihiko, seniornya di kampus. Tajima-san mengucapkan terimakasih pada Yuri dan mengajaknya datang ke pameran. Tapi bukan pesan ini yang kemudian memmbuat Yuri tertarik sekaligus terkejut.


Oh ya, aku hari ini sedang ada kunjungan kerja ke Nagoya dan kebetulan melihat iklan Godard terbatas di regional ini. Aku merasa iklan ini berbeda dengan konsep yang biasanya. Apa ini sudah kau setujui? Aku ingin dicintai hingga ke sel. Tuju kulit yang populer itu. (Godard adalah perusahaan kosmetik tempat Yuri bekerja)



Yuri menunjukkan konsep iklan yang dibicarakan oleh Tajima tadi dalam pesannya, pada rekan-rekannya di kantor. Nyaris semua bereaksi sama, kalau iklan itu norak dan sangat berbeda dengan konsep mereka yang biasanya. Memang setiap cabang perusahaan diijinkan untuk membuat iklan sendiri yang unik sesuai dengan anggaran, tapi tetap harus sesuai dengan konsep awal produk. Informasi yang didapat, kantor cabang tempat iklan itu berada mengaku sudah dapat izin dari kantor pusat. Tapi tetap saja, iklan itu masih terasa janggal.


Tidak ingin memperpanjang perdebatan, Yuri pun beranjak bangun dan membawa pergi iklan itu.


Setelahnya, datang lagi manager lain, yang juga wanita. Mereka membahas soal Yuri yang akan menghadap general manager dan bicara soal iklan di cabang mereka itu. Rumor tentang Yuri ternyata ada banyak di kantor. Dulu juga sempat ada masalah yang serupa. Meski ada protes dari para karyawan wanita yang lain, GM tidak memberikan respon apapun. Tapi akhirnya setelah Yuri menjadi manager humas di kantor pusat, Yuri bisa mengubah hal itu. Pada akhirnya para karyawan wanita itu sepakat untuk mendukung Yuri, karena semua hasil kerja yang sudah dicapainya selama ini, bisa membuat suara mereka, kaum wanita bisa didengar oleh perusahaan.



Yuri benar-benar menemui sang GM. GM sendiri berpikir kalau iklan itu tidak masalah. Karena bisa saja membuka pelaung baru untuk mereka.


“Tentu saja, aku tak keberatan jika perusahaan lain menggunakan konsep seperti itu. Aku tak berniat untuk menyangkalnya. Namun aku tanya, apa perlu kita melakukannya? Ini adalah citra yang sudah kita jaga selama sepuluh tahun terakhir. “Hidup bebas, menjadi cantik." Sembilan puluh persen pengguna saat ini mendukung citra ini. Apa yang para wanita ini pikir saat mereka melihat iklan tersebut? Godard menyangkal nilai Godard sendiri. Apa Anda serius saat berkata ini bukan sesuatu yang perlu diributkan?” protes Yuri panjang lebar.


Tidak mau memperpanjang masalah, GM pun bicara dengan sekretaris di sampingnya.



Yuri kembali ke ruang meeting tempat rekan-rekannya berada dengan wajah masam, membuat semua orang khawatir dan tegang. Tapi kemudian ia tersenyum, “Mereka menyetujui semuanya!”


Karyawan yang lain langsung bersorak gembira. Salah satu karyawan bertanya pada Yuri, apa GM bicara macam-macam. Tapi Yuri mengatakan kalau GM tidak bicara apapun.



Mikuri tengah berjalan-jalan saat dilihatnya ada sebuah robot. Di depannya tertulis kalimat bicaralah padanya. Saat disapa halo oleh Mikuri, robot itu balas menyapa.


“Apa yang bisa kaulakukan, Pepper?” tanya Mikuri.


“Aku akan membuatmu tersenyum. Aku akan menemanimu saat kesepian, dan membuatmu bersenang-senang,” ujar si robot.


Bagaimana kalau dia lebih cakap dariku? Mikuri agak khawatir.


“Akan tetapi, kau tak bisa masak, 'kan?” tanya Mikuri kemudian.


“Tidak bisa.”


Mikuri melanjutkan kalimatnya, “Kau tak bisa membuat kue ulang tahun, juga tak bisa bebersih, mencuci, atau berbelanja. Kau juga tak bisa memeluk, 'kan?” cecar Mikuri lagi. Ia kemudian sadar, kalau tidak ada gunanya membanding-bandingkan.


“Apa kau sedikit lelah? Kau tak perlu berpura-pura di depanku, oke?” ujar si robot lagi.


Mikuri pun maju dan kemudian memeluk robot Pepper itu. Kalau dikembangkan sebuah robot yang bisa berkomunikasi dan mengerjakan pekerjaan rumah, kupikir semua orang akan bahagia. Kalau itu terjadi, aku akan kehilangan pekerjaan, sih.


Tapi Mikuri tetap membiarkan dirinya memeluk robot itu dengan erat. Dan tanpa Mikuri tahu, robot itu tersipu. Ada rona merah muda di wajahnya.



Pulang kerja, Hiramasa sudah berjalan keluar bersama Igarashi. Akhirnya Kazami tidak ikut bergabung dengan mereka dan sudah pergi duluan. Mereka pun memutuskan tetap pergi ke restoran. Ingat pada Mikuri, Hiramasa minta izin untuk menulis pesan. Ia mengirim pesan pada Mikuri kalau akan pulang terlambat.


Ternyata, di seberang jalan Mikuri melihat Hiramasa tengah berjalan dengan seorang curiga. Antara yakin dan tidak percaya. Mikuri pun membaca pesan dari Hiramasa dan membalasnya dengan menanyakan keberadaan Hiramasa. Hiramasa membalas pesan itu dan mengatakan kalau dirinya masih di kantor, tanpa curiga sama sekali.


Kenapa dia berbohong? Mikuri makin curiga. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti Hiramasa dan wanita itu. Mikuri menyembunyikan dirinya dengan kantong belanjaan yang dibawanya. Hingga akhirnya Mikuri berhenti saat melihat Hiramasa dan wanita itu masuk ke sebuah restoran yang tampak keren.



Yuri berjalan pulang sendirian malam itu. Ia masih saja memikirkan ucapan bosnya tadi siang, setelah ia bicara dengan sang GM soal iklan dari cabang lain yang norak.


Setelah keluar dari kantor sang GM, berkas-berkas yang dibawa Yuri terjatuh. Ia pun terpaksa memungutinya di lantai satu per satu. Dan tanpa sengaja, Yuri mendengar obrolan sang GM dengan sekretarisnya. Mereka membicarkaan Yuri yang menurut mereka kaku. Dan itulah alasan kenapa Yuri masih sendiri hingga saat ini. Mereka berpikir Yuri sudah putus asa, jadi sikapnya selalu membuat masalah dengan sang bos.


Ucapan itu benar-benar membuat Yuri terluka.



Kazami menyusul Yuri yang tengah berjalan sendirian. Ia menyapa Yuri. Yuri heran karena Kazami tidak pergi minum. Kazami bilang kalau Numata-san tidak datang, jadi ia pergi saja dan sekarang bertemu Yuri di jalan.


“Kau yang membuatnya, 'kan?” Kazami menunjuk papan iklan kosmetik perusahaan Yuri tidak jauh dari tempat mereka. “Benar-benar keren, aku suka.”


“Mendengar ada pria berkata demikian membuatku bahagia. Membuatku sadar ada juga orang-orang yang memahaminya. Memberiku keberanian. Wanita yang merasa tertindas oleh nilai-nilai yang diberikan kepada mereka menjadi bebas. Kecantikan yang berasal dari kebebasan. Contohnya, wanita sepertiku, lajang dan berumur 50-an, dibutuhkan di masyarakat, dan bisa memberikan dukungan untuk seseorang di luar sana. Seperti "Jika dia bekerja keras, aku bisa bekerja sedikit lebih keras juga." Para perempuan yang saat ini masih sendiri, atau perempuan muda yang takut untuk hidup sendiri, jika mereka berpikir "Lihat, ada dia, 'kan? Sepertinya cukup menyenangkan." Mereka akan merasa sedikit lega, 'kan? Makanya kupikir... aku harus hidup dengan cara yang mengagumkan,” curhat Yuri panjang lebar.


“Tolong jangan berkata seperti itu,” ujar Kazami.


Tanpa sengaja, bulir-bulir air mata mengalir di wajah Yuri. Buru-buru Yuri berusaha menghapusnya, “Aduh... aku kenapa...?”


Dan saat itu, Kazami menggunakan tubuhnya untuk melindungi Yuri dari orang-orang yang lewat di sekitar mereka. Yuri kaget diperlakukan seperti itu, keduanya saling berpandangan dalam diam.



Mikuri pulang ke rumah masih dengan perasaan luar biasa kesal. Ia cemburu melihat Hiramasa berjalan dengan seorang wanita. Mikuri terus saja mengingat insiden tadi. Tampak Hiramasa berjalan dengan gembira di samping seorang wanita muda.


Meski aku memiliki ilusi, aku tak pernah membayangkan hari seperti ini akan tiba. Kebahagiaan yang timbul dari hal yang samar adalah kebahagiaan yang samar. Hubungan yang dibangun dari sebuah sistem, tidak bisa lepas dari sistem. Kalau aku berteriak seperti hari itu, apa aku akan merasa lega?


Mikuri kemudian mengambil sebuah bantal dan menutupi wajahnya dengan benda itu, “Hiramasa, Anda bodoh! Anda benar-benar menyebalkan...! Bodoh, bodoh, bodoh! BODOH!”


Sedikit pun tak lega. Ayo siapkan makan malam, lalu makan. Meskipun aku sendiri.


Mikuri tidak tahu, kalau ternyata Hiramasa sudah masuk rumah sejak tadi dan memerhatikan Mikuri yang berteriak di balik bantal.



Antara kaget dan kesal, Mikuri berniat pergi. Hiramasa berusaha menghentikannya dengan menahan tangan Mikuri. Tapi Mikuru buru-buru menghempaskan tangan Hiramasa.


“Maaf, aku menyentuhmu,” sesal Hiramasa.


“Tak apa-apa menyentuhku! Meski kupikir tak apa-apa jika kau yang menyentuhku, kenapa Anda tidak mengerti juga? Kukatakan sekali lagi, meski aku tak suka melakukannya. Aku benci perasaan ini,” ujar Mikuri.


“Maksudmu kau benci tinggal bersamaku?” Hiramasa bingung.



Mikuri kembali ke dalam. Ia masih belum bisa menemukan cara menjelaskan perasaannya pada Hiramasa.


“Buatku, kau sudah menjadi seseorang yang tak bisa kulepaskan begitu saja,” ujar Hiramasa.


“Itu tidak adil!” potong Mikuri cepat. “Bagaimana bisa Anda berkata seperti itu? Bukankah itu hanya akan membuatku makin suka padamu? Makanya aku membencinya, karena hanya aku sendiri yang suka. Akan lebih baik kalau Anda bilang suka padaku.”


“Aku suka... kok.”


“Itu kedengarannya seperti terpaksa...” komentar Mikuri, masih kesal.


“Bukan begitu!”


“Bukan sebagai pekerja, lho. Anda belum pernah bertemu gadis lain selain diriku sebelumnya?” tanya Mikuri.


“Belum pernah, jadi aku tak bisa bicara banyak, tetapi...”


Lagi-lagi ucapan Hiramasa dipotong oleh Mikuri, “Anda baru saja melakukannya, 'kan? Gadis imut berambut panjang. Aku melihat kalian berdua masuk ke dalam restoran.”


Hiramasa pun akhirnya mengerti maksud Mikuri. Ia mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya dan menyodorkannya pada Mikuri. “Soba mentah. Ini hadiah untukmu. Seorang gadis yang mewakili salah satu klien kami, bilang ada restoran soba yang ingin direkomendasikannya, dan menyarankanku untuk membeli oleh-oleh untuk istriku. Jadi, aku beli ini.”



Mikuri kaget dengan kenyataan satu ini. Dia pun berdiri membelakangi Hiramasa, “Dalam pesan tadi, Anda berbohong dan berkata ada di kantor.”


“Kami buru-buru, jadi kupikir tak ada bedanya,” ujar Hiramasa.


“Perbedaannya besar sekali! Kalau Anda berbohong dan berjalan-jalan dengan seorang gadis... Siapa pun akan...”


“Maaf, Boleh aku memastikan sesuatu? Maaf jika aku salah. Aku tak bermaksud terdengar sombong. Apa kau...cemburu?” tanya Hiramasa akhirnya.


Mikuri masih saja membelakangi Hiramasa. Ia tidak berani menatap Hiramasa sama sekali, “Bodoh! Bukankah sudah jelas? Hiramasa, Anda benar-benar bodoh.”


Hiramasa akhinya menyadari sesuatu. Senyum di wajahnya pun makin lebar. Ia bahkan menutupinya dengan tangannya. (aih, om Gen kalau senyum gini tuh manis banget sih. Terus, senyum tersipunya itu lho ... bikin gemes. Rasanya kayak asli banget)


Mikuri berbalik dan menemukan Hiramasa tersenyum, “Kenapa Anda tertawa?”


“Aku hanya berpikir "imut sekali". Aku selalu berpikir betapa menyenangkannya kalau kau suka padaku.”


“Selalu?” Mikuri minta kepastian.


“Selalu. Aku mencoba tak memikirkannya.”


Kemarahan Mikuri akhirnya menguap seluruhnya, “Hari ini hari Selasa.” Mikuri memberikan kode soal pelukan.


Hiramasa mengerti. Ia pun menarik Mikuri dalam pelukannya, “Mulai sekarang meski bukan hari Selasa, apa boleh aku memelukmu, Mikuri?”


“Hari apa pun.” Mikuri makin tenggelam dalam pelukan Hiramasa. “Kapan pun.”


“Bahkan hingga pagi hari,” pinta Hiramasa. Ia melepaskan pelukan Mikuri. “Maaf, aku lagi-lagi...Maukah kau tetap bersamaku hingga pagi hari?”


Sekarang giliran Mikuri yang memeluk Hiramasa duluan, “Ok,” janjinya.


Yang kami butuhkan bukan membangun kembali sistem yang ada, melainkan saling mengutarakan perasaan kami yang sesungguhnya.



Numata-san rapat bersama para atasan perusahaan di kantor. Saham perusahaan partner resmi dijual. Artinya, mereka benar-benar akan kehilangan banyak proyek. Dan sebagai konsekuensinya, mereka akan memecat beberapa karyawan.


“Daftar yang akan dipecat? Numata yang memilihnya?”


“Aku tidak mau memilih,” elak Numata-san.



Hiramasa tengah duduk di ranjangnya saat Mikuri mengintip dari celah pintu sambil memeluk bantalnya sendiri.


“Apa aku boleh masuk...?” ujar Mikuri.


“Ah... kau boleh...Ah... kau boleh ma... ah... S-silakan,” ujar Hiramasa canggung.


BERSAMBUNG


Pictures and written by Kelana


Kelana’s note :


Cieeee ... akhirnya mereka saling jujur soal perasaan masing-masing. Susah amat buat jujur aja, butuh sampai 9 episode. Kekekeke. Tapi kalau nggak gini, nggak jadi cerita ya.


Duh, ini Hiramasa juga terancam dipecat deh kayaknya. Kira-kira dia bakalan dipecat benaran nggak ya? Terus kalau Hiramasa dipecat, bagaimana nasib Mikuri dan kelanjutan hubungan mereka.


Iya, iya, pasti pada penasaran sama gambar terakhir kan? #ehe. Udah bisa nebak apa yang akan terjadi dari gambar terakhir di atas. Eits, tapi Na ingatkan sekali lagi ya, jangan terlalu banyak berharap deh. Ntar kalau jatuh, syakiiiiit. #spoiler. Masih ada dua episode lagi, jadi masih ada masalah lain pada Hiramasa dan Mikuri yang harus mereka selesaikan bersama.


Sampai jumpa di bagian berikutnya. ^_^