SINOPSIS dorama Married as Job episode 09 part 1. Insiden penolakan malam itu membuat Mikuri menghindari hari Selasa, hari pelukan. Dan ibunya yang jatuh dari tangga, menjadi alasan bagi Mikuri untuk pergi meninggalkan rumah Hiramasa. Tapi, sekarang Mikuri memutuskan kembali ke rumah hiramasa.


Butuh delapan episode sampai akhirnya Mikuri teleponan dengan Hiramasa. Saat Hiramasa menyusul ke rumah keluarga Mikuri di Tateyama, Mikuri ternyata sudah berada di depan komplek apartemen. Dan mereka pun tidak bertemu. Tapi Hiramasa berjanji akan segara pulang untuk menemui Mikuri.



Hiramasa tidak akan pulang. Karena...setelah dia ditahan orangtuaku dan menginap satu malam, ada keadaan darurat di kantor. Dia mendapat panggilan dan sampai sekarang masih di sana.


Di kantor pun Hiramasa tidak bisa bekerja dengan tenang. Ada saja masalah yang terjadi, hingga membuatnya gagal fokus. Padahal Hiramasa benar-benar ingin pulang. Berkali-kali Hiramasa mengirim pesan pada Mikuri dan mengatakan kalau ia akan pulang dan pasti pulang. Pesan-pesan itu semuanya nyaris tidak banyak berbeda. Dan di rumah pun, saat membaca pesan-pesan dari Hiramasa, Mikuri bisa merasakan kalau kali ini Hiramasa benar-benar tulus.


Setelah menyiapkan makan malam, Mikuri tertidur di sofa. Ia kelelahan menunggu. Hingga saat Hiramasa pulang, Mikuri sama sekali tidak terbangun. Melihat Mikuri tertidur di sofa, Hiramasa mengambilkannya selimut lalu mengelus kepala Mikuri dengan sayang.



Mikuri terbangun keesokan harinya. Tapi ia juga tidak menemukan Hiramasa di manapun. Mikuri hanya melihat kalau makanan yang ia siapkan semalam sudah habis. Ada pesan yang ditinggalkan oleh Hiramasa untuknya di meja.


Setelah tidur sebentar, aku pergi kerja lagi. Makan malam yang kaubuat untukku kubawa untuk kumakan di kantor. Hari ini, pasti aku pasti akan pulang!!!


Kekhawatiran mulai menyergap hati Mikuri, “Bagaimana kalau kami tak pernah bertemu lagi?”



Kazami meletakkan secangkir kopi di meja Hiramasa. “Sejujurnya...aku suka Mikuri. Akan tetapi, sepertinya berbeda dari rasa "suka"-mu. Aku juga suka Tsuzaki. Kejadian di malam itu... maaf.” (Kazami membahas soal sindir-sindiran mereka saat minum bersama beberapa hari silam)


Tapi langkah Kazami terhenti oleh ucapan Hiramasa, “Malam itu di mobil Yuri aku sebenarnya tidak tidur. Mendengarmu berkata begitu membuatku menyadari sesuatu yang sangat penting. Terima kasih.”


“Pura-pura tidur sambil menguping.... Itu buruk sekali,” sindir HIRamasa.


“Maaf.”


Kazami tersenyum, “Aku hanya bercanda. Aku tahu, kok.”


“Kau tahu, jadi berkata demikian?”


“Kepribadianku buruk,” ujar Kazami lagi.



Di depan supermarket, Yuri dan tim-nya sedang melakukan promo untuk produk kosmetik baru mereka. Sejumlah stand berdiri dengan para karyawan yang menawarkan produk pada orang-orang yang lewat.


Mikuri datang dan menyapa Yuri yang ada di sana. Kedua bawahan Yuri pun ikut mendekat. Yuri memperkenalkan Mikuri sebagai keponakan kesayangannya. Dan sebaliknya, Yuri pun memperkenalkan Mikuri pada dua karyawannya itu. Saat itu situasi sedang sedikit ramai. Sadar akan situasi dan tidak ingin mengganggu momen Yuri-Mikuri, kedua karyawan tadi pamit pergi dan segera kembali ke pos masing-masing.


“Aku hanya pikir mereka menikmati pekerjaan mereka,” komentar Mikuri.


“Kenapa kau tak bekerja juga? Kau 'kan belum punya anak. Bukankah baik kalau bekerja?” usul Yuri kemudian.


Mikuri canggung ditembak seperti itu, “Kau benar. Aku akan memikirkannya.”


Yuri pun menyerahkan angket dan meminta Mikuri untuk mengisinya. Ia pun pamit pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.


Mikuri memandangi kertas angket itu. Ada kolom pekerjaan di sana. Mikuri kembali memikirkan pekerjaan yang tengah dilakoninya saat ini. Sebenarnya, aku dibayar untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Itu pekerjaan. Namun, aku tak bisa mengatakannya. Apa dari luar aku terlihat seperti pengangguran?



Kazami baru saja tiba di lobby kantor saat seorang gadis menyapanya. Gadis itu mengaku bernama Igarashi dan mereka pernah bertemu di kencan buta setahun lalu. Baru kemudian Kazami mengenali si gadis. Tanpa ragu, Igarashi pun mengajak Kazami untuk minum bersama malam nanti.


“Aku tertarik padamu,” ujar Igarashi sangat jujur.


“Kau tak berpikir aku tak tertarik padamu?” ujar Kazami, tidak yakin.


“Kalau begitu... alasan kau tak tertarik padaku tolong katakan sambil minum-minum. Kapan pun kau ada waktu,” usul Igarashi lagi.



Acara pengenalan produk baru sudah selesai. Setelah memastikan semuanya beres, Yuri pun pamit pergi lebih dulu. Tapi langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang dikenalnya. Manajer yang juga seniornya di kampus, tengah membujuk seorang anak laki-laki di depan supermarket. (pria yang pernah mengajak Yuri kencan)


“Perceraianku sedang diproses, sekarang hanya aku dan putraku. Kami seperti "Kramer vs. Kramer". Mereka bilang aku tak butuh wewenang orangtua. Saat kau dan aku minum bersama, kami sedang berdebat tentang pembagian harta. Saat terburuk,” cerita si pria pada Yuri. Saat itu mereka duduk berdua di sisi taman.


“Kau seharusnya bilang padaku,” ujar Yuri kemudian.


“Aku tak bisa bilang begitu saja, itu memalukan.”


“Kita dulu dekat, jadi paling tidak aku akan mendengarkanmu,” kata Yuri.


Si pria menatap wajah Yuri dengan serius, “Kalau begitu, apa lain kali kau mau berkencan denganku?” tapi melihat wajah Yuri yang kaget, pria itu pun tertawa. Menunjukkan kalau ia tengah bercanda. “Kencan yang kekeluargaan di siang hari.”



Mikuri tengah membuat makan malam saat terdengar pintu depan terbuka. Mikuri pun meninggalkan dapurnya dan segera menyapa orang yang datang. Mikuri dan Hiramasa tersenyum, saling pandang satu sama lain. Tanpa canggung, mereka pun berpelukan secara alami.


“Ini menenangkan.”


Mikuri kemudian merasakan hal aneh, “Bau.”


“Maaf, aku mandi dulu,” Hiramasa kaget dan segera melepaskan pelukannya.


Tapi Mikuri menggeleng cepat, “Bau gosong!”




“Hari ini aku berpikir akan masak sesuatu yang lezat,” ujar Mikuri. Ternyata masakan Mikuri agak gosong.


“Niatnya saja sudah cukup,” komentar Hiramasa. Dan keduanya pun mulai makan.


“Anda pergi jauh-jauh ke Tateyama untuk menjemputku, membuatku bahagia,” ujar Mikuri kemudian.


“Meski kita tidak bertemu. Aku sudah pulang.” Keduanya pun saling lempar senyum sambil makan malam.


Hiramasa dan Mikuri baru menyadari kalau hari ini hari Selasa. Dan mereka ternyata tidak berpelukan minggu lalu. Mikuri menagih soal pelukan hari ini, setelah makan. Tapi kemudian Hiramasa mengusulkan kalau itu jadi simpanan saja. Jadi bisa sewaktu-waktu berpelukan jika butuh untuk dihibur.


“Kita bisa juga mendiskusikannya. Bagaimanapun, yang terpenting adalah membangun kembali sistem yang ada,” ujar Hiramasa.


“Membangun kembali... sistem yang ada?” Mikuri bingung. Kenapa mereka kembali membahas sistem?



Mikuri seperti biasa ngobrol dengan Yassan. Kali ini di toko keluarga Yassan, sambil memasang stiker pada selai sayur yang akan dijual


“Pada dasarnya, revisi detail kontrak. Aku sebelumnya menulis klausul tambahan, kalau-kalau kau mempunyai kekasih, tetapi aku tak terpikir kalau kekasihnya adalah si majikan,” ujar Mikuri.


“Pacarmu benar-benar menjengkelkan.” Komentar Yassan.


Mikuri mengakau kalau dirinyalah yang pertama kali mengusulkan soal pelukan. Tetapi, dia tidak pernah bilang kalau itu tidak harus terlalu kaku juga. Kalau melakukan pelukan tidak harus sesuai jadwal. Kalau perlu, tiap hari juga tidak apa-apa.


“Aku tidak mau membuat kesalahan mendasar lagi. Aku belum benar-benar paham. Kami sedikit demi sedikit sampai ke posisi ini, tetapi, apa dia benar-benar menyukaiku?” curhat Mikuri lagi.


Yassan bingung, “Dia tak pernah bilang dia suka padamu?”


“Tidak pernah,” ujar Mikuri. Dan jawaban yang sama untuk pertanyaan Mikuri yang diulang lagi. “Dia seseorang yang tak pernah berpacaran sebelumnya, Jadi, alih-alih karena dia menyukaiku, mungkin saja dia begitu karena aku orang pertama di sekelilingnya yang paling mirip pacar. Jika kau seorang wanita yang hidup dengannya, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan memberikan pelukan, ada kemungkinan siapa saja bisa melakukannya. Mungkin saja ya, benar kan?”



“Simpanan?” Hiramasa heran.


“Berapa besar aset yang kau miliki saat ini?” ulang Numata-san lagi.


“Kenapa kau menanyakannya?” Hiramasa makin curiga.


“Sejujurnya, aku meminjam uang dari tempat yang mengerikan, CowCow Finance ...”


Tapi ucapan Numata dipotong oleh Hiramasa cepat, “Itu dari komik, 'kan?” (Dari komik "Yamikin Ushijima-kun") (Hiramasa ternyata gaul juga soal komik ya. Kirain dia bener-bener cupu dalam banyak hal.)


Karena terlanjur ketahuan bohong, Numata nyengir lebar. Ia pun mengatakan alasan lain, “Blogger kenalanku berkata dia mau menulis artikel tentang simpanan rata-rata insinyur sistem. Kira-kira kau ada di posisi mana?” Numata menyodorkan tampilan beberapa pilihan nominal uang di tabletnya pada Hiramasa.


Hiramasa ragu sejenak, tapi ia juga kemudian menunjuk salah satu nominal yang ada di sana.


“Terima kasih banyak, kau sangat membantuku,” Numata lalu berbalik pergi.


Ia pun mendatangi karyawan lain dan bertanya hal yang sama. Bodohnya, Numata mengatakan lagi soal Cowcow Finance pada karyawan lain juga. Hal ini makin membuat Hiramasa heran dan curiga.



“Untungnya orangtuamu memiliki kuailifikasi sebagai pengawas kebersihan makanan,” komentar Mikuri saat membantu Yassan mengatur botol-botol berisi selai sayuran yang sudah diberi label di depan toko.


Yassan mengaku hanya punya SIM. Dan soal pekerjaannya di kantor perfektur dulu, ia Cuma pegawai kontrak karena koneksi ayahnya. Jadi dia tidak punya sertifikat PNS. Mikuri sendiri baru tahu hal ini.


“Kau bergaul dengan teman-teman kuliahmu, dan kita ada di dunia yang berbeda. Saat aku tiba-tiba menikah dan menjadi ibu rumah tangga pun, entah kenapa aku merasa kau seperti memandangku rendah. Seperti "Itu hidup Yassan, jadi tak apa-apa."” Curhat Yassan.


Mikuri menyesal. “Maaf. Sekarang aku baru menyadari nilai seorang ibu rumah tangga. Saat ini, karena aku digaji, aku bisa memandangnya sebagai pekerjaan dan melakukannya dengan sempurna. Namun, jika tidak demikian, aku tak tahu apa aku bisa berusaha sekeras ini. Kalian semua hebat. Saat bekerja, ataupun membesarkan anak. Dan tak ada yang memuji saat melakukannya. Seperti "tentu saja kau harus melakukannya."”



Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Pada dasarnya, pekerjaan fisik diberi kompensasi dalam bentuk gaji. Apa sebenarnya arti ibu rumah tangga?


Imajinasi Mikuri. Dengan pakaian khasnya, Mikuri tengah memegang kaca pembesar dan melihat pada kaligrafi bertuliskan ibu rumah tangga. Di layar harga kemudian muncul angka sekian juta yen. Angka yang sama dengan nilai gaji ibu rumah tangga dalam satu tahun, jika mendapatkan upah minimum daerah dari pekerjaannya.


Ibu rumah tangga tidak menerima imbalan dalam bentuk gaji. Akan tetapi, menurutku ini adalah pekerjaan hebat, yang mendukung keseluruhan rumah tangga. Buka harganya! Penghargaan untuk pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, bisa dibayar dengan apa? Apa melalui biaya hidup? Atau...



Numata rapat kembali dengan atasan kantor. Ia menyerahkan hasil pemeriksaannya tentang simpanan pegawai. Perdebatan pun terjadi karena hal ini. Ancaman restrukturisasi atau PHK paling santer akan dilakukan pada pekerja yang beban kerjanya sedikit. Tapi kalau memerhatikan data simpanan pegawai juga tidak bisa dikatakan valid. Karena belum tentu juga semua pegawai menjawab dengan jujur saat ditanya oleh Numata-san.


“Seperti yang bos bilang, kita berhentikan dari yang evaluasi kerjanya paling buruk.”


“Bagaimana dengan tujuh orang ini?”



“Hari ini aku merayakannya. Perayaan pembayaran sepuluh tahun KPR-ku,” ujar Hino-san. Saat diberi selamat oleh Hiramasa dan Kazami, Hino mengatakan lanjutannya. Kalau cicilan rumahnya masih dua puluh lima tahun lagi.


“Hal itu membuatmu kebas, 'kan?” tanya Kazami kemudian.


“Sebenarnya membuatku gemetaran,” ujar Hino. Ia pun bertanya pada Hiramasa, apakah Hiramasa tidak akan beli rumah karena saat punya anak, maka rumahnya pasti akan sempit.


“Anak?” kaget sekaligus tersipu, Hiramasa spontan menutup wajahnya.


“Kenapa mukamu merah?” Hino-san heran.


“Tak ada apa-apa. Tak apa-apa.”


Sejujurnya, karena nama kami tak dalam satu kartu keluarga, kami bahkan tidak pada posisi untuk mempunyai anak. Namun, aku tak bisa mengatakannya. Hiramasa kembali teringat dengan kehidupan pribadinya bersama Mikuri.



Setela Hino-san pamit karena akan melanjutkan pekerjaan, Hiramasa tinggal mengobrol berdua dengan Kazami.


“Apa saat ini kalian sedang berusaha mempunyai anak?” tanya Kazami yang langsung dijawab tidak oleh Hiramasa. “Kenapa kau tidak mendaftarkannya?” kali ini suara Kazami sedikit lebih kecil.


“Aku belum pernah memikirkannya. Kupikir ini sesuatu yang takkan pernah terjadi di hidupku.”


“Yah, dengan keadaan sekarang lebih mudah, 'kan? Justru karena ini kawin kontrak dan kau membayar gaji, kalian bisa saling menjaga dan hidup bersama,” ujar Kazami lagi.


Tapi Hiramasa dan Kazami tidak tahu, kalau ada seseorang yang menguping obrolan mereka, di belakang sofa. Dia adalah ... Numata-san.



Sambil mengambilkan nasi untuk makan malam, Mikuri curhat kalau cookpad milik Numata tidak mengunggah resep baru.


“Dia sepertinya sibuk dengan sesuatu belakangan ini...Dia bertanya ke semua orang apa punya simpanan,” ujar Hiramasa.


“Apa mungkin dia sedang memulai sebuah bisnis?” tanya Mikuri. “Mengumpulkan dana untuk memulai bisnis. Misalnya, bisnis yang berhubungan dengan memasak. Kalau begitu dia bisa mencoba selai sayuran Yaoyasu, mendapatkan ide pencitraan dari Yuri, dan membuat bisnis yang menarik bagi semua orang, dari ibu rumah tangga hingga pemuda lajang yang trendi. Ah maaf, Aku membiarkan ide gilaku keluar.”


“Aku kagum kau bisa berpikir sejauh itu dalam waktu sesingkat ini,” puji Hiramasa. “Saat aku pergi ke Tateyama, ayahmu bertanya apa rumah orangtuaku memiliki ruang bawah tanah. Saat kubilang rumah kakek-nenekku punya, dia bilang "Apa ada harta karun? Kalau ada, aku akan mencarinya," dan jika ada sesuatu yang berharga," apa kau akan mengizinkanku mendaftarkannya ke acara TV tentang penaksiran harta karun?"” curhat Hiramasa.


“Ayahku selalu suka hal-hal seperti itu. Maaf tentang semuanya,” sesal Mikuri.


“Aku kagum. Keluargamu memiliki imajinasi yang benar-benar jelas,” puji Hiramasa lagi.


“Yah, kalau Anda berpikir begitu...” Mikuri tersenyum sambil meneruskan makannya.


“Akan tetapi, kalau kau tak menyarankan kawin kontrak, kita tak akan seperti ini sekarang. Tak peduli seberapa gila, kupikir imajinasi memiliki kemampuan untuk mengubah kenyataan,” ujar Hiramasa pula.


Cara Hiramasa memandang kegilaanku dan ilusi bodohku, menjadi kekuatan untuk mengubah kenyataan. Bahkan jika dia tidak berkata "Aku suka padamu," mungkin ini kebahagiaan yang lebih dari cukup untukku.



“Ada seseorang... yang mengajakku kencan. Teman sekelasku waktu kuliah. Kepala penjualan di agensi periklanan,” curhat Yuri saat minum bersama Kazami di bar. Ia juga mengatakan kalau pria itu duda beranak satu.


“Yuri... kau akan menjadi ibu?” komentar si bartender.


“Mana mungkin. Dan kuyakin ini tak segampang itu. Akan tetapi, kau tahu, kalau aku menikahi seseorang yang punya anak, aku masih bisa punya anak. Aku baru menyadarinya.”


“Kau ingin punya anak?” tanya Kazami lagi.


“Dalam hal ini, aku punya Mikuri. Aku bisa merasakan rasanya punya anak perempuan. Ini yang terbaik, lho! Tak ada tanggung jawab, dan aku bisa hanya memanjakannya. Hanya hal-hal yang menyenangkan.” (wah Yuri Cuma mau enaknya punya anak nih. Nggak mau ribet dan repotnya)


Obrolan berlanjut soal kebahagiaan yang sebenarnya. Lalu soal bagaimana seseorang tahu yang orang lain tidak tahu atau sebaliknya.



Imajinasi Hiramasa ternyata tidak kalah kacau dengan Mikuri. Ia membaca ulang kontrak di komputernya, lalu pusing sendiri saat membaca klausa soal ‘kekasih’.


Saat membuat kontrak ini aku tak pernah membayangkankemungkinan sang majikan menjadi kekasih.(10.) Jika majikan menjadi kekasih. Sebelumnya, Mikuri pernah berkata...


Hiramasa teringat kembali kejadian malam itu. Saat Mikuri menyerahkan dirinya dan mengatakan tidak masalah jika Hiramasa melakukan ‘itu’ padanya. Tapi Hiramasa justru menolaknya. Hiramasa pun memandangi lukisan berisi gambar wajah Mikuri.


Akan tetapi, aku langsung menolaknya, dan perjanjian kami putus begitu saja. Sebenarnya, apa arti sebenarnya dari "aku tak apa-apa"? Apa mungkin ... Apa Mikuri itu... perempuan yang bisa melakukan hal itu dengan seseorang yang tak disukainya?


Tapi Hiramasa buru-buru meralatnya. Tidak, aku tak boleh berpikir begitu. Aku tak mau berpikir begitu. Aku yang tak tahu malu untuk saat ini, berasumsi Mikuri menyukaiku. Hasil dari pemikiran Mikuri yang menghilangkan segalanya, adalah keputusan untuk kembali ke apartemen 303, katanya. Apa yang dia hilangkan dan apa yang dia pertahankan? Apa dia menyadari nilai Tsuzaki Hiramasa sebagai majikan? Atau nilai Tsuzaki Hiramasa sebagai kekasih? Berapa sebenarnya nilai Tsuzaki Hiramasa?


Gambar Hiramasa sedang menaksir nilai wajahnya sendiri pun muncul. Menyusul setelahnya nominal harga di layar yang juga keluar.


Hiramasa masih saja terus berpikir. Tidak bisa begini. Bahkan jika seseorang sepertiku berilusi, aku hanya bisa membayangkan hal yang negatif dan efeknya merugikan. Meski aku memutuskan untuk berhenti berpikir begitu negatif setiap saat....


Hiramasa terperangah kaget saat melihat Mikuri ada di pintu kamarnya. Mikuri membawakan teh untuk Hiramasa dan meletakkannya di meja Hiramasa. Mikuri pun langsung pamit pergi.


Hiramasa panik. Aku tidak mengucapkannya dengan keras kan?


BERSAMBUNG


Pictures and written by Kelana


Kelana’s note :


Ya, pekerjaan ibu rumah tangga memang masih sering diremehkan. Nggak semua wanita bangga dengan pekerjaan ini. Di negeri ini, hal tersebut juga terjadi. Kelana? Sejujurnya Na juga lebih suka menikmati dunia luar dibanding terus menerus berada di rumah. Nggak memungkiri, betapa mulia dan kerennya pekerjaan ibu rumah tangga itu. Tetapi kalau harus menjalaninya sendiri, kok masih berat ya.


Soal gaji ibu rumah tangga. Jadi kepikiran, tentang konsep ‘nafkah’ dan juga ‘uang belanja’. Ternyata ini dua hal yang sama sekali berbeda. Nafkah berarti pemberian suami untuk istri, yang bisa dipakai untuk mengusahakan kebutuhan pribadi si istri. Sementara ‘uang belanja’ adalah uang yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah, baik makan, kebersihan atau apapun yang berhubungan dengan rumah. Sayangnya, nggak semua paham konsep ini. Jadi, mereka pikir yang namanya nafkah ya uang belanja itu. Jadi nggak heran, banyak buibu yang nggak sempat merawat diri. Selain nggak sempat, kadang nggak kebagi juga uangnya, karena dari awal emang nggak dibagi. Hmmm ... besok cari misua yang paham konsep ini deh. Biar duwit ‘nafkah’ bisa buat beli kuota, jadi bisa terus donlot dan nonton drama #eeeeeeh

Bening Pertiwi 14.09.00
Read more ...

Halo semua! Sudah memutuskan mau ngikutin drama apa season ini? Sabar, list yang mesti kamu lihat masih panjang kok. Jadi, simak lanjutannya berikut ini ya. Selamat membaca! ^_^




Kirawareru Yuuki


Tayang: pada 22.00 mulai Kamis, 12 January 2017


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Tokunaga Yuichi (Hope, Specialist, Tantei no Tantei)


Karya asli: Kirawareru Yuuki oleh Kishimi Ichiro dan Koga Fumitake


Genre: Detective


Pemeran: Karina, Kato Shigeaki, Masu Takeshi, Totsugi Shigeyuki, Maruyama Tomomi, Sakurada Dori, Sagara Itsuki, Okazaki Sae, Judai Satoshi, Masana Bokuzo, Iitoyo Marie, Shiina Kippei


Sinopsis:


Ando Ranko (Karina) adalah detektif tak populer di seksi delapan dari Tokyo Metropolitan Police Department. Seorang penyendiri yang tidak terlibat dalam organisasi, dia tidak peduli dengan orang-orang sekitarnya dan tidak mendengarkan mereka serta bersikap seenaknya sendiri. Dia juga tidak patuh pada hukum dan atasannya, tapi tidak merasa itu salah. Di usia muda 32 tahun, Ranko adalah ujung tombak dari Sakuradamon, menyelesaikan banyak kasus sulit. Tapi di dunia yang didominasi laki-laki, itu tidak berjalan baik. Dia berpartner dengan detektif muda Aoki Toshio (Kato Shigeaki), yang baru saja dipindahkan. Tidak seperti Rinko, Toshio sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan dan tidak ingin dibenci. Dia mulai membenci Rinko karena selalu bersikap seenaknya sendiri dan memaksanya mengikutinya tanpa penjelasan.


Website: www.fujitv.co.jp/kira-yu


 



Masuyama Chounouryokushi Jimusho


Tayang: pada 23.59 mulai Kamis, 5 January 2017


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Sakurai Tsuyoshi (Omotesando Koukou Gasshoubu!, Genkai Shuraku Kabushikigaisha,


Marumo no Okite)


Karya asli: Masuyama Chounouryokushi Jimusho oleh Honda Tetsuya


Genre: Sci-fi


Pemeran: Tanaka Naoki, Asaka Kodai, Nakamura Yuri, Emoto Tokio, Hirata Atsuko


Sinopsis:


Saat orang dengan kekuatan superpower lolos tes sertifikasi asosiasi ESP Jepang, mereka akan dianggap level satu dan level dua jika mereka gagal atau tidak berkompeten. Anggota (Asaka Kodai, Nakamura Yuri, Emoto Tokio, Hirata Atsuko) dari kantor Masuyama Supernatural Powers di Nippori memiliki kemampuan superpower. Dipimpin oleh pempimpin mereka, Masuyama Keitaro (Tanaka Naoki), mereka menolong klien untuk menyelesaikan masalah ataupun mencari orang. Tapi mereka bukan pemilik superpower yang sempurna.


Website: www.ytv.co.jp/masuyama




Tokyo Joshi Zukan


Tayang: mulai 16 December 2016 pada Fridays


Jaringan tayang: Amazon Prime


Penulis naskah: Tanada Yuki (Shukan Maki Yoko)


Karya asli: Tokyo Joshi Zukan oleh Tokyo Calendar


Pemeran: Mizukawa Asami, Morisaki Win


Synopsis:


Aya (Mizukawa Asami) tinggal di pinggiran dan berharap datang ke Tokyo. Dia datang ke kota dari perfektur Akita dan mulai berubah.


Website: www.amazon.co.jp/Prime-Video




Kumokiri Nizaemon Season 3


Tayang: pada 20.00 mulai Jumat, 6 January 2017


Stasiun TV: NHK BS Premium


Penulis naskahs: Maekawa Yoichi (Shizumanu Taiyo Series, Gunshi Kanbei, Lady Joker), Okamoto Satoru (Kumokiri Nizaemon Series), Matsushita Ryuichi


Karya asli: Kumokiri Nizaemon oleh Ikenami Shotaro


Genre: Period


Pemeran: Nakai Kiichi, Kunimura Jun, Uchiyama Rina, Tezuka Toru, Daito Shunsuke, Asakura Aki, Watanabe Tetsu, Kurosawa Asuka, Murata Takehiro, Matsuda Satoshi, Yabe Kyosuke, Itao Itsuji, Kondo Yoshimasa, Shunputei Koasa


Sinopsis:


Selama periode Kyoho, sekelompok pencuri aktif di Edo, Tokaido and Nakasendo, dan semua di area Kansai. Targetnya hanya orang kaya, mereka mencari sejumlah besar uang dengan teknik handal dan tidak pernah membunuh atau menyakiti orang. Orang-orang memanggil mereka dengan geng Kumokiri karena mereka muncul seperti kabut dan menghilang begitu saja. Pimpinannya Kumokiri Nizaemon (Nakai Kiichi) mengendalikan kelompok ini dengan handal dan pengikutnya Nanabake no Ochiyo (Uchiyama Rina), Kinezumi no Kichigoro (Ibu Masato), Subashiri no Kumagoro (Tezuka Toru), Ingakozo Rokunosuke (Emoto Tasuku) dan yang lain, Abe Shikibu (Kunimura Jun), pimpinan dari tim keamanan dari Hitsuke Tozoku Aratamekata, menentangnya. Pertempuran antara dua pria ini terus berlanjut.


Website: www.nhk.or.jp/jidaigeki/kumokiri3


Related: Kumokiri Nizaemon Season 2


 



Sanbiki no Ossan Season 3 ~ Seigi no Mikata, Mitabi!


Tayang: pada 20.00 mulai Jumat, January 2017


Stasiun TV: TV Tokyo


Penulis naskahs: Egashira Michiru (Fukigenna Kajitsu, Enka, Hanasaki Mai ga Damattenai), Suzuki Satoshi, Mori Hayashi (Nigh Hero Naoto, Mane no Tenshi, Isharyou Bengoshi), Fukasawa Masaki (Onnatachi no Tokusou Saizensen, Doctor Car, Nobunaga no Chef Series)


Karya asli: Sanbiki no Ossan oleh Arikawa Hiro


Pemeran: Kitaoji Kinya, Izumiya Shigeru, Shiga Kotaro, Ohno Takuro, Mine Azusa, Komoto Masahiro, Nishida Naomi, Fujita Yumiko, Nakada Yoshiko


Sinopsis:


Tiga pria tua yang agak ‘rese’ di lingkunganya membentuk grup bernama ‘Sanbiki no Ossan’ untuk mengatasi hal-hal buruk di sekitar kota, seperti penipuan, pelecehan seksual dan pembuangan hewan. Mereka adalah Kiyota Kiyokazu (Kitaoji Kinya), seorang master kendo yang menemukan pekerjaan lain di pusat game setelah pensiuannya, Tachibana Shigeo (Izumiya Shigeru), seorang atlet judo dan mantan pemilik pub bernama ‘Yoidore Kujira’; dan otak dari semuanyaArimura Norio (Shiga Kotaro) yang memiliki pabrik peralatan. Dengan bantuan dari cucu Kiyote, (Ohno Takuro) dan putri dari Arimura (Mine Azusa), trio ini menghukum para penipu dan pencuri.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/3biki.ossan3


Related: Sanbiki no Ossan Season 1 ~ Seigi no Mikata, Kenzan!




Zenigata Keibu


Tayang : pada 21.00 mulai Selasa, 10 February 2017


Stasiun TV : NTV, Hulu & WOWOW


Penulis naskah : Yamaura Masahiro (Umi ni Furu, Kurofuku Monogatari, Roosevelt Game), Oishi Tetsuya (Keiji 7-nin Series, Scapegoat, Keiji no Manazashi), Takayama Naoya (Saigo no Restaurant, Shi no Zouki, Tokumei Tantei Series), Yamaoka Junpei (Gurame!, Juken no Cinderella, Sakura)


Karya asli : Lupin Sansei oleh Monkey Punch


Genre: Detective


Pemeran : Suzuki Ryohei, Maeda Atsuko, Miura Takahiro, Watabe Atsuro (guest star), Hakamada Yoshihiko, Watanabe Ikkei, Kamikawa Takaya


Synopsis:


Zenigata Koichi (Suzuki Ryohei) bukan inspektur ceroboh yang biasa dikerjai oleh pencuri hebat, Lupin Sensei. Dia keras kepala, tetapi layak dan seorang detektif yang luar biasa yang tidak pernah memaafkan orang jahat.


Website: www.ntv.co.jp/zenigata


Preview: Zenigata Keibu Teaser




Okaasan, Musume o Yamete Ii desu ka?


Tayang : pada 22.00 mulai Jumat, 13 January 2017


Stasiun TV: NHK


Penulis naskah: Inoue Yumiko (Isan Souzoku, Kinkyuu Torishirabeshitsu Series, Pandora Series)


Genre: Home suspense


Pemeran: Haru, Yagira Yuya, Aso Yumi, Oozora Mayumi, Dan Mitsu, Ishii Anna, Terawaki Yasufumi, Saito Yuki


Sinopsis:


Hayase Mizuki (Haru) yang berusia 25 tahun dan ibunya Akiko (Saito Yuki) adalah teman baik, seperti couple. Meski Koji (Terawaki Yasufumi) peduli pada istri dan putrinya, dia hanya fokus pada pekerjaan dan tidak terlalu dekat dengan keduanya. Tetapi, semuanya berubah setelah Mizuki bertemu dengan Matsushima (Yagira Yuya), seorang kontraktor bangungan yang mengurus rumah keluarga Hayase, dan mereka mulai bertemuan. Akiko menyukai Matsushima dan memintanya mengencaninya putrinya. Pada prosesnya, Mizuki mulai menyadari kalau dia selama ini hidup tanpa sadar dalam bayang-bayang perasaan ibunya. Dia mulai menjauh dari ibunya. Ini membuat Akiko resah, karena tidak ingin orang yang paling berharga baginya direbut dan suatu hal berbahaya mulai muncul dalam dirinya.


Website: hwww.nhk.or.jp/nagoya/okamusu




Gekokujo Juken


Tayang: pada 22.00 mulai Jumat, 13 January 2017


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Morosawa Kazuyuki (Keibuho Sugiyama Shintaro, Shiawase ni Naritai, Nurse no Oshigoto Series)


Karya asli: Gekokujo Juken oleh Sakurai Shinichi


Genre: keluarga


Pemeran: Abe Sadao, Fukada Kyoko, Yamada Miku, Waka Danna, Minagawa Sarutoki, Okada Koki, Kawamura Yosuke, Koshiba Fuka, Kaname Jun, Kazama Shunsuke, Kobayashi Kaoru


Sinopsis:


Pria lucu yang suka bicara, Sakurai Shinichi (Abe Sadao) sedikit nakal di masa lalunya dan keluar untuk bekerja saat masih SMP. Dia dan istri cantiknya, Kanako (Fukada Kyoko) memiliki putri Kaori (Yamada Miku) yang masih kelas 5 di SD. Meski mereka tidak punya latar belakang pendidikan yang baik dan tidak punya uang, mereka memiliki rasa humor yang baik dan merupakan keluarga bahagia. Suatu hari, Shinichi melihat skor mengejutkan dari tes nasional putrinya dan khawatir kalau dia juga akan Cuma jadi lulusan SMP juga sepertinya. Karena tidak ingin Kaori sepertinya, Shinichi memutuskan mengajari Kaori sendiri. Dan ayah serta anak mulai mempersiapkan ujian masuk SMP dengan tujuan sekolah paling sulit.


Website: www.tbs.co.jp/gekokujo_juken


Preview: Gekokujo Juken Teaser


 



Ubai Ai, Fuyu


Tayang: pada 23.15 mulai Jumat, 20 January 2017


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskah: Suzuki Osamu (Renai Dorama o Mouichido, Umareru)


Genre: Romance


Pemeran: Kurashina Kana, Miura Shohei, Otani Ryohei, Akimoto Sayaka, Mister Chin, Darenogare Akemi, Nishime Shun, Kimura Midoriko, Miyake Hiroki, Sakakibara Ikue, Mizuno Miki


Sinopsis:


Ikeuchi Hikaru (Kurashina Kana) bekerja untuk perusahaan desain di Tokyo dan punya tunangan Okugawa Kota (Miura Shohei). Tapi, hidupnya berubah tiba-tiba dengan munculnya mantan pacarnya Moriyama Shin (Otanin Ryohei). Dulu, Hikaru sangat mencintai Shin, tapi Shin menghilang tiba-tiba setelah mengatakan mereka putus. Perasaan yang coba Hikaru hilangkan, kembali muncul saat ia bertemu lagi dengan Shin, yang berada di Tokyo selama tiga bulan. Dan Hikaru berkencan dengan Shin, meski Shin sebenarnya sudah punya istri Ran (Mizuno Miki). Karena kejadian ini, cinta Kota dan kecemburuannya perlahan berubah jadi benci.


Website: www.tv-asahi.co.jp/ubaiai


 



Yamada Takayuki no Cannes Eigasai


Tayang : pada 12.52 mulai Sabtu, 7 January 2017


Station: TV Tokyo


Genre: Docudrama


Cast: Yamada Takayuki


Synopsis:


Kisah diawali dari aktor Yamada Takayuki mengatakan pada sutradara Yamashita Nobuhiro kalau dia ingin menang pada festival film bergengsi Cannes dan mengikuti dan diikuti dua pria, dengan mereka mulai diskusi soal detail film dan produksinya melibatkan Yamashita dan teman-temannya, produser dokumenter Matsue Tetsuaki.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/yamada_cannes


 



Byplayers ~ Moshimo 6-nin no Meiwakiyaku ga Sharehouse de Kurashitara


Tayang: pada 12.12 mulai Sabtu, 14 January 2017


Stasiun TV: TV Tokyo


Penulis naskah: Matsui Daigo, Fujiki Mitsuhiko (Asunaro San San Nana Byoushi), Miyamoto Takeshi


Genre: Comedy


Pemeran: Endo Kenichi, Osugi Ren, Taguchi Tomorow, Terajima Susumu, Matsushige Yutaka, Mitsuishi Ken


Sinopsis:


Enam orang aktor pendukung luar biasa, (Endo Kenichi, Osugi Ren, Taguchi Tomorow, Terajima Susumu, Matsushige Yutaka, Mitsuishi Ken) mendapatkan permintaan dari website distribusi video luar negeri untuk drama skala besar. Daftar pemeran utamanya dan sutradaranya adalah bintang terkenal dunia. Tetapi, sang sutradara punya permintaan. Mereka harus tinggal bersama di bawah satu atap selama tiga bulan untuk mempersiapkan peran mereka dan mempererat hubungan. Dan mereka harus bersikap seperti siswa SMP. Sebenarnya, proyek serupa sepuluh tahun silamadalah alasan mereka tidak saling merasa nyaman. Tapi, ada rahasia di balik drama ini. Dan para aktor pendukung mendengar rumor kalau sang pemain utama mengundurkan diri.


Website: www.tv-tokyo.co.jp/byplayers



Cr. All English text from www.jdramas.wordpress.com


Kelana hanya menerjemahkan dalam bahasa Indonesia


Posting at www.elangkelana.net



Kelana’s note :


Wah bagian kedua drama winter kali ini lebih seru deh kayaknya. Beberapa sudah mulai tayang di minggu-minggu awal Januari ini. Dan beberapa lagi ada yang baru mulai akhir Januari nanti.


Yosh! Dari list kali ini, ada dua drama yang menurut Na menarik. Pertama, Zenigata Keibu. Ini karena Na salah satu fans cerita Conan dan Lupin Sensei juga. Jadi ya, penasaran bagaimana kalau sang pemeran utamanya justru inspektur satu ini. Kedua, Okaasan, Musume o Yamete Ii desu ka? Meski sebenarnya agak ragu juga sih, karena pemerannya Haru. Ya, secara ya, beberapa season belakangan Na udah kebanyakan nonton drama yang ada Haru-nya terus. Bukan nggak suka, Cuma bosen aja. Butuh wajah baru. Tapi, kalau ceritanya menarik ya lanjut donk.


Ok, segitu dulu ulasan serta info soal drama winter 2017 kali ini. Sampai jumpa di part 3 yang akan posting minggu depan ^_^

Bening Pertiwi 14.05.00
Read more ...

SINOPSIS dorama Married as Job episode 08 part 2. Setelah insiden malam itu, Mikuri berusaha keras menghindari hari Selasa, hari pelukan. Dan kesempatan itu pun datang. Ibu Mikuri jatuh dan ia menjadikan alasan itu untuk pergi dari rumah, mengunjungi orang tuanya.



Sementara para pria memasak di dapur, para wanita di ruang makan membuat selai dari sayuran. Mikuri melapor kalau para pria tengah asyik mengobrol dan narsis terhadap diri mereka sendiri. Obrolan makin seru, terutama setelah mereka mengobrolan peran wanita. Antara bekerja, punya anak dan mengurus rumah.


Mikuri ingat masa kuliahnya. Kisah cintanya yang terpaksa kandas karena si pria merasa kalau Mikuri terlalu pintar dan suka ikut campur. Mikuri kemudian berpikir, kalau ia memang harus tinggal di Tateyama itu, maka ia akan coba jadi anggota dewan kota.


“Aku punya pertanyaan untuk kandidat anggota parlemen, Mikuri. Apa pendapatmu tentang wanita pekerja yang membesarkan anak?” tanya kakak iparnya.


Ibu Mikuri pun mengusulkan kalau mereka debat betulan saja. Dan inilah debat imajinasi yang dihadiri Mikuri, ibunya, kakak ipar dan juga Yassan. Debat tentang wanita yang bekerja dan membesarkan anak.


Moryama Aoi – kakak ipar : Tuntutan masyarakat saat ini berlebihan. Bekerja, melahirkan, membesarkan anak. Mereka menyuruh kami hidup anggun sebagai wanita, tetapi berapa pun tubuh yang kami miliki tak akan cukup. Akan tetapi, jika wanita tidak melahirkan, angka penurunan kelahiran akan semakin parah. Di sisi lain, sebagian kaum wanita ingin bekerja.


Moriyama Mikuri – kandidat anggota parlemen : Kalau begitu, bagaimana kalau semua orang melahirkan saat SMA? Dibandingkan membesarkan anak saat bekerja, kupikir lebih mudah membesarkan anak saat masih sekolah. Kita bisa membuat penitipan bayi di kelas kosong dan meninggalkan anak-anak di sana waktu sekolah. Lalu, menyusui saat istirahat. Meski mengambil cuti melahirkan, jika mengikuti kelas tambahan di libur musim panas kau bisa mengejar pelajaran di kelas. Kau bisa membuat baju atau makanan bayi di kelas Ekonomi Rumah Tangga, 'kan? Ya. Dengan begitu, seluruh sekolah membesarkan anak...


Yassan – ibu tunggal : Itu ide yang menarik, tetapi kalau kau mengajukan diri dengan program tersebut, menurutku kau takkan terpilih.


Kembali ke dunia nyata.


“Setidaknya kau ingin menikmati masa muda di SMA...” lanjut Yassan


“Kalau begitu, kapan sebaiknya kita melahirkan? Apa sulit mencari waktu untuk menjadi anggota masyarakat sambil membesarkan anak?” ujar ibu Mikuri pula.



Akhirnya mereka sama sekali tidak menemukan kesimpulan apapun. Mereka berpikir kalau itu butuh kerjasama dengan pasangan. Bahkan kalau perlu, suami istri bergantian melahirkan.


Obrolan itu pun didengar oleh para pria. Chigaya berpikir obrolan mereka menjijikan.


Tapi reaksi ayah Mikuri justru berbeda, “Aku juga ingin melahirkan.”


Jawaban yang membuat ekspresi Chigaya kaget sekaligus jijik.



“Bersulang!”


Numata-san, Hino-san dan Kazami-san berkumpul serta minum bersama dan mulai mengobrolkan banyak hal. Termasuk sering absennya Hino-san dalam acara-acara mereka karena anaknya panas atau kena flu. Hino-san berpikir kalau kesempatan seperti ini sangat langka, saat ia bisa berkumpul bersama rekan-rekan kerjanya. Mereka merasa Hiramasa juga perlu diajak.


“Hiramasa, Selesaikan pekerjaanmu, lalu cepat ke sini!” ujar Hino-san saat panggilannya hanya tersambung pada pesan suara di ponsel Hiramasa. “Saat kau mendengar pesan ini, segera ke datang ke sini, ya!”



Rupanya Hiramasa masih ada di kantor. Ia pun mendengarkan pesan suara di ponselnya. Tapi tidak langsung mengambil keputusan. Kalau sekarang aku minum alkohol, mungkin aku akan mengatakan sesuatu yang tak seharusnya kukatakan. Akan tetapi, aku berutang pada Hino. Akan tetapi, kondisiku tidak bagus. Akan tetapi, Hino...


Hiramasa kembali memikirkan Mikuri. Kenapa aku begini? Karakter langka. Seorang laki-laki yang tidak bisa mengambil keputusan. Wajar saja Mikuri bosan denganku.



“Ah, akhirnya dia datang! Hai!” seru Hino-san saat melihat Hiramasa akhirnya tiba juga.


Numata-san mengatakan kalau ia juga mengundang Yuri-san. Tapi karena dia menyetir, Yuri tidak jadi ikut minum.


“Aku juga mau bertemu dengan mereka... Yuri and Mikuri,” ujar Hino-san.


“Aku tak tahu tentang Yuri, tetapi...kau takkan bisa bertemu dengan Mikuri lagi. Pasti,” ujar Hiramasa setelah meneguk minumannya. Situasi beruah menjadi canggung.



Masakan yang dibuat para lelaki akhirnya siap. Tapi ternyata hasilnya mengecewakan, bahkan hanya dapat satu bintang saja. Kakak ipar Mikuri bahkan minta suaminya untuk membuatkannya lagi di rumah, dengan ancaman dijepit di tembok seperti tadi.


“Semua salahmu, Yassan,” keluh Chigaya pula.


“Oi, lama-lama dingin. Ayo makan!” ujar Mikuri. Dan mereka pun makan malam bersama dengan lahap malam itu.



“Kazami, bagaimana dengan pekerja di rumahmu? Apa yang terjadi? Kau mengatakannya, 'kan? Kau suka padanya,” ujar Hino-san.


“Yah, dia tiba-tiba minta cuti seminggu. Kupikir tak sesederhana itu. Dia orang yang bertanggung jawab atas ucapan dan tindakannya. Sepertinya ada sesuatu yang rumit,” ujar Kazami-san.


“Misalnya apa?” lanjut Hino-san.


“Aku tak tahu sejauh itu,” Kazami menjawab sambil melihat ke arah Hiramasa.


“Kalau tak tahu, tolong jangan berkomentar apa-apa,” ujar Hiramasa setelah meneguk minumannya.


“Aku tak tahu keadaannya...tetapi mungkin aku lebih mengenalnya darimu. Kau bisa bilang aku memperhatikannya,” ucap Kazami sambil menatap Hiramasa tegas.


Hiramasa pun tidak teriama diam saja, “Aku tak tahu apa yang kau lihat, tetapi mungkin saja kita berdua melihat hal yang berbeda? Aku dan kau berbeda. Aku bukan orang yang penuh percaya diri dan mencari ribut dengan sarkasme di tempat seperti ini. Cara kita hidup dan cara pandang kita, semuanya berbeda. Kita pada dasarnya... tidak sama.”


Suasana benar-benar jadi canggung antara Hiramasa dengan Kazami. Sementara itu Hino-san dan Numata-san sibuk memperbaiki situasi. Mereka mencoba mengalihkan pembicaraan.



Hino-san, Numata-san dan Kazami-san mengantarkan Hiramasa masuk ke mobil Yuri-san. Sementara itu, Kazami juga ikut masuk ke dalam mobil, karena merasa bertanggungjawab.


“Yang benar saja, apa yang kaulakukan di umurmu itu?” keluh Yuri-san.


Hiramasa tertidur di jok belakang. sementara itu Hino-san dan Numata-san ternyata melanjutkan acara mereka malam itu. Season kedua minum-minum.



“Apa Ibu tak terlalu kejam pada Ayah? Meski aku paham Ibu ingin Ayah sedikit membantu mengerjakan pekerjaan rumah di masa pensiunnya,” ujar Mikuri sambil mempersiapkan futon untuk tidurnya dan ibunya malam itu.


“Bulan lalu aku menjalani pemeriksaan kesehatan reguler. Aku tak memberitahukan Ayahmu, tetapi ada sesuatu yang perlu diperiksa kembali sehingga aku melakukan pemeriksaan menyeluruh.”


Mikuri sudah tegang menunggu kalimat selanjutnya yang akan dikatakan ibunya, “Lalu?”


“Tidak ada apa-apa. Sebelum hasilnya keluar aku sangat khawatir, memikirkan ini dan itu. Jika aku mati lebih dulu, bagaimana dengan ayahmu? Jadi, kupikir ini kesempatan bagus.”


“Kalau begitu, katakan saja,” saran Mikuri.


“Jika membahas kemungkinan aku meninggal duluan, dia akan khawatir, 'kan? Seperti aku benar-benar sekarat.”


“Bahagianya, dicintai seperti itu,” ujar Mikuri pula.


“Aku memang mencintainya. Kami berdua sama-sama berusaha. Kau tak bisa mendedikasikan diri pada cinta yang tak berbalas. Kami ini orang asing, lho. Akhirnya kau bilang juga.”


“Mereka sering berkata tentang "jodoh," tetapi kupikir tak ada hal seperti itu,” ujar Mikuri lagi.


“Orang yang ditakdirkan untukmu...harus diusahakan. Tak bisa melanjutkan karena tak ada ketetapan hati itu menurutku sama saja di pekerjaan dan di rumah tangga.”



“Berkat Tsuzaki, aku jadi ingat sesuatu dari masa lalu,” ujar Kazami yang duduk di sebelah Yuri.


“Apa itu cerita yang menarik?”


Kazami mengatakan tidak. Yuri memberi saran kalau itu tidak usah diceritakan. Tapi ternyata Kazami sudah mulai ceritanya.


“Pacar pertamaku...adalah seseorang yang bisa dibilang biasa. Aku sangat menyukainya. Akan tetapi, suatu hari...”


Si gadis mengatakan kalau ia tidak bahagia bersama Kazami. Selama ini Kazami keren, atlet yang baik serta populer di kalangan gadis-gadis. Si pacar ternyata merasa rendah diri. Dan akhirnya mereka pun putus.


“Aku tak bisa melakukan apa-apa. Meski kurangnya rasa percaya diri adalah masalahnya sendiri, mungkin aku seharusnya berkata...’Tak peduli seberapa banyak orang yang tak suka padamu, aku tetap menyukaimu’. Meski dia tidak memikirkan perasaanku sama sekali. Baginya yang hanya memperhatikanku, apa yang seharusnya kukatakan?”


Tapi Yuri maupun Kazami tidak sadar, kalau di kursi belakang Hiramasa tidak benar-benar tertidur. Hiramasa mendengarkan semua obrolan mereka.



Hiramasa tiba kembali di apartemennya. Setelah minum air, Hiramasa membuka lemari es. Ia mengambil salah satu kotak berisi makanan yang disiapkan Mikuri untuknya.


Sarapan 1: Nasi putih, Omelet dashi, Makerel asin bakar, Gobo masak gula & kecap asin. Tolong panaskan dulu sebelum makan, ya! Semangat untuk hari ini!


Sarapan 2: Nasi putih, Omelet dengan daun bawang, Sayuran akar rebus, Wortel parut. Wortel hari ini manis. Enak sekali!


Makan Malam 1: Nasi berbumbu, Terung goreng, Labu manis. Nasi berbumbu dimasak dalam kaldu yang dibuat dengan baik, sangat cocok dengan makanan pendamping.


Makan Malam 2: Omelet dengan saus hayashi, Brokoli, Sayuran akar tumis bawang putih. Terima kasih atas kerja keras Anda. Sekarang Anda bisa berendam di air 38°C!


Makan Malam 3: Ikan sauri pasifik panggang bumbu kecap asin, Bakso ayam gula-kecap asin, Tumis sayuran akar dalam cuka hitam. Hari ini ada banyak sayuran akar musim gugur. Bahkan akar teratai pun ada!


Makan Malam 4: Nasi goreng, Sayuran, Siomay bokchoy, Wortel parut. Terima kasih atas kerja kerasnya. Hari ini masakan Cina. Sangat bergizi, lho!


Hiramasa memandangi makanan yang sudah disiapkan Mikuri untuknya. Di atasnya selalu ada pesan yang ditulis Mikuri. Hiramasa mengeluarkan semua makanan itu dan mulai memakannya.


Aku penasaran bagaimana perasaannya saat membuat semua ini. Apa yang dia rasakan saat meninggalkan rumah ini, ya? Waktu itu apa yang dipikirkan Mikuri? Aku terlalu memikirkan perasaanku sendiri, sampai-sampai tidak mau menyentuh makanan yang ditinggalkannya untukku.



Di malam yang sama, Mikuri berdiri di luar rumah orang tuanya. Ia memandangi langit, masih memikirkan hubungannya dengan Hiramasa dan bagaimana kelanjutannya nanti.


Terus mencintai seseorang dengan tulus, mungkin adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Kau tak bisa mengubah perasaan seseorang, tetapi, kau yang memegang kendali hidupmu.



Setelah mengantarkan Hiramasa, Kazami masih mengekor Yuri masuk ke dalam mobil. Mereka melanjutkan obrolan soal mobil. Menurut Yuri, punya mobil itu perlu. Tapi bagi Kazami, itu tidak penting. Karena mereka sudah bisa pergi ke berbagai tempat dengan kereta dan bus. (coba di negeri ini orang mikirnya gitu ya. Kali ... jalanan nggak bakalan macet. kekekeke)


“Namun, kau tahu, kau bisa pergi jauh, lebih jauh dari yang kaukira,” komentar Yuri kemudian.



Pagi berikutnya rumah sudah lebih sepi. Kakak Mikuri, Chigaya dan keluarga kecilnya sudah kembali ke rumah mereka sendiri. Sementara Mikuri masih membantu ayahnya menjemur pakaian di luar. Ibu Mikuri memerhatikan mereka semua dengan senyum di wajah.


“Semua orang tiba-tiba pulang. Sepi, ya....”


“Mikuri. Tidak apa-apa kalau kau mau di sini selamanya,” ujar ibu Mikuri saat melepas putrinya itu pergi lagi.


“Terima kasih.”



Mikuri masih ada di jalan saat ponselnya berbunyi. Dari Hiramasa. (ini adegan telepon pertama kali Mikuri-Hiramasa selama delapan episode, ckckck). Hiramasa menyapa dari seberang. Tidak seperti biasanya, kali ini mereka bicara agak serius. Mikuri mengatakan kalau ia punya hal yang ingin dibicarakan.


“Apa pun kesimpulan Anda, aku yakin dengan perasaanku. Aku mencoba menguraikan perasaanku. Jika aku menghilangkan hal-hal yang tak perlu, apa yang tersisa? Untuk pekerjaan dan juga gaji, apa yang kuinginkan dan apa cita-citaku, aku memikirkan berbagai macam hal, dan juga...”


“Tunggu sebentar. Setelah kupikirkan lagi, tolong izinkan aku berbicara lebih dulu,” potong Hiramasa.


Keduanya berdebat soal siapa yang harus bicara lebih dulu. Hiramasa merasa dirinya yang harus bicara lebih dulu, karena dirinyalah yang menelepon.


“Aku...tak punya pengalaman dengan perempuan. Meski begitu, aku hidup tanpa berpikir itu sesuatu yang buruk. Akan tetapi, malam itu hal pertama yang kupikirkan adalah bagaimana kalau aku gagal? Aku juga berpikir betapa menyedihkannya aku dibimbing oleh seseorang yang sepuluh tahun lebih muda. Bagaimana perasaanmu setelah ditolak sama sekali tak terpikirkan. Maaf. Aku juga takut kau akan tahu aku tak berpengalaman,” curhat Hiramasa.


“Aku sudah tahu,” ujar Mikuri dari seberang. “Aku sudah tahu sejak lama. Dari obrolan dengan ibumu, aku menggabungkan kepingannya dan menyimpulkannya. Bagiku itu bukan masalah besar. Akan tetapi, penolakan itu benar-benar membuatku sangat kaget. Aku pikir mungkin aku bisa menjadi anggota dewan Kota Tateyama.”


“Anggota dewan kota?” Hiramasa heran. Ia melirik ke arah poster tentang seorang dewan kota, tepat di depan gedung yang juga pernah Mikuri lihat.


“Aku bertemu seorang anggota parlemen perempuan yang seumurku dan berpikir aku bisa juga menjalani kehidupan seperti itu. Saat berpikir begitu aku merasa lega.”


Mikuri menarif napas sebelum bicara lagi, “Tak apa-apa gagal di jalan yang sedang dijalani. Sekarang, aku berpikir untuk kembali ke apartemen 303. Itu adalah jawaban yang kudapat saat semuanya kuhilangkan. Mungkin ini akan mengganggumu, tetapi aku tak ingin mengakhirinya seperti ini. Aku ingin bertemu lagi dengan Anda dan berbicara serius...”



“Kita bisa bertemu!” seru Hiramasa girang. “Aku sekarang di sini, sangat dekat. Bertemu, lalu berpelukan hari Selasa!” Hiramasa langsung berlari menuju rumah Mikuri.


Saat tiba di kediaman keluarga Mikuri, Hiramasa disambut oleh ayah Mikuri yang sangat girang atas kedatangan menantunya ini.


“Hiramasa, Anda sekarang di mana?” tanya Mikuri heran.


“Di mana? Tateyama...” ujar Hiramasa.


“Aku sekarang di depan rumah kita! Hiramasa, pelukannya?”


“Saat ini aku sedang dipeluk...oleh ayahmu.” Hiramasa berusaha bicara lewat telepon dalam pelukan ayah Mikuri. (Hiramasa kan kecil ya, sementara ayah Mikuri ini tinggi besar. Jadi keliatan lucu gitu, kayak meluk anak kecil #ups)


“Eeeeeeh?!” seru Mikuri kecewa parah.



Mikuri akhirnya melanjutkan langkahnya menuju apartemen Hiramasa. Ia masuk dan menemukan kotak plastik berisi makanan yang disiapkan oleh Mikuri sudah kosong dan bersih. Mikuri tersenyum lega oleh hal itu.



Malam itu Hiramasa ditahan oleh orang tua Mikuri. Mereka bertiga makan malam bersama. Bahkan meminta Hiramasa untuk menginap saja. Kedua orang tua Mikuri sangat bersemangat menunjukkan foto-foto kenangan Mikuri saat kecil, termasuk video olahraga Mikuri yang mereka rekam.


Hiramasa mencoba bersikap tertarik. Tapi dalam hati, ia tidak sabar lagi. Hiramasa pun mengirim pesan pada Mikuri. Maaf, sepertinya aku tak bisa pulang hari ini.


Maaf, orangtuaku terlalu memaksa. Mendapat pesan seperti itu, Mikuri membalasnya dengan cepat.


Keduanya akhirnya bertukar pesan sambil terus tersenyum menatap ponsel mereka masing-masing. Hiramasa yang tidak sabar ingin segera pulang. Lalu Mikuri yang mengatakan akan menunggu Hiramasa dan berpikir untuk masak apa saat Hiramasa kembali esoknya.


BERSAMBUNG


Pictures and written by Kelana


Kelana’s note :


Aduh, kopel satu ini makin lama makin manis aja sih. Kalau dibiarin terus, ntar diabetes deh. Etapi etapi, ini kan baru episode 8 ya. Masih banyak kejutan menanti di episode berikutnya lho. #ehe. Sampai jumpa minggu depan ya.

Bening Pertiwi 14.19.00
Read more ...

SINOPSIS dorama Married as Job episode 08 part 1. Mikuri berusaha bersikap baik-baik saja meski sudah ditolak malam itu. Tapi ternyata semua tetap sulit. Dan hari selasa, hari berpelukan pun datang. Mikuri berpikir untuk menghindari hari itu.


Untuk pertama kalinya, Mikuri mangkir dari pekerjaannya. Apakah ini berarti Mikuri sudah tidak sanggup lagi bekerja menjadi ‘pekerja rumah tangga’ bagi Hiramasa?



Hiramasa makan siang di kantor. Tapi kali ini ia hanya makan nasi kepal. Tidak ada bekal dari Mikuri. Hino-san yang ikut bergabung menyadari hal itu. Ia menebak kalau Hiramasa tengah bertengkar dengan Mikuri, jadi tidak ada bekal makan siang.


“Hino, kau tak mengerti apa-apa, ya?” Numata-san tiba-tiba ikut bergabung dengan bekal makan siangnya sendiri juga. “Kau sama sekali tak mengerti rahasia bekal Hiramasa selama ini. Bekal Hiramasa selama ini...dibuat oleh Tsuzaki sendiri. Seperti membeli cokelat untuk dirimu sendiri pada Hari Raya Valentine...dan menaruhnya sendiri di lokermu.”


“Aku takkan melakukannya,” komentar Hino-san cepat.


Hiramasa sendiri tidak banyak berkomentar hari itu. Ia Cuma melihat Numata-san, tanpa minat untuk membalas ucapannya.


“Bagaimanapun, ini menjelaskan semuanya. Mikuri itu...hanya istri sewaan. Kau hanya menyewanya saat akan bertemu kami.”


Hiramasa kaget saat Numata-san menebaknya seperti itu. Meski benar, Hiramasa sudah tidak terlalu kaget. Kekagetannya pun tidak ditangkap oleh Numata-san atau Hino-san.


Justru Kazami yang panik karena tahu juga soal rahasia ini. “Numata...Hiramasa dan Mikuri yang seperti ini sebenarnya mesra, lho.”



Hiramasa benar-benar tidak berkomentar apapun. Dia justru mengingat-ingat peristiwa malam itu.


Malam itu...Sejak saat itu, Mikuri bersikap seperti tak ada yang terjadi. Akan tetapi, malam itu saat aku pulang ke rumah, Mikuri sudah pergi


Rumah dalam situasi gelap saat Hiramasa pulang malam itu. Ia tidak mendapati Mikuri di manapun. Alih-alih, Hiramasa justru menemukan catatan yang ditinggalkan Mikuri di meja. Ya, Mikuri pergi dari rumah Hiramasa malam itu.



Kazami keluar makan malam bersama Yuri-san. Sepertinya insiden Mikuri yang pergi dari rumah Hiramasa juga sudah mereka ketahui.


“Aku juga tak tahu pasti. Saat dia datang untuk bebersih di hari Senin, dia tak berkata apa pun. Kapan terakhir kali kau bertemu dengannya?” tanya Hiramasa.


“Hari itu juga. Senin malam di stasiun, saat dia pulang dari tempatmu. Dia bilang dia mau mengembalikan anggur es yang kuberikan padanya,” cerita Yuri-san.


Malam itu Mikuri sengaja menunggu Yuri-san. Ia kemudian mengembalikan anggur yang pernah diberi oleh Yuri-san. Mikuri tahu anggur itu mahal, dan dia tidak mungkin membuangnya. Jadi Mikuri memilih mengembalikannya pada Yuri.


“Melihatnya... membuatku ingin mati,” ujar Mikuri malam itu.


Yuri mengingat-ingat apa yang dikatakan Mikuri saat mereka bertemu. “Aku tak mengira anggur es bisa memojokkan seseorang sejauh itu, tetapi....Pasti ada sesuatu yang terjadi antara dia dan Hiramasa, 'kan ya?”


Kazami mulai berkomentar soal hubungan Hiramasa dan Mikuri, yang sebenarnya adalah bisnis. Tetapi kalimatnya tidak langsung, hanya menggunakan perumpamaan. Ia berpikir, kalau itu adalah dirinya dan Mikuri, tentu situasi tidak akan ribet seperti ini. Yuri-san protes karena lagi-lagi Hiramasa bicara dengan kalimat perumpamaan yang membuatnya bingung.


“Kalau khawatir, kenapa kau tak coba meneleponnya?” saran Hiramasa kemudian.



Yuri pun menelepon Mikuri, dan bertanya kapan Mikuri akan kembali.


“Aku tak bisa kembali sekarang,” ujar Mikuri dari seberang.


“Kenapa?”


“Karena ada kemungkinan cerai,” ujar Mikuri pula.


“Kemungkinan cerai?!” Yuri kaget. Rupanya Kazami yang ikut menguping di sebelahnya juga kaget. “Ternyata, sudah separah itu?”


“Kelihatannya lebih serius dari yang kukira...” lanjut Mikuri. Ia memandangi kedua orang tuanya yang tengah bertengkar soal cucian yang luntur akibat tidak dipisahkan saat mencuci.


“Maaf, nanti kuhubungi lagi,” Mikuri pun menutup teleponnya.


(jadi, yang sebenarnya dibahas oleh Mikuri ‘rawan’ cerai ini adalah orang tuanya. Mereka sedang bertengkar hebat karena cucian. Selama ibu Mikuri sakit akibat terjatuh, semua pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh ayah Mikuri. Tapi ternyata pekerjaan itu tidak selesai dengan baik. Dan kini mereka bertengkar)



Mikuri menyusul ayahnya yang tengah duduk di teras menatap langit, “Sudah kubilang, jangan khawatir. Ibu hanya sedikit kesal.”


“Sedikit?”


“Yah, lumayan kesal,” Mikuri meralatnya. “Karena dia selalu sehat dan tak pernah cedera sebelumnya, kupikir dia merasa kesal sendiri.”


“Aku senang kau datang ke sini, Mikuri,” ujar ayah Mikuri.


“Aku juga terbantu, kok.”



Mikuri juga masih mengingat-ingat kejadian malam itu.


Malam itu...Sejak saat itu, aku mencoba untuk hidup seperti tak terjadi apa pun. Namun, apa pun yang kulakukan, kenangan malam itu.... Meski begitu, aku ingin melupakannya, dan mencoba sekuat tenaga untuk memikirkan hal lain.


Mikuri melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Saat mencuci, ia kembali ingat kejadian malam itu. Saat bersih-bersih rumah dan melihat ke arah sofa, Mikuri ingat kejadian malam itu di atas sofa. Saat mencuci piring dan melihat anggur es yang masih tersisa di dapur, Mikuri kembali ingat kejadian malam itu. Itulah alasan Mikuri memilih mengembalikan anggur es-nya pada Yuri-san lagi. Mikuri juga sampai pada situasi sulit tertidur.



Imajinasi Mikuri. Kali ini ia menjadi seorang atlet, tetapi karena satu dan lain hal ternyata gagal mencapai targetnya.


Aku mengacaukannya. Itu adalah kesalahan mendasar. Kalau saja aku tak mengatakannya, hari itu akan berakhir dengan suasana menyenangkan. Aku jadi tamak, ingin lebih dekat. Aku yakin akan diterima.... Aku wanita yang tersakiti.... Maaf.


“Kalau begitu, bagaimana perasaanmu pada Hiramasa saat ini?” tanya sang reporter lagi.


Dia orang yang hebat dan aku sangat menghormatinya. Mulai sekarang aku akan menjaga jarak dan bekerja dengan teliti.Terima kasih.


Aku bisa! Begitu seharusnya. Aku yakin jika aku memikirkan malam itu sebagai suatu acara lawak, dan mengirimkannya ke dalam anganku, aku pasti bisa melupakannya. Meski demikian, hari pelukan datang tanpa ampun.



Mikuri melepas kepergian Hiramasa ke kantor seperti biasa, dengan senyum terkembang. Tapi setelah Hiramasa pergi, Mikuri terduduk dil lantai, lemas. Ia sudah berusaha untuk baik-baik saja, tapi ternyata sulit.


Ponsel Mikuri bebunyi, dari kakaknya, “Katanya ibu patah tulang. Dia jatuh dari tangga dan perlu dua bulan untuk menyembuhkannya.”


“Duh, gawat! Bagaimana dengan pekerjaan rumah?” Mikuri khawatir.


“Ayah yang melakukannya. Selain kakinya, ibu tak apa-apa, jadi jangan khawatir dan tak usah ke sana,” ujar kakak Mikuri lagi.



Tapi Mikuri berpikiran lain. Ia tidak menuruti saran kakaknya itu. Mikuri pun berbelanja banyak bahan makanan lalu mulai memasak. Ada deretan menu lengkap yang dibuat oleh Mikuri dan dimasukkan dalam kotak plastik. Mikuri lalu memasukkan kotak-kotak plastik berisi makanan itu ke dalam lemari es.


Setelahnya Mikuri melakukan pekerjaan lain. Termasuk menyetrika baju. Sadar kalau sudah jam 6 sore, Mikuri pun menyelesaikan pekerjaannya. Ia sudah siap pergi dengan tas baju dan jaket di badan. Mikuri tidak lupa menulis catatan yang ia tinggalkan untuk Hiramasa di meja.


Saat bekerja, di sekolah, dan klub sekolah, aku sekali pun tak pernah tak masuk. Itu satu-satunya kebanggaanku. Ini pertama kalinya dalam hidupku aku mengabaikan pekerjaan, jadi paling tidak aku harus mempersiapkannya dengan sempurna.


Untuk Hiramasa, Kaki ibuku patah, dia memintaku datang apa pun yang terjadi, jadi aku pergi ke Tateyama. Aku sudah menyiapkan makanan di kulkas.Hari itu adalah hari Selasa, hari pelukan.



Mikuri menunggu bisa di halte. Saat sebuah bis berhenti, Mikuri naik dari pintu depan. Ternyata itu bis yang sama, yang digunakan oleh Hiramasa. Tapi Hiramasa turun dari pintu tengah, jadi mereka tidak bertemu.


Apa pun akan kulakukan asal aku bisa melarikan diri. Asal aku bisa lari dari hari Selasa. Asal aku tak perlu melihat diriku yang menyedihkan. Aku mungkin takkan pernah bisa kembali. Sisi lain diriku berkata bahwa ini juga bagian dari hidup. Mikuri melamun di kursi yang membawanya mengarungi malam di atas bis menuju Tateyama.



Ayah Mikuri menyajikan makanan untuk Mikuri dan ibunya. Masih seperti kemarin, ibu Mikuri terus saja protes soal pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh ayah Mikuri.


“Seharusnya aku lebih banyak menyuruhmu mengerjakan pekerjaan rumah tangga,” keluh ibu Mikuri.


“Aku membantu sedikit. Membuang sampah.”


“Itu bukan pekerjaan rumah tangga!” Mikuri juga ikut protes.


“Membersihkan kamar mandi, kadang-kadang.”


“Seberapa sering kadang-kadang?”


“Sebulan dua kali.”


Pertengkaran kedua orang tua Mikuri masih saja berlanjut. Sampai akhirnya ada yang datang dan membuat mereka berhenti. Istri dari kakak laki-laki Mikuri, bersama anaknya yang masih kecil Kozue!



Ayah Mikuri lalu turun menyambut dan langsung menggendong cucunya itu. Sementara kakak ipar Mikuri ikut bergabung dalam rumah.


“Bu, apa kakinya baik-baik saja?” sapa kakak ipar Mikuri.


“Baik, baik.”


Dan curhat soal pekerjaan rumah tangga yang dilakukan para suami pun berlanjut. Kakak ipar Mikuri juga mengaku kesal karena kakak laki-laki Mikuri juga tidak mau membantu pekerjaan rumahnya. Saat pulang kerja dia mengaku capek dan malah minta dipijat. (kayaknya ini masalah semua kaum hawa ya. Yang dibutuhkan istri itu nggak selalu barang mahal atau uang banyak. Tapi perhatian suami sama pekerjaan istri di rumah, yang nggak pernah ada habisnya. Sukur-sukur mau bantu-bantu)


“Yah, untuk sementara tak masalah, tetapi bulan depan aku akan kembali bekerja,” ujar si kakak ipar.


“Jadi kau sudah menemukan Kelompok Bermain!”


“Akan tetapi, bekerja, mengasuh Kozue, bahkan mengasuh Chigaya (kakak laki-laki Mikuri).NAku tak tahu apa aku bisa melakukan semuanya,” curhat kakak ipar Mikuri lagi.


“Maaf aku yang tak benar membesarkannya,” sesal ibu Mikuri.


Berbeda kakak iparnya, berbeda juga dengan Mikuri. Selama ini Mikuri berpikir pekerjaan rumah tangga seperti sebuah hobby, jadi dia santai saja melakukannya tanpa beban.


Ibu Mikuri mengingatkan kalau cucian sudah selesai. Tadinya Mikuri ingin membantu, tapi dilarang oleh ibunya. Akhirnya si kecil Kozue yang dibawa masuk dan ayah Mikuri yang melanjutkan menjemur cucian di luar. Ibu Mikuri yang masih saja khawatir bahkan mengajarinya cara menjemur pakaian.


Di dalam, kakak ipar Mikuri curhat pada Mikuri. Ia ingin tahu juga bagaimana dengan rumah tangga Mikuri. Mikuri cukup kaget, tapi ia mengatakan kalau Hiramasa cukup banyak membantunya.


Aku digaji untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Aku tak bisa mengatakannya di depan orang-orang yang melakukannya tanpa bayaran. Ujar Mikuri dalam hati.



Yuri rapat bersama kedua bawahan langsungnya itu. Yuri mengatakan kalau tim mereka akan kekurangan orang karena ada karyawan yang akan cuti melahirkan. Dua bawahannya itu kesal karenanya. Tapi Yuri tampak tidak terlalu terganggu. Bahkan meski resikonya, Yuri akan semakin banyak pekerjaan setelah ini.


“Maaf, tetapi aku tak punya pandangan seperti itu lagi. Rasa terima kasih. Terima kasih telah mewakiliku melahirkan! Saat kau seusiaku ini, kau tidak lagi iri atau yang lainnya!” Yuri tiba-tiba menjadi begitu bersemangat. Ia bahkan meminta kedua karyawannya ini agar jangan menggerutu. “Saat ini, perusahaan yang memahami cuti melahirkan itu bagus. Selain itu, memiliki program kesejahteraan berarti kalian masih aman.”



Sebenarnya sih yang disidang Numata-san. Tapi entah kenapa, terkesan sebaliknya. Numata justru menanyai para atasannya soal keadaan perusahaan. Rupanya ia curiga kalau belakangan situasi perusahaan sedang tidak terlalu baik. Rupanya dulu Numata-san pernah menjadi instruktur nasional, jadi dia paham benar situasi yang terjadi dengan perusahaan hanya dengan melihat gelagat yang mencurigakan.


Perusahaan ternyata sedang ada masalah. Saham salah satu klien mereka akan dibeli. Jadi, ada kemungkinan perjanjian bisnis akan dibatalkan. Dan artinya, 40% penjualan mereka akan hilang. Bos punya ide, kalau mereka perlu memecat beberapa karyawan untuk mengurangi pengeluaran. Situasi lebih buruk dari perkiraan.



Numata melamun di mejanya. Makan siang di tangan pun dibiarkan tidak tersentuh. Saat Hino-san menegurnya, Numata-san justru menghindar.


“Bisakah kau menjauh dariku?” pinta Numata-san.


Hino-san bertanya pada Kazami yang juga ada di pantry dan tengah mengambil kopi. Tapi sepertinya Kazami juga tidak mengerti dengan yang tengah terjadi. Numata-san yang biasanya ceplas-ceplos saat berbicara, kali ini benar-benar tampak diam. Hino-san juga heran karena Hiramasa tidak tampak di manapun.



Kemana Hiramasa? Dia makan siang sendirian di taman dekat kantor. Rupanya Hiramasa menghindar dari rekan-rekannya yang masih kepo soal hubungannya dengan Mikuri.


Sebuah pesan masuk di ponsel Hiramasa, dari ibunya. Di sana ada foto ibu Hiramasa dengan seorang anak kecil. Tulisan di bawahnya mengatakan kalau itu adalah cucu tetangga, dan ibu Hiramasa ingin tahu kapan ia juga bisa menggendong cucu seperti itu.


Hiramasa memandang orang-orang yang lalu lalang di taman itu bersama anak-anak kecil. Ibu... maaf. Anakmu tidak dalam posisi bisa mempunyai anak, bahkan belum berdiri di garis start. Aku hanya berhasil memeluk dan menciumnya. Aku tak bisa mengimbangi Mikuri yang sepuluh tahun lebih muda. Aku tak seharusnya melewati batas.


Hiramasa ingat momen saat ia dan Mikuri piknik di taman itu juga, dalam rangka membuat Yuri percaya kalau mereka adalah pasangan. Saat itu Mikuri memeluk Hiramasa dan mengatakan kalau Mikuri akan berada di pihaknya seterusnya. Andai saja kami bisa selamanya seperti itu. Aku ingin menghilangkan kekhawatiranku dengan angan-angan sepertimu, tetapi aku tak bisa berimajinasi seperti itu.



Mikuri jalan-jalan sendirian di kampung dekat pantai itu. Ia menemukan seekor kucing dan mengelusnya. Kucing itu menurut saja. Suasana yang benar-benar damai.


Akan tetapi, tak ada pekerjaan di daerah ini. Hidup di sini seperti ini, Kalau itu terjadi...


Mikuri mengimajinasikan dirinya yang tinggal di Tateyama setelah beberapa lama dan jadi pengangguran. Dia menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk main game, nonton tv, tidur dan bersantai-santai. Semuanya serba kacau dan berantakan.


Tapi Mikuri segera menggeleng-gelengkan kepalanya. Situasi seperti itu sepertinya tidak cocok dengannya. Mikuri pun memutuskan kalau ia tetap harus mencari pekerjaan.



Mikuri melanjutkan perjalanan. Ia pun kemudian menemukan sebuah poster. Di sana ada gambar seorang wanita seusia dengannya, yang bekerja jadi anggota dewan kota Tateyama.


“Jadi ada juga pilihan seperti ini,” komentar Mikuri.


Mikuri kemudian melihat seorang wanita keluar dari sebuah gedung. Ia lalu menyadari kalau wanita itu adalah wanita yang sama dengan yang ada dalam poster. Mikuri segera mengejar wanita itu.


“Noguchi Mayu! Aku benar-benar ingin bertemu dengan Anda!”



Yassan menurunkan sayuran dari truknya. Rupanya ia mengantar belanjaan ke rumah keluarga Mikuri. Hirari tidak tampak bersama Yassan. Dan Yassan mengatakan kalau Hirari dijaga oleh neneknya.


“Aku mau makan chikuzenni!” ujar ibu Mikuri pada ayah Mikuri. (chikuzenni: semur ayam dengan talas, wortel, dan lain-lain.)


“Apa tak bisa sesuatu yang lebih mudah?” protes ayah Mikuri. Tapi ibu Mikuri tidak mau dengar ia tetap berkeras ingin makan makanan itu. Ayah Mikuri pun mengalah dan menurut.


Mikuri pun menyeret Yassan sedikit menjauh dari keluarganya. “Tentang kawin kontrak itu rahasia, oke?” pinta Mikuri.


“Oke.”



Tidak lama setelahnya, kakak laki-laki Mikuri, Chigaya juga datang. Ia merasa kalau rumah terlalu ramai oleh banyak orang. Chigaya mengenali Yassan dan mulai menyebut-nyebut soal Yassan yang dulunya yankee.


“Kakakmu sama sekali belum berubah,” komentar Yassan kesal. Ia bicara pada Mikuri.


“Kau boleh menjepitnya di tembok,” ujar Mikuri.


Kakak ipar Mikuri bingung. Yassan lalu memberikan contoh menjepit di tembok, artinya memegang kerah baju lawan mereka dan memandangnya tajam, kasar.


Ayah Mikuri pun punya ide kalau mereka juga perlu menelepon Hiramasa. Tapi Mikuri buru-buru melarangnya dengan alasan biaya telepon yang mahal. Tapi Chigaya menyiram garam. Ia menebak kalau Mikuri tengah bertengkar dengan Hiramasa dan membuat situasi makin runyam.


“Kau harus memperlakukan suamimu yang lelah dengan lebih banyak kebaikan dan rasa hormat,” saran Chigaya.


Mikuri yang kesal menoleh ke arah Yassan, memberi isyarat kalau Mikuri mengijinkan Yassan menjepit kakak laki-lakinya yang reseh itu.


Tapi, Yassan bahkan belum bertindak, kakak ipar Mikuri yang bertindak lebih dulu. Ia menarik kerah baju suaminya dan menyudutkannya ke tembok. “Tolong... berlakulah yang pantas!” teriak kakak ipar Mikuri, membuat seisi rumah terdiam dengan sikapnya yang tiba-tiba. Chigaya sendiri kaget luar biasa melihat istrinya yang tiba-tiba menjadi galak seperti itu.



Sebagai hukuman, Chigaya pun harus membantu ayahnya menyiapkan makan malam untuk mereka semua.


“Aku bahagia, lho,” ujar ayah Mikuri.


“Akan lebih baik kalau orang-orang di sekitarmu bahagia. Kalau kau sendiri tak bahagia, kau tak bisa membuat orang lain bahagia,” komentar Chigaya pula.


Ayahnya kaget mendengar Chigaya bicara seperti itu, “Kau... mengatakan sesuatu yang bagus, ya.”


“Karena aku putramu.”


Ayah dan anak ini pun saling memuji. Mereka tidak sadar kalau Mikuri memerhatikan mereka dari dekat pintu sambil geleng-geleng kepala.


BERSAMBUNG


Pictures and written by Kelana

Bening Pertiwi 14.19.00
Read more ...