Aiiiih, bang I-Jun tetep kelihatan cakep ya? Plak … sadar non.


Ok, guys. Kali ini Kelana pengen ngebahas salah satu piku keren yang belum lama ini Kelana temukan. Ya, temukan. Soalnya bukan Kelana sendiri yang ngebuatnya. Ehm … ini masih tentang karakter keren di komik dan anime keren pula.


B0l6sdOCEAAGfpO.jpg mediumPertama, karakter Shinichi Kudo. Pada tahun 2006, karakter Shinichi di movie SP pertama kali diperankan oleh bang Shun Oguri. Begitu juga dengan movie keduanya yang tayang pada 2007. Tapi, pada tahun 2011 dan 2012, karakter ini digantikan oleh actor yang lebih muda. Namanya Mizobata Junpei ato selama ini lebih suka Na sebut dengan i-Jun. Banyak sih yang bilang kalau lebih suka bang Shun Oguri sebagai Shinichi, karena cool-nya dapet banget. Tapi nggak sedikit juga yang bilang kalau bang i-Jun lebih cocok memerankan Shinichi, karena lebih charm dan ‘keplak-able’ serta ‘bully-able’ terutama oleh Ran. Kalau Kelana … hmmm, Na suka keduanya. Meski tetep lebih suka bang i-Jun yang jadi Shinichi. Karena lebih ceria dan keliatan dudulnya, ups.


Kedua, karakter Lupin the Third. Setelah ‘graduate’ dari Shinichi Kudo, ternyata bang Shun Oguri malah memerankan karakter Lupin. Salah satu pencuri legendaries, yang dalam beberapa anime movie SP muncul sebagai lawan dari Conan. Movie ini sendiri baru muncul Desember 2014 kemarin di Indonesia. Dan … Kelana nonton, yayyyy!!! Entah kenapa, menurut Na, bang Shun Oguri cocok banget memerankan dia. Entah mungkin karena dia memang acting secara total, entah memang ‘klik’ langsung dengan karakter ini. Yang jelas, Na berharap kalau movie keduanya segera dibuat lagi. Dan kalau bisa, munculkan juga karakter Shinichi-nya bang i-Jun. ups … hehehe. Ini mah keinginan fans ya.


Ketiga, karakter Kaito Kid atau Kuroba Kaito. Kid pernah punya komik sendiri tahun 90-an dulu, tapi hanya 4 buku. Tapi kemudian sering muncul di banyak chapter komik Conan. Kid digambarkan sebagai seorang anak SMA biasa, tapi juga seorang pencuri handal ‘di bawah cahaya bulan’. Dalam berbagai hal, Kid sangat mirip dengan Shinichi. Ada kemungkinan om Aoyama Gosho memang sedikit merubah Kid dan membuatnya menjadi Shinichi. Artinya, cikal bakal ‘wajah’ Shinichi adalah ‘wajah’ Kid. Dalam anime pun, diceritakan jika Kid seumuran dan sangat mirip dengan Shinichi. Beberapa kali, Na sempat ngobrol dengan temen—Hira, dkk—tentang siapa yang cocok memerankan karakter Kid ini. Karena mirip, Na berharap kalau Kid juga diperankan bang i-Jun dalam movie-nya. Tapi, saat melihat gambar di atas, entah kenapa Na juga nggak bisa bilang nggak setuju. Apalagi kostum yang digunakan bang Kamenazi Kazuya juga cocok banget, hehehe. Na berharap movie Shinichi dibuat lagi, dan karakter Kid juga muncul, heu heu …


Ah guys, semua tulisan di atas semata-mata hanya curhatan Kelana. Sekaligus harapan Kelana. Jadi, jangan dianggap terlalu serius ya. Klo memang harapan di atas terwujud, ya syukur deh. Tapi, kalau nggak terwujud, ya nggak kecewa juga. Yang penting, suatu saat karakter Kid muncul beneran, hehehe


Udahlah dulu ya, C U ^_^

Bening Pertiwi 13.32.00
Read more ...
Apa kabar minna-san? Wah sepertinya malam ini banyak yg pada jalan keluar ya. Malam tahun baru, atau new years eve … Na justru ngendon di kos aja. Sambil dengerin lagu ini nih. Judulnya Auld Lang Syne, yang nyanyi Lea Michele. Lagu ini terkenal lantaran jadi OST sebuah film yang menceritakan berbagai kisah yang terjadi di new year eve atau malam tahun baru.
0

Should old acquaintance be forgot
And never brought to mind
Should all acquaintance be forgot
And auld lang syne

For auld lang syne, my dear,
For auld lang syne,
We'll take a cup o' kindness yet,
For auld lang syne

And surely you will buy your cup
And surely I'll buy mine
And we'll take a cup o'kindness yet
For auld lang syne

We too have run around the slopes
And picked the daisies fine
We've wondered many weary foot
Since auld lang syne

For auld lang syne, my dear,
For auld lang syne,
We'll take a cup o' kindness yet,
For auld lang syne

We too have paddled in the stream
From morning sun to night
But the seas between us broad have roared
From auld lang syne

For auld lang syne, my dear,
For auld lang syne,
We'll take a cup o' kindness yet,
For auld lang syne
We'll take a cup o'kindness yet
For auld langs syne

Yang Tanya isi lagu ini, intinya supaya menatap hari di tahun baru lebih berani dan lebih baik lagi. hohoho … salah apa bener ya?
Ok deh, Na mo ngucapin met tahun baru aja sih
Ya, meski sebenarnya, nggak banyak ngaruh juga sih. Agenda Na malam ini … ngedit naskah plus kirim email, terus bikin postingan, hehehe
Enjoy …
Bening Pertiwi 13.52.00
Read more ...

Diambil dari adegan di movie The Lost Ship in The Sky.


Gawat! Aku benar-benar terdesak. Tidak adakah yang bisa kulakukan. Conan melihat sekeliling, tapi tidak menemukan ide apapun.


Pria itu semakin mendekat, ia lalu meraih tubuh Conan yang terikat dan mendekatkannya ke jendela kapal mewah yang terbuka itu.


Aku harus berbuat sesuatu. Gumam seorang pelayan yang juga terikat tidak jauh dari sana. Bukan hal sulit baginya untuk membuka ikatan tali di tangannya itu.


“Tidak! Aku mohon selamatkan Conan-kun,” pinta Ran.


Dan … saat pria tadi melepaskan tubuh Conan keluar, si pelayan menghambur menyusulnya, melompat dari kapal mewah itu.


320010_2550946616197_1329827599_2983649_298350216_n

Gawat! Aku tidak punya apapun untuk bertahan! Keluh Conan. Tubuhnya meluncur mulus ke bawah setelah dilemparkan dari kapal itu. Tapi … tiba-tiba Conan merasa ada yang meraih tubuhnya. Tubuhnya yang tadi meluncur cepat, perlahan melambat. Setelahnya terdengar suara udara yang meluncur cepat diantara benda serupa kain.


“Halo, apa kabar?” sapa seseorang berjas serba putih itu.


“Kau?!” Conan akhirnya sadar siapa yang menolongnya.


Tidak lama setelahnya keduanya sampai ke darat. Mereka selamat sampai di daratan, tanpa terluka sedikitpun. Conan yang kesal buru-buru pergi.


“Hei, kau tidak mengatakan apapun, Shin-chan?” goda pria berjas putih lagi.


317265_1839561327792_1803324951_1224316_1947150423_n

“Hentikan itu!” Conan semakin kesal. “Dan jangan panggil aku dengan ‘Shin’ itu! Lain kali aku yang akan menangkapmu.”


“Begitu caranya kau mengucapkan terimakasih pada orang yang sudah menyelamatkanmu?!” sindir pria berjas putih itu lagi. “Ayolah, Shin-chan!”


“Kubilang hentikan! Kaito Kid, atau kupanggil nama aslimu, Kaito Kuroba!” ancam Conan.


“Ohohoho … , baiklah-baiklah,” Kid akhirnya mengalah. “Tapi kau masih berhutang padaku. Aku sudah menyelamatkan nyawamu. Kalau begitu aku pergi.”


“Eh, tunggu!” sergah Conan. “Kita masih harus memikirkan cara kembali ke kapal itu. Ran dan yang lainnya dalam bahaya!”


“Oh, jadi kau masih memikirkan gadis galak jago karate itu. Dia cukup manis.”


“Jangan macam-macam pada Ran!” ancam Conan semakin tidak senang.


“Oh, ayolah! Aku hanya main-main saja,” bujuk Kid lagi.


“Kita harus kembali ke daratan besar!” Conan berjalan cepat.


“Begitu? Tentu saja. Tapi aku punya cara lebih cepat sampai ke daratan besar,” pamer Kid. Ia mengeluarkan kunci dari sakunya. Sebuah kunci mobil.



Kelana’s note:


Waktu lihat koleksi gambar-gambar Conan—dan Kid—, tetiba punya ide ngebut tulisan ini. Hehehe … Na lagi kangen sama Conan sih.

Bening Pertiwi 13.26.00
Read more ...

Fan Fiction – Gara-Gara Selfie


Author: Elang Kelana


Rating: teen


Genre: friendship-love


Main Cast: Jung Yong-Hwa, Lee Jung-Shin, Nona Park, Kang Min-Hyuk, Lee Jong-Hyun, Jung Hae-In (cameo)


Nit nut nit, cklek. Terdengar suara pintu dibuka dari arah depan. Menyusul setelahnya seorang pria muda melepaskan sepatu di depan pintu lalu beranjak masuk. Mata sayu-nya nyaris sulit terbuka, lengkap membingkai wajahnya lelahnya lewat tengah malam ini.


“Ah, Hyong, kau sudah pulang?” Min-Hyuk melihat Yong-Hwa yang baru saja masuk.


“Ah, Min-Hyuk-ah,” Yong Hwa kelelahan usai syuting untuk dramanya, Samchongsa.


Min-Hyuk bangkit dan membawakan tas Yong-Hwa, “Apa kau sudah makan, Hyong? Masih ada makanan di dapur, mau aku panaskan untukmu?” tawarnya kemudian.


“Tidak, tidak,” elak Yong-Hwa cepat. “Aku lelah sekali. Setelah ini aku mau langsung tidur saja.” Yong-Hwa berusaha menyeret tubuhnya ke kamarnya. “Hyuk-ah, apa kau sendirian?” Yong-Hwa berhenti sebentar.


Min-Hyuk berbalik menatap hyong-nya itu, sebelum menjawab, “Iya, Jong-Hyun hyong dan Jung-Shin masih ada acara.”


Yong-Hwa tidak berkata apapun lagi. Ia kembali berjalan menuju kamarnya. Sementara Min-Hyuk kembali menghempaskan tubuhnya di sofa dan meraih remote TV. Barusan ada berita tentang liputan langsung acara Seoul fashion-week yang tengah berlangsung. Min-Hyuk mengecek akun instagramnya. Ada gambar yang cukup menarik perhatiannya. Jong-Hyun dan …


 lee-jonghyun-x-shinhye

Pagi berikutnya …


Yong-Hwa menggeliat pelan. Tangannya terulur menjangkau ponsel yang ia letakkan di meja samping tempat tidurnya. Meski semalam ia pulang nyaris pagi, hari ini ia tidak punya libur.


“Setengah delapan,” keluhnya, lalu ia lemparkan lagi ponsel itu di ranjang.


Yong-Hwa menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Ia duduk di ujung ranjang, masih mengucek matanya, memaksanya membuka lebih lebar. Jangan tanya seperti apa bentuk rambut hitam yang biasanya ditata rapi itu. Rambutnya yang dibiarkan cukup panjang itu menutup pandangannya.


Tapi sesuatu tiba-tiba menarik perhatiannya. Ada kilatan ingatan yang mengganggunya. Yong-Hwa menjangkau lagi ponsel yang tadi ia lemparkan. Dibukanya aplikasi instagram yang ada di ponsel itu. Seperti halnya rekannya yang lain, ia juga punya akun di media share gambar satu itu. Hanya saja, ia masih enggan membagi ID akunnya itu pada public dan fansnya.


cnbluegt: With a friend I haven’t seen for a long time ?


At the fashion show.  http://instagram.com/p/uc7tq5lny1/        


Mata Yong-Hwa mendadak terbuka lebar, “Apa-apaan ini?” keluhnya. Yong-Hwa bangun dan beranjak ke pintu kamarnya. Ia harus menemukan Jong-Hyun dan memastikan apa yang terjadi.


“Ah, Hyong, kau sudah bangun?” sapa Jung-Shin yang tengah menata makanan untuk sarapan mereka pagi itu.


“Shin-ah, apa kau lihat Jong-Hyun?” Tanya Yong-Hwa masih menggenggam ponselnya erat.


Jung-Shin tampak berpikir, “Engngng … dia sudah berangkat ke studio tadi. Ada apa Hyong, kau mencarinya?”


Yong-Hwa menghembuskan nafas kecewa. Ia lalu beranjak dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Tapi, Yong-Hwa teringat sesuatu, “Jung-Shin-ah, semalam kau datang bersama Jong-Hyun kan, ke acara itu?”


Jung-Shin tampak berpikir, “Ah, maksudnya fashion show itu. Iya, memangnya kenapa?” Jung-Shin bingung.


“Tidak, hanya … “ Yong-Hwa tidak melanjutkan kata-katanya. Ia menghembuskan nafas berat. Setelahnya Yong-Hwa kembali ke kamar. Ia harus segera bersiap. Hari ini ia masih punya jadwal syuting untuk dramanya.


Sementara Jung-Shin melirik ke arah pintu kamar Yong-Hwa yang kembali tertutup rapat. Ia tersenyum. Sebuah senyum penuh arti, “Sepertinya akan ada hal menarik,” gumamnya pelan. Jung-Shin kembali disibukkan dengan menu makanan mereka pagi itu.


 fallen2-00257

Dua hari kemudian.


Setelah marathon syuting selama enam hari kemarin, hari ini Yong-Hwa punya satu hari libur. Terbangun karena alarm ponselnya—yang masih seperti biasa—ia setel pukul 8 pagi, membuatnya mau tidak mau harus membuka mata. Tadinya Yong-Hwa hendak bergegas. Tapi saat ingat jika ini libur, Yong-Hwa kembali menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Sayangnya, suara pintu yang terbuka di depan membuatnya urung kembali memejamkan mata. Yong-Hwa keluar dari kamar.


“Pagi, Hyong,” sapa Jong-Hyun yang melihat Yong-Hwa baru keluar dari kamarnya.


“Kau!” Yong-Hwa merenggut kerah baju Jong-Hyun. “Apa yang kau lakukan dengannya?”


Jong-Hyun yang kaget dengan sikap Yong-Hwa hanya mengangkat tangannya, “Hohoho, Hyong. Kau ini kenapa? Lihatlah!” pinta Jong-Hyun yang saat itu sudah tersudut di dinding. Matanya melihat ke arah lain, ke arah pintu masuk.


“Kau tampak menyedihkan,” sapanya cuek. Ia beranjak masuk ke ruangan apartemen itu.


Kaget saat melihat siapa yang datang, Yong-Hwa buru-buru melepaskan cengkeraman tangannya di baju Jong-Hyun. Ia pun merapikan rambutnya yang berantakan. Tidak lupa kaos putih yang ia kenakan saat tidur, “Kau?”


“Kenapa, apa aku tidak boleh datang kesini? Atau … jangan-jangan aku orang pertama yang datang ke apartemen ini,” Tanya wanita yang ternyata nona Park ini. “Atau kau tidak suka aku datang kesini?” tantangnya yakin.


Yong-Hwa speechless, salah tingkah. Sementara saat melihat ke arah rekan-rekannya yang lain, mereka justru bersikap seolah tidak tahu apapun. Belum lagi senyum di wajah mereka mengatakan aku tidak mau ikut campur.


Nona park menurunkan plastic besar yang dibawanya di meja ruang makan. Ia lalu mengambil dan mengenakan satu-satunya celemek warna pink yang tergantung tidak jauh dari lemari es. Kemudian ia mengambil alih sendok sayur yang tadi dipegang Jung-Shin, “Biar aku yang melanjutkan,” ujarnya.


Min-Hyuk melihat ke arah Jung-Shin dan Jong-Hyun. Mereka paham apa yang ada di dalam pikiran Min-Hyuk. Kedunya pun mengangguk setuju.


“Ah, sepertinya kita kehabisan susu. Kalau begitu aku keluar dulu. Park-noona, kau tidak keberatan kan melanjutkannya?” pamit Jung-Shin tanpa menunggu persetujuan nona Park.


“Ah, aku juga ada urusan sebentar,” pamit Min-Hyuk kemudian.


“Aku?” Jong-Hyun bingung mencari alasan. “Sepertinya aku juga tidak disini sebaiknya. Gunakan waktu kalian,” ujarnya menyusul Min-Hyuk dan Jung-Shin yang sudah lebih dulu keluar.


Yong-Hwa semakin salah tingkah. Sudah lama ia tidak bertemu dengan gadis di depannya itu. Bahkan karena sibuknya ia dengan drama barunya, Yong-Hwa jarang membalas pesan gadis itu.


“Sepertinya mereka sengaja,” komentar nona Park. Ia masih asyik dengan masakannya.


“Ah, itu … “ Yong-Hwa menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia bingung harus bicara atau bersikap apa. Tiba-tiba ia punya ide, “Ah, apa yang bisa kubantu?” tawarnya kemudian.


Nona Park berbalik. Ia menatap tajam ke arah Yong-Hwa, membuat si empunya semakin salah tingkah. “Bantu aku mencuci sayur-sayur itu,” pintanya sambil menunjuk ke setumpuk sayuran segar yang masih ada di kantong plastic yang tadi dibawanya.


Asyik dengan kesibukan masing-masing, kebekuan kembali tercipta diantara keduanya. Ya, entah dinding setinggi apa yang membatasi keduanya. Atau entah es setebal apa yang membuat keduanya tidak juga mulai bicara satu sama lain. Satu hal yang tidak berubah, hanya kekompakkan mereka menyiapkan sarapan. Hanya butuh isyarat tubuh, keduanya sudah saling mengerti apa yang harus dilakukan. Tidak butuh waktu lama sederet makanan pun sudah tertata rapi di atas meja makan.


Nona Park membuka celemeknya. Tapi rupanya ia kesulitan membuka ikatan paling atas yang ada di belakang lehernya. Ia salah mengikat tadi.


“Biar kubantu,” tawar Yong-Hwa. Ia mendekat dan mulai membuka ikatan itu. Semerbak aroma segar tercium dari leher gadis itu. Aroma yang sama, seperti berbulan-bulan yang lalu. Sebelum ia mulai kehilangan ingatan akan aroma itu, sejak tidak pernah lagi membauinya. Ada rasa tergelitik dalam pikirannya. Tapi Yong-Hwa buru-buru mengusir jauh-jauh pikiran itu.


“Kenapa? Apa yang kau pikirkan?” ledek Nona Park.


Yong-Hwa kembali salah tingkah. Ia memilih duduk di salah satu kursi di ruang makan itu, mengambil gelas, menuangkan air dan meminumnya.


Nona Park tersenyum. Senyum pertama yang ia pamerkan sejak pagi itu, “Sepertinya kau baik-baik saja,” nilainya. “Jung-Shin mengurus makananmu dengan baik,” komentarnya lagi.


“Aku pikir kau marah,” Yong-Hwa mulai berani bicara.


Senyum di wajah nona Park lenyap. Ia kembali memamerkan wajah seriusnya, “Menurut Hyuk-ah, kau yang kebakaran jenggot,” goda nona Park.


“Ah, itu … “ Yong-Hwa kembali speechless. “Lagipula, apa yang kau lakukan dengan Jong-Hyun? Kalian pamer foto seperti itu, sementara aku … “ ucapan Yong-Hwa terputus.


“Kau cemburu!” tembak nona Park. “Tapi tidak masalah. Itu artinya perasaanmu masih baik-baik saja.”


Keduanya saling pandang, terdiam dan … akhirnya tertawa bersama.


Yong-Hwa mengambil makanan di depannya dengan sumpit, “Ini enak,” komentarnya.


“Jong-Hyun yang punya ide itu. Katanya aku bisa menarik perhatianmu dengan ide selfie itu. Dan ternyata itu berhasil kan?” cerita nona Park. “Jangan lupa minta maaf pada Jong-Hyun atas sikapmu tadi.”


“Dan kalian membuatku benar-benar nyaris terbunuh di set, karena foto itu,” balas Yong-Hwa. Sementara tangannya masih asyik memasukkan satu per satu makanan di depannya ke dalam mulutnya.


“Benarkah?” cecar Nona Park


Yong-Hwa tertawa, “Tenang saja, aku masih hati-hati. Ada Hae-In-Hyong yang selalu menjagaku di set,” balasnya tidak mau kalah. (Hae In atau Jung Hae In adalah rekan Yong-Hwa yang berperan sebagai Ahn Min Seo di Three Musketeer)


“Bodoh,” nona Park manyun di depannya.


Yong-Hwa tertawa senang. Akhirnya mereka kembali bertemu setelah sekian lama. Akhirnya ia juga bisa mengobati kerinduannya lagi akan masakan gadis satu ini. Dan yang jelas, sekarang mereka berbaikan. Tapi momen langka ini buyar saat ponsel Yong-Hwa berbunyi.


“Ponselmu,” nona Park mengingatkan.


Yong-Hwa tampak tidak peduli, “Biarkah saja, hari ini aku libur. Paling Min-Hyuk dan yang lain,” jawab Yong-Hwa santai.


“Ayolah,” bujuk nona Park.


Yong-Hwa tidak berani membantah gadis di depannya itu. Ia pun beranjak mengambil ponselnya di kamar, lalu membawanya serta ke ruang makan. Ia menunjukkn nama Min-Hyuk tertera di layarnya, pada nona Park. “Benar kan?” ujarnya sebelum mengangkat panggilan itu.


“Ah, Hyong! Lama sekali! Kami sudah lapar, apa kalian melakukannya?” tembak Min-Hyuk dari seberang.


“Aish, kau ini! Cepat pulang! Aku tidak bisa menghabiskan semua makanan ini sendirian. Dan lagi, jangan berpikiran yang aneh-aneh!” teriak Yong-Hwa tidak mau kalah.


Kelana’s note :


Lama ya rasanya, terakhir kali Kelana buat FF. Kali ini Na lagi suka lihat wajah ‘patah hati’-nya Yong Hwa seperti di dramanya, The Three Musketeer a.k Samchongsa. Hehehe … mianheyo buat fans Yong Hwa.


Tadinya pengen buat sad-ending. Yong-Hwa patah hati. Tapi … akhirnya sang pangeran mendapatkan kembali sang putri. End … dilarang protes!


Na habis scrol-scrol forum Dooley couple di sompii yg super panjang. Dan sepertinya, selain masa pre-debut, Na akan memikirkan lebih banyak FF dari forum itu . . . hihihi, support buat Dooley couple selalu, Yong-Hwa dan nona Park. jadi ... FF ini pun keluar lebih cepat dari jadwal semua, hmmm. enjoy minna

Bening Pertiwi 13.07.00
Read more ...

Flash Fiction – Maaf, katamu?! (inspired from Apologize - Timbaland ft. One Republic)


“Halo?”


“Maaf. Kita putus,” ujarnya dari ujung telepon. Setelahnya terdengar bunyi klik telepon ditutup.


sorry_15

“Halo?! Halo?! Diana?!” Aldi memandang layar ponselnya, tapi tidak ada tanda-tanda teleponnya masih terhubung. “Bren***k!” geram Aldi lalu membanting ponselnya ke lantai.


Tangannya tergenggam, dan tembok di depannya menjadi sasaran pukulannya. Aldi menggeram marah. Yang benar saja. Berani-beraninya Diana, kekasihnya itu memutuskan hubungan mereka lewat ponsel. Bahkan tanpa membiarkan sedikitnya dirinya bicara. Apa maksudnya ini?


Dua hari yang lalu ….


“Hai, Di, udah lama ya nunggu? Sorry, tapi ada kuliah tambahan. Kamu udah makan duluan ya?” sapa Aldi sambil melepaskan tas gendongnya dan mendaratkan tubuhnya di kursi depan Diana.


Diana mendongak sejenak melihat kekasihnya yang baru datang itu. Bibirnya hanya tertarik sedikit ke samping. Tidak ada senyum terkembang dan tawa renyah yang selama ini dia sodorkan saat Aldi, kekasihnya datang. Ya, seperti biasa mereka makan siang di kafe ini sepulang kuliah. Tapi, berbeda dari biasanya, kali ini Diana datang lebih dulu.


“Kamu kenapa, Di? Tumben nggak ada suaranya gitu?” Aldi heran.


“Al, ada yang mau aku omongin sama kamu,” ujar Diana pelan.


“Huh?” Aldi heran.



Hari ini …


‘Gila, loe bener-bener gila, Di! Apa maksudnya ini! Loe pikir masalah bakalan selesai kalau gini caranya, huh!” Aldi masih terus memuntahkan sumpah serapahnya sambil memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Hujan deras yang mulai turun di awal November pun tak dihiraukannya.


Sesaat Aldi merasa ada getaran di saku jeans-nya, ponselnya! Entah dari siapa. Tapi Aldi memilih tidak peduli. Hal yang paling ingin ia lakukan saat ini adalah menemui kekasihnya—atau mantan kekasihnya—Diana.


Tapi rupanya takdir berkata lain. Jalanan yang baru saja tersapu hujan yang pertama, memaksa ban sepeda motor Aldi bekerja keras menahan gesekan antaranya. Dan di belokan terakhir nyaris rumah Diana … brak!!! Ponsel di saku Aldi terlempar, bersamaan dengan tubuhnya yang tinggal separuh nyawa.


From : Diana


Aldi, maafin aku ya. Nggak bisa bareng kamu lagi


Aku harus memilih. Bukan karena aku nggak sayang kamu


Hanya saja, …


Baterai ponsel itu padam, seiring hujan yang semakin deras, dan hembusan nafas yang hilang, selamanya.


Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari http://www.nulisbuku.com  di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Bening Pertiwi 05.09.00
Read more ...