PREVIEW Signal (2018)

22.20.00 1 Comments
Saatnya ... dorama. Yay! Halo, Kelana nulis review lagi nih. Hehe ... tau deh, sudah terlalu lama menghilang ya. Semoga tulisan kali ini masih layak baca ya. Selamat membaca.


preview signal jp
 

Signal; Long-Term Unsolved Case Investigation Team

Romaji : Shigunaru: Choki Mikaiketsu Jiken Sosahan
Sutradara : Akira Uchikata, Kosuke Suzuki
Penulis naskah : Ozaki Masaya (Chinmoku Houtei, Chanpon Tabetaka, Black President)
Karya Asli : Signal oleh Kim Eun-hee
Jaringan tayang : Fuji TV, KTV
Genre : Suspense
Tanggal rilis : 10 April  2018
Waktu tayang : Selasa, 21:00-21:54
Bahasa : Jepang
Negara : Jepang


Remake dari drama Korea dengan judul yang sama ini diperankan oleh aktor-aktor yang tidak sembarang. Cek siapa aja mereka yuk.

Sakaguchi Kentaro sebagai Saegusa Kento
Seorang polisi dari departemen kepolisian Metropolitan Tokyo, wilayah Josai. Saat masih kecil, kesaksiannya tentang penculikan seorang anak kecil tidak dianggap, kakaknya bunuh diri. Insiden ini membuatnya terluka dan tidak lagi percaya pada polisi. Tapi dia memiliki kemampuan profiling yang luar biasa. Dia ingin mencari tahu kebenaran kasus kakaknya.
 
Kitamura Kazuki sebagai Oyama Takeshi
Seorang detektif pada Divisi investigasi kriminal wilayah Josai yang berkomunikasi dengan Saegusa Kento melalui walkie-talkie. Dia tidak suka dengan ketidakadilan dan sangat dalam terlibat dalam investigasi kepolisian. Hal ini yang membawanya tahu keburukan rekan-rekan dan atasannya. Tapi dia menginvestigasi kasus dengan rasa keadilan tinggi. Suatu hari dia menemukan tersangka korupsi dan menghilang ...

Kichise Michiko sebagai Sakurai Misaki
Seorang polisi dari wilayah Josai yang menjadi partner Saegusa Kento. Dia adalah pimpinan tim unit investigasi kasus dingin yang bertugas menyelesaikan kasus tak terlesaikan. Saat masih baru, Oyama Takeshi adalah instruktornya. Dia mendapat pembelajaran ketat dan akhirnya berubah menjadi detektif handal. Dia percaya diri dan punya keinginan kuat. Penculikan dan pembunuhan seorang gadis kecil membuatnya berkenalan dengan Kento.

Watabe Atsuro sebagai Nakamoto Shinnosuke
Pimpinan tim investigasi kriminal di Kepolisian Metropolitan Tokyo yang sangat berkuasa. Dia bekerja untuk beberapa politikus dan perusahaan besar, dan mendapatkan kekuasaannya ini dengan cara-cara tidak benar.

Komoto Masahiro sebagai Iwata Kazuo
Bawahan langsung Nakamoto Shinosuke yang selalu memerhatikan Saegusa Kento dan Sakurai Misaki yang mencoba mengungkap rahasia kasus lampau. Dia pernah melakukan investigasi bersama Oyama Takeshi, tapi sebuah insiden membuatnya jadi kaki tangan Nakamoto.

Selain tokoh-tokoh ini, ada juga tokoh lain seperti anggota tim investigasi kasus dingin, kakak Saegusa Kento dan juga dokter forensik.

Story :
Lima belas tahun silam, seorang gadis kecil diculik sepulang sekolah. Saegusa Kento yang masih tingkat pertama, melihat gadis itu diajak pergi. Polisi mencari tersangka penculikan seorang pria. Meski Kento mengatakan pada polisi kalau pelakunya wanita, mereka tidak memedulikan Kento. Beberapa hari setelahnya, gadis kecil itu ditemukan meninggal. Detektif Oyama Takeshi, Iwata Kazuo dan yang lain di bawah chef Nakamoto Shinnosuke melakukan investigasi. Tapi mereka tidak menemukan pelakunya. Kasus ini tidak terpecahkan selama 15 tahun dan mendekati batas akhir.

Kento mempelajari profiling dan akhirnya menjadi polisi. Tapi dia tidak benar-benar percaya pada polisi akibat insiden di masa lalunya. Akibatnya, detektif senior Sakurai Misaki dan Yamada Tsutomu selalu memerhatikannya.

Suatu malam, Kento dihubungi seseorang dari walkie-talkie yang seharusnya dimusnahkan. Suara itu adalah seorang detektif bernama Oyama yang menyebut Kento sebagai asisten inspektur. Dia mengatakan, mengejar kasus itu atas petunjuk Kento. Dia mendatangi rumah sakit berdasarkan informasi dari Kento dan menemukan jasad pria yang dicari karena kasus penculikan anak kecil, tergantung di sana.

Kento tidak kenal dengan Oyama dan sulit percaya dengan kisah tiba-tiba itu. tapi, kata-kata Oyama yang mengatakan kalau (jasad) pria itu terbunuh dan penculik sebenarnya adalah orang lain, terus terngiang di kepalanya. Jadi Kento mencari tahu dengan datang ke rumah sakit seperti yang dikatakan lewat walkie-talkie itu. Meski Oyama tidak ada di sana, Kento menemukan tulang belulang seperti yang dikatakan. Setelah itu, Kento terus berkomunikasi dengan detektif itu. Kento akhirnya tahu kalau detektif itu adalah seseorang yang hidup di masa lampau. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan kasus.

Website: www.ktv.jp/signal

Kelana’s note :

Signal versi Jepang! Ok, Na ngefans dengan Signal versi Korea. Jadi waktu ada berita kalau akan ada remake versi Jepangnya, Na penasaran banget. Dan ... setelah menunggu tiga hari, akhirnya bisa download juga dorama ini.

Waktu lihat cast-nya, Na langsung bilang WOW! Iya, we o we banget. Ada tante Kichise Michiko yang seksi+cantik, cocok banget sama karakter asalnya. Ada om Kitamura Kazuki yang nggak perlu diragukan lagi aktingnya. Dan aktor senior, om Watabe Atsuro yang ... uwa. Dan yang pasti ada Sakaguchi Kentaro yang memerankan detektif muda profiler, Saegusa Kento.

Karena ini adalah drama remake, Na nggak akan banyak spoiler apalagi membandingkan. Na nggak mau pasang harapan terlalu tinggi. Tapi memang biasanya drama adaptasi yang dibuat Jepang, akan beda dengan versi aslinya. Kalau lihat episode pertama, kasusnya sama persis dengan kasus di episode pertama Signal aslinya. Belum tahu dengan kasus-kasus berikutnya. Tapi yang jelas, di episode pertama yang tayang 10 April kemarin ini, timeline yang digunakan berbeda dengan versi Korea. Sepertinya akan ada banyak penyesuaian kasus di sini. Termasuk kasus-kasus apa saja yang akan muncul di episode berikutnya.

Oh ya, ngomongin soal villain nih ya, kalau di Signal korea ada Lee Sang Yeob, pemeran villain ‘mas kresek’ yang legendaris itu, Na berharap villain di versi Jepang ini juga nggak kalah keren. Sebut aja Gackuto. Na pernah nonton dia jadi villain di drama lama, Mr.Brain (2009), dan aktingnya keren pake banget. Tapi seperti si om ini lagi sibuk dengan drama barunya ya, hmmm. Atau bisa juga suaminya mbak Horikita Maki, om Yamamoto Koji. Peran villainnya di drama ‘Perfect Insider’ di tahun 2014 juga benar-benar menghibur. Nah, kalau top villain Na sebenarnya adalah bang Narimiya Hiroki. Perannya sebagai villain di banyak drama benar-benar memuaskan. Bikin pengen nimpuk sendal saking keselnya sekaligus bikin kangen. Sayangnya, kemungkinan sangat kecil dia mau ngedrama lagi. Ah sudahlah. Yang jelas, siapapun yang nanti akan memerankan karakter villainnya, semoga keren dan memuaskan ya.

Oh ya, salah satu kebiasaan drama Jepang yang merupakan remake, adalah mengundang aktor dari drama aslinya menjadi cameo. Ah, kenapa Na berharap kalau yang muncul adalah Park Hae Young a.k Lee Je Hoon ya? Maaf deh, nggak bermaksud delulu. Tapi semoga gitu, hehe #maksa

Oh ya, selain karena ceritanya, daya tarik lain dari drama ini adalah OST-nya yang sudah rilis lebih dulu. Kali ini tim produksi Signal menggandeng BB asal Korea, BTS. Salah satu lagu mereka yang berbahasa Jepang dijadikan OST dorama ini. kyaaaa ...

Duh, kebanyakan ngobrol nggak jelas nih. Malah lupa belum bahas lead aktor kita, Sakguchi Kentaro. Sebenarnya, Na belum pernah sih nonton dramanya Sakaken. Tapi dari banyak berita yang beredar, dia cukup terkenal. Dan aktingnya di episode pertama Signal juga lumayan bikin segar mata, haha.

Ok, terakhir selamat menonton. Dan untuk kawan-kawan yang baru bergabung dalam jagad dorama a.k dorama-land, mohon jangan kaget dengan ritme yang agak berbeda. Karena video tidak bisa didownloat langsung esok harinya, dan subtitle yang harus menunggu berhari-hari. Jangan menyerah ya, Gais,

Untuk episode satu #Signal #Signal_JP ini, Na kasih delapan dari sepuluh deh. Buat yang ingin nyimak obrolan Na yang lain, silahkan cek tagar #Signal dan #Signal_JP di twitter ya. Kedua tagar itu yang Na gunakan untuk ngobrolin Signal di twitter.

Disclaimer :
Artikel asli dari jdramas.wordpress.com dan asianwiki/Signal. Na hanya menerjemahkan dan mengomentarinya. ^_^

SINOPSIS Final Cut 01 part 2

12.38.00 1 Comments
Sinopsis Final Cut episode 01 part 2. Sekali lagi, sang pembawa acara, Momose-san berhasil menyelamatkan situasi. Laporan langsung tentang kematian salah satu penyanyi senior berhasil dilakukan dengan baik.

sinopsis final cut episode 01

Produser Ide bertemu dan makan malam bersama dua petinggi kepolisian. Mereka memuji Momose-san yang—sekali lagi—dengan kemampuannya berhasil menyelamatkan situasi siaran langsung.

Obrolan beralih pada kasus baru, tentang kematian seorang mahasiswa. Rupanya Ide-san memanfaatkan situasi ini untuk menggali informasi dari kedua petinggi kepolisian itu. Makan malam sebagai sebuah strategi bisnis.



Hari sudah gelap dan polisi yang lain kebanyakan sudah pulang. Tapi chef Takada Seiichiro masih ada di kursinya. Ia membuka-buka arsip laporan investigasi lama. Sebuah kasus yang terjadi 12 tahun silam, tentang seorang gadis kecil yang ditemukan meninggal.

Kasus yang membuat kehidupan Nakamura Keisuke dan ibunya, Kyoko berubah total. Kasus yang membuat Keisuke menyimpan dendam tersendiri pada media. Chef Takada adalah salah satu detektif yang menangani kasus itu dulu.



Hari itu Ide-san datang bersama istrinya untuk menyaksikan latihan olahraga putra mereka. Tapi Ide-san justru asyik dengan ponselnya hingga ditegur oleh istrinya dan berakhir kesal.

Tidak jauh dari sana, sebuah mobil terparkir di dekat pagar luar. Keisuke menyaksikan rekaman dari laptopnya. Tapi gambar di sana perlahan mendekati mobilnya. Dan Keisuke sadar ia telah ketahuan. Ide-san mengetuk kaca mobil Keisuke dan mengajaknya keluar. Rupanya Ide-san tahu kalau ponselnya disadap.

“Aku lihat mobil ini semalam. Kau ingin memanfaatkanku? Apa tujuannya? Majalah mingguan? Atau web? Semua yang kulakukan selalu luar biasa. Dengar, apapun yang kau lakukan, programku tetap luar buasa. Menyadap orang lain adalah kesalahan. Katakan pada bosmu, meski kau menguntitku, kau tidak akan dapat apapun!” ancam Ide-san lalu beranjak pergi.

Keisuke tidak mengatakan apapun. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya ada di pikiran Keisuke.



Wakaba curhat pada kakaknya, Yukiko. Ia kesal karena tidak bisa menghubungi kekasihnya. Wakaba berpikir kalau ia bisa datang ke tempat kekasihnya dan membuat makanan di sana.

“Begitulah pria, kalau kencan pasti meminta kekasihnya untuk memasak bagi mereka,” komentar Yukiko.

Jelas Wakaba tidak terima dikatai seperti itu oleh kakaknya. Tapi sekarang giliran dia yang penasaran dengan kisah kakaknya. Seorang pria misterius—mengesankan yang ditemuinya di museum.

“Aku tidak bertemu dengannya lagi sejak itu. Aku juga tidak tahu nomernya,” aku Yukiko agak tersipu.

“Kenapa kau tidak memintanya?!”



Dokter yang merawat Mizuki menemui orang tua Mizuki. Dokter itu mengaku akan mengundurkan diri. “Aku sudah membuat reputasi rumah sakit jadi buruk. Aku terlalu terlibat dengan banyak pasien dan keluarga mereka. Aku berdoa untuk kesuksesan operasi Mizuki,” pimit sang dokter lagi.

Kedua orang tua Mizuki tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dokter itu menjadi pusat perhatian orang karena acara The Premiere Wide. Dan kini ia terpaksa harus menyingkir dari sana.

Orang tua Mizuki menemui putri mereka di kamarnya. Mizuki tengah asyik bermain dengan kertasnya. Ia berniat memberikan hasil origaminya pada dokter yang merawatnya.

“Mizuki benar-benar menyukai dokter?” tanya ibunya yang dijawab dengan anggukan lucu dan senyum manis Mizuki.



Kedua orang tua Mizuki menemui Ide-san. Mereka meminta agar Ide-san minta maaf pada rumah sakit. Akibat acara mereka dan liputan soal Mizuki, sekarang rumah sakit dan dokter menjadi pusat perhatian dan cemoohan masyarakat.

“Kenapa harus? Pertama, aku tidak mengkritisi rumah sakit,” elak Ide-san.

“Tapi Anda berbohong,” protes ibu Mizuki.

“Bohong?” pertanyaan sarkas Ide-san. “Terimakasih sudah datang ke sini, tapi interview itu adalah hasil reportase tim lapangan, termasuk status saat ini dari keadaan kesehatan masyarakat Jepang. Ini lebih dalam, jadi kami menginterpretasikannya.”

Ide-san tetap tidak mau melakukan permintaan pasangan orang tua Mizuki itu. Ia merasa kalau laporan investigasinya sudah tepat dan mereka tidak perlu khawatir efek yang dialami rumah sakit atau dokter. Ide-san bahkan meminta agar orang tua Mizuki itu bersabar sedikit lagi, karena target biaya operasi yang dikumpulkan hampir tercapai. Ia meminta orang tua Mizuki tutup mulut saja dan konsentrasi soal kesembuhan Mizuki.

(di satu sisi, media membuat liputan mereka untuk membantu Mizuki ini. Tapi di sisi lain, ‘drama’ yang diciptakan dari liputan itu membuat rumah sakit dan dokter menjadi pihak yang tersudut atas pengobatan Mizuki yang belum selesai. Serba salah jadinya)



“Apa maksudnya ini?!” ujar Ide-san dengan geram pada orang yang ada di depannya, di studio The Premiere Wide yang telah sepi.

Di sana Kisuke berbalik saat tahu kalau tamunya sudah datang.

“Bagaimana nomerku bisa ... Aku akan panggil keamanan!” ancam Ide-san.

Tapi Keisuke tidak takut sama sekali. Ia justru memberikan selembar kertas pada Ide-san. Kertas dengan sebuah alamat di sana.

“Apa ini?”

“Kau penasaran? Ayo kita saksikan!” Keisuke menghitung mundur dari tiga dan layar yang ada di ruangan itu kemudian menyala.

Di sana diputar sejumlah video rekaman kegiatan Ide-san selama di kantor. Koran paginya yang ternyata adalah tampilan mesum, umpatan kasarnya pada pengendara taksi di pagi hari, hingga strategi-strategi kotornya untuk menyusun acara selama di kantor. Dan terakhir perselingkuhannya dengan ibu salah seorang teman anaknya.

“Ini penipuan!” elak Ide-san.

“Ini sesuatu yang bisa kau buat. Kamera bisa membunuh orang. Kau yang mengajariku itu,” ujar Keisuke kemudian.

“Apa tujuanmu?”

“Sepertinya kau tidak ingat. Peristiwa terjadi silih berganti, tapi bagiku itu sekali seumur hidup. 12 tahun lalu, kau membuatnya tanpa izin ... “ pada insiden 12 tahun silam, Ide-san membuat liputan soal ibu Keisuke, Kyoko-san. Meski sebenarnya ada tersangka lain yang diketemukan dan insiden itu masih diselidiki polisi, Ide-san membuat investigasi sendiri dan sejumlah asumsi yang belum tentu benar soal Kyoko-san. Akibatnya, semua mata publik mengarah pada Kyoko-san. Ia pun semakin tersudut, meski sebenarnya dirinya bukan pelakunya. Semua karena kamera Ide-san, hingga membuat Kyoko-san depresi dan akhirnya bunuh diri.

“Kenapa kau membuat seolah ibuku pelakunya, padahal polisi tidak mengumumkan apapun? Bahkan tersangkanya, orang lain!” teriak Keisuke.

Ide-san tidak mau kalah, ia juga berteriak, “Aku tidak tahu! Tidak pernah mendengar soal itu!” elaknya.

Keisuke perlahan sudah lebih tenang, “Aku akan kembali menemuimu. Siaplah dengan permintaanku. Aku tahu, kau tidak bisa menolaknya, selama ini ada di sini,” Keisuke menunjuk kertas yang tadi diberikannya pada Ide-san. Di kertas itu ada alamat tempat video tadi tersimpan. “Apakah ini akan dipublikasikan pada dunia? Aku yang akan memutuskannya. Aku yang akan mengedit hidupmu. Ini artinya ... potongan finalmu!”



Hari berikutnya, meeting tim The Wide Premiere. Produser Ide meminta pada pembawa acara Momose-san untuk minta maaf pada orang tua Mizuki, karena insiden rumah sakit dan dokter. Mendengar hal ini, Momose-san marah besar. Ia mengambil plakat penghargaan acara mereka dan memukul-mukulkannya ke meja hingga patah dan hancur. Ini membuat para staf ketakutan.

“Berita besar! Seorang pria mengalami masalah besar. Para gadis dan orang muda ada di tengahtengah. Orang dewasa dan anak-anak memiliki mata berbinar, rasa tertarik dan empati. Semua orang menunggu hal seperti itu. Kau mau minta maaf soal kata-katamu sebelumnya? Apa kau tahu? ini seperti cerita lama yang tersembunyi. Setiap hari wajah ini menunjukkannya dan mengatakan ‘berita besar’. Lain kali, yang akan hancur adalah kau!” ancam Momose-san

Produser Ide-san tidak bisa berkutik lagi. Ia tidak berani membantah Momose-san. Setelah kemarahannya mereda, Momose-san kemudian meminta mereka untuk mulai meeting hari itu.



Sementara itu, di kepolisian, Chef Takada menyambut dua orang anggota barunya. Ia heran, karena berdasarkan data yang masuk, harusnya ada satu orang lagi yang datang. Chef Takada kemudian menemui satu orang lagi di ruangan arsip.

“Biar saya perkenalkan diri, saya Nakamura Keisuke dari Divisi kepolisian Togoshi yang mulai ditugaskan hari ini,” ujar Keisuka usai memberikan hormat.

Chef Takada menyambut hangat anggota barunya ini, “Aku paham, ahli IT. Seperti kau lihat, sistem data kita tidak urut. Kuserahkan padamu (untuk membereskannya),” ujar Chef Takada lalu berbalik pergi. “Apa kau penasaran, kasus itu?” chef Takada berhenti saat mengetahui kalau Keisuke tengah membaca data sebuah kasus.

“Aku hanya penasaran, ada kasus seperti itu,” ujar Keisuke tetap dingin.

“Itu cukup berisik. Entah orang yang penting atau korban ... “

“Saya dengar dari senior, ada pria misterius,” Keisuke memotong ucapan sang Chef. “Kepala tempat penitipan anak itu melihatnya beberapa kali, bagaimana?

“Tapi dia punya alibi,” elak Chef Takada. “Si adik, Wakaba dan Yukiko mengatakan kalau malam itu mereka melihat sang kepala sekolah. Bukankah investigasimu luar biasa, Nakamura Keisuke-kun?”

Chef Takada baru akan pergi saat Keisuke kembali menghentikannya. Ia menunjukkan laporan insiden itu, ada satu halaman yang hilang. Tampak kalau halaman itu sengaja disobek.

“Karena kertas itu, aku ingin kau menggantinya,” ujar Chef Takada sebelum pergi.

(udah beberapa kali Kame berpartner dengan si om ini. Dan entah kenapa, hubungan mereka selalu aneh. Antara partner dan musuh)



Yukiko sudah kembali ke rumah saat ayahnya pulang. Mereka heran akrena Yukiko pulang cepat. Yukiko mengatakan kalau hari itu tidak ada banyak pekerjaan, hingga ia pulang cepat.

Keluarga Ogawa gambaran keluarga bahagia. Yukiko adalah anak kedua dan Wakaba adalah anak ketiga. Sementara itu, masih ada satu orang lain anak laki-laki keluarga itu yang kini berada di luar negeri.



Hanya ada satu tujuanku, untuk memberitahukan mereka, ada hukuman untuk tiap kejahatan.

Yukiko baru saja keluar dari gelari saat seseorang mendekat. Pria yang ditemuinya beberapa hari yang lalu. Keisuke, yang mengaku pada Yukiko bernama Yu.

“Kudengar kau sudah selesai hari ini.”

“Aku menghawatirkan sesuatu. Aku ingin memberikanmu ini saat bertemu lagi,” Yukiko menyerahkan amplop pada Yu.

“Terimakasih.”

Keduanya bertukar senyum dan berjalan beriringan.



BERSAMBUNG

Sampai jumpa di Final Cut 02 part 1.

Pictures and written by Kelana

SINOPSIS Final Cut 01 part 1

08.30.00 0 Comments
Sinopsis Final Cut episode 01 part 1. Kisah ini dimulai 24 tahun silam. Nakamura Keisuke kecil hidup bahagia bersama ibunya, Nakamura Kyoko yang memiliki tempat penitipan anak. Kehidupan Keisuke yang bahagia berubah suram, saat seorang gadis kecil dari tempat penitipan anak milik ibunya ditemukan terbunuh.

sinopsis final cut episode 01

Sebuah acara televisi, The Premiere Wide menayangkan kasus ini dan membuat ibunya, Kyoko-san seolah menjadi tersangkanya. Kyoko-san makin tersudut oleh tayangan televisi itu hingga masyarakat pun menjadi membencinya. Situasi yang makin buruk ini membuat Kyoko-san mengakhiri hidupnya. Saat itu, Keisuke masih SMA. Dan saat ini, Keisuke kembali untuk membalas dendam pada orang-orang yang sudah menyudutkan hidupnya dan mencari pelaku sebenarnya kasus 12 tahun silam itul.



“Aku tidak mau bertemu denganmu lagi!” keluh seorang wanita cantik bermantel bulu.

Tapi pria muda itu tidak terlalu menanggapinya. Ia justru sibuk mengarahkan alat pengambil sebelum akhirnya berhasil membuat satu buah boneka babi keluar dari kotak game. Sang pria pun memberikannya pada wanita cantik itu, Ogawara Wakaba. Wakaba yang tadinya kesal perlahan melunak. Rayuan boneka babi ternyata berhasil membuat Wakaba tidak jadi marah.



Saat di rumah, Wakaba bersemangat menceritakan tentang kekasihnya, pada kakaknya Ogawara Yukiko. Meski kakaknya itu sebenarnya tidak terlalu tertarik. Meski senang, Wakaba kesal juga. Karena meski sudah dua bulan kencan, tapi kekasihnya itu belum juga mengajak Wakaba ke tempatnya. Padahal Wakaba sudah memakai bra mahal tiap bertemu dengan kekasihnya itu.

“Karena itu pakaian dalammu belakangan jadi bermerk?” ujar Yukiko menyindir adiknya.

Wakaba cukup kesal. Tapi ia heran karena kakaknya itu tidak pernah bercerita soal pacar atau apapun. Padahal Yukiko cukup cantik. Tiap kali Yukiko mengatakan soal tipe idealnya, Wakaba selalu menganggapnya terlalu tinggi.

“Memangnya dia seperti apa?” tanya Yukiko kemudian.

“Takahashi Mamoru, seorang karyawan biasa,” Wakaba menyebutkan nama kekasihnya itu.



Yukiko berjalan gontai di galeri yang kosong. Ia baru saja bicara dengan atasannya. Situasi galeri lukisan itu tidak terlalu baik. Tidak banyak pengunjung yang datang, padahal mereka tetap harus menghasilkan uang.

Seorang pria mendekati sebuah lukisan. Saat Yukiko lewat, pria itu bicara padanya, “Lukisan ini tentang harapan kan?”

Yukiko berhenti, “Kalau kau pikir begitu, pasti begitu.”

“Senang bisa datang ke sini,” ujar si pria lagi. “Aku mempelajarai lukisan. Aku ingin melihat hal seperti ini. Aku Yoshikawa Yu.”

“Saya Ogawara Yukiko. Silahkan kembali lagi,” ujar Yukiko pula.

“Tentu saja.”



Pria itu, Nakamura Keisuka. Ia mengaku bernama Takahashi Mamoru pada Ogawara Wakaba dan Yoshikawa Yu pada Ogawara Yukiko. Ia pulang ke apartemennya di lantai dua. Di sana ada satu ruangan dengan seperangkat komputer lengkap. Dan satu orang yang tengah duduk menghadap komputer.

Mereka mengelola sebuah website beralamat di NMP.info.net. Di website ini mereka mengelola konsultasi tentang orang-orang yang merasa dirugikan oleh media. Keisuke melihat ke arah layar yang ditunjuk rekannya. Ada klien baru yang menunggu mereka.



Hari berikutnya ...

Keisuke turun dari bis. Dia bertemu seorang wanita. Mereka pun bicara di sebuah kafe. Wanita itu memerlihatkan sejumlah video dari laptopnya pada Keisuke.

“Program ini, The Premiere Wide. Putri kami, Mizuki berusia 4 tahun dan mengalami kelainan jantung. Obat sulit untuk menanganinya. Satu-satunya jalan adalah transplantasi jantung. “

Kisah Mizuki ini rupanya diangkat oleh The Premiere Wide. Mereka membahas tentang keluarga Mizuki yang menunggu donor yang ternyata butuh biaya yang tidak sedikit. Di Jepang sendiri, kasus kelainan jantung ini hanya 11 kasus dalam 5 tahun. Satu-satunya cara dengan melakukannya di luar negeri. Karena tayangan ini, keluarga Mizuki pun banyak mendapat bantuan biaya. Termasuk pengumpulan biaya yang dilakukan oleh para sukarelawan.

“Masalahnya setelah ini. Mereka membuat seolah-olah situasinya benar-benar gawat. Rumah sakit dan dokter seolah tidak memberikan pelayanan dengan baik untuk Mizuki,” ujar si ibu.

Sejumlah video menunjukkan situasi di rumah sakit. Situasi sebenarnya adalah pemeriksaan biasa. Tapi dengan editan kamera, situasi dibuat seolah dalam keadaan gawat. (dibikin drama gitu lah ya). Salah satu cuplikan juga menayangkan wawancara orang tua Mizuki yang mengatakan kalau keadaan Mizuki dalam bahaya.

Tayangan ini kemudian memancing netizen untuk berkomentar. Kebanyakan dari mereka menyalahkan rumah sakit dan dokter yang dianggap tidak memberikan pelayanan dengan baik. Cuplikan wawancara orang tua Mizuki pun adalah wawancara saat mereka baru saja mengetahui kondisi Mizuki, bukan wawancara terbaru. Tapi di tangan editor, video digabungkan dan dibuat seolah semua pada saat yang hampir bersamaan dan saling terhubung. Sehingga seolah orang tua Mizuki menyalahkan rumah sakit.

“Itu artinya cara untuk membuat terkesan,” gumam Keisuke.



Keisuke pun mengekor ke rumah sakit.

“Semuanya dalam situasi baik. Mizuki akan segera bisa mendapatkan transplantasi organ dan saat ini tengah dipersiapkan semuanya. Kami sangat berterimakasih pada ruma sakit.”

Sayangnya, akibat tayangan di televisi itu, situasi seolah memojokkan rumah sakit dan dokter yang tidak becus bekerja. Kedua orang tua Mizuki sangat menyesalkan hal itu.

“Apa kalian sudah protes?” tanya Keisuke pula.

“Ya, pada produser, Ide-san,” ujar ayah Mizuki. “Tapi saat aku mencoba menghubunginya lagi, tidak bisa.”

Keisuke pun mengerti dengan maksud dari pasangan orang tua Mizuki itu. “Serahkan saja pada kami.” Keisuke mengerti benar siapa Ide-san sang produser ini. Karena orang itu juga orang yang sama yang pernah ada pada kasus ibunya 12 tahun silam.



Sementara itu, di sebuah hall tengah dilangsungkan pesta. Ada penyerahan penghargaan untuk produser Ide Masaya atas programnya The Premiere Wide.

The Premiere Wide mendapat tiga penghargaan. Setelah bergabung, Ide-san mengurusi departemen penyiaran dan membuat konsep baru soal berita dan akhirnya menjadi produser The Premiere Wide. Tiap pagi selalu berangkat lebih awal dari yang lain dan selalu membaca koran. Tampaknya memang merupakan bakat bawaan. Selalu bertemu orang dan mendengarkan suara mereka. Di rumah, dia hanyalah seorang ayah. Istrinya juga aktif sebagai model, Emma-san.

Dalam acara itu, Ide Masaya disanjung oleh penyelenggaran penghargaan. Tapi di belakang, anggota timnya justru membicarakan hal-hal buruk tentang Ide-san. Mereka tidak tahu, kalau ada orang lain yang juga menguping pembicaraan mereka itu.



Daichi masih asyik dengan camilannya sambil memerhatikan deretan monitor di depannya. Sementara itu, Keisuke ikut memerhatikan sambil merapikan pakaiannya.

“Sejak kita memulai site ni, kita bisa melihat pergerakan mereka dengan baik,” ujar Daichi.

“Karenamu aku bisa memerhatikan mereka terus.”

“Kerja?” Daichi heran melihat Keisuke sudah rapi.

“Shift malam mulai dari sekarang. Keputusan resmi dari perubahan,” ujar Keisuke. Ia kemudian mengambil ponsel lama milik ibunya. Di layar, ada foto dirinya dan ibunya beberapa tahun silam. Dan foto inilah yang jadi alasan semangat Keisuke.



Sang pembawa acara, Momose-san tampak berjalan di lorong gedung. Ia masih asyik dengan teka teki silangnya, saat produser Ide-san menyapa dan berjalan di sisinya. Mereka menuju ruangan meeting.

Agenda pertama meeting adalah membahas ide baru untuk program mereka. Dua orang anggota baru dipuji oleh Momose-san karena ide baru mereka. Beda dengan hari kemarin, sang produser Ide-san justru tampak sangat patuh pada Momose-san.

Sementara staf lain juga berada di ruangan mereka, bosan karena belum ada pekerjaan. Lalu terdengar suara pemberitahuan yang menyebutkan jika penyanyi senior Iori-san meninggal karena kegagalan organ. Para staf itu langsung bangun dan bersiap. Mereka membawa barang-barang mereka lalu beranjak pergi. Sayangnya mereka tidak tahu kalau ada satu orang pekerja paruh waktu yang tertinggal. Pekerja itu dengan cekatan mengganti salah satu agenda di meja Ide-san dengan agenda lain yang sudah dilengkapi kamera mini. Dia ... Daichi.



Hari itu ada siarang langsung The Premiere Wide. Para staf sudah bersiap di studio. Sementara itu, staf yang tadi meliput kematian sang penyanyi senior, tengah melakukan editing video di ruangan editing. Mereka berniat menyiarkan laporan kematian itu di awal acara. Setelah editing selesai, salah satu staf berlari menuju studio berada beberapa lantai di bawahnya.

Sementara itu di ruangan siaran, semua mulai panik. Acara harus segera dimulai, tapi video yang ditunggu belum datang. Produser Ide-san meminta Momose-san untuk mencari cara. Momose-san tidak merespon apapun, hingga membuat orang-orang panik. Tapi tidak lama setelahnya, dia mulai bernyanyi. Lagu yang biasa dinyanyikan oleh penyanyi senior yang baru meninggal itu. Saat itu, video editan yang ditunggu pun akhirnya tiba.

Momose-san berhenti bernyanyi, “Uruma Iori-san, meninggal pada pukul satu hari ini karena kegagalan organ. Pada program musik dulu, saya menyanyikan lagu ini, ‘Love Hymn’ bersamanya. Suara yang gemetar.”


Narasi Momose-san tepat dengan background berita kematian sang penyanyi senior.

Di jalanan, orang-orang sempat berhenti berjalan hanya untuk menyaksikan pembawa acara kesayangan mereka memberitakan soal kematian sang penyanyi senior dari layar televisi besar di gedung. Keisuke juga ada di sana. Ia ikut berhenti. Matanya juga melihat ke arah Momose-san yang masih tampak di layar tv. Tapi bukan tatapan takjub seperti tatapan orang-orang yang berhenti di sekitarnya.

BERSAMBUNG
Sampai jumpa di Final Cut 01 part 2.
Pictures and written by Kelana

PREVIEW Dorama – Final Cut (2018)

07.16.00 0 Comments
Halo semua, ini Kelana. Dan selamat datang di blog baru. Yup, Na memutuskan untuk pindah blog ke alamat baru ini. Karena awal Februari nanti, blog elangkelana(dot)net tidak akan bisa diakses lagi. Kelana minta maaf atas ketidaknyamanan ini dan terimakasih sudah mampir lagi.

Ok, kali ini drama baru yang akan Kelana bahasa adalah dramanya Bang Kame. Ada yang berpikir Na terobesesi sama bang Kame? Hehehe ... sebenarnya sih nggak gitu juga. Cuma memang beberapa kali kok ya, Na bahas dramanya bang Kame. Oh ya, untuk beberapa drama terakhir yang sempat Na kerjakan dan belum selesai, Kelana minta maaf ya. Nggak janji bisa melanjutkan. Jadi, cek drama baru aja yuk

preview drama final cut

Final Cut

Sutradara : Miyake Yoshishige, Higurashi Ken
Penulis : Kaneko Arisa
Jaringan : Fuji TV, KTV
Tanggal rilis : 9 Januari 2018
Waktu tayang : Selasa, 21.00 – 21.54
Genre : Investigasi Kriminal
Bahasa : Jepang
Negara : Jepang

Cerita :
12 tahun silam saat Nakamura Keisuka (Kamenashi Kazuya) masih SMA, seorang anak dari tempat penitipan anak yang dikelola ibunya, Nakamura Kyoko (Yuki Nae), terbunuh oleh seseorang. Saat proses investigasi polisi, sebuah program talkshow bernama ‘The Premiere Wide’ yang dipandu Momose Rui (Fujiki Naohito), mengulas kasus itu dan membuat Kyoko seolah pelakunya. Akibatnya, Kyoko menjadi target hujatan masyarakat dan membuatnya bunuh diri. 12 tahun kemudian, Ogawara Yukiko (Kuriyama Chiaki) bertemu dengan seorang pria yang tertarik dengan lukisan. Tidak tahu kalau pria itu adalah pria yang sama yang dikencani adiknya, Ogawara Wakaba (Hashimoto Kanna). Yukiko terkesan dengan pria itu. Pria ini adalah Keisuke. Dia menutupi masa lalunya dan mendekati Ogawara bersaudara itu.

Keisuke mencari pelaku sebenarnya dan mulai balas dendam pada orang-orang yang menyudutkannya dan ibunya saat itu – staf dan presenter yang mengumpulkan informasi dan menyiarkannya, juga Yukiko dan Wakaba yang memegang kunci kebenaran kasus itu. Tapi Keisuke akhirnya jatuh cinta pada salah satu dari Ogawara bersaudara itu. Bersama teman kecilnya, Noda Daichi (Takaki Yuya), Keisuke membentuk MP.info, sebuah website yang menyediakan layanan saran untuk orang-orang yang jadi korban media. Suatu hari, mereka mendapat klien Eto Kimiko yang diwawancarai The Premiere Wide karena transplantasi jantung putrinya. Kimiko mengatakan jika video yang disiarkan sudah diedit dan tidak akurat. Ini semua karena produser Ida Masaya (Sugimoto Tetta).

Keisuke yang juga pernah jadi incaran masyarakat karena Ide, sutradara Masaki Kumiko dan Koike Yuto serta kameraman Migawa Yoshikazu, melakukan sesuatu untuk menjebak mereka oleh kesalahan yang sama. Sementara itu, di Shinjuku Chuo Police Precinct, chaf Takada Seiichiro mencari dokumen investigasi kasus 12 tahun silam. Dan akhirnya tiba waktu konfrontasi antara Keisuke dan Ide.

Karakter
Kamenashi Kazuya sebagai Nakamura Keisuke
Ibunya, Kyoko diperlakukan sebagai penjahat karena kasus pembunuhan gadis kecil saat ia masih SMA, hingga membuat sang ibu bunuh diri. 12 tahun kemudian, dia memutuskan balas dendam dan mencari pelaku sebenarnya. Dia menyembunyikan masa lalunya dan makin mendekati target.

Kuriyama Chiaki sebagai Ogawara Yukiko
Kakak tertua dari Ogawara bersaudara yang memegang kunci kebenaran pembunuhan gadis kecil. Dia bekerja sebagai kurator di museum seni. Meski tidak tertarik pada cinta, tapi hatinya tertarik pada Nakamura Keisuke dan jatuh pada ‘cinta terlarang’. Dia tinggal bersama ayahnya yang seorang pengacara, ibunya dan adiknya Wakaba.

Fujiki Naohito sebagai Momose Rui
Seorang host terkenal yang disukai pemirsa TV. Dia punya kemampuan memenangkan perhatian orang. Dia percaya kalau tugasnya adalah memberikan apa yang diinginkan masyarakat. 12 tahun silam dia menjadi host pada program yang menyiarkan tentang pembunuhan gadis kecil.

Sugimoto Tetta sebagai Ide Masaya
Produser dari program televisi The Premiere Wide. 12 tahun silam, dia memproduseri program itu dengan host Momose Rui.

Sasaki Kuranosuke sebagai Takada Seiichiro
Chef di Shinjuku Chuo Police Precinct. 12 tahun silam, dia adalah detektif yang menangani kasus ibu Keisuke dan punya informasi yang tidak diketahui oleh Keisuke. Dia memerhatikan setiap tingkah laku Keisuke.

Posting at www.elangkelana-net.blogspot.co.id

Kelana’s note :

Hai hai ... drama baru di awal tahun nih. Lebih tepatnya seri Winter Drama 2018.

Dua bulan nggak nulis, ternyata kangen juga, hehe. Apalagi sekarang pindah blog baru, semoga makin terbiasa ya. Banyak yang sudah terjadi di bulan Januari ini. Dan salah satu efeknya adalah membuat Na ingin sekali kembali nulis seperti dulu lagi. Semoga bisa ya. Efek lain? Na download banyak jdrama ongoing (biasanya satu/dua aja), dan ternyata banyak yang keren.

Salah satunya drama bang Kame yang satu ini juga. Drama lain juga sebenarnya banyak yang keren dan sayang banget kalau nggak dibahas. Tapi Final Cut ini semacam punya daya tarik emosional tersendiri buat Na.

Media dan berita ... dua hal yang sangat tajam, bahkan lebih tajam dari pedang. Seperti yang terjadi pada salah satu kesayangan Na juga. hmmm ... sudah, sudah, nggak boleh kebanyakan curhat.

Drama bang kame yang satu ini membahas tentang orang-orang yang jadi korban media. Akibat pelintiran informasi dari media, ternyata bisa menyudutkan orang bahkan menjadikannya seolah pesakitan. (Na nulis ini aja nyesek). Dan bang Kame (Keisuke) yang pernah jadi korbannya, kembali untuk balas dendam. Hal ini yang saat ini jadi trend. Berita dipelintir seenaknya. Hingga mengundang banyak mulut nyinyir yang dengan enaknya menghujat. Hmmm ... padahal masih belum tentu juga berita itu pasti benarnya. Tapi ya ... sekarang semua orang pengen ikutan komentar kan? Semoga subtitle drama ini nggak kelamaan ya. Na pengen nulis sinopsisnya. Amiiiin
Selamat membaca dan menonton ya ... ^_^
All text copyright © jdramas.wordpress.com.


SINOPSIS My High School Business 01 part 2

14.24.00 2 Comments

Sinopsis My High School Business episode 01 part 2. Namanya Narumi Ryosuke (Sakurai Sho). Dia adalah karyawan di sebuah perusahaan eksport-import, Kashimatsu Bussan. Karirnya cemerlang saat menjadi kepala cabang. Ia pun berhasil menyelamatkan cabang perusahaan yang nyaris bangkrut. Sayangnya semua berubah.

Di hari pertamanya menjadi kepala sekolah, Narumi-sensei sudah dibuat pusing dengan respon para guru yang sama sekali tidak menganggapnya. Apalagi mereka tampak hanya menjalankan kewajiban mengajar saja, tapi tidak benar-benar sadar dengan situasi sekolah. Sebuah panggilan telepon berbunyi saat Narumi-sensei berada di ruang kesehatan, dari atasannya.


“Direktur senior Kagaya, saya Narumi,” sapa Narumi-sensei saat tiba kembali di kantor.


“Sungguh sayang, Narumi. Kalau kau memihakku daripada Yagi, ini mungkin tidak akan terjadi padamu. Aku yang memutuskan kau dikirim ke Keimeikan. Wajar, karena kau berhasil menyelamatkan cabang Hirosaki. Kita mungkin saingan, tapi aku mengakui hasil pekerjaanmu,” tapi kata-kata manis direktur Kagaya sama sekali jauh dari yang sebenarnya. Ia sama sekali tidak memuji Narumi-sensei.


Direktur Kagaya tampak tidak suka dengan Narumi. Apalagi dia memiliki prestasi menyelamatkan cabang Hirosaki. Divisi pendidikan adalah divisi yang sebenarnya ingin dihilangkan oleh direktur Kagaya. Tapi presdir memerindahkan akuisisi sekolah. Tujuan utama Direktur Kagaya sebenarnya adalah ingin membuat sekolah itu makin jauh terperosok hingga ia punya alasan untuk menghapuskan divisi pendidikan.


Dari direktur Kagaya ini juga, Narumi tahu kalau direktur Yagi (supervisor/atasannya sebelumnya) berada di rumah sakit. Dan dia juga sudah mundur dari proyek yang selama ini tengah dikerjakan.


“Reputasi sekolah berefek juga pada image perusahaan. Tidak diijinkan ada skandal! Bullying, pencurian dan perkelahian! Masalah apapun akan jadi tanggungjawabmu. Kau mengerti, kepala sekolah?!” ancam direktur Kagaya pada Narumi.


Narumi tidak benar-benar paham dengan tujuan sebenarnya atasan barunya ini. Keluar dari ruangan direktur Kagaya, Narumi bertemu dengan beberapa rekannya. Tapi respon mereka tidak terlalu baik. Seolah Narumi sudah bukan lagi bagian dari perusahaan. Tapi Narumi tidak terlalu menanggapinya. Ia pamit karena buru-buru ingin mengunjungi mantan atasannya di rumah sakit.

“Ah, Narumi-kun... kau tidak parlu datang,” ujar direktur Yagi saat tahu kalau Narumi-sensei yang berkunjung. “Aku tidak sengaja terjatuh dan tulang pevisku patah. Kalau aku berniat bunuh diri, aku pasti sudah terjun saat kereta datang,” ceritanya.


“Aku lega,” komentar Narumi-sensei.


“Bagaimana denganmu? Sekolah pasti berat.”


“Semuanya masih belum biasa. Masih sulit,” cerita Narumi-sensei.


“Aku yakin kau bisa melakukannya.”


“Aku tidak di sini karena berhasil menyelamatkan cabang Hirosaki. Aku dibuang di Keimeikan karena direktur senior Kagaya membenciku.”


Tapi direktur Yagi tidak berpikir begitu, “Aku pikir karena ada alasan lain. Kau ambil pelatihan mengajar di universitas dan bisa mengajar matematika kan?”


“Ah, itu asuransi kalau-kalau aku tidak mendapat pekerjaan. Aku tidak berniat menjadi guru,” ujar Narumi-sensei pula.


Direktur Yagi pun membahas soal ayah Narumi yang seorang guru dan meninggal saat Narumi masih SMA. Dia berpikir itu juga jadi alasan direktur Kagaya memilih Narumi sebagai kandidat terbaik untuk menangani Keimeikan.

Seperti biasa, Narumi-sensei memulai hari dengan diskusi bersama wakil kepsek Kashiwagi-sensei. Rencana untuk menambah jam pelajaran jelas—untuk meningkatkan kualitas sekolah—tidak disetujui arena akan mengurangi jam ekstrakurikuler. Belum lagi jam remidi untuk siswa yang belum lulus. Para guru jelas menolak ide ini.


“Para guru alergi kerja keras?!” Narumi-sensei tidak paham.


“Begini, kepsek. Guru-guru itu sibuk. Orang nomer satu di Keimeikan adalah kepala sekolah. lalu ada wakil kepsek yang juga mengurusi kesiswaan dan administrasi lainnya. Di bawahnya ada guru-guru, jenjang karir dan pengaturan data ... “ wakil kepsek Kashiwagi-sensei menjelaskan panjang lebar tugas-tugasnya.


Narumi-sensei mencoba memahaminya, “Jadi, menurutmu bagaimana situasi Keimeikan sekarang?”


“Tidak terlalu baik ... “


Obrolan mereka terhenti saat terdengar keributan di lorong depan kelas. Rupanya ada siswa yang berkelahi dan siswa lain yang mencoba menghentikan. Tapi tertanya situasi makin kacau, bahkan guru-guru yang mencoba menghentikan pun ikut terlibat.

Setelah perjuangan yang tidak mudah, akhirnya perkelahian itu pun berhasil dihentikan. Narumi-sensei dan Mashiba-sensei bicara di ruangan. Berdasarkan informasi, Mitaka mengaku kalau ia dipukul tiba-tiba. Padahal ia Cuma bertanya apakah ayah si pemukul (Kase) baik-baik saja. Di hari lain, ayah Mitaka yang sedang cek kesehatan di rumah sakit tidak sengaja melihat ayah Kase berada di kursi roda. Mitaka merasa khawatir dan ia Cuma bertanya soal keadaan ayah Kase. Tapi Kase malah memukulnya.


Narumi-sensei mulai mengomel. “Ini buruk! Kita tidak butuh skandal!” keluh Narumi-sensei.


“Kita harus mendengarkan dari kedua belah pihak. Anak SMA masih tetap anak. Kadang mereka sulit untuk mengekspresikan perasaannya,” ujar Mashiba-sensei menenangkan. “Serahkan padaku.”


“Apa masih sakit?” tanya Mashiba-sensei pada Kase-kun.


“Kau yang mulai perkelahian kan? Kenapa kau memukulnya?!” desak Narumi-sensei tidak sabar.


Tapi Mashiba-sensei melerainya, “Mitaka-kun bilang kalau dia khawatir soal ayahmu. Apa ayahmu terluka? Dan kau tidak ingin dia tahu?”


“Pendarahan otak,” ujar Kase. “Dia kolaps bulan lalu dan dokter berhasil menyelamatkannnya. Tapi dokter bilang, dia harus berhenti bekerja selama satu tahun. Tapi ... itu artinya aku harus melupakan soal universitas kan? Maksudku, kalau ayahnya tidak bisa bekerja selama satu tahun, aku tidak mungkin kuliah. Dia juga akan kehilangan pekerjaan.”


“Apa yang dikatakan ayahmu?” tanya Mashiba-sensei lagi.


“Aku masih belum bicara padanya,” aku Kase-kun lagi.


“Dan ibumu?”


“Dia bilang jangan khawatir dan memintaku untuk tetap kuliah. Tapi itu tidak mungkin kan? kami tidak punya pemasukan.”


Narumi-sensei perlahan mengerti. Ia meminta Kase-kun untuk tidak menyerah soal kuliah. Karena dia adalah salah satu siswa terbaik di kelas unggulan, tentu dia bisa kuliah. Narumi-sensei mengatakan kalau Kase bisa mengambil pinjaman siswa untuk kuliah.


“Jarang-jarang dapat telepon darimu, kakak,” ujar adik perempuan Narumi-sensei di seberang. (I love his interaction with his family)


“Orang dewasa yang baik juga harus telepon rumah,” ujar Narumi-sensei. Ia bertanya soal ibunya. Saat itu ibunya tengah bermain dengan cucunya, anak dari adik perempuan Narumi-sensei.


“Apa kau makan dengan benar? Makan makanan bergizi kan?” pertanyaan khas seorang ibu pada anaknya.


“Aku baik-baik saja.”


“Bagaimana pekerjaan? Sibuk?”


“Sibuk seperti biasa. Aku pindah departemen,” cerita Narumi-sensei pula.


“Aku tidak tahu banyak soal bisnis. Tapi jangan bekerja terlalu keras ya,” pesan ibunya.


“Saat SMA, aku memutuskan untuk kuliah kan?” tanya Narumi-sensei tiba-tiba.


“Nilaimu tidak terlalu buruk. Dan gurumu merekomendasikanmu untuk kuliah.”


“Guruku?” Narumi-sensei tidak yakin.


“Iya, gurumu. Kau pasti juga akan jadi guru yang maik seperti ayahmu. Meski kau tidak memilih jalan itu. Kenapa kau bertanya?” ibu Narumi-sensei heran.


Obrolan dengan ibunya itu rupanya memberikan ide pada Narumi-sensei. Pada hari berikutnya, ia mengumpulkan para guru. Tapi Narum-sensei dibuat kesal karena para guru terlambat datang dari jam yang telah ditentukan.


“Sudah kukatakan, para guru itu sibuk,” ujar wakil kepsek Kashiwagi.

Satu per satu para guru akhirnya datang. Mereka kemudian duduk di kursi yang telah disiapkan. Narumi-sensei belum memulai rapatnya. Tapi para guru sudah mulai mengeluh soal kesibukan dan minta agar rapat singkat saja. Dan seperti biasa, mereka berpikir kalau Narumi-sensei akan kembali bicara soal uang.


“Ini soal pinjaman siswa,” Narumi-sensei memulai rapatnya.

Narumi-sensei kemudian membahas obrolannya bersama Mashiba-sensei dan Kase yang kemarin berkelahi. Saat ini Kase tengah mengalami kesulitan keuangan karena ayahnya tidak bekerja padahal ia ingin masuk universitas. Narumi-sensei berpikir agar sekolah bisa membantu Kase-kun ini untuk mendapatkan pinjaman siswa.


“Pinjaman siswa berarti hutang. Ini harus dibayarkan setelah lulus nanti. Tapi kau tidak mengatakan pada Kase-kun, kemarin.”


Obrolan berputar soal uang. Jadi, di tahun sebelumnya dan sebelumnya lagi, sejumlah siswa juga sudah mendapatkan pinjaman siswa untuk masuk ke universitas. Tapi mereka tidak diberitahu kalau pinjaman itu artinya hutang yang harus mereka bayar setelah lulus nantinya. Dan sekolah tidak memberitahukan hal itu.


Narumi-sensei berpikir agar anak-anak yang akan mengambil pinjaman siswa ini juga diberitahu konsekuensinya karena ia berpikir untuk meningkatkan jumlah anak yang masuk universitas. Para guru setuju agar lebih banyak siswa Keimeikan masuk universitas. Tapi mereka tidak setuju dengan pemberitahuan konsekuensi pinjaman siswa, karena justru akan membuat siswa tidak berani mengambil pinjaman dan tidak masuk universitas. Jelas Narumi-sensei tidak sepakat dengan hal ini. Ia berpikir kalau anak-anak juga harus tahu realita di masyarakat dan masa depan mereka.


Tapi lagi-lagi para guru membawa-bawa soal perusahaan induk sekolah mereka. Narumi-sensei dianggap melakukan semua ini untuk sekolah, semata-mata karena bisnis.


“Kita harus mengembalikan keadaan Keimeikan dalam situasi finansial yang baik. Jika tidak, Kashimatsu Bussan (perusahaan induk mereka) akan menjual atau menutup sekolah. Aku ingin kalian memahami krisis ini juga ... “ keluh Narumi-sensei pula.


“Itu benar.”

“Aku tahu, ini tidak akan mudah untuk memperbaiki sekolah. Mengatasi masalah biaya saja belum cukup. Untuk mengubah sekolah, kita harus mengubah siswa. Dan untuk melakukan itu, lebih dulu kita harus mengubah para gurunya. Guru-lah masalah pertama yang harus diatasi dulu! Tolong lebih peduli soal siswa. Biaya sekolah siswa digunakan untuk membayar gaji guru. Tugas guru untuk menyiapkan siswa dengan baik agar siap ke dunia luar. Bagi guru, siswa adalah klien dan produk. Orang tualah yang membayar biaya sekolah siswa. Mereka pemilik saham. Sudah sewajarnya kita bertanggungjawab terhadap klien, produk dan pemilik saham. Tidak ada bedanya dengan perusahaan!”


Tapi ucapan Narumi-sensei ini justru membuat para guru makin kesal. Mereka tidak terima kalau sekolah dianggap seperti bisnis. Mereka juga berpikir kalau kedatangan Narumi-sensei ke Keimeikan sebenarnya hanya ingin mendapatkan evaluasi baik dari perusahaan. Karena itulah ia bersikap seperti ini.


“Itulah kenapa kau masih menggunakan pin perusahaan!” ujar Mashiba-sensei menunjuk sebuah pin kecil di kerah jas Narumi-sensei. “Kau Cuma memikirkan sekolah ini dari sisi bisnis saja!”


“Kau bisnisman dan kami guru! Permisi!”


Para guru yang terlanjur kesal itu pun bubar tanpa ada solusi apapun.


Rupanya anak-anak mendengarkan rapat guru dari lorong depan ruangan. Mereka buru-buru kabur saat tahu para guru keluar. Termasuk Kase-kun yang tengah mereka bahas. Narumi-sensei tinggal sendirian saat Kase-kun mendekat.


“Aku masuk universitas dengan pinjaman siswa. Ayahnya meninggal saat aku masih SMP. Keluarganya tidak punya uang. Tapi karena pinjaman itu, aku lulus. Tapi kemudian aku harus mulai membayarnya kembali. Aku berhasil masuk ke perusahaan tapi awalnya gajiku belum banyak. Hutangku 30.000. Aku masih membayarnya. Termasuk bunganya menjadi sekitar 6 juta. Butuh sekitar 10 tahun lagi untuk melunasinya. Tapi, aku tidak ingat ada yang memeringatkanku soal itu. Guru SMA-ku harusnya bilang kalau aku akan punya hutang dan harus berpikir dengan baik. Tapi tidak ada yang memberitahuku hal itu. Aku bisa membayarnya, tapi ada banyak orang yang kesulitan dengan ini. Orang yang lulus dari universitas dan bergabung dengan perusahaan lalu gagal. Membayar hhutang mereka, mereka tidak bisa menabung dan akhirnya tidak bisa menikah. Tapi Kase-kun, aku tidak mau kau menyerah soal universitas,” jar Narumi-sensei pada Kase.


Wajah anak itu berubah pucat, “Tapi pinjaman itu ... “


“Itu hutang yang besar. Itulah kenapa saat kau ke universitas, kau harus bekerja keras. Gunakan peluang apapun yang kau punya untuk mencari pekerjaan, lulus dalam 4 tahun dan dapatkan pekerjaan tetap. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Perusahaan nomer satu bisa saja gagal, berkurangnya jumlah kelahiran menjadi masalah masyarakat dan dunia bisa berubah dengan cepat. Banyak pekerjaan yang bisa digantikan robot. Mungkin saja itu masa depan yang menunggumu. Jadi, kau harus tahu keterampilan apa yang harus kau miliki untuk bertahan hidup. Kau harus punya kekuatan agar menjadi tak tergantikan. Jika kau siap, ambil pinjaman siswa dan masuklah ke kampus!”


Wajah Kase-kun makin pucat, “Kepsek ... aku harap kau tidak mengatakannya padaku. Aku harap kau tidak mengatakan hal menakutkan seperti ini! Aku tidak bisa memutuskan hal seperti ini!” Kase-kun berlari keluar kelas.


Narumi-sensei hanya terdiam kaget melihat reaksi siswanya ini. Ternyata Mashiba-sensei masih mendengarkan mereka dari luar kelas.


Dan saat Kase-kun keluar, Mashiba-sensei yang masuk menemui Narumi-sensei, “Sudah kukatakan. Mereka hanya anak SMA yang belum siap menerima kebenaran!”


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di My High School Business 02 part 1.


Pictures and written by Kelana