SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 06 part 1. Berhari-hari Reiji galau lantaran ungkapan cintanya masih belum mendapatkan jawaban dari Misaki. Tapi, hari itu Misaki berjanji akan memberikan jawabannya di pusat kebugaran, tempat mereka biasa bertemu. Dan jawaban Misaki adalah ...



Misaki pulang ke apartemennya. Dipandanginya foto pria tua yang dia panggil kakek. Kakek Misaki dulunya bekerja sebagai penerima tamu di depan sebuah hotel.


Presdir sangat mirip dengan kakekku. Saat kukatakan mirip, bukan soal penampilan. Tapi soal sikap terhadap pekerjaan, dan kadang menunjukkan sisi lucunya. Kakekku persis seperti itu. Aku kehilangan orang tuaku sejak masih kecil dan kakek yang membesarkanku sendirian.



Sesekali kakek mengajak Misaki jalan-jalan. Meski Misaki khawatir, tapi kakek selalu mengatakan tidak ada masalah. Melihat kakeknya seperti ini, Misaki pun memutuskan bermimpi untuk dapat bekerja bersama dengan kakeknya dan bahkan bisa memiliki hotel sendiri.


Misaki masih SMA saat ia bilang pada kakeknya akan menyusul bekerja di hotel setelah lulus. Tapi kakek melarang dan mengatakan Misaki untuk melanjutkan sekolah lebih dulu. Misaki berkeras, tapi akhirnya menuruti juga kemauan kakeknya itu.


Aku bekerja keras agar lebih baik dari kakek. Dan saat aku bekerja di Paris, kakek terus saja menyembunyikan keadaan fisiknya yang makin buruk. Dan dua tahun kemudian kakek meninggal. Pada akhirnya, kakek tidak melihatku bekerja di hotel dan aku tetap tidak bisa menyainginya.



Misaki masih ada di area pemakaman saat seorang pria mendekatinya, seorang pengacara. Pengacara itu memberikan sertifikat tanah yang ditinggalkan kakeknya, atas nama Misaki. Misaki pun mendatangi tempat tanah itu berada. Sebuah tanah lapang yang berada tidak jauh dari laut dengan pemandangan luar biasa. Tempat yang tepat untuk sebuah hotel.


Untuk mewujudkan mimpi kakek, aku memutuskan kembali ke Jepang. Dan sekarang aku bekerja di hotel dengan pertumbuhan tercepat, Samejima Hotel. Meski karyawan lain takut pada presdir yang seolah seperti iblis, kalau mereka tahu sisi lain presdir, pasti pendapat mereka akan berbeda. Kadang dia berbohong seperti anak SD. Atau berteriak kegirangan. Beberapa saat lalu, dia melihat wajahku dan tersenyum bahagia. Semuanya adalah hal yang kukagumi dari presdir.



Sekt.Maiko menutup telepon setelah bicara dengan Reiji. Menurutnya Reiji akan pergi kencan jadi mereka bisa pulang duluan. Reiji dan Misaki akan kencan di akuarium.


“Tapi itu baik kan, kalau kencan mereka di akuarium? Karena itu adalah satu-satunya tempat kencan yang dipahami presdir,” ujar Katsunori-san.


Sekt.Maiko pun mengiyakan ide itu. Mereka ikut senang karena dengan jadiannya Reiji dengan Misaki, artinya Reiji akan punya pasangan kencan untuk pesta mendatang.



Misaki tengah mengambil beberapa gambar saat Reiji mendekat. Dengan sabar, Reiji menjelaskan satu per satu jenis ikan yang ada di akuarium itu. Reiji mengaku kalau sejak kecil ia memang suka binatang. Bahkan saat di sekolah dulu, tugasnya adalah merawat hewan peliharaan kelas. Sementara Misaki mengaku kalau dulu dia adalah ketua kelas. Tebakan Reiji soal Misaki rupanya tepat. Reiji bertanya soal ikan favorit Misaki yang dijawab dengan menunjuk salah satu jenis ikan. Menurut Reiji, ikan itu namanya pilchard, ikan yang sederhana untuk pilihan sederhana.


Reiji bicara serius, “Saat kencan, bisakah jangan kau panggil aku presdir?” pintanya kemudian. Reiji mempersilahkan Misaki memanggil sesukanya, nama keluarga atau nama depan.


Misaki tersenyum mengerti, “Kalau begitu, Rei-san.”


“R-Rei-san? Rei-san. "Reiji" without the "Ji"... Rei-san...” Reiji dibuat takjub dengan pilihan Misaki.


“Apa Anda lebih suka dipanggil Reiji-san?”


Reiji mengelak cepat,”Rei-san, terdengar ribuan kali lebih baik.” Reiji pun minta izin memanggil Misaki dengan Misa-san, yang disetujui juga oleh Misaki.


Keluar dari akuraium, Reiji dan Misaki berjalan menikmati angin luar. Saat ditanya, Reiji mengaku kalau yang tahu hubungan mereka hanya sekretaris dan sopirnya. Misaki juga mengaku kalau ia sudah cerita pada Mahiro soal hubungannya dengan Reiji.


Reiji mengajukan usul kalau besok ia akan mengatakan soal hubungannya dengan Misaki pada karyawan lain. Tapi Misaki menolak ide itu, karena ia tidak mau karyawan lain jadi canggung dan juga tidak ingin mencampurkan antara pekerjaan dan masalah pribadi. Reiji pun setuju hal ini, dan beranggapan kalau di kantor mereka kembali adalah atasan dan bawahan saja.


“Apa kau hanya punya satu ponsel?” tanya Reiji saat Misaki mengeluarkan ponselnya.


“Ya, Cuma ini.”


“Aku juga, Cuma ini,” Reiji cengar-cengir memberikan kode. “BTw, aku masih belum punya kontak lengkapmu,” modus Reiji.


Misaki tersenyum mengerti. Ia pun mengajak Reiji bertukar kontak mereka yang membuat wajah Reiji makin sumringah. Malam itu kencan mereka berjalan dengan sukses. Bahkan sampai di apartemennya pun, Reiji masih saja terus senyum-senyum. Senyumnya makin lebar saat ada pesan dari Misaki, Aku bersenang-senang hari ini. Aku juga ingin belajar lebih banyak lagi soal ikan. Selamat malam.



Para karyawan sudah datang saat Reiji baru saja tiba. Seperti biasa, mereka menyapa Reiji. Tapi balasan Reiji pagi itu benar-benar luar biasa. Saking bahagianya, Reiji pun menjawab sapaan dari para karyawannya itu dengan senyum-senyum. Misaki yang ada di antara mereka berusaha bersikap senormal mungkin. Tidak hanya para karyawan saja, tapi Sekt.Maiko pun dibuat takjub dengan tingkah Reiji pagi itu.


Beragam komentar langsung bermunculan. Karyawan heran karena sudah lama Reiji tidak lagi menjawab sapaan mereka dan kali ini menjawab dengan sangat sumringah. Dan seperti biasa, Ieyasu mulai berdelusi soal hubungan warna dasi-nya dengan sapaan Reiji. Tidak ingin terlibat obrolan atau dicurigai, Misaki justru buru-buru kembali ke mejanya dan sibuk dengan pekerjaan.



Di ruangan, Reiji langsung curhat pada sang sekretaris. Ia merasa sangat bahagia karena kencannya ternyata berjalan lancar. Sekt.Maiko menjawab sarkas, itu karena Reiji baru kencan tiga hari.


“Tapi jatuh cinta itu luar biasa kan? Jangan iri. Kuharap kau juga segera menemukan seseorang sepertiku. Aku tidak membayangkan hidup tanpa kekasih,” Reiji masih saja mengumbar senyum lebarnya.


“Begitu? Jadi Anda akan kencan lagi setelah kerja nanti?”


“Kami akan kencan akhir minggu. Di samping itu, Misa-san punya rencana hari ini. Aku tidak bisa menemuinya karena punya pekerjaan juga,” aku Reiji.


Sekali lagi, sekt.Maiko dibuat takjub, “Presdir, Anda memanggilnya Misa-san?”


Reiji mengangguk mengiyakan, “Dia memanggilku Rei-san. Cara dia memanggilku seperti itu, membuat namaku jadi keren.”


“Kalau Anda begitu menyukainya, haruskah saya memanggil Anda dengan ‘Rei-san’ juga?” sindir sekt.Maiko.


“Hentikan. Itu jadi ... tidak terdengar keren!”



Ieyasu menyusul Reiji saat jam makan siang. Mereka berada di lift turun. Ieyasu mengajukan ide untuk makan bersama. Tapi Reiji tampak tidak antusias sama sekali.


“Aku memutuskan setelah dua bulan kita makan bersama, Anda dan aku akan makan siang bersama lagi,” ujar Ieyasu.


“Menyesal sekali, tujuanmu tidak akan tercapai,” ujar Reiji dingin.


Ieyasu akhirnya merasa kalau belakangan Reiji, sang bos, tampak tidak terlalu antusias bicara dengannya, bahkan hanya sedikit bicara. Menurut Ieyasu, Reiji hanya lebih perhatian pada karyawan baru saja. Alarm bahaya menyala di kepala Reiji, ia mengelak cepat. Tapi Ieyasu belum menyerah. Ia mengaku tahu kalau Reiji dan Misaki bertemu di pusat kebugaran. Reiji buru-buru mengelak kalau itu kebetulan.


Tapi ketakutan Ieyasu ternyata ... konyol, “Apakah Misaki-chan adalah kandidat presdir baru?”


“Huh, kau bilang apa?” Reiji bingung.


“Jangan pura-pura. Sebagai tangan kanan Anda, aku tidak akan tinggal diam jika dia (Misaki) jadi penerusmu!” ujar Ieyasu.


Reiji benar-benar tidak habis pikir dengan isi kepala karyawannya satu ini, “Sejak kapan kau jadi tangan kananku?”


“Tidak hanya tangan kanan, tolong percayakan juga tangan kiri Anda!”


“Lebih baik kau tutup mulut saja, membuat moodku jadi buruk!” Reiji pun keluar dari lift dengan kesal.



Misaki membantu Mahiro yang sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk rapat. Mahiro mengaku menyerah mengejar cinta ketua tim Goro-san. Ia mengaku kalau sejak pesta perayaan pernikahan Katsunori-san, Mahiro sadar kalau ketua tim Goro-san tidak tertarik padanya. Misaki terkejut dengan keputusan Mahiro ini. Ia khawatir pada Mahiro.


“Aku akan menemukan pengganti secepatnya. Kenalkan padaku kalau kau punya kenalan pria tampan ya?” pinta Mahiro kemudian.



Reiji datang ke bar dan minum bersama presdir Wada malam itu.Ia pun sudah menceritakan soal Misaki yang kini sudah jadi kekasihnya. (hubungan dua presdir ini memang aneh. Di sisi lain mereka adalah saingan, di lain sisi mereka bersahabat). Mendengar kabar itu, presdir Wada pun memberikan selamat dan mengajak Reiji untuk toas minuman.


“Ada yang ingin kukatakan padamu Wada-san. Sebenarnya, tidak ada satupun strategi yang kau katakan padaku, membantu. Pengakuan perasaanku padanya yang membuat kami akhirnya kencan, semuanya adalah ideku. Dengan kata lain, aku memenangkan hatinya dengan kekuatanku sendiri!” ujar Reiji sok.


“Maaf kalau itu tidak membantu. Tapi aku tidak pernah mengira kalau kau dan Shibayama Misaki akan kencan,” presdir Wada berubah serius. “Kau juga tahu kan, kalau aku bertemu dengannya di Paris beberapa kali?”


Reiji curiga, “Jangan bilang, kau akan menceritakannya soal rahasia romansa kantoran.”


“Tentu saja aku tidak akan menceritakannya. Kau bisa percaya sedikit kan? Jadi, kau akan mengajaknya ke pesta minggu depan kan?”


“Memang begitu seharusnya kan. Itulah alasan awalnya, aku memilih dia,” ujar Reiji.


“Baguslah, karena kau sudah memenangkannya.” Presdir Wada kemudian menceritakan soal ketua baru asosiasi pengusaha hotel, Takada dari Yokohama Imperatto Hotel yang terkenal sangat suka berdansa.


“Kelihatannya menarik kan?”


“Itulah, beruntungnya kau sudah punya pasangan tahun ini. Kalau kau sendirian sementara semua orang berdansa ... bukankah kau akan terlihat menyedihkan?” (nggak ngerti ini maksud presdir Wada apaan deh. Sekedar mengingatkan atau malah membuat Reiji makin terpojok?)



Sekt.Maiko tengah mengecek email undangan pesta asosiasi pengusaha hotel untuk Sabtu ini. Dan salah satu point yang ditonjolkan adalah ... dansa. “Apa presdir tahu cara berdansa?”


Katsunori-san yang ada di dekatnya mengiyakan, “Sepertinya dia pernah belajar saat masih di Inggris, dia mengambil bagian dalam pesta dansa tiap malam.”


Sekt.Maiko agak ragu untuk satu hal ini. Tapi Katsunori-san meyakinkan kalau Reiji sangat percaya diri untuk bidang satu ini. “Baik kau atau beruang, presdir mengatakan tidak masalah kalaupun pasangannya tidak bisa berdansa.”


“Kenapa kau bandingkan aku dengan beruang?” sekt.Maiko tampak tidak senang.



Reiji rapat dengan para karyawannya. Saking bahagianya, Reiji tidak begitu memerhatikan. Ia justru meminta pendapat Misaki soal rencana yang tengah disusun dalam rapat itu. Tidak ingin berlama-lama, Reiji pun menutup rapat itu dan beranjak pergi.


Langkah Reiji terhenti saat mendengar ketua tim Goro-san mengatakan kalau ia ada perjalanan bisnis akhir minggu ini dan menawarkan rekan-rekannya jika ingin ikut. Mahiro tampak ragu, sementara Ieyasu tidak memberikan jawaban. Tidak ada pilihan lain, Misaki pun mengajukan diri untuk berangkat. Tentu saja Reiji kesal dengan ini.


Tapi Mahiro rupanya berubah pikiran. Ia pun tiba-tiba saja mengajukan diri untuk ikut pergi. Ieyasu pun mengacungkan tangannya. Karena Goro-san tidak bisa memilih siapa yang akan diajaknya pergi, Reiji pun turut campur. Ia usul agar ini ditentukan dengan permainan jankenpon—batu-gunting-kertas. Mereka semua setuju dengan hal ini. Tapi alarm bahaya kembali terdengar di kepala Reiji, ia mengingatkan kalau mereka ikut, artinya mengorbankan libur. Tapi Ieyasu mengatakan tidak masalah, karena mereka memang sudah mengerjakan proyek ini sejak awal.


Tidak bisa membiarkan kesempatan mengajak Misaki batal, Reiji pun menyuruh mereka semua bubar dan bertemu lagi setelah makan malam untuk menyelesaikan semua itu. “Orang yang punya keinginan terbesar, yang akan memenangkan tiket perjalanan bisnis ke Kyoto!”



Reiji kembali di ruangannya. Ia sudah heboh di depan Katsunori-san dan sekt.Maiko, kalau rencananya mengajak Misaki kemungkinan batal. Reiji menceritakan kalau ada kemungkinan Misaki akan ada perjalanan bisnis ke Kyoto akhir minggu ini.


“Kalau Misa-san menang dalam permainan jankenpon ini ... “


“Kalau begitu, bilang saja padanya untuk membatalkan perjalanan bisnis itu,” saran sekt.Maiko.


“Tapi kita jadi atasan dan bawahan kalau di kantor ... “ Reiji makin panik.


Tapi Katsunori-san menenangkannya dan mengatakan kalau masih ada harapan. Bisa saja Ieyasu atau Mahiro yang menang. Reiji lalu meminta Katsunori-san untuk melakukan sesuatu untuknya.



Malam itu, Mahiro seperti biasa keluar dan makan bersama Misaki. Ia tampak menyesal karena mengajukan diri untuk ikut pergi bersama ketua tim Goro-san, padahal tadinya ia sudah mengaku menyerah soal perasaannya.


“Saat ada peluang, aku berpikir kalau mungkin saja ini kesempatan terakhir, jadi aku ambil,” aku Mahiro.


Misaki mengerti, “Kalau begitu, aku yang mundur saja.


“Ah jangan! Karena kalau pun aku menang, itu pasti jadi takdirku dan aku akan lebih percaya diri. Selain itu, bukankah presdir juga bilang kan, orang yang punya perasaan kuat yang akan menang,” Mahiro makin yakin.



Diam-diam, Reiji menyusul Ieyasu yang ada di toilet. Ia berupaya supaya si Ieyasu ini yang nantinya bisa menang dalam jankenpon. Ieyasu mengaku selama ini tidak pernah kalah. Tapi saat dicoba, ternyata dua kali Ieyasu selalu kalah. Reiji kesal dengan gaya sok anak ini.


Tapi Ieyasu belum menyerah. Ia berpikir kalau nanti pasti akan menang. Melihat semangat karyawannya yang satu ini, harapan Reiji perlahan kembali. Ia pun memberikan ‘jimat keberuntungan’ pada Ieyasu dan berpesan agar kalau menang nanti, Ieyasu harus benar-benar serius dengan proyeknya.


“Kalau aku menang, bisa kita makan siang bersama?” pinta Ieyasu kemudian.


“Tentu saja. Kamu boleh makan apapun yang kamu,” ucapan Reiji ini makin membakar semangat si Ieyasu.



Permainan jankenpon pun siap dimulai. Bahkan karyawan lain pun ikut bergabung untuk menonton. Reiji yang awalnya mendukung Ieyasu untuk menang akhirnya kesal karena Ieyasu ini justru langsung kalah di percobaan pertama.


Sekarang tinggal Misaki dan Mahiro yang bersaing. Ieyasu pun memberikan jimatnya pada Misaki, karena ia tidak mau Mahiro yang nantinya akan menang. Reiji yang tahu hal ini melarangnya, karena ia lebih suka Mahiro yang menang, bukan Misaki.


Permainan berikutnya dimulai. Setelah percobaan ketiga, akhirnya Mahiro-lah yang menang. Reiji tentu sangat senang dengan hasil ini. Ia tidak peduli pada yang lain, yang ia pedulikan adalah masih ada kesempatan mengajak Misaki ke pesta asosiasi hotel.



Reiji kembali ke ruangannya dengan perasaan yang lebih lega, tapi tetap saja mengomel kesal. Saat kencan besok, Reiji berencana akan meminta Misaki untuk menemaninya datang ke pesta asosiasi hotel. “Gaya kami adalah tidak mencampurkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan.”


“Jadi setelah akhir pekan, saya akan memasukkan nama Anda dalam daftar undangan yang akan datang,” ujar sekt.Maiko. “Kemana Anda akan kencan besok?”


“Kuserahkan pada Misa-san. Dia bilang, tempat dia ingin mengajakku untuk datang.”



Akhir pekan pun datang. Misaki sudah berdandan rapi saat jarum panjang jam menunjuk angka 11 lewat. Ia pun mengambil ponselnya dan mengirimi Reiji sebuah pesan. Aku akan datang jam 1 nanti. Sampai jumpa nanti.


Reiji pun tengah bersiap di apartemennya. Beberapa pakaian diambilnya dan dicobanya, tapi belum ada yang cocok. Pesan dari Misaki pun mengalihkan perhatian Reiji. Saking senangnya mendapat pesan dari Misaki, Reiji sampai bingung untuk memberikan balasan. Dari balasan gaya imut, tegas hingga akhirnya Reiji memilih gaya pesan ‘datar’. Reiji yang tidak sadar kalau sudah banyak menghabiskan waktu hanya untuk membalas pesan Misaki akhirnya buru-buru ganti pakaian dan bersiap pergi.



Kemana Misaki mengajak Reiji pergi? Mereka datang ke sebuah acara ‘Shoten’ (Na nggak yakin juga apa ini). Dan dalam waktu singkat saja, Reiji sudah bisa ikut tertawa seperti penonton lainnya. Reiji melirik ke arah Misaki yang tampak sangat senang melihat acara itu.


Tak terasa, acara pun selesai. Saat ditanya oleh Reiji, Misaki mengaku suka karena pernah dengar dari kakeknya. Reiji pun mengaku kalau ternyata acara ini jauh lebih menarik dari yang ia perkirakan sebelumnya. Reiji bahkan berpikir untuk mendengar lebih banyak lagi.


“Kalau begitu, aku bisa pinjamkan CD-nya kalau kau mau?” tawar Misaki yang tidak mungkin ditolak oleh Reiji.


Tapi semua ternyata tidak berjalan lancar seperti yang diinginkan. Bagaimana Reiji dan Misaki akan menghadapinya?


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 06 part 2


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net

Bening Pertiwi 14.30.00
Read more ...

Bagaimana summer kalian, Guys? Semoga asyik ya. Yang udah masuk sekolah, semoga menikmati kelas dan teman-teman baru. Yang baru masuk kerja, ya semoga kerasan aja. Dan ... jangan lupa simak lagi drama summer berikut ini.




Eigyou Buchou Kira Natsuko


Tayang: Pada pukul 22.00 mulai Kamis, 21 July 2016


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Inoue Yumiko (Isan Souzoku, Hirugao, Pandora Series)


Genre: kantor


Pemeran: Matsushima Nanako, Matsuda Ryuhei, Harada Taizo, Ito Ayumi, Ishimaru Kanji, Okada Yoshinori, Isao Itsuji, Daigo, Adachi Rika, Shirasu Jun, Takagi Wataru, Takahashi Konosuke, Matsubara Chieko


Sinopsis:


Kira Natsuko (Matsushima Nanako) adalah seorang wanita karir sukses sebagai direktur kreatif pada perusahaan periklanan. Dia menikah dengan Kotaro (Harada Taizo) sebelum 40 tahun dan memiliki anak lalu mengambil cuti melahirkan. Tiga tahun kemudian, dia kembali bekerja. Tapi situasinya berubah sama sekali dan Takagi Keisuke (Matsuda Ryuhei) sekarang yang jadi direktur kreatif. Perusahaan mengalamai kemunduran dan sejumlah karyawan dipecat. Natsuko diterima lagi tapi tidak di departemen kreatif, melainkan departemen penjualan yang berbeda dengan harapannya. Dia harus berurusan dengan berbagai macam masalah antara pekerjaan dan keluarganya. Tidak ingin dibantu oleh ibu mertuanya, (Matsubara Chieko), Natsuko mempekerjakan seorang perawat bayi (Ito Ayumi). Tapi kehadiran perawat bayi membuat keluarganya menjadi semakin jauh. Di perusahaan, dia juga tidak lagi percaya diri dan menjadi frustasi. Tidak lama kemudian, dia dan suaminya pun mengalami masalah.


Website: www.fujitv.co.jp/kiranatsuko



Yisan Sozoku Bengoshi Kakizaki Shinichi


Tayang: Pada pukul 23.59 mulai Kamis, 7 July 2016


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Hayashi Makoto (Doctor Chousahan, Doctor X Seasons 2 – 3, Strawberry Night Series)


Genre: hukum


Pemeran: Mikami Hiroshi, Morikawa Aoi, Sakai Wakana, Toyohara Kosuke, Okina Megumi (bintang tamu), Sasai Eisuke (bintang tamu), Izumiya Shigeru (bintang tamu)


Sinopsis:


Kakizaki Shinichi (Mikami Hiroshi) sebenarnya adalah seorang pengacara yang brilian tapi dihukum dan kehilangan kredibilitas setelah berkelahi dengan penuntut dalam sebuah kasus. Dengan hutang yang banyak, Kakizaki kesulitan memiliki kepercayaan diri atas kliennya. Kemudian tanpa terduga, dia mendapat klien pria kaya soal warisan. Kakizaki tidak pernah muncul di pengadilan dan dia menjadi pengacara ahli bidang warisan.


Website: www.ytv.co.jp/kakizaki




Denshichi Torimonochou


Tayang: Pada pukul 20.00 mulai Jumat, 15 July 2016


Stasiun TV: NHK BS Premium


Penulis naskahs: Moriwaki Kyoko (Watashi o Mitsukete, Ginnikan, Last Dinner), Yamamoto Mutsumi (Kounodori, Yae no Zakura)


Karya asli: Denshichi Torimonochou oleh Jinde Tatsuro


Genre: sejarah


Pemeran: Nakamura Baijaku, Katono Taiko, Tokushige Satoshi, Tanaka Misako, Harada Natsuki, Ishibashi Renji, Matsudaira Ken


Sinopsis:


Denshichi (Nakamura Baijaku) dari Kuromoncho adalah bagian dari kepolisian. Dia menghukung para penjahat di jalanan pada zaman Edo dengan sebuah benda yang dipercayakan padany oleh inspektur Toyama Saemon (Matsudaira Ken), yang merupakan seorang hakim di Kitamachi.


Website: www.nhk.or.jp/jidaigeki/den7




Yassan ~ Tsukiji Hatsu! Oishi Jikenbo


Tayang: Pada pukul 20.00 mulai Jumat, 22 July 2016


Stasiun TV: TV Tokyo


Penulis naskah: Oshima Satomi (Hanamoyu, Koisuru Hae Onna, Hayami-san to Yobareru Hi)


Karya asli: Yassan Series oleh Hara Koichi


Genre: makanan


Pemeran: Ihara Tsuyoshi, Emoto Tasuku, Yamamoto Maika, Kamiji Yusuke, Itaya Yuka, Satomi Kotaro, Sasaki Nozomi (bintang tamu)


Sinopsis:


Yasu (Ihara Tsuyoshi) yang tidak punya uang dan tempat tinggal dari Ginza punya mulut kasar tapi peduli dan dikenal oleh orang-orang sekitarnya sebagai Yassan. Dihormati oleh Tsukiji dan bahkan chef hotel, dia memiliki kemampuan dan pengatahuan soal makanan. Suatu hari, seorang pria muda Takao (Emoto Tokie) yang bekerja di perusahaan IT, dipecat dan minta jadi muridnya. Bersama Takao, Yassan menghukum orang yang menyia-nyiakan makanan dan masa lalunya pun perlahan terkuak.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/yassan




Yowamushi Pedal


Tayang: Pada pukul 21.00 mulai Jumat, 26 Agustus 2016


Stasiun TV: BS Skyperfect


Penulis naskah: Fukihara Kota


Karya asli: Yowamushi Pedal oleh Watanabe Wataru


Genre: olahraga


Pemeran: Ogoe Yuki, Kimura Tatsunari, Fukazawa Taiga, Gomoto Naoya, Tomotsune Yuki, Baba Ryoma, Kujirai Kosuke, Yashima Ryo, Teruma, Hirai Hiroki, Asato Yuya, Sakurai Minami, Takigawa Eiji, Suzuki Hiroki, Kitamura Ryo, Miyazaki Shuto, Aoki Soramu, Akimoto Ryutaro, Ueda Keisuke, Murata Mitsu


Sinopsis:


Onoda Sakamichi (Ogoe Yuki) fans berat Akihabara yang aneh, baru saja masuk SMA di perfektur Chiba. Dia mencoba bergabung dengan klub anime di sekolah untuk mendapatkan teman. Tetapi, Sakamichi bertemu teman sekelas Imaizumi Shunsuke (Kimura Tatsunari) dan Naruko Shokichi (Fukazawa Taiga). Karena suka bersepeda dia bergabung dengan klub bersepeda. Dipimpin oleh kapten, Kinjo Shingo (Gomoto Naoya), siswa kelas tiga, anggota klub ingin jadi yang terbaik dalam kompetisi antar sekolah. Sebagai orang baru, Sakamichi mengalami bersepeda dengan Imaizumi dan Naruko, balapan untuk siswa kelas satu dan pelatihan empat hari 1000 km. Siapa yang akan terpilih untuk kompetisi antar sekolah?


Website: www.bs-sptv.com/yowapeda




Suizokukan Girl


Tayang: pada pukul 22.00 mulai Jumat, 17 June 2016


Stasiun TV: NHK


Penulis naskah: Arai Shuko (Higanbana, Mother Game, Shima no Sensei)


Karya asli: Suizokukan Girl oleh Mokumiya Jotaro


Pemeran: Matsuoka Mayu, Kiritani Kenta, Sawabe Yu, Adachi Rika, Uchida Asahi, Kinoshita Houka, Nishida Naomi, Toda Keiko, Ishimaru Kanji, Ito Shiro


Sinopsis:


Sudah tiga tahun Shima Yuka (Matsuoka Mayu) bergabung dengan perusahaan ekspor impor. Tetapi, dia banyak melakukan kesalahan. Yuka sebenarnya diminta pindah ke Hamakaze Aquarium. Training harian dengan seniornya, Kaji Ryohei (Kiritani Kenta); Imada Shuta (Sawabe Yu); Yoshizaki Kazuko (Nishida Naomi); kepala departemen umum Kurano Hisayuki (Ishimaru Kanji) dan direktur akuarium misterius Utsumi Ryotaro (Ito Shiro) seperti angin ribut. Bahkan lumba-lumba yang diurusnya pun tidak bisa diatur. Meski begitu, Yuka tetap berpikir positif.


Website: www.nhk.or.jp/drama10/suizokukan




Kami no Shita o Motsu Otoko


Tayang: Pada pukul 22.00 mulai Jumat, 8 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Sakurai Takeharu (Yamegoku, Take Five, Ataru Series)


Genre: komedi misteri


Pemeran: Mukai Osamu, Kimura Fumino, Sato Jiro, Hino Shohei, Takuma Shin, Hirosue Ryoko, Kitaro (bintang tamu), Usuda Asami (bintang tamu), Matobu Sei (bintang tamu), Emoto Tokio (bintang tamu), Tokunaga Eri (bintang tamu), Ishibashi Renji (bintang tamu)


Sinopsis:


Tomonaga Ranmaru (Mukai Osamu), Kamekanbo Hikaru (Kimura Fumino) dan Miyazawa Kanji (Sato Jiro), yang bertemu dalam situasi enah, naik mobil untuk makan dan tidur di penginapan dalam perjalanan ke penjuru Jepang untuk mencari seorang geisha bernama Miyabi (Hirosue Ryoko).


Website: www.tbs.co.jp/ranmaru_tbs




Gurame! ~ Souri no Ryoriban


Tayang: Pada pukul 23.15 mulai Jumat, 22 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskah: Hishida Shinya


Karya asli: Gourmet ~ Daisaishou no Ryorinin oleh Nishimura Mitsuru


Genre: makanan


Pemeran: Goriki Ayame, Takito Kenichi, Takahashi Issei, Shinkawa Yua, Naito Risa, Matsuo Yukimi, Miyake Hiroki, Kohinata Fumiyo


Sinopsis:


Perdana menteri Ato Ichiro (Kohinata Fumiyo) dan sekretasi pribadinya Koga Seiji (Takito Kenichi) memutuskan untuk mengembalikan chef kediaman perdana menteri dan membuat penunjukkan pertama sejak perdana menteri Yoshida Shigeru nyaris 70 tahun.


Koga bertemu Ichiki Kurumi (Goriki Ayame) yang berusia 25 tahun menunggu di meja dari restoran tradisional Jepang dan mendapati dia adalah chef. Koga mendekati Kurumi dan memintanya datang ke kediaman perdana menteri sebagai chef Ato dan dia setuju meski masih ragu. Kurumi membuat makanan untuk tamu internasional di kediaman itu. Tapi, dunia chef didominasi oleh pria bahkan di kediaman perdana menteri. Chef kepala Kiyosawa Haruki (Takahashi Issei) memperlakukan Kurumi dengan tidak baik.


Website: www.tv-asahi.co.jp/gurame




Crow’s Blood


Tayang: mulai Sabtu, 23 July 2016


Jaringan: Hulu


Penulis naskah: Moto Azabu Factory


Karya asli: Crow’s Blood oleh Akimoto Yasushi


Genre: horor misteri


Pemeran: Watanabe Mayu, Miyawaki Sakura, Miura Takahiro, Kashiwagi Yuki, Iriyama Anna, Kizaki Yuria, Kato Rena, Mukaichi Mion, Yokoyama Yui, Matsui Jurina, Hasegawa Tomoharu, Kaku Tomohiro, Maiko, Bessho Tetsuya, Sometani Shota, Lily Franky, Dan Mitsu


Sinopsis:


Isozaki Kaoru (Watanabe Mayu) adalah anak kelas tiga SMA biasa yang sekolah di sekolah khusus putri. Seorang siswi misterius Togawa Maki (Miyawaki Sakura) yang latar belakangnya misterius datang ke kelas Kaoru. Suatu hari, Maki mimisan dan berwarna hitam secara tiba-tiba, mengagetkan teman-temannya. Kenapa darahnya hitam dan siapa dia sebenarnya? Semua orang yang dekat dengan Maki dan mencoba memecahkan misteri, terlibat kasus aneh. Kemudian infeksi darah hitam misterus menjangkiti sekolah.


Website: hulu-japan.jp/crows-blood




Otoko Meshi


Tayang: Pada pukul 24.12 mulai Sabtu, 16 July 2016


Stasiun TV: TV Tokyo


Penulis naskahs: Nemoto Nonji (Night Hero Naoto, Hatsukoi Geinin, Yowakutemo Katemasu), Shimizu Masashi


Karya asli: Otoko Meshi oleh Fukuzawa Tetsuzo


Genre: makanan


Pemeran: Namase Katsuhisa, Emoto Tokio, Uchida Rio, Takahata Yuta, Tozuka Junki, Kinoshita Takayuki, Kimoto Takehiro, Miura Masaki


Sinopsis:


Seorang mahasiswa Wakamizu Ryota (Emoto Tokio), yang sedang mencari pekerjaan terlibat dengan gangster. Hidup Ryota diselamatkan oleh Yanagiba Ryuichi (Namase Katsuhisa), bos dari Yanagiba-gumi dan Ryota pun akhirnya membawa Yanagiba ke rumahnya. Mengabaikan Ryota yang ingin Yanagiba pergi secepatnya, Yanagiba menggunakan bahan-bahan di lemari es dan membuat makanan. Tanpa diduga, makanan itu enak meski bahan-bahannya agak maksa. Inilah awal hidup dua orang yang terhubung oleh makanan.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/otokomeshi




Koekoi


Tayang: Pada pukul 24.52 mulai Sabtu, 9 July 2016


Stasiun TV: TV Tokyo


Penulis naskahs: Ohashi Rieko (Kari Kare, Kuro no Onna Kyoushi, Shima Shima), Miura Naoyuki


Karya asli: Koekoi oleh Doruru


Genre: romantis


Pemeran: Nagano Mei, Ryusei Ryo, Sakurai Takahiro, Ochiai Motoki, Otomo Karen, Sakurada Dori, Mizutani Kaho, Shiraishi Shunya, Morio Yumi, Karata Erika


Sinopsis:


Yoshioka Yuiko (Nagano Mei) harus istirahat karena flu saat baru saja masuk sekolah. Dia mendapat telepon dari teman sekelasnya yang sempurna Matsubara-kun (suara oleh Sakurai Takahiro). Suaranya di telepon membuat hati Yuiko berdetak kencang. Tapi saat dia datang ke sekolah hari berikutnya dan mencoba menemui Matsubara-kun, dia bertemu pria misterius yang mengenakan tas kertas di kepalanya. Inilah awal kehidupan sekolah Yuiko.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/koekoi


 

Cr. All English text from www.jdramas.wordpress.com


Kelana hanya menerjemahkan dalam bahasa Indonesia


Posting at www.elangkelana.net


 
Bening Pertiwi 14.37.00
Read more ...

SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 2. Reiji masih saja terus uring-uringan tidak jelas. Ia masih menunggu Misaki memberikan jawabannya. Meski di depan Misaki Reiji tetap bersikap sabar dan baik-baik saja, tapi di balik semua itu hatinya sudah terus bergemuruh kesal.



Reiji tengah asyik membuka-buka buku panduan pesta di mejanya saat sekt.Maiko masuk an memberikan buku lain. Sebentar lagi mereka akan mengadapan pesta perayaan pernikahan sopir Katsunori-san dan Reiji ingin melakukan sesuatu untuknya.


“Apa semuanya akan datang?” tanya Reiji.


“Ya. Shibayama Misaki juga akan hadir,” ujar sekt.Maiko.


Mata Reiji membulat saat membaca isi bukua yang tengah dipegangnya, ‘Kejutan: Cara untuk Membuat Tamu Tidak Merasa Bosan’. Tapi saat sekt.Maiko ingin tahu, Reiji buru-buru menarik buku itu menjauh.



Pesta yang sudah dipersiapkan pun tiba. Para staf berkumpul di bar untuk makan dan minum. Katsunori-san merasa sangat berterimakasih karena orang-orang mau ikut merayakan pestanya itu. Salah satu staf bertanya soal bagaimana Katsunori-san bertemu pasangannya ini.


Akhirnya Katsunori-san pun memulai cerita. Dia dan pasangannya ini bertemu saat masih SMA dulu. Mereka pernah kencan sekali, tapi karena Katsunori-san berandalan saat itu, si wanita meninggalkannya. Setelah lulus dari universitas, si wanita sempat bekerja di organisasi internasional sehingga sering berada di luar negeri. Dan setelah 30 tahun, si wanita akhirnya bersedia memberikan Katsunori-san kesempatan kedua dan mau menerimanya.


Para staf itu merasa takjub luar biasa. Karena menunggu 30 tahun jelas bukan hal biasa. Meski memang selama ini pekerjaan Katsunori-san kebanyakan menunggu presdir Reiji, tapi tetap saja 30 tahun adalah suatu yang sangat istimewa.


Mendengar kisah ini, Ieyasu langsung sumringah. Meski selama ini cintanya ditolak oleh Mahiro, ia yakin kalau akan tetap menunggu sampai Mahiro mau menerimanya, bahkan kalau perlu selama 31 tahun. Mahiro jelas menolak ide ini, ia berkeras tidak akan tertarik sama sekali dengan Ieyasu. Tapi Ieyasu tetap tidak berubah pikiran.


Melihat keseriusan Ieyasu ini, ketua tim Goro-san pun setuju. Ia berpikir kalau Mahiro dan Ieyasu akan cocok. Mahiro terkejut, karena orang yang dia sukai justru bicara seperti ini. Karena kesal, Mahiro kemudian mengajak semuanya untuk minum lagi. Dan ia sendiri minum cukup banyak malam itu.



Tidak lama setelah Reiji datang bersama sekt.Maiko dan seorang pria asing. Reiji pun memperkenalkan pria ini sebagai sopir pengganti, namanya Jack. Si pria asing ternyata sangat mahir bicara bahasa Jepang. Katsunori-san dan karyawan lain keheranan karena tiba-tiba saja Reiji mencari sopir pengganti tanpa pemberitahuan lebih dulu.


Tapi sekt.Maiko kemudian yang menjelaskan semuanya. Jack ini akan mengantar Reiji pulang malam ini. Dan dia adalah sopir pengganti selama Katsunori-san diberi cuti untuk bulan madu. Cuti ini adalah hadiah pernikahan dari Reiji untuk Katsunori-san atas dedikasi kerjanya selama ini.


Sekt.Maiko kemudian menyodorkan semacam kartu pada Reiji. Reiji melirik sekilas ke arah Misaki yang ternyata tengah membantu Mahiro yang terlanjur mabok, di pinggir ruangan. Usaha Reiji untuk menarik perhatian Misaki pun gagal. Saking senangnya mendapat bonus dari sang bos, Katsunori-san pun memeluk Reiji diiringi tepuk tangan dari karyawan lainnya.



Pesta pun berlanjut. Tapi Reiji memilih duduk sendirian dan minum sambil sesekali melirik ke arah Misaki yang masih sibuk mengurus Mahiro. Reiji sudah kehilangan harapan untuk bersikap baik agar Misaki terkesan olehnya.


Misaki pun kemudian minta izin pada Reiji untuk pergi dulu, karena akan mengantar Mahiro yang mabuk. Reiji hanya mengangguk mengijinkan tanpa berkomentar lebih panjang lagi.


Reiji kembali pada minuman di hadapannya. Bahkan saat ketua tim Goro-san mengajak Reiji untuk bergabung dengan mereka minum lagi di tempat lain, Reiji menolak. Reiji memilih untuk pulang saja ke apartemennya.



Mahiro sudah cukup sadar dari maboknya. Ia bersama Misaki berhenti di sisi jembatan, menikmati udara malam yang segar. Mahiro menyesal sekali karena sudah menyusahkan Misaki karena minum banyak malam itu. Tapi Misaki tidak merasa keberatan dengan itu.


Mahiro menanyakan soal ungkapan cinta dari Reiji. Tapi Misaki mengatakan kalau ia belum memberikan jawaban apapun. Mahiro berpikir kalau sayang sekali jika ditolak. Karena impian Misaki adalah membuat hotel sendiri, maka menerima Reiji bisa jadi jalan yang tepat untuk mewujudkan mimpi itu.


“Tapi impian dan cinta tidak sama,” ujar Misaki. “Aku tidak pernah berpikir menginginkan seorang pria untuk membantu mewujudkan impianku.”


“Kenapa? Bukankah bagus jika kalian berdua berjalan bersama menuju tujuan yang sama?” Mahiro heran.


“Aku ingin kami berjalan bersama. Tapi kurasa aku tak mau dia mengulurkan tangan padaku. Aku tak akan sanggup melangkah jauh jika tak menggunakan kekuatan sendiri, 'kan?”


Tetap saja Mahiro menganggap kalau keputusan Misaki ini terlalu serius. Kesempatan di depan matanya justru tidak segera diambil.



Reiji pulang ke apartemennya. Dia masih saja mengomel kesal karena Misaki tidak mengacuhkannya dan justru asyik membantu rekannya yang sakit. Reiji protes, kemana kebaikan Misaki untuknya. Reiji juga kesal karena Misaki pernah meminta waktu untuk berpikir, tapi hingga hari ini pun belum ada jawaban untuknya.


“Seorang pria populer terus memberi dan tidak meminta kebaikan,” komentar sekt.Maiko.


“Aku lelah karena hanya aku yang berusaha keras soal ini. Tidak masalah jika aku bukan pria toleran dan tak bisa mengatakan kebohongan manis. Aku tak terbiasa dengan usaha untuk menjadi pria populer. Aku tidak bisa membiasakan diri,” omel Reiji lagi.


Malam itu bulan sedang terang. Reiji duduk di teras memandang langit. Pikirannya masih terus mengangkasa pada Misaki. Tidak berbeda, Misaki yang sedang berendam di pemandian pun masih memikirkan jawaban apa yang akan diberikannya pada Reiji.



Hari berjalan seperti biasanya. Omelan Reiji soal Misaki sudah mulai tak terdengar. Reiji sendiri sibuk dengan pekerjaan yang hilir mudik tiap waktu. Ia bahkan mengabaikan dan kembali tidak menjawab salam dari para karyawannya saat baru saja tiba di kantor.


“Permisi. Aku sudah menyelesaikan proposal untuk pengembangan ruang anak-anak di cabang Kanazawa,” ujar Misaki yang baru saja masuk ke ruangan Reiji.


Saat itu Reiji tengah berdiri dan membelakangi Misaki. Ia sama tidak terlalu antusias, “Baik... Simpan di mejaku, akan ku baca nanti.”


“Apa hari ini anda akan ke pusat kebugaran?” tanya Misaki kemudian.


Reiji hanya melirik sekilas, “Ya, rencananya begitu.”


“Soal jawaban yang anda tunggu.”


“Begitu. Aku akan ada di pusat kebugaran hingga pukul 19:00,” ujar Reiji akhirnya.



Kesibukan kantor berlanjut seperti biasa. Misaki baru saja akan bersiap pulang karena rencananya untuk datang ke pusat kebugaran sore ini. Tapi Shizuo-san menahannya dan meminta Misaki menggantikannya rapat dengan desainer furnitur hotel mereka, karena sang desainer berasal dari Prancis. Meski agak berat, Misaki pun menyetujui permintaan ini karena kemungkinan Misaki bisa selesai jam 6 nanti. Artinya dia masih punya waktu untuk menemui presdir.


“Boleh aku pinjam materi rapat?” pinta Misaki kemudian.



Sekt.Maiko masuk ruangan saat Reiji tengah membaca proposal yang tadi ditinggalkan oleh Misaki. Sekt.Maiko berpikir kalau waktu yang ditunggu Reiji akhirnya datang dan itu pertanda baik.


“Bagaimanapun, dia pasti akan menolakku,” tapi Reiji sudah terlanjur hopeless.


“Tolong jangan menyerah lebih dulu,” ujar sekt.Maiko


Tapi Reiji tidak mau berkomentar lagi. Ia tetap tidak mengalihkan perhatiannya dari kertas yang ada di depannya.



Misaki sudah datang di tempat pertemuan. Tapi rupanya ia masih harus menunggu karena tim dari desainer furnitur datang terlambat.


Setelah sang desainer datang, mereka pun langsung melakukan rapat. Sang desainer yang berasal dari Prancis sangat senang karena ia disapa oleh Misaki yang ternyata fasih bicara dalam bahasa Prancis. Rapat berlangsung cukup lama hingga tanpa sadar waktu sudah lewat dari pukul enam sore.



Reiji sudah menunggu di pusat kebugaran sejak jam enam. Waktu pun berlalu, hingga akhirnya angka berubah dari 18.30 dan kemudian 19.00. Reiji masih terdiam sambil menunggu. Sayangnya belum ada tanda-tanda kalau Misaki akan datang. Reiji pun beranjak pergi.


Misaki mencoba menghubungi kantor karena ia tidak punya nomer telepon Reiji. Sayangnya di kantor sudah tidak ada orang satupun yang menjawab telepon dari Misaki.



Setelah berganti pakaian, Reiji kembali ke mobilnya. Ia mengatakan kalau Misaki sama sekali tidak muncul. Sekt.Maiko dan Katsunori-san membujuk Reiji agar menunggu sebentar lagi. Tapi Reiji tidak bersedia dan justru protes karena ia sudah menunggu terlalu lama sejak beberapa hari yang lalu.


“Seandainya pun dia ingin menghubungi anda, tapi dia tidak punya nomor kontak anda,” bujuk sekt.Maiko lagi. Tapi Reiji tidak mau dengar.


Katsunori-san melihat ke arah sekt.Maiko dan setuju kalau mereka akan pulang. Ia pun menyalakan mesin mobil bersiap melaju. Tapi ...


Tapi tiba-tiba saja Reiji membuka pintu mobil dan berjalan keluar. Saat dihentikan oleh sekretaris dan sopirnya, Reiji mengaku kalau ia merasa belum cukup berolahraga hari itu. Jadi ia akan kembali lagi.



Reiji kembali ke pusat kebugaran, berganti pakaian dan mulai berlari. Ingatan tentang Misaki berseliweran dalam kepalanya. Pertanya kali bertemu dengan Misaki saat kunjungan di hotel cabang, saat itu Misaki yang masih karyawan magang, sama sekali tidak takut padanya. Lalu saat Reiji melihat Misaki yang menangis saat di pusat kebugaran. Reiji yang mencoba minum susu setelah berendam demi menarik perhatian Misaki. Reiji yang meminta Misaki untuk membantunya mencarikan nama anjing kecil. Hingga perjalanan mereka untuk menemui chef Tanaka beberapa waktu yang lalu. Dan terakhir hingga saat Reiji mengungkapkan perasaannya pada Misaki.


Bagaimana Misaki? Setelah keluar dari tempat pertemuan dengan klien, Misaki pun berlari kembali ke kantor. Tapi di suatu tempat, Misaki berhenti. Ia kembali memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Reiji nantinya.



Lamunan Reiji saat berlari dihentikan oleh panggilan sekt.Maiko yang mengatakan kalau sudah cukup Reiji menunggu selama ini.


“Jangan salah sangka. Kalian menduga aku sedang menunggunya? Aku... diam-diam... mengincar medali emas...di Olimpiade,” ujar Reiji sambil terengah-engah.


Sudah jelas ini hanya alasan Reiji saja. sekt.Maiko dan Katsunori-san sudah paham akan maksud bosnya ini. Tapi saat melihat seseorang datang mendekat sambil berlari, sekt.Maiko dan Katsunori-san buru-buru menyingkir dan bersembunyi.



Terengah-engah Misaki menyapa Reiji. Ia sangat menyesal dan minta maaf karena datang terlambat. Tapi siapa yang datang, Reiji mengurangi kecepatan larinya dan perlahan berhenti.


“Ku pikir anda sudah pulang,” ujar Misaki. “Karena anda bilang akan berada disini hingga pukul 19:00.”


“Sebenarnya, aku juga baru tiba di sini,” Reiji berbohong.


Misaki melirik jam digital di alat itu dan melihatnya lebih dari 75 menit dan jarak yang sudah ditempuh sekitar 11 km. Artinya Reiji berbohong barusan. “Maaf, sudah membuat anda menunggu jawaban dariku.”


“Tidak... Jangan khawatirkan itu. Waktu setelah kita melihat telur medaka menetas bersama hingga hari ini, terasa berlalu sangat cepat hingga aku tak menyadarinya,” elak Reiji pula. Ia kembali berbohong.



“Aku kesulitan memutuskan semenjak hari itu,” lanjut Misaki. “Tentang pekerjaanku, impianku, dan juga, tentangmu. Aku berpikir untuk menolakmu. Tapi dalam perjalanan kemari, aku berpikir, "Kenapa aku berlari?" Akhirnya semua menjadi jelas. Aku juga, memiliki perasaan sama padamu.”


Hampir saja Reiji dibuat kehilangan harapan. Tapi ternyata ini berbeda. Reiji tidak menyangka jika Misaki akan menjawab demikian, “Be... begitu. Jadi artinya... itu, sekarang kita bisa berkencan?”


Misaki mengangguk sambil tersenyum lebar. “Aku juga menantikan hubungan ini.”


Reiji pun tidak bisa lagi menyembunyikan rasa bahagianya. Dari balik tempat persembunyian, sekt.Maiko dan Katsunori-san pun ikut bahagia atas bosnya ini.



Malam itu, Reiji pulang ke apartemennya sambil terus tersenyum dari kursi belakang mobilnya. Sekt.Maiko dan Katsunori-san pun tahu benar hal ini. Mereka ikut senang atas kebahagiaan Reiji.


“Ada satu hal yang aku sembunyikan dari kalian. Orang yang aku suka saat SD bukan penjaga perpustakaan yang pendiam. Tapi seorang ketua kelas baik hati dengan rasa keadilan tinggi,” aku Reiji.


“Anda berhasil, Pak. Anda selalu mencapai tujuan yang anda tetapkan,” komentar Katsunori-san pula.


“Apa itu?”


“Bukankah anda mendeklarasikannya di dalam mobil ini dua bulan lalu? Anda berjanji pada diri sendiri akan membawanya ke pesta Asosiasi Perhotelan,” lanjut Katsunori-san.


Reiji mengerti. Sekt.Maiko mengingatkan kalau pesta itu adalah minggu depan. Dan Reiji sudah tidak perlu khawatir lagi, karena ia tidak akan datang sendirian lagi kali ini.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 06 part 1


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net

Bening Pertiwi 14.42.00
Read more ...

SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 1. Malam itu Reiji menginap di kantor karena menunggu momen saat ikan medaka-nya menetas. Misaki yang tahu soal itu, ikut bergabung juga. Dan kata ‘suka’ itu pun terlontar begitu saja dari bibir Reiji, alami. Bagaimana reaksi Misaki?



(btw, Na suka sama wajah bang Ohno di gambar ini deh. Aih, itu kok pipi sm bibirnya ketjup-able banget ya? Klepek-klepek deh dilirik model begitu)


Bagaimana reaksi Misaki atas pengakuan sang bos?


“Tolong beri aku waktu untuk berpikir,” ujar Misaki salah tingkah. Ia pun pamit dan beranjak pergi meninggalkan Reiji yang masih belum sepenuhnya menguasai diri.



Reiji kesal sekaligus penasaran. Jam sudah menunjuk angka 11 saat Reiji meminta kedua karyawan terdekatnya bertemu di ruang rapat. Lalu ucapan Misaki tadi ‘tolong beri aku waktu untuk berpikir’, terpampang jelas di papan.


Reiji masih berusaha mencari tahu. Ia pun memuji Katsunori-san atas cara mengemudinya. Lalu jawaban Katsunor-san adalah ‘terimakasih’. Reiji menganggap itu wajar. Tapi ia heran, kenapa saat ia mengaku suka pada Misaki, jawaban Misaki adalah ‘minta waktu untuk berpikir’? “Apa sebenarnya maksud jawaban balasan, "Tolong beri aku waktu untuk berpikir"?” Reiji menggumam sendiri.


Sekt.Maiko dan Katsunori-san mengerti, “Presdir, apa anda menyatakan perasaan pada Shibayama Misaki?”


“Ya, kenapa kau kaget?” jawab Reiji datar saja.


“Bukankah anda sangat menderita karena tak bisa mengungkapkannya? Selamat, Pak!”


Tapi Reiji merasa itu tidak pantas diberi ucapan selamat. Reiji kesal sendiri, setelah usaha kerasnya untuk mengatakan ‘suka’, tapi jawaban Misaki justru tidak jelas seperti ini. Tapi dasar Reiji, imajinasinya membuat ia berpikir aneh-aneh soal Misaki, dari mengundurkan diri dari perusahaan hingga menuntut atas pelecehan seksual.


Katsunori-san pun memberikan masukan untuk Reiji. Mungkin Misaki butuh waktu untuk memikirkan, akan seperti apa hubungan mereka nantinya. Dan lagi, kalau Misaki memang tidak tertarik, dia pasti akan langsung menolak. Reiji perlahan mulai bisa memahami hal ini.



Bagaimana dengan Misaki? Dia sendiri melamun sambil memegangi botol susu yang belum dibukanya. Misaki baru saja selesai mandi. Hingga pemilik pemandian pun menegur Misaki soal itu. Misaki sendiri masih bingung. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakannya. Bahkan Misaki merasa jika perasaan hatinya dan ucapannya berbeda.


Reiji? Tidak kalah galaunya. Reiji terus saja bolak-balik di ranjangnya, tidak bisa tidur. Reiji mengingat-ingat saat beberapa kali ia melontarkan pertanyaan aneh pada Misaki. Dan meski dipikir pun, Reiji masih belum bisa menemukan, apa yang sebenarnya dirasakan oleh Misaki padanya.



Pagi itu Reiji bersiap ke kantor seperti biasa. Teringat jika warna kesukaan Misaki adalah hijau, Reiji pun memakai dasi berwarna hijau dengan garis hitam. Tapi saat masuk, Reiji dibuat kaget karena Misaki tengah berdiri di sana.


Buru-buru Misaki menunduk, menghindari tatapan Reiji, “Selamat pagi,” sapanya kemudian.



Sadar akan kedatangan sang bos, Misaki dan yang lain menyapa Reiji seperti biasa. Dan hari ini lain dari yang lain, karena Reiji membalas sapaan mereka. Misaki yang salah tingkah buru-buru kembali ke kursinya. Para karyawan pun langsung bergosip seperti biasa, soal si bos yang kembali menjawab salam mereka, padahal lama tidak melakukan itu.



Seorang karyawan tengah mengantar tamunya. Ia mengatakan jika minta diberi waktu beberapa hari terlebih dahulu untuk memikirkan tawaran kerja dari sang tamu tadi.


Rupanya Reiji mendengar pembicaraan mereka. Ia heran kenapa harus ada kalimat ‘tolong beri aku waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu’. Si karyawan bilang kalau tawaran tamu tadi akan ditolak. Tapi ia mengatakan soal minta waktu supaya si tamu tidak kecewa karena sudah susah payah datang ke kantor mereka.


Reiji tampak tidak suka, “Padahal kau akan menolaknya, tapi kau berpura-pura mempertimbangkannya? Dengan melakukan ini menurutmu itu akan membuat pihak lain merasa senang?”


Si karyawan mengerti, “Aku akan menolaknya sekarang juga!” ia lalu pamit mengejar si tamu tadi.


“Bukan itu maksudku!” Reiji kesal sendiri.



Reiji kembali ke ruangannya. Tapi di pintu, sekilas ia melihat ke arah Misaki yang tengah sibuk bekerja. Reiji makin ‘hopless’. Tahu bos-nya galau, sekt.Maiko pun menyusul ke dalam.


“Jika dia mengatakan, "Tolong beri aku waktu untuk berpikir..." seharusnya dia memberikan jawabannya sejak awal. Wanita itu hanya berpura-pura memikirkannya, padahal dia sudah membulatkan pikiran untuk menolakku,” Reiji mulai sesi curhatnya.


“Bagaimana anda tahu bahwa hal itu?”


“Dia takut menolak presdirnya. Lihat kenyataan. Bisakah seorang wanita yang mempertimbangkan masalah cinta dengan seksama, akan sefokus itu apa pekerjaannya?”


“Anda sedang memujinya? Atau menjelek-jelekannya?” ujar sekt.Maiko to the point.


“Menyebalkan.” Reiji beranjak dari kursinya, menatap jendela. “Aku merasa seperti sedang menunggu selamanya.” (pukpuk. Ada yang mau ngasih pundak buat Reiji? kkkkk)



Reiji baru saja masuk lift saat Misaki menyusulnya. Mau tidak mau, mereka tidak bisa menghindar terjebak dalam lift, berdua.


Di tengah drama saling diam, Misaki akhirnya memulai pembicaraan, “Mengenai pembicarakan kita, Aku minta maaf telah membuat anda menunggu. Apa bisa, jika aku meminta waktu lebih lama untuk memikirkannya?” pintanya kemudian.


“Begitu. Tentu,” Reiji pun setuju.


Pint lift terbuka. Misaki pamit keluar lebih dulu. Reiji tidak menyusul dan membiarkan pintu lift kembali tertutup. Ia membalik tubuhnya menghadap tembok, menarik nafas berat. Ternyata jatuh cinta bisa membuat Reiji mengatakan hal yang berbeda dengan apa yang sebenarnya ia pikirkan.



Rapat baru saja selesai. Misaki lalu mendekati Mahiro. Ia mengajak Mahiro bertemu setelah jam kerja nanti. Mahiro heran karena Misaki bilang ingin minta maaf soal sesuatu.


“Apa mungkin soal Presdir?” tebak Mahiro. Malam itu, ia bersama Misaki duduk di kafe tempat mereka kumpul seperti biasa.


“Eh? Bagaimana kau tahu?” Misaki heran.


Mahiro tersenyum, “Tebakanku saja. Aku merasa sudah sejak lama presdir memperhatikanmu. Intuisiku selalu tajam jika soal menebak seseorang suka siapa.”


“Saat kau membicarakan tentang temanmu tempo hari, kau bertanya padaku, 'kan?” Misaki pun mulai pengakuannya. “Cerita soal dia bertunangan dengan bosnya setelah sebulan bergabung dengan perusahaan. Saat itu, aku mengatakan, "Itu menjijikkan" dan sekarang, aku berada di posisi sama, aku tidak serta merta menolaknya saat itu juga.”


“Aku bahagia sekali,” ujar Mahiro tulus. “Misaki-san, soal kondisi ini, kau berusaha sungguh-sungguh untuk menerima perasaan orang lain, bukan?”


“Aku sama sekali tak tahu harus bagaimana,” keluh Misaki.


“Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah memikirkannya kembali hingga menemukan jawabannya, 'kan?” saran Mahiro yang dijawab Misaki dengan anggukan tanda setuju.



Reiji pulang ke apartemen mewahnya. Ia melihat ke arah dasi hijau-nya dan merasa ini sia-sia. Saat itu sekt.Maiko masih bersamanya.


“Itu bagus, bukan? Itu artinya dia serius soal ini,” komentar sekt.Maiko saat Reiji curhat lagi tentang pertemuan tadi dengan Misaki di lift.


“Meski begitu, aku tak bisa menunggu selamanya. Kesabaranku ada batasnya,” keluh Reiji.


“Tapi, jawaban terburu-buru akan memberikan hasil yang tidak menyenangkan.”


Reiji masih mendebat sekretarisnya itu, “Hal yang paling aku benci melebihi apapun adalah menunggu. Kau sendiri tahu soal itu, 'kan?”


“Tapi jika anda mencintainya, anda harus menunggu,” saran sekt.Maiko.


“Aku tak suka wanita yang terus membuat pria menunggu.”


Sekt.Maiko mengingatkan satu hal, “Pria yang tak bisa menunggu tidak populer.”


“Kau masih saja membawa masalah tidak populer di kondisi seperti ini?”


“Mengatakan tidak suka wanita yang terus membuat pria menunggu...Bukankah itu sekedar rengekan tanpa sebab jelas?” sindir sekt.Maiko. “Saat ini anda tinggal selangkah lagi dari tujuan. Sejak anda bertemu dengannya, anda belajar untuk berbohong demi menyenangkan wanita. Berusaha menjadi pria toleran, hingga akhirnya anda bisa menyatakan perasaan. Jika anda menyerah sekarang, semua usaha hingga saat ini akan sia-sia. Pria yang menunggu wanita yang dia sukai pasti akan menjadi pria populer.”


“Sungguh melakukan ini akan membuatku populer?” tanya Reiji balik.


“Ya, tunggulah sebentar lagi,” sekt.Maiko lalu pamit pulang.



Ishinaga Katsunori, sang driver


Sebagian besar pekerjaanku adalah menunggu. Pagi hari, aku tiba 15 menit lebih awal dari jadwal. Setelah mengantar presdir ke kantor, aku melakukan perawatan mobil dan melakukan beberapa gerakan olahraga. Melatih mataku juga menjadi rutinitas harian penting. Kemudian, aku bersiaga jika presdir ingin keluar kantor. Belakangan, aku menghabiskan sebagian besar waktu menungguku dengan membaca, kebanyakan adalah novel romantis dan buku panduan dalam percintaan dengan harapan suatu hari aku mungkin bisa membantu presdir. Belakangan ini, favoritku adalah tulisan Goethe. “Mereka yang tidak bisa menerima kekurangan pasangan mereka, tak akan sanggup mengucapkan kalimat 'aku mencintaimu' dengan tulus." Itu salah satu kata bijak dari Goethe. Pernah satu kali aku melihat Misaki-san di perpustakaan. Melihatnya belajar dengan tekun di waktu senggangnya membuatku bahagia presdir jatuh cinta pada wanita luar biasa seperti dia.


Katsunori-san bertemu Misaki di perpustakaan. Dan Misaki pun merekomendasikan sebuah buku untuk dibaca oleh Katsunori-san.



Reiji makin galau menunggu jawaban Misaki, dan seperti biasa curhat pada sekretarisnya. Sekt.Maiko menanggapinya dengan santai sambil memberikan jadwal kegiatan untuk hari ini. Katsunori-san yang dari tadi duduk di dekat meja sekt.Maiko mendekat. Ada yang ingin dikatakannya.


“Permisi. Sulit bagiku untuk mengatakan ini. Sebenarnya aku, memutuskan untuk menikah sekarang,” ujar Katsunori-san hati-hati.


Reiji dan sekt.Maiko kaget dengan berita itu. Tapi mereka juga ikut senang. Saat ditanya apa Katsunori-san akan mundur, ia mengelak dan mengatakan akan bekerja lebih keras lagi. Katsunori-san mengatakan jika calonnya adalah teman saat sekolahnya dulu, jadi usia mereka tidak beda jauh.


“Ini berita menyenangkan, kenapa sulit bagimu untuk mengatakannya pada kami?” tanya sekt.Maiko kemudian.


“Saya merasa lebih baik jika tidak melibatkan kalian berdua dalam kebahagiaan saya karena kalian berdua selalu terlibat masalah.”


“Aku merasakan sindiran tajam dari ucapanmu,” wajah sekt.Maiko berubah kesal.


Tapi Katsunori-san mengelak cepat, “Aku tidak bermaksud begitu.


“Karena kau yang paling tua diantara kita bertiga, sudah sewajarnya jika kau yang pertama menikah,” komentar Reiji pula.


Dan terjadi salah paham antara mereka bertiga. Meski tidak benar-benar serius, Reiji bahkan meminta sekt.Maiko untuk segera mencarikan sopir baru untuknya. Katsunori-san pun berusaha keras menjelaskan agar Reiji dan sekt.Maiko tidak salah paham. Tapi sekt.Maiko kemudian menyingkir saat telepon di meja sekretaris berdering.



“Halo. Ini Kantor Presdir, Samejima Hotels, dengan Muraoki Maiko ada yang bisa dibantu?” ujar sekt.Maiko tanpa curiga.


Di seberang, sekt presdir Wada lalu menyerahkan gagang telepon pada presdirnya, “Jadi begitu, Maiko-chan. Nama keluargamu adalah Muraoki.”


Sekt.Maiko pun langsung mengerti ia bicara dengan siapa, “Apa yang bisa aku bantu?” ujarnya menguasai diri.


“Oh, kau sudah tahu ini aku hanya dengan mendengar suaraku? Aku merasa senang,” goda presdir Wada dari seberang.


Rupanya presdir Wada menelepon karena sebentar lagi akan ada pesta asosiasi perhotelan dan ingin tahu nama lengkap sekt.Maiko karena ia ingin mengajaknya. Presdir Wada masih saja menggoda sang sekretaris, meski dari seberang sekt.Maiko mulai salah tingkah dan bahkan menutup pintu ruang presdir. Sekt.Maiko mencoba bicara senormal mungkin dan mengingatkan kalau Reiji adalah bosnya, dan juga saingan presdir Wada, jadi ia tidak mungkin menjadi pasangan presdir Wada dalam acara itu.


“Terima kasih sudah menghubungi. Semoga harimu menyenangkan.”


Presdir Wada berhasil menahan sekt.Maiko untuk tidak meletakkan teleponnya, “Bagaimana Samejima-kun? Apa pesta kali in dia akan sendirian lagi?”


“Kurasa kau tak perlu bertanya.”


“Tidak, aku masih belum yakin. Apa antara dia dan Shibayama Misaki berjalan lancar?” presdir Wada penasaran.


“Dia sedang menunggu jawabannya sekarang.” (duh ni sekretaris, nggak bisa ya jaga rahasia dari Wada)


“Juga, bisa kau katakan pada Samejima-kun untuk berkonsultasi padaku kapan saja? Aku bukan pria intoleran yang memutus hubungan guru dan murid karena isu perekrutan koki.”



Reiji mengadakan rapat bersama para stafnya. Ada laporan jika jumlah tamu lansia di hotel cabang Kanazawa meningkat. Karenanya, ruang anak-anak jadi jarang digunakan. Salah satu karyawan menyarankan agar ruang anak-anak diganti saja menjadi tempat penyewaan peralatan mendaki, karena hotel mereka dekat dengan tempat pendakian. Reiji berpikir itu ide bagus. Tapi Misaki menolak ide itu.


“Aku menentang penghilangan ruang bagi anak-anak hanya karena rendahnya intensitas penggunaan!” ujar Misaki tegas. Ia berpikir lebih baik membiarkan ruang anak-anak dan meningkatkan pelayanan untuk pengunjung lansia saja. “Tolong lihat tingkat kembalinya pelanggan yang menggunakan ruang untuk anak-anak. Fasilitas itu hanya membutuhkan lebih banyak promosi dan layak dipertimbangkan untuk menemukan tamu baru untuk ke depannya. Bukankah masih terlalu awal untuk menyerahkannya?” ucapan Misaki tidak bisa dibalas oleh Reiji.



Selesai rapat, Reiji kembali ke ruangannya dengan kesal. Ia sebal pada Misaki yang bersikap keras dan membantah dalam rapat tadi. Sekt.Maiko dan Katsunori-san pun menyusul masuk.


“Sementara dia dengan kejam membuatku menunggu jawaban darinya, dia mengacaukan pekerjaanku, apa maksudnya itu? Jika dia membenciku, maka katakan terus terang padaku,” keluh Reiji.


“Saya rasa dia buka tipe wanita yang mencampur adukan kehidupan pribadi dengan pekerjaan,” ujar sekt.Maiko.


“Menurut saya sisinya yang seperti itu yang membuat anda tertarik padanya,” Katsunori-san pun ikut berkomentar. “Meski pihak lain kuat, dia dengan berani menentang dan mengungkap pikirannya.”


Reiji kemudian memahami itu sebagai karakter ketua kelas, tentu saja membuat sekretaris dan sopirnya itu bingung. “Dia akan mengungkapkan pendapatnya tanpa menghiraukan lawan bicaranya. Selera keadilan yang tidak bisa membaca situasi. Sejak awal bertemu, aku merasakan kembali perasaan lama, karena dia mirip dengan ketua kelas!”


“Apa dia mirip dengan ketua kelas dari sekolah anda?” sekt.Maiko ikut penasaran.


“Ya. Kelas 6-2. Kebanyakan cowok di kelasku jatuh cinta padanya. Di sekolahku, pelajar paling populer adalah ketua kelas. Wanita itu sangat mirip dengan ketua kelasku saat itu, sehingga aku salah mengira antara nostalgia dengan rasa suka padanya. Itu kesalahan terbesar dalam hidupku! Semua jadi jelas sekarang. Ini nostalgia bukan cinta!” tegas Reiji.


Sekt.Maiko kemudian menyimpulkan kalau Reiji suka tipe wanita seperti ketua kelas itu. Tapi Reiji mengelak cepat dan mengatakan kalau tipe-nya adalah gadis pendiam petugas perpustakaan.


“Pak, Shibayama-san juga sangat menyukai buku,” ujar Katsunori-san cepat.


“Meski dia suka buku, wanita itu sedikitpun tidak terihat seperti wanita pendiam. Aku tak suka tipe wanita penyuka buku tak beradap dan sangat agresif!”


Perdebatan mereka bertiga pun makin kacau. Dari rasa kesal Reiji menunggu jawaban Misaki hingga tipe wanita yang disukai Reiji. Sekt.Maiko lalu menyarankan Reiji untuk bicara lagi dengan presdir Wada. Tapi Reiji menolak ide ini karena berpikir kalau presdir Wada sok senior. Tapi di akhir-akhir, Reiji berpikir lagi untuk benar-benar bicara dengan presdir Wada.



Reiji tengah asyik di gym saat Misaki datang dan menyapanya. Suasana di antara mereka sedikit canggung.


“Pak, Bisa beri aku waktu sedikit lagi?” pinta Misaki kemudian.


“Oh, tentu. Jangan khawatirkan aku. Pergunakan waktumu, tak masalah,” ujar Reiji sok baik. Padahal gemuruh dalam hatinya sudah nyaris meletus.



“Berapa lama aku harus menunggu!!” teriak Reiji saat berendam air panas.


Akhirnya dia benar-benar menemui presdir Wada di hotel presdir Wada.


“Benar kau tidak marah soal Koki Tanaka?” tanya Reiji ragu.


“Kenapa aku harus marah? Dia membuat pilihan bagus. Menurutku itu adil. Semakin sering kita bertemu seperti ini, kita akan semakin akrab. Jadi, jika aku ke tempatmu, aku akan disambut hangat,” ujar presdir Wada. Dan pujian pun keluar dari bibir Reiji kemudian.


Presdir Wada sudah paham kalau Reiji sudah mengakui perasaannya pada Misaki, tapi belum ada jawaban pasti dari Misaki. Reiji sendiri sudah lelah menunggu jawaban itu.


“Apa ada sesuatu yang bisa ku lakukan sementara menunggu?” tanya Reiji. Ia sudah bersiap dengan note dan pulpen di tangan.


Presdir Wada kembali sok bijak. “Tidak berlebihan jika mengatakan hal yang kau lakukan sementara menunggu akan menentukan hasil dari pencarian cintamu. Isi kepalanya saat ini antara "ya" dan "tidak". Anggap seperti ini, jika besok adalah Olimpiade dan kau akan bertanding untuk merebut medali emas, kau sudah sangat dekat pada "ya. Tapi jika mau melakukan kesalahan, maka hasilnya adalah "tidak". Dengan kata lain, jika dia melihatmu sebagai pria yang lebih mempesona dari sebelumnya...”


“Maka, tingkat keberhasilanku akan naik,” sambung Reiji. “Tapi jika aku mengacau, maka akan turun?”


“Aku tahu kau cukup cakap soal cinta, Samejima-kun,” puji presdir Wada kemudian.


“Tidak sehebat dirimu,” Reiji pun tersipu. “Apa ada sesuatu yang bisa kau lakukan? Yang akan membuatku terlihat sangat luar biasa di perusahaan...


“Aku punya situasi yang tepat untuk menunjukannya,” obrolan mereka berdua pun makin panjang.



Shizuo-san menyusul Katsunori-san yang menunggu di dalam mobil. Mereka tengah asyik dan langsung nyambung saat membahas soal makanan. Rupanya Katsunori-san tengah mempersiapkan tempat makan untuk pestanya.


Shizuo-san pun bertanya soal tempat merayakan pesta ucapan selamat atas pernikahan Katsunori-san. Katsunori-san sendiri mengaku tidak perlu. Tapi Shizuo-san mengatakan kalau presdir yang menghendaki.


“Presdir bilang begitu?” Katsunori-san tidak percaya.


“Ya. Sepertinya dia sangat menyayangimu. Aku iri,” lanjut Shizuo-san pula yang hanya ditanggapi oleh Katsunori-san dengan senyum.



Mahiro membagi-bagi daftar acara perayaan pesta untuk Katsunori-san. Para karyawan menanggapinya tidak terlalu antusias. Karena mereka merasa selama ini tidak terlalu akrab dengan Katsunori-san. Bahkan ada dari mereka yang belum pernah bicara sama sekali dengan Katsunori-san.


Tapi Miura berpikir kalau tidak perlu akrab kalau hanya datang ke pesta. Sayangnya dia sudah terlanjur salah mengucapkan nama Katsunori-san. Hingga akhirnya kawan-kawannya justru mengatakan agar Miura tidak perlu datang saja.


“Kau mungkin bicara begitu, tapi kau akan kesepian tanpa aku,” Miura pun memegang kepala Mahiro dan berucap pon pon.


Ini membuat Mahiro kesal dan melapor pada ketua tim Goro-san.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 2


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Maaf ya, Guys. Kelana telat lagi nih postingnya. Kemarin sempat keluar kota dua hari. Jadi sama sekali nggak bisa pegang laptop. Sekali lagi maaf dan terimakasih. Selamat membaca ^_^

Bening Pertiwi 12.42.00
Read more ...