# Final Cut

SINOPSIS Final Cut 01 part 2

Sinopsis Final Cut episode 01 part 2. Sekali lagi, sang pembawa acara, Momose-san berhasil menyelamatkan situasi. Laporan langsung tentang kematian salah satu penyanyi senior berhasil dilakukan dengan baik.

sinopsis final cut episode 01

Produser Ide bertemu dan makan malam bersama dua petinggi kepolisian. Mereka memuji Momose-san yang—sekali lagi—dengan kemampuannya berhasil menyelamatkan situasi siaran langsung.

Obrolan beralih pada kasus baru, tentang kematian seorang mahasiswa. Rupanya Ide-san memanfaatkan situasi ini untuk menggali informasi dari kedua petinggi kepolisian itu. Makan malam sebagai sebuah strategi bisnis.



Hari sudah gelap dan polisi yang lain kebanyakan sudah pulang. Tapi chef Takada Seiichiro masih ada di kursinya. Ia membuka-buka arsip laporan investigasi lama. Sebuah kasus yang terjadi 12 tahun silam, tentang seorang gadis kecil yang ditemukan meninggal.

Kasus yang membuat kehidupan Nakamura Keisuke dan ibunya, Kyoko berubah total. Kasus yang membuat Keisuke menyimpan dendam tersendiri pada media. Chef Takada adalah salah satu detektif yang menangani kasus itu dulu.



Hari itu Ide-san datang bersama istrinya untuk menyaksikan latihan olahraga putra mereka. Tapi Ide-san justru asyik dengan ponselnya hingga ditegur oleh istrinya dan berakhir kesal.

Tidak jauh dari sana, sebuah mobil terparkir di dekat pagar luar. Keisuke menyaksikan rekaman dari laptopnya. Tapi gambar di sana perlahan mendekati mobilnya. Dan Keisuke sadar ia telah ketahuan. Ide-san mengetuk kaca mobil Keisuke dan mengajaknya keluar. Rupanya Ide-san tahu kalau ponselnya disadap.

“Aku lihat mobil ini semalam. Kau ingin memanfaatkanku? Apa tujuannya? Majalah mingguan? Atau web? Semua yang kulakukan selalu luar biasa. Dengar, apapun yang kau lakukan, programku tetap luar buasa. Menyadap orang lain adalah kesalahan. Katakan pada bosmu, meski kau menguntitku, kau tidak akan dapat apapun!” ancam Ide-san lalu beranjak pergi.

Keisuke tidak mengatakan apapun. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya ada di pikiran Keisuke.



Wakaba curhat pada kakaknya, Yukiko. Ia kesal karena tidak bisa menghubungi kekasihnya. Wakaba berpikir kalau ia bisa datang ke tempat kekasihnya dan membuat makanan di sana.

“Begitulah pria, kalau kencan pasti meminta kekasihnya untuk memasak bagi mereka,” komentar Yukiko.

Jelas Wakaba tidak terima dikatai seperti itu oleh kakaknya. Tapi sekarang giliran dia yang penasaran dengan kisah kakaknya. Seorang pria misterius—mengesankan yang ditemuinya di museum.

“Aku tidak bertemu dengannya lagi sejak itu. Aku juga tidak tahu nomernya,” aku Yukiko agak tersipu.

“Kenapa kau tidak memintanya?!”



Dokter yang merawat Mizuki menemui orang tua Mizuki. Dokter itu mengaku akan mengundurkan diri. “Aku sudah membuat reputasi rumah sakit jadi buruk. Aku terlalu terlibat dengan banyak pasien dan keluarga mereka. Aku berdoa untuk kesuksesan operasi Mizuki,” pimit sang dokter lagi.

Kedua orang tua Mizuki tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dokter itu menjadi pusat perhatian orang karena acara The Premiere Wide. Dan kini ia terpaksa harus menyingkir dari sana.

Orang tua Mizuki menemui putri mereka di kamarnya. Mizuki tengah asyik bermain dengan kertasnya. Ia berniat memberikan hasil origaminya pada dokter yang merawatnya.

“Mizuki benar-benar menyukai dokter?” tanya ibunya yang dijawab dengan anggukan lucu dan senyum manis Mizuki.



Kedua orang tua Mizuki menemui Ide-san. Mereka meminta agar Ide-san minta maaf pada rumah sakit. Akibat acara mereka dan liputan soal Mizuki, sekarang rumah sakit dan dokter menjadi pusat perhatian dan cemoohan masyarakat.

“Kenapa harus? Pertama, aku tidak mengkritisi rumah sakit,” elak Ide-san.

“Tapi Anda berbohong,” protes ibu Mizuki.

“Bohong?” pertanyaan sarkas Ide-san. “Terimakasih sudah datang ke sini, tapi interview itu adalah hasil reportase tim lapangan, termasuk status saat ini dari keadaan kesehatan masyarakat Jepang. Ini lebih dalam, jadi kami menginterpretasikannya.”

Ide-san tetap tidak mau melakukan permintaan pasangan orang tua Mizuki itu. Ia merasa kalau laporan investigasinya sudah tepat dan mereka tidak perlu khawatir efek yang dialami rumah sakit atau dokter. Ide-san bahkan meminta agar orang tua Mizuki itu bersabar sedikit lagi, karena target biaya operasi yang dikumpulkan hampir tercapai. Ia meminta orang tua Mizuki tutup mulut saja dan konsentrasi soal kesembuhan Mizuki.

(di satu sisi, media membuat liputan mereka untuk membantu Mizuki ini. Tapi di sisi lain, ‘drama’ yang diciptakan dari liputan itu membuat rumah sakit dan dokter menjadi pihak yang tersudut atas pengobatan Mizuki yang belum selesai. Serba salah jadinya)



“Apa maksudnya ini?!” ujar Ide-san dengan geram pada orang yang ada di depannya, di studio The Premiere Wide yang telah sepi.

Di sana Kisuke berbalik saat tahu kalau tamunya sudah datang.

“Bagaimana nomerku bisa ... Aku akan panggil keamanan!” ancam Ide-san.

Tapi Keisuke tidak takut sama sekali. Ia justru memberikan selembar kertas pada Ide-san. Kertas dengan sebuah alamat di sana.

“Apa ini?”

“Kau penasaran? Ayo kita saksikan!” Keisuke menghitung mundur dari tiga dan layar yang ada di ruangan itu kemudian menyala.

Di sana diputar sejumlah video rekaman kegiatan Ide-san selama di kantor. Koran paginya yang ternyata adalah tampilan mesum, umpatan kasarnya pada pengendara taksi di pagi hari, hingga strategi-strategi kotornya untuk menyusun acara selama di kantor. Dan terakhir perselingkuhannya dengan ibu salah seorang teman anaknya.

“Ini penipuan!” elak Ide-san.

“Ini sesuatu yang bisa kau buat. Kamera bisa membunuh orang. Kau yang mengajariku itu,” ujar Keisuke kemudian.

“Apa tujuanmu?”

“Sepertinya kau tidak ingat. Peristiwa terjadi silih berganti, tapi bagiku itu sekali seumur hidup. 12 tahun lalu, kau membuatnya tanpa izin ... “ pada insiden 12 tahun silam, Ide-san membuat liputan soal ibu Keisuke, Kyoko-san. Meski sebenarnya ada tersangka lain yang diketemukan dan insiden itu masih diselidiki polisi, Ide-san membuat investigasi sendiri dan sejumlah asumsi yang belum tentu benar soal Kyoko-san. Akibatnya, semua mata publik mengarah pada Kyoko-san. Ia pun semakin tersudut, meski sebenarnya dirinya bukan pelakunya. Semua karena kamera Ide-san, hingga membuat Kyoko-san depresi dan akhirnya bunuh diri.

“Kenapa kau membuat seolah ibuku pelakunya, padahal polisi tidak mengumumkan apapun? Bahkan tersangkanya, orang lain!” teriak Keisuke.

Ide-san tidak mau kalah, ia juga berteriak, “Aku tidak tahu! Tidak pernah mendengar soal itu!” elaknya.

Keisuke perlahan sudah lebih tenang, “Aku akan kembali menemuimu. Siaplah dengan permintaanku. Aku tahu, kau tidak bisa menolaknya, selama ini ada di sini,” Keisuke menunjuk kertas yang tadi diberikannya pada Ide-san. Di kertas itu ada alamat tempat video tadi tersimpan. “Apakah ini akan dipublikasikan pada dunia? Aku yang akan memutuskannya. Aku yang akan mengedit hidupmu. Ini artinya ... potongan finalmu!”



Hari berikutnya, meeting tim The Wide Premiere. Produser Ide meminta pada pembawa acara Momose-san untuk minta maaf pada orang tua Mizuki, karena insiden rumah sakit dan dokter. Mendengar hal ini, Momose-san marah besar. Ia mengambil plakat penghargaan acara mereka dan memukul-mukulkannya ke meja hingga patah dan hancur. Ini membuat para staf ketakutan.

“Berita besar! Seorang pria mengalami masalah besar. Para gadis dan orang muda ada di tengahtengah. Orang dewasa dan anak-anak memiliki mata berbinar, rasa tertarik dan empati. Semua orang menunggu hal seperti itu. Kau mau minta maaf soal kata-katamu sebelumnya? Apa kau tahu? ini seperti cerita lama yang tersembunyi. Setiap hari wajah ini menunjukkannya dan mengatakan ‘berita besar’. Lain kali, yang akan hancur adalah kau!” ancam Momose-san

Produser Ide-san tidak bisa berkutik lagi. Ia tidak berani membantah Momose-san. Setelah kemarahannya mereda, Momose-san kemudian meminta mereka untuk mulai meeting hari itu.



Sementara itu, di kepolisian, Chef Takada menyambut dua orang anggota barunya. Ia heran, karena berdasarkan data yang masuk, harusnya ada satu orang lagi yang datang. Chef Takada kemudian menemui satu orang lagi di ruangan arsip.

“Biar saya perkenalkan diri, saya Nakamura Keisuke dari Divisi kepolisian Togoshi yang mulai ditugaskan hari ini,” ujar Keisuka usai memberikan hormat.

Chef Takada menyambut hangat anggota barunya ini, “Aku paham, ahli IT. Seperti kau lihat, sistem data kita tidak urut. Kuserahkan padamu (untuk membereskannya),” ujar Chef Takada lalu berbalik pergi. “Apa kau penasaran, kasus itu?” chef Takada berhenti saat mengetahui kalau Keisuke tengah membaca data sebuah kasus.

“Aku hanya penasaran, ada kasus seperti itu,” ujar Keisuke tetap dingin.

“Itu cukup berisik. Entah orang yang penting atau korban ... “

“Saya dengar dari senior, ada pria misterius,” Keisuke memotong ucapan sang Chef. “Kepala tempat penitipan anak itu melihatnya beberapa kali, bagaimana?

“Tapi dia punya alibi,” elak Chef Takada. “Si adik, Wakaba dan Yukiko mengatakan kalau malam itu mereka melihat sang kepala sekolah. Bukankah investigasimu luar biasa, Nakamura Keisuke-kun?”

Chef Takada baru akan pergi saat Keisuke kembali menghentikannya. Ia menunjukkan laporan insiden itu, ada satu halaman yang hilang. Tampak kalau halaman itu sengaja disobek.

“Karena kertas itu, aku ingin kau menggantinya,” ujar Chef Takada sebelum pergi.

(udah beberapa kali Kame berpartner dengan si om ini. Dan entah kenapa, hubungan mereka selalu aneh. Antara partner dan musuh)



Yukiko sudah kembali ke rumah saat ayahnya pulang. Mereka heran akrena Yukiko pulang cepat. Yukiko mengatakan kalau hari itu tidak ada banyak pekerjaan, hingga ia pulang cepat.

Keluarga Ogawa gambaran keluarga bahagia. Yukiko adalah anak kedua dan Wakaba adalah anak ketiga. Sementara itu, masih ada satu orang lain anak laki-laki keluarga itu yang kini berada di luar negeri.



Hanya ada satu tujuanku, untuk memberitahukan mereka, ada hukuman untuk tiap kejahatan.

Yukiko baru saja keluar dari gelari saat seseorang mendekat. Pria yang ditemuinya beberapa hari yang lalu. Keisuke, yang mengaku pada Yukiko bernama Yu.

“Kudengar kau sudah selesai hari ini.”

“Aku menghawatirkan sesuatu. Aku ingin memberikanmu ini saat bertemu lagi,” Yukiko menyerahkan amplop pada Yu.

“Terimakasih.”

Keduanya bertukar senyum dan berjalan beriringan.



BERSAMBUNG

Sampai jumpa di Final Cut 02 part 1.

Pictures and written by Kelana

1 komentar: