Results for review

‘Kayaknya kenal sama judulnya nih?’ Ada yang berpikiran begitu? Bener banget. Movie yang akan Na bahas kali ini adalah movie adaptasi dari sebuah novel, yang juga ada versi bahasa Indonesianya. Judul aslinya novelnya di Jepang sana, Ankoku Joshi atau The Dark Maidens, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tapi tetap dengan judul dalam bahasa Inggris, Girl in The Dark, terbitan penerbit Haru. Ada yang udah pernah baca? Tahu dong ya ceritanya. Nah, sekarang saatnya review adaptasi filmnya.



The Dark Maidens (English title) / Girls in the Dark (literal title)


Romaji: Ankoku Joshi


Sutradara : Saiji Yakumo


Penulis : Rikako Akiyoshi (novel), Mari Okada


Produser : Hitoshi Matsumoto, Naomi Akashi


Sinematografer : Koichi Nakayama


Tanggal rilis : 1 April 2017


Durasi : 105 menit


Genre : Misteri / sekolah


Distributor : Toei, Showgate


Bahasa : Jepang


Negara : Jepang




Film ini adalah adaptasi dari novel ‘Ankoku Joshi’ yang ditulis oleh Rikako Akiyoshi-sensei dan pertama diterbitkan dari Desember 2012 hingga Maret 2013 di majalah novel mingguan Shoetu Suiri. Novel ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lewat penerbit Haru dan terbit pada tahun 2014 dan juga merupakan salah satu buku best seller.


Cerita dimulai dari kematian Itsumi Shiraishi yang diperankan Marie Iitoyo. Seorang ‘putri’ dan ‘dewi’ di SMA Seibo Maria. Dia jatuh dari atap bangunan sekolah. itsumi adalah putri dari petinggi sekolah dan menjadi sumber iri bagi siswa yang lain. Apakah Itsumi bunuh diri atau dia terbunuh tidak sengaja, atau bahkan sengaja dibunuh?


Saat ditemukan, Itsumi memegang bunga lili. Rumor beredar kalau seseorang dari klub sastra membunuh Itsumi. Itsumi adalah presiden dari klub sastra. Sahabat dekat Itsumi, Sayuri yang diperankan oleh Fumika Shimizu, sekarang memegang posisi presiden dan mengadakan pertemuan klub rutin bersama anggota yang lain. Mereka bergantian membacakan cerita yang dibuat oleh masing-masing anggota, dengan tema pertemuan ‘Kematian Itsumi Shiraishi’.



Selain Itsumi dan Sayuri, ada juga peran lain seperti Hojo-sensei yang diperankan Yudai Chiba, Nana Seino sebagai Shiyo Takaoka, Yuna Taira sebagai Mirei Nitani, Tina Tamashiro sebagai Diana Dacheba dan Riria Kojima sebagai Akane Kominami.


Posting at www.elangkelana.net


Kelana’s note :


Selain Girl in The Dark, novel Rikako Akiyoshi-sensei yang lain juga sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit yang sama adalah Holy Mother dan The Dark Return . (si Na malah iklan buku, hehe)



Ok, jadi Na lebih dulu baca novelnya dibanding nonton filmnya. Dan seperti biasa, ekspektasi selalu tinggi. Film adaptasi Jepang pada umumnya banyak memuaskan penonton, karena memang dibuat semirip mungkin dengan deskripsi dalam buku.


Seperti bukuanya, bagian awal film ini juga sudah disuguhkan dengan tempat serta adegan yang berkesan gelap, dingin dan menyeramkan. Khas film seram Jepang. Secara keseluruhan, film ini memang benar-benar mengadaptasi apa yang ada di buku tetapi dalam bentuk visual. Meski memang ada beberapa detail yang dilewatkan, tapi secara keseluruhan, film ini sama sekali tidak mengubah cerita.


Yang agak buat kaget adalah peran Hojo-sensei yang dipercayakan pada Chiba Yudai. Makhluk imut satu ini masih cocok kok memerankan karakter anak SMA sekalipun. Meski di sini perannya jadi sensei, ternyata sangat cocok saat harus beradegan dengan sosok Itsumi yang masih SMA. Sosok Itsumi yang dideskripsikan sangat cantik dan anggun pun dibawakan dengan baik oleh Marie Iitoyo yang masih sangat muda. Dan peran penting dalam cerita ini, Sayuri pun diperankan secara misterius-annoying oleh Fumika Shimizu.


Yang agak disayangkan dari film ini adalah adegan saat di luar negeri. Sepertinya masih perlu untuk dirapikan lagi. Well, meski pakai cgv, sepertinya masih bisa lebih bagus lagi kan?


Seperti dalam novelnya, kekuatan film ini juga terletak pada jalan ceritanya yang rapi. Lupakan dulu beberapa tempat yang nggak sesuai saat adegan di luar negeri. Penonton maupun pembaca novelnya akan dibawa menebak-nebak siapa sosok ‘gelap’ yang sebenarnya dibalik kematian Itsumi. Dan yang terpenting adalah ‘gong’ di ending cerita yang sama sekali tidak terpikirkan oleh pembaca ataupun penonton.


Buat kamu yang mau nonton langsung, silahkan. Mau baca novelnya dulu juga boleh. Nggak banyak yang berbeda kok, jadi nggak akan kecewa. Keduanya tetap seru dan menarik untuk disimak.


Saatnya penilaian nih, Na kalih 9/10 deh. Kecuali untuk setting yang nggak rapi itu, hehehe. Selamat membaca dan menonton ya ... ^_^

Bening Pertiwi 15.26.00
Read more ...

Aiiiih, bang I-Jun tetep kelihatan cakep ya? Plak … sadar non.


Ok, guys. Kali ini Kelana pengen ngebahas salah satu piku keren yang belum lama ini Kelana temukan. Ya, temukan. Soalnya bukan Kelana sendiri yang ngebuatnya. Ehm … ini masih tentang karakter keren di komik dan anime keren pula.


B0l6sdOCEAAGfpO.jpg mediumPertama, karakter Shinichi Kudo. Pada tahun 2006, karakter Shinichi di movie SP pertama kali diperankan oleh bang Shun Oguri. Begitu juga dengan movie keduanya yang tayang pada 2007. Tapi, pada tahun 2011 dan 2012, karakter ini digantikan oleh actor yang lebih muda. Namanya Mizobata Junpei ato selama ini lebih suka Na sebut dengan i-Jun. Banyak sih yang bilang kalau lebih suka bang Shun Oguri sebagai Shinichi, karena cool-nya dapet banget. Tapi nggak sedikit juga yang bilang kalau bang i-Jun lebih cocok memerankan Shinichi, karena lebih charm dan ‘keplak-able’ serta ‘bully-able’ terutama oleh Ran. Kalau Kelana … hmmm, Na suka keduanya. Meski tetep lebih suka bang i-Jun yang jadi Shinichi. Karena lebih ceria dan keliatan dudulnya, ups.


Kedua, karakter Lupin the Third. Setelah ‘graduate’ dari Shinichi Kudo, ternyata bang Shun Oguri malah memerankan karakter Lupin. Salah satu pencuri legendaries, yang dalam beberapa anime movie SP muncul sebagai lawan dari Conan. Movie ini sendiri baru muncul Desember 2014 kemarin di Indonesia. Dan … Kelana nonton, yayyyy!!! Entah kenapa, menurut Na, bang Shun Oguri cocok banget memerankan dia. Entah mungkin karena dia memang acting secara total, entah memang ‘klik’ langsung dengan karakter ini. Yang jelas, Na berharap kalau movie keduanya segera dibuat lagi. Dan kalau bisa, munculkan juga karakter Shinichi-nya bang i-Jun. ups … hehehe. Ini mah keinginan fans ya.


Ketiga, karakter Kaito Kid atau Kuroba Kaito. Kid pernah punya komik sendiri tahun 90-an dulu, tapi hanya 4 buku. Tapi kemudian sering muncul di banyak chapter komik Conan. Kid digambarkan sebagai seorang anak SMA biasa, tapi juga seorang pencuri handal ‘di bawah cahaya bulan’. Dalam berbagai hal, Kid sangat mirip dengan Shinichi. Ada kemungkinan om Aoyama Gosho memang sedikit merubah Kid dan membuatnya menjadi Shinichi. Artinya, cikal bakal ‘wajah’ Shinichi adalah ‘wajah’ Kid. Dalam anime pun, diceritakan jika Kid seumuran dan sangat mirip dengan Shinichi. Beberapa kali, Na sempat ngobrol dengan temen—Hira, dkk—tentang siapa yang cocok memerankan karakter Kid ini. Karena mirip, Na berharap kalau Kid juga diperankan bang i-Jun dalam movie-nya. Tapi, saat melihat gambar di atas, entah kenapa Na juga nggak bisa bilang nggak setuju. Apalagi kostum yang digunakan bang Kamenazi Kazuya juga cocok banget, hehehe. Na berharap movie Shinichi dibuat lagi, dan karakter Kid juga muncul, heu heu …


Ah guys, semua tulisan di atas semata-mata hanya curhatan Kelana. Sekaligus harapan Kelana. Jadi, jangan dianggap terlalu serius ya. Klo memang harapan di atas terwujud, ya syukur deh. Tapi, kalau nggak terwujud, ya nggak kecewa juga. Yang penting, suatu saat karakter Kid muncul beneran, hehehe


Udahlah dulu ya, C U ^_^

Bening Pertiwi 13.32.00
Read more ...