SINOPSIS Virtual Detective Tabito Higurashi part 3 end

SINOPSIS dorama Virtual Detective-Tabito Higurashi part 3. Tei-chan menghilang! Pagi-pagi, Tei-chan pergi untuk membeli susu. Tapi ia tidak kunjung kembali. Yukiji minta bantuan Youko-sensei untuk ikut mencari.



Tahu putrinya hilang, Tabito pun bergabung untuk mencarinya. Bahkan meski itu membahayakan matanya. Pencarian mereka nyaris sia-sia saat jejak/pola Tei-chan menghilang. Tapi jepit rambut dari Youko-sensei membantu Tabito menemukan kembali jejak putrinya itu. Sayangnya, mereka nyaris terlambat!



“Jepit rambut yang kau berikan penuh dengan cinta. Pola yang sama seperti pada jepit rambut itu berasal dari jendela apartemen itu,” Tabito menunjuk sebuah apartemen di atas.



Virtual Detective 301



Tabito, Youko-sensei dan Yukiji menuju apartemen itu. Sayangnya mereka nyaris batal naik tanpa kartu akses. Tapi itu bukan masalah bagi Yukiji. Ia menunjukkan kemampuannya yang luar biasa untuk memperoleh akses masuk apartemen, termasuk kunci apartemen yang dituju. Youko-sensei dibuat takjub. Tapi Yukiji mengingatkan agar jangan ditiru.



Mereka menemukan apartemen yang dimaksud. Di dalam, ada sebuah ruangan mirip studio. Di dindingnya banyak poster-poster artis wanita. Termasuk sejumlah foto lain dan computer di meja. Di salah satu dinding bahkan berderet foto-foto Tomoko-sensei, rekan kerja Youko-sensei di sekolah. Mereka menemukan salah satu jepit rambut milik Tei tertinggal di meja. Sayangnya, mereka tidak menemukan Tei di ruangan itu.



Tapi kekagetan mereka teralihkan karena telepon di ponsel Youko-sensei.



Virtual Detective 302



Tomoko-sensei meminta Youko menyalakan televisi. Youko-sensei menurut saja. Ternyata di sana ada acara live, seorang pria mengancam akan meledakkan bom yang dipasang di tubuh seorang anak kecil, Tei-chan.



“Ini bom. Dan ini pemicunya. Aku akan menekannya. Bom ini bisa meledakkan studio dengan cepat!” ancam pria itu. Asai-san, mantan kekasih Tomoko-sensei.



Tabito dan yang lain tidak bisa menahan kekagetan mereka. Apalagi anak kecil yang ada di sana adalah Tei-chan. Dan kenapa Tei-chan? Apa sebenarnya tujuan Asai-san ini?



Virtual Detective 303



Asai masih terus mengancam akan meledakkan studio. Acara itu live dan masih terus disiarkan. Salah satu tim produksi meminta agar Asai tenang, tapi ia justru semakin marah.



Pemandu acara pun mencoba menenangkan Asai, tapi juga tidak berhasil. Bahkan ahli pendidikan yang sengaja didatangkan dalam acara itu pun tidak bisa membujuk Asai untuk menghentikan ulah gilangan menyandera anak kecil dengan bom. Live acara terus berjalan.



Virtual Detective 304



Di ruang siar, sutradara dan produser bertengkar. Mereka berniat menghentikan acara live itu. Tapi ancaman Asai yang mengatakan akan meledakkan studio jika acara dihentikan, memaksa mereka untuk lanjut.



“Ini demi nyawa manusia kan. Ini bukan demi rating!” sutradara berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Mereka akhirnya sepakat untuk terus menyiarkan acara live itu.



Virtual Detective 305



Bintang tamu sang ahli pendidikan mencoba bicara untuk menenangkan Asai. Sementara itu pembawa acara justru bersembunyi di balik tubuh si pembawa acara wanita. Anggota staf produksi yang berusaha bicara dibentak oleh Asai, lantaran tidak ingat nama Asai yang merupakan anggota tim produksinya. Ini membuat Asai-san semakin marah.



Orang-orang membujuk agar Asai-san tidak melibatkan akan kecil. Tapi ia tidak peduli dan tetap berkeras. Bahkan meminta kamera 2 untuk merekamnya zoom dan mengatakan akan menunjukkan hal luar biasa.



Asai yang sudah berada di puncak kemarahannya, malah membuka skandal di televisi. Dia mengatakan skandal dari si ahli pendidikan dan juga si pengacara yang jadi bintang tamu di acara itu. Meski keduanya membantah, Asai dengan mudah menekan mereka lagi. Ini karena sudah jadi rahasia umum, semua staf juga tahu soal skandal itu. Asai-san masih belum puas. Ia bahkan berniat mengungkap skandal pembawa acara juga. Tapi bos-nya, produser muncul.



“Aku akan mendengarkan apa yang mau kau katakan. Ini ditayangkan juga. jadi, lepaskan gadis kecil itu. Aku akan mendengarkannya dengan baik, bahkan pemirsa seluruh negeri,” bujuk produser.



Virtual Detective 306



Asai-san setuju. Ia meminta pembawa acara menunjukkan papan berisi tulisan yang sudah dipersiapkannya. Asai meminta pembawa acara membuka kertas penutupnya dan mulai membaca, tidak lupa meminta kameraman merekam semuanya. Produser sempat protes, tapi Asai tidak peduli. Ia berkeras meneruskan usahanya itu.



“Dari penyanderaan Asai Ken, alasannya adalah … pertama, atas perintah chief Ohta Hiroyuki, nota keuangan untuk acara digelapkan. Total uang yang digelapkan adalah 317.000 yen. Kedua, korupsi itu ketahuan, tapi aku yang dibuat bertanggungjawab, dan akhirnya dipecat. Nomer tiga, sebagai hasilnya, guru sekolah taman kanak-kanak yang bodoh itu, Ono Tomoko akhirnya mencampakkanku!”



Produser mencoba mengerti. Ia juga mengaku kalau benci pada chief Ohta Hiroyuki itu.



Tapi ini tidak membuat Asai senang. Ia merasa kalau masa depanya sudah benar-benar hancur dan suram. Si pengacara ikut campur, niatnya ingin menenangkan Asai. Tapi ikutcampurnya ini justru membuat masalah makin rumit.



Virtual Detective 307



“Diam!” Asai makin kalap. Ia tidak terima kalau prestasinya yang lulusan Todai University dianggap biasa. Karena untuk mendapatkan ini, ia sudah bekerja sangat keras. Asai melanjutkan ucapannya. Ia mengungkap, kalau uang yang digelapkan itu digunakan untuk bersenang-senang, termasuk restoran mahal, ruang privat beragam fasilitas lainnya. Asai benar-benar mengungkapkan kemarahannya atas penggelapan uang itu.



“Tapi anak itu tidak ada hubungannya kan? Ayo bicara dengan jujur dan tenang,” bujuk yang lain lagi.



Tapi Asai tidak lagi peduli. Usaha orang-orang untuk menenangkannya selalu gagal. Bahkan polisi pun tidak berani maju lagi karena Asai mengancam akan menekan tombol pemicu itu. “Ini akan jadi siaran menakjubkan. Mungkin akan jadi rating 100% yang selalu dimimpikan semua orang. Karena aku pintar, IQ-ku bahkan lebih dari 200. Bersama rating tertinggi stasiun TV ini, aku akan menunjukkan rahasia terburuknya.



Virtual Detective 308



“Hei, Asai!” kali ini Tei yang bicara.



Asai kesal karena Tei tidak bicara dengan kata-kata sopan. Tapi Tei bilang dia belum mengerti hal seperti itu, karena masih kecil.



“Tapi yang kau lakukan, paman … “



“Kakak!” Asai tidak terima dipanggil paman oleh Tei.



Tei melanjutkan ucapannya. Ia mengatakan semacam ungkapan tentang aksinya kali ini, sayangnya Asai tidak mengerti maksud ungkapan itu.



Virtual Detective 309



Keributan lain muncul. Setelah melihat televisi, Tabito dan yang lain menuju ke stasiun TV itu. Seperti dalam siaran live tadi, mereka menemukan Tei-chan disandera oleh Asai-san.



Asai tertawa sinis melihat kedatangan Tabito dan yang lain, “Dan lihatlah, kemunculan ayah yang tampan!”



Tei yang sejak tadi tenang, sedikit terkejut dengan kedatangan ayahnya dan yang lain. Ia nyaris menangis dan meminta Tabito untuk menjauh saja, karena bahaya ada bom.



Tapi kedatangan Tabito tidak juga membuat Asai menyerah. Ia kemudian menawarkan apakah ada yang mau jadi sandera pengganti Tei-chan. Tanpa menunggu lama, Tabito, Yukiji maupun Youko-sensei mengangkat tangannya menyatakan bersedia menjadi sandera pengganti. Tapi Asai masih belum berhenti. Ia melihat sekeliling, berharap kalau yang mengangkat tangan adalah yang lain.



Asai tersenyum sarkas. Ia melihat semua orang ketakutan dan tidak mau jadi sandera pengganti, “Kalian semua tidak ada yang mau jadi pengganti kan? Semuanya di seluruh negeri! Lihatnya orang-orang tidak punya hati ini!”



Tabito dan yang lain meminta mereka saja yang jadi pengganti. Tapi Asai tidak peduli. Bukan itu yang dia inginkan.



Virtual Detective 310



Melihat tidak ada orang lain yang mau menggantikannya sebagai sandera, kecuali ayah, sensei dan pamannya, Tei pun mengerti. Sikap dewasanya yang menjawab, “Tidak masalah. Aku tidak butuh pengganti. Aku akan mati. Kalian semua pasti punya keluarga kan? Jika kau mati, keluargamu akan sedih. Aku tidak punya keluarga. Pilihan terbaik bagiku adalah mati saja.”



Virtual Detective 311



Mendengar ucapan Tei-chan, Yukiji tidak terima. Ia mengatakan kalau dirinya, Tabito dan bahkan senseinya adalah … tapi Tei cepat memotong ucapan Yukiji itu. Tei tahu kalau mereka semua bukanlah keluarga kandungnya. Tei mendengar semua ucapan Tabito pada ibu Seiji, kemarin.



“Jangan salah paham. Aku tidak pernah membencimu, papa,” ujar Tei. “Aku hanya tidak butuh pengganti saja. Apapun itu, tidak bisa merubah kalau kau bukan ayah kandungku. Aku tidak mau buat masalah untukmu lagi. Terimakasih untuk semuanya. Silahkan pencet tombolnya,” kali ini Tei bicara pada Asai.



Tabito nyaris menangis, “Apa yang kulihat, nyata atau tidak, aku tidak pernah percaya diri. Melihat suara dan aroma dengan mataku, hal itu … aku khawatir kalau itu boong. Tapi, ada orang yang mempercayaiku, Tei mempercayaiku. Begitu juga dengan Yukiji dan sensei di sini. Aku merasa ini semua nyata. Jadi, Tei, ayo kita saling percaya. Kau dan aku, orang tua dan anak. Karena kita orang tua dan anak, ayo saling percaya lebih dari orang tua dan anak kandungnya,” mohon Tabito.



Virtual Detective 312



Bukannya tersentuh melihat peristiwa ini, Asai justru marah-marah. Ia sebal dengan situasi mellow antara Tei dan Tabito ini. Asai mulai menendang barang-barang di dekatnya dan mengancam akan menekan tombol pemicu bomnya lagi. Asai mulai menghitung mundur. Ia mengancam, kalau ada orang yang melarikan diri maka ia akan langsung memencet tombol itu.



Tabito berpikir keras. Waktunya semakin sempit. Ia harus menyelamatkan Tei dan yang lainnya. Tiba-tiba Tabito punya ide, “Maaf semuanya! Sebentar saja! Tolong pikirkan apa yang kukatakan. Ada kucing bernama Shishido Joe. Kucing seperti apa dia?” Tabito melihat sekeliling. Ada sesuatu yang ingin dia lihat. “Terimakasih,” ujarnya setelah menemukan apa yang ingin dicarinya. Tabito kembali focus pada Tei dan Asai. “Yukiji, serang dia!” perintah Tabito.



Yukiji bingung. Tapi suara serius Tabito tidak memberikan pilihan. Yukiji berlari dan langsung menendang Asai hingga keduanya terjengkang. Memanfaatkan kesempatan itu, Tabito merebut pemicu di tangan Asai, melanjutkan hitung mundur hingga zero dan memencetnya. Ternyata tidak terjadi ledakan apapun.



Virtual Detective 313



Asai masih meringis kesakitan saat terbangun, “Bagaimana kau tahu?” tanyanya pada Tabito.



“Aku memiliki mata yang baik. Aku bisa melihat kalau kau tidak punya niat membunuh. Alih-alih, aku melihat banyak penyesalan.”



Tapi Asai belum selesai. Ia tertawa dan mengatakan kalau pemicu dan bom itu semuanya memang palsu. “Aku mendapatkan tujuanku!”



Melihat peluang itu, polisi yang datang segera menghambur dan menangkap Asai. Sementara itu, pembawa acara melakukan closing di depan kamera dalam siaran live itu.



Virtual Detective 314



Tei mendekati ayahnya yang masih terduduk di lantai. Keduanya kemudian berpelukan.



Tabito menjelaskan kalau dia ingin melihat apakah Asai benar memiliki keinginan membunuh atau tidak, karenanya ia mengalihkan perhatian mereka semua di studio dengan ‘hal tidak penting’ berupa kucing.



“Benar, Tei. Aku papamu!”



Virtual Detective 315



“Lihatlah! Semua orang lega dengan senyum terkembang!” Youko-sensei menunjuk pada orang-orang di studio itu.



Tapi ekspresi Tabito tidak seperti yang diharapkan Youko-sensei, “Maaf, aku hanya bisa melihat emosi ‘semuanya selesai!’. Aku tidak benar-benar melihat senyum mereka.”



Ternyata yang dilihat Tabito sama sekali berbeda dengan yang dilihat orang pada umumnya. Kemampuannya dapat melihat lebih dalam ke dalam emosi manusia.



Virtual Detective 316



Tabito mengelus kepala Tei dengan sayang. Keduanya tersenyum.



“Papa, aku percaya padamu,” ujar Tei.



Tabito membalas senyum putrinya itu. Tapi ia kemudian ambruk. Tabito pingsan.



Virtual Detective 317



Tabito dibawa ke klinik dokter Enoki. Sementara menunggu, Yukiji malah asyik merokok di sebuah ruangan. Youko-sensei pun menyusulnya. Ia kesal karena Yukiji tetap saja merokok padahal itu bukan ruangan untuk merokok. Keduanya lalu asyik memainkan permainan di atas papan.



“Belakangan, aku tidak percaya diri. Jika apa yang kurasakan benar, aku tidak percaya diri,” curhat Youko-sensei. “Meski kupikir semua orang merasa lega dan tersenyum, tapi yang dilihat Tabito bukan situasi yang sama. Kita pasti hidup di dunia yang benar-benar berbeda.”



“Kalau dipikir lagi, aku sadar kalau aniki selalu melihat emosiku. Sejak itu, aku selalu ingin menunjukkan emosi yang baik. Kalau di sekitarnya hanya ada situasi muram, maka dia akan muram juga.” keduanya justru saling curhat dan mulai terbuka satu sama lain.



“Aku iri pada kalian. Kalian berdua berkata kasar, tapi pasti ku punya pola yang baik. Terutama kau, meski semua hal dalam dirimu tampak kotor. Aku ingin jadi orang dengan ‘pola’ yang indah juga!” Youko-sensei mulai menarik-narik bajunya. Itu yang dilakukannya jika tengah terlalu bersemangat hingga tali bra-nya terlihat.



“Aku bisa melihatnya, warna biru muda,” lirik Yukiji.



“Jangan lihat! Kau mesum!”



Virtual Detective 318



Tapi obrolan Youko-sensei dan Yukiji terhenti saat perawat (yang selalu salah menyebut nama Tabito) datang dan mengatakan kalau Tabito sudah siuman. Mereka semua lalu menuju ruangan Tabito dirawat.



Di atas ranjang, tampak Tabito ditemani Tei-chan. Keduanya tersenyum bahagia, seperti ayah dan anak pada umumnya.



“Yang bisa kulihat sekarang, adalah dua orang dengan wajah bahagia. Tidak peduli seperti apa penampilan mereka, Tabito dan Tei-chan, mereka pasti bahagia. Kalau begitu, aku juga bahagia. Aku pikir, situasi ini pasti dilihat semua orang di dunia sebagai situasi bahagia juga,” ujar Youko-sensei dalam hatinya.



Virtual Detective 319



Youko-sensei menemui dokter Enoki. Dokter Enoki menceritakan semuanya tentang Tabito. Tabito sebenarnya tidak terlahir dengan keadaan seperti ini dahulu. Pada usia 5 tahun, Tabito diculik. Tempat dia disekap, sepertinya adalah tempat yang bahkan sulit untuk orang dewasa bisa bertahan. Sebenarnya, semua inderanya berfungsi normal. Tapi karena harus bertahan di tempat penyekapan yang sangat sadis itu, dalam dirinya, Tabito menolak untuk merasakan (menggunakan semua inderanya). Kalau tidak begitu, mungkin Tabito tidak bisa bertahan.



“Tapi untungnya, tubuh Tabito masih normal,” lanjut dokter Enoki. “Jika perasaannya berubah, mungkin inderanya juga bisa kembali normal. Semua tergantung padamu!” dokter Enoki bicara serius pada Youko-sensei. “Aku melihat Tabito bertahun-tahun, tapi dia punya perasaan khusus padamu. Jadi, baik-baiklah padanya. Aku percaya kalau ada yang akan berubah dalam dirinya.”



Virtual Detective 320



Youko-sensei berjalan pulang sendirian. Ia teringat dengan kisah masa kecilnya. Saat itu, Youko kecil ingin mengembalikan gantungan kunci yang ia ambil dari teman sekelasnya. Tapi, saat bertanya pada sensei, sensei bersikap menghindar. Kata sensei, bocah itu, Taa-kun sudah pindah. Youko kecil menangis.



“Taa-kun...Tabito...” Youko-sensei teringat nama Tabito yang juga bisa dipanggil Taa … Ia berpikir mungkin saja Taa-kun di masa kecilnya adalah orang yang sama dengan Tabito. Tapi Youko-sensei buru-buru menepis kemungkinan itu.



Virtual Detective 321



Tei-chan berjalan dengan gembira. Di belakangnya ada Youko-sensei dan Yukiji yang tengah membawa setumpuk kardus berisi snack. Hari itu mereka membawa snack kesukaan Tabito untuk merayakan kesembuhan Tabito. Yukiji sempat protes, kenapa mereka tidak makan saja di luar karena makan snack itu tidak akan membuat kenyang.



“Ini perayaan kesembuhan papa, jadi makanannya harus kesukaan Papa!” ujar Tei.



Virtual Detective 322



Sementara itu di apartemen



Tabito membuka kunci lacinya. Di dalam ada buku kliping. Saat dibuka, ada beberapa guntingan Koran tentang berita penculikan seorang anak berusia 5 tahun, bertahun silam. Tatapan Tabito pun berubah serius. (di adegan ini, kukunya Tabito dihias. Ckckckck … bang Tori pake nail art, hehehe)



Anak hilang dalam perlindungan. Tersangka belum ditangkap



“Aku ingin lebih mengenal mereka. Jika mungkin, aku ingin seperti keluarga. Dan lagi, aku mulai percaya pada mereka. Mungkin butuh waktu, tapi suatu saat nanti, perasaan ini akan tersampaikan,” ujar Youko-sensei dalam hatinya.



Pictures and written by Kelana



FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net



Kelana’s comment



Yatttaaaaa!!! Akhirnya sinopsis satu ini selesai juga. Minggu kemarin, banyak drama baru mulai tayang. Jadi paling baru bisa donlot minggu ini sekaligus nunggu sub-nya keluar. Semoga sub untuk drama baru yang udah jadi incaran Kelana nggak ngaret deh.



Kelana belum memutuskan mau buat sinopsis apa. Tapi semoga bisa nemu yang cocok dan menarik buat disimak ya.

Tidak ada komentar: