# Final Cut

SINOPSIS Final Cut 01 part 1

Sinopsis Final Cut episode 01 part 1. Kisah ini dimulai 24 tahun silam. Nakamura Keisuke kecil hidup bahagia bersama ibunya, Nakamura Kyoko yang memiliki tempat penitipan anak. Kehidupan Keisuke yang bahagia berubah suram, saat seorang gadis kecil dari tempat penitipan anak milik ibunya ditemukan terbunuh.

sinopsis final cut episode 01

Sebuah acara televisi, The Premiere Wide menayangkan kasus ini dan membuat ibunya, Kyoko-san seolah menjadi tersangkanya. Kyoko-san makin tersudut oleh tayangan televisi itu hingga masyarakat pun menjadi membencinya. Situasi yang makin buruk ini membuat Kyoko-san mengakhiri hidupnya. Saat itu, Keisuke masih SMA. Dan saat ini, Keisuke kembali untuk membalas dendam pada orang-orang yang sudah menyudutkan hidupnya dan mencari pelaku sebenarnya kasus 12 tahun silam itul.



“Aku tidak mau bertemu denganmu lagi!” keluh seorang wanita cantik bermantel bulu.

Tapi pria muda itu tidak terlalu menanggapinya. Ia justru sibuk mengarahkan alat pengambil sebelum akhirnya berhasil membuat satu buah boneka babi keluar dari kotak game. Sang pria pun memberikannya pada wanita cantik itu, Ogawara Wakaba. Wakaba yang tadinya kesal perlahan melunak. Rayuan boneka babi ternyata berhasil membuat Wakaba tidak jadi marah.



Saat di rumah, Wakaba bersemangat menceritakan tentang kekasihnya, pada kakaknya Ogawara Yukiko. Meski kakaknya itu sebenarnya tidak terlalu tertarik. Meski senang, Wakaba kesal juga. Karena meski sudah dua bulan kencan, tapi kekasihnya itu belum juga mengajak Wakaba ke tempatnya. Padahal Wakaba sudah memakai bra mahal tiap bertemu dengan kekasihnya itu.

“Karena itu pakaian dalammu belakangan jadi bermerk?” ujar Yukiko menyindir adiknya.

Wakaba cukup kesal. Tapi ia heran karena kakaknya itu tidak pernah bercerita soal pacar atau apapun. Padahal Yukiko cukup cantik. Tiap kali Yukiko mengatakan soal tipe idealnya, Wakaba selalu menganggapnya terlalu tinggi.

“Memangnya dia seperti apa?” tanya Yukiko kemudian.

“Takahashi Mamoru, seorang karyawan biasa,” Wakaba menyebutkan nama kekasihnya itu.



Yukiko berjalan gontai di galeri yang kosong. Ia baru saja bicara dengan atasannya. Situasi galeri lukisan itu tidak terlalu baik. Tidak banyak pengunjung yang datang, padahal mereka tetap harus menghasilkan uang.

Seorang pria mendekati sebuah lukisan. Saat Yukiko lewat, pria itu bicara padanya, “Lukisan ini tentang harapan kan?”

Yukiko berhenti, “Kalau kau pikir begitu, pasti begitu.”

“Senang bisa datang ke sini,” ujar si pria lagi. “Aku mempelajarai lukisan. Aku ingin melihat hal seperti ini. Aku Yoshikawa Yu.”

“Saya Ogawara Yukiko. Silahkan kembali lagi,” ujar Yukiko pula.

“Tentu saja.”



Pria itu, Nakamura Keisuka. Ia mengaku bernama Takahashi Mamoru pada Ogawara Wakaba dan Yoshikawa Yu pada Ogawara Yukiko. Ia pulang ke apartemennya di lantai dua. Di sana ada satu ruangan dengan seperangkat komputer lengkap. Dan satu orang yang tengah duduk menghadap komputer.

Mereka mengelola sebuah website beralamat di NMP.info.net. Di website ini mereka mengelola konsultasi tentang orang-orang yang merasa dirugikan oleh media. Keisuke melihat ke arah layar yang ditunjuk rekannya. Ada klien baru yang menunggu mereka.



Hari berikutnya ...

Keisuke turun dari bis. Dia bertemu seorang wanita. Mereka pun bicara di sebuah kafe. Wanita itu memerlihatkan sejumlah video dari laptopnya pada Keisuke.

“Program ini, The Premiere Wide. Putri kami, Mizuki berusia 4 tahun dan mengalami kelainan jantung. Obat sulit untuk menanganinya. Satu-satunya jalan adalah transplantasi jantung. “

Kisah Mizuki ini rupanya diangkat oleh The Premiere Wide. Mereka membahas tentang keluarga Mizuki yang menunggu donor yang ternyata butuh biaya yang tidak sedikit. Di Jepang sendiri, kasus kelainan jantung ini hanya 11 kasus dalam 5 tahun. Satu-satunya cara dengan melakukannya di luar negeri. Karena tayangan ini, keluarga Mizuki pun banyak mendapat bantuan biaya. Termasuk pengumpulan biaya yang dilakukan oleh para sukarelawan.

“Masalahnya setelah ini. Mereka membuat seolah-olah situasinya benar-benar gawat. Rumah sakit dan dokter seolah tidak memberikan pelayanan dengan baik untuk Mizuki,” ujar si ibu.

Sejumlah video menunjukkan situasi di rumah sakit. Situasi sebenarnya adalah pemeriksaan biasa. Tapi dengan editan kamera, situasi dibuat seolah dalam keadaan gawat. (dibikin drama gitu lah ya). Salah satu cuplikan juga menayangkan wawancara orang tua Mizuki yang mengatakan kalau keadaan Mizuki dalam bahaya.

Tayangan ini kemudian memancing netizen untuk berkomentar. Kebanyakan dari mereka menyalahkan rumah sakit dan dokter yang dianggap tidak memberikan pelayanan dengan baik. Cuplikan wawancara orang tua Mizuki pun adalah wawancara saat mereka baru saja mengetahui kondisi Mizuki, bukan wawancara terbaru. Tapi di tangan editor, video digabungkan dan dibuat seolah semua pada saat yang hampir bersamaan dan saling terhubung. Sehingga seolah orang tua Mizuki menyalahkan rumah sakit.

“Itu artinya cara untuk membuat terkesan,” gumam Keisuke.



Keisuke pun mengekor ke rumah sakit.

“Semuanya dalam situasi baik. Mizuki akan segera bisa mendapatkan transplantasi organ dan saat ini tengah dipersiapkan semuanya. Kami sangat berterimakasih pada ruma sakit.”

Sayangnya, akibat tayangan di televisi itu, situasi seolah memojokkan rumah sakit dan dokter yang tidak becus bekerja. Kedua orang tua Mizuki sangat menyesalkan hal itu.

“Apa kalian sudah protes?” tanya Keisuke pula.

“Ya, pada produser, Ide-san,” ujar ayah Mizuki. “Tapi saat aku mencoba menghubunginya lagi, tidak bisa.”

Keisuke pun mengerti dengan maksud dari pasangan orang tua Mizuki itu. “Serahkan saja pada kami.” Keisuke mengerti benar siapa Ide-san sang produser ini. Karena orang itu juga orang yang sama yang pernah ada pada kasus ibunya 12 tahun silam.



Sementara itu, di sebuah hall tengah dilangsungkan pesta. Ada penyerahan penghargaan untuk produser Ide Masaya atas programnya The Premiere Wide.

The Premiere Wide mendapat tiga penghargaan. Setelah bergabung, Ide-san mengurusi departemen penyiaran dan membuat konsep baru soal berita dan akhirnya menjadi produser The Premiere Wide. Tiap pagi selalu berangkat lebih awal dari yang lain dan selalu membaca koran. Tampaknya memang merupakan bakat bawaan. Selalu bertemu orang dan mendengarkan suara mereka. Di rumah, dia hanyalah seorang ayah. Istrinya juga aktif sebagai model, Emma-san.

Dalam acara itu, Ide Masaya disanjung oleh penyelenggaran penghargaan. Tapi di belakang, anggota timnya justru membicarakan hal-hal buruk tentang Ide-san. Mereka tidak tahu, kalau ada orang lain yang juga menguping pembicaraan mereka itu.



Daichi masih asyik dengan camilannya sambil memerhatikan deretan monitor di depannya. Sementara itu, Keisuke ikut memerhatikan sambil merapikan pakaiannya.

“Sejak kita memulai site ni, kita bisa melihat pergerakan mereka dengan baik,” ujar Daichi.

“Karenamu aku bisa memerhatikan mereka terus.”

“Kerja?” Daichi heran melihat Keisuke sudah rapi.

“Shift malam mulai dari sekarang. Keputusan resmi dari perubahan,” ujar Keisuke. Ia kemudian mengambil ponsel lama milik ibunya. Di layar, ada foto dirinya dan ibunya beberapa tahun silam. Dan foto inilah yang jadi alasan semangat Keisuke.



Sang pembawa acara, Momose-san tampak berjalan di lorong gedung. Ia masih asyik dengan teka teki silangnya, saat produser Ide-san menyapa dan berjalan di sisinya. Mereka menuju ruangan meeting.

Agenda pertama meeting adalah membahas ide baru untuk program mereka. Dua orang anggota baru dipuji oleh Momose-san karena ide baru mereka. Beda dengan hari kemarin, sang produser Ide-san justru tampak sangat patuh pada Momose-san.

Sementara staf lain juga berada di ruangan mereka, bosan karena belum ada pekerjaan. Lalu terdengar suara pemberitahuan yang menyebutkan jika penyanyi senior Iori-san meninggal karena kegagalan organ. Para staf itu langsung bangun dan bersiap. Mereka membawa barang-barang mereka lalu beranjak pergi. Sayangnya mereka tidak tahu kalau ada satu orang pekerja paruh waktu yang tertinggal. Pekerja itu dengan cekatan mengganti salah satu agenda di meja Ide-san dengan agenda lain yang sudah dilengkapi kamera mini. Dia ... Daichi.



Hari itu ada siarang langsung The Premiere Wide. Para staf sudah bersiap di studio. Sementara itu, staf yang tadi meliput kematian sang penyanyi senior, tengah melakukan editing video di ruangan editing. Mereka berniat menyiarkan laporan kematian itu di awal acara. Setelah editing selesai, salah satu staf berlari menuju studio berada beberapa lantai di bawahnya.

Sementara itu di ruangan siaran, semua mulai panik. Acara harus segera dimulai, tapi video yang ditunggu belum datang. Produser Ide-san meminta Momose-san untuk mencari cara. Momose-san tidak merespon apapun, hingga membuat orang-orang panik. Tapi tidak lama setelahnya, dia mulai bernyanyi. Lagu yang biasa dinyanyikan oleh penyanyi senior yang baru meninggal itu. Saat itu, video editan yang ditunggu pun akhirnya tiba.

Momose-san berhenti bernyanyi, “Uruma Iori-san, meninggal pada pukul satu hari ini karena kegagalan organ. Pada program musik dulu, saya menyanyikan lagu ini, ‘Love Hymn’ bersamanya. Suara yang gemetar.”


Narasi Momose-san tepat dengan background berita kematian sang penyanyi senior.

Di jalanan, orang-orang sempat berhenti berjalan hanya untuk menyaksikan pembawa acara kesayangan mereka memberitakan soal kematian sang penyanyi senior dari layar televisi besar di gedung. Keisuke juga ada di sana. Ia ikut berhenti. Matanya juga melihat ke arah Momose-san yang masih tampak di layar tv. Tapi bukan tatapan takjub seperti tatapan orang-orang yang berhenti di sekitarnya.

BERSAMBUNG
Sampai jumpa di Final Cut 01 part 2.
Pictures and written by Kelana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar