SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 2. Reiji masih saja terus uring-uringan tidak jelas. Ia masih menunggu Misaki memberikan jawabannya. Meski di depan Misaki Reiji tetap bersikap sabar dan baik-baik saja, tapi di balik semua itu hatinya sudah terus bergemuruh kesal.



Reiji tengah asyik membuka-buka buku panduan pesta di mejanya saat sekt.Maiko masuk an memberikan buku lain. Sebentar lagi mereka akan mengadapan pesta perayaan pernikahan sopir Katsunori-san dan Reiji ingin melakukan sesuatu untuknya.


“Apa semuanya akan datang?” tanya Reiji.


“Ya. Shibayama Misaki juga akan hadir,” ujar sekt.Maiko.


Mata Reiji membulat saat membaca isi bukua yang tengah dipegangnya, ‘Kejutan: Cara untuk Membuat Tamu Tidak Merasa Bosan’. Tapi saat sekt.Maiko ingin tahu, Reiji buru-buru menarik buku itu menjauh.



Pesta yang sudah dipersiapkan pun tiba. Para staf berkumpul di bar untuk makan dan minum. Katsunori-san merasa sangat berterimakasih karena orang-orang mau ikut merayakan pestanya itu. Salah satu staf bertanya soal bagaimana Katsunori-san bertemu pasangannya ini.


Akhirnya Katsunori-san pun memulai cerita. Dia dan pasangannya ini bertemu saat masih SMA dulu. Mereka pernah kencan sekali, tapi karena Katsunori-san berandalan saat itu, si wanita meninggalkannya. Setelah lulus dari universitas, si wanita sempat bekerja di organisasi internasional sehingga sering berada di luar negeri. Dan setelah 30 tahun, si wanita akhirnya bersedia memberikan Katsunori-san kesempatan kedua dan mau menerimanya.


Para staf itu merasa takjub luar biasa. Karena menunggu 30 tahun jelas bukan hal biasa. Meski memang selama ini pekerjaan Katsunori-san kebanyakan menunggu presdir Reiji, tapi tetap saja 30 tahun adalah suatu yang sangat istimewa.


Mendengar kisah ini, Ieyasu langsung sumringah. Meski selama ini cintanya ditolak oleh Mahiro, ia yakin kalau akan tetap menunggu sampai Mahiro mau menerimanya, bahkan kalau perlu selama 31 tahun. Mahiro jelas menolak ide ini, ia berkeras tidak akan tertarik sama sekali dengan Ieyasu. Tapi Ieyasu tetap tidak berubah pikiran.


Melihat keseriusan Ieyasu ini, ketua tim Goro-san pun setuju. Ia berpikir kalau Mahiro dan Ieyasu akan cocok. Mahiro terkejut, karena orang yang dia sukai justru bicara seperti ini. Karena kesal, Mahiro kemudian mengajak semuanya untuk minum lagi. Dan ia sendiri minum cukup banyak malam itu.



Tidak lama setelah Reiji datang bersama sekt.Maiko dan seorang pria asing. Reiji pun memperkenalkan pria ini sebagai sopir pengganti, namanya Jack. Si pria asing ternyata sangat mahir bicara bahasa Jepang. Katsunori-san dan karyawan lain keheranan karena tiba-tiba saja Reiji mencari sopir pengganti tanpa pemberitahuan lebih dulu.


Tapi sekt.Maiko kemudian yang menjelaskan semuanya. Jack ini akan mengantar Reiji pulang malam ini. Dan dia adalah sopir pengganti selama Katsunori-san diberi cuti untuk bulan madu. Cuti ini adalah hadiah pernikahan dari Reiji untuk Katsunori-san atas dedikasi kerjanya selama ini.


Sekt.Maiko kemudian menyodorkan semacam kartu pada Reiji. Reiji melirik sekilas ke arah Misaki yang ternyata tengah membantu Mahiro yang terlanjur mabok, di pinggir ruangan. Usaha Reiji untuk menarik perhatian Misaki pun gagal. Saking senangnya mendapat bonus dari sang bos, Katsunori-san pun memeluk Reiji diiringi tepuk tangan dari karyawan lainnya.



Pesta pun berlanjut. Tapi Reiji memilih duduk sendirian dan minum sambil sesekali melirik ke arah Misaki yang masih sibuk mengurus Mahiro. Reiji sudah kehilangan harapan untuk bersikap baik agar Misaki terkesan olehnya.


Misaki pun kemudian minta izin pada Reiji untuk pergi dulu, karena akan mengantar Mahiro yang mabuk. Reiji hanya mengangguk mengijinkan tanpa berkomentar lebih panjang lagi.


Reiji kembali pada minuman di hadapannya. Bahkan saat ketua tim Goro-san mengajak Reiji untuk bergabung dengan mereka minum lagi di tempat lain, Reiji menolak. Reiji memilih untuk pulang saja ke apartemennya.



Mahiro sudah cukup sadar dari maboknya. Ia bersama Misaki berhenti di sisi jembatan, menikmati udara malam yang segar. Mahiro menyesal sekali karena sudah menyusahkan Misaki karena minum banyak malam itu. Tapi Misaki tidak merasa keberatan dengan itu.


Mahiro menanyakan soal ungkapan cinta dari Reiji. Tapi Misaki mengatakan kalau ia belum memberikan jawaban apapun. Mahiro berpikir kalau sayang sekali jika ditolak. Karena impian Misaki adalah membuat hotel sendiri, maka menerima Reiji bisa jadi jalan yang tepat untuk mewujudkan mimpi itu.


“Tapi impian dan cinta tidak sama,” ujar Misaki. “Aku tidak pernah berpikir menginginkan seorang pria untuk membantu mewujudkan impianku.”


“Kenapa? Bukankah bagus jika kalian berdua berjalan bersama menuju tujuan yang sama?” Mahiro heran.


“Aku ingin kami berjalan bersama. Tapi kurasa aku tak mau dia mengulurkan tangan padaku. Aku tak akan sanggup melangkah jauh jika tak menggunakan kekuatan sendiri, 'kan?”


Tetap saja Mahiro menganggap kalau keputusan Misaki ini terlalu serius. Kesempatan di depan matanya justru tidak segera diambil.



Reiji pulang ke apartemennya. Dia masih saja mengomel kesal karena Misaki tidak mengacuhkannya dan justru asyik membantu rekannya yang sakit. Reiji protes, kemana kebaikan Misaki untuknya. Reiji juga kesal karena Misaki pernah meminta waktu untuk berpikir, tapi hingga hari ini pun belum ada jawaban untuknya.


“Seorang pria populer terus memberi dan tidak meminta kebaikan,” komentar sekt.Maiko.


“Aku lelah karena hanya aku yang berusaha keras soal ini. Tidak masalah jika aku bukan pria toleran dan tak bisa mengatakan kebohongan manis. Aku tak terbiasa dengan usaha untuk menjadi pria populer. Aku tidak bisa membiasakan diri,” omel Reiji lagi.


Malam itu bulan sedang terang. Reiji duduk di teras memandang langit. Pikirannya masih terus mengangkasa pada Misaki. Tidak berbeda, Misaki yang sedang berendam di pemandian pun masih memikirkan jawaban apa yang akan diberikannya pada Reiji.



Hari berjalan seperti biasanya. Omelan Reiji soal Misaki sudah mulai tak terdengar. Reiji sendiri sibuk dengan pekerjaan yang hilir mudik tiap waktu. Ia bahkan mengabaikan dan kembali tidak menjawab salam dari para karyawannya saat baru saja tiba di kantor.


“Permisi. Aku sudah menyelesaikan proposal untuk pengembangan ruang anak-anak di cabang Kanazawa,” ujar Misaki yang baru saja masuk ke ruangan Reiji.


Saat itu Reiji tengah berdiri dan membelakangi Misaki. Ia sama tidak terlalu antusias, “Baik... Simpan di mejaku, akan ku baca nanti.”


“Apa hari ini anda akan ke pusat kebugaran?” tanya Misaki kemudian.


Reiji hanya melirik sekilas, “Ya, rencananya begitu.”


“Soal jawaban yang anda tunggu.”


“Begitu. Aku akan ada di pusat kebugaran hingga pukul 19:00,” ujar Reiji akhirnya.



Kesibukan kantor berlanjut seperti biasa. Misaki baru saja akan bersiap pulang karena rencananya untuk datang ke pusat kebugaran sore ini. Tapi Shizuo-san menahannya dan meminta Misaki menggantikannya rapat dengan desainer furnitur hotel mereka, karena sang desainer berasal dari Prancis. Meski agak berat, Misaki pun menyetujui permintaan ini karena kemungkinan Misaki bisa selesai jam 6 nanti. Artinya dia masih punya waktu untuk menemui presdir.


“Boleh aku pinjam materi rapat?” pinta Misaki kemudian.



Sekt.Maiko masuk ruangan saat Reiji tengah membaca proposal yang tadi ditinggalkan oleh Misaki. Sekt.Maiko berpikir kalau waktu yang ditunggu Reiji akhirnya datang dan itu pertanda baik.


“Bagaimanapun, dia pasti akan menolakku,” tapi Reiji sudah terlanjur hopeless.


“Tolong jangan menyerah lebih dulu,” ujar sekt.Maiko


Tapi Reiji tidak mau berkomentar lagi. Ia tetap tidak mengalihkan perhatiannya dari kertas yang ada di depannya.



Misaki sudah datang di tempat pertemuan. Tapi rupanya ia masih harus menunggu karena tim dari desainer furnitur datang terlambat.


Setelah sang desainer datang, mereka pun langsung melakukan rapat. Sang desainer yang berasal dari Prancis sangat senang karena ia disapa oleh Misaki yang ternyata fasih bicara dalam bahasa Prancis. Rapat berlangsung cukup lama hingga tanpa sadar waktu sudah lewat dari pukul enam sore.



Reiji sudah menunggu di pusat kebugaran sejak jam enam. Waktu pun berlalu, hingga akhirnya angka berubah dari 18.30 dan kemudian 19.00. Reiji masih terdiam sambil menunggu. Sayangnya belum ada tanda-tanda kalau Misaki akan datang. Reiji pun beranjak pergi.


Misaki mencoba menghubungi kantor karena ia tidak punya nomer telepon Reiji. Sayangnya di kantor sudah tidak ada orang satupun yang menjawab telepon dari Misaki.



Setelah berganti pakaian, Reiji kembali ke mobilnya. Ia mengatakan kalau Misaki sama sekali tidak muncul. Sekt.Maiko dan Katsunori-san membujuk Reiji agar menunggu sebentar lagi. Tapi Reiji tidak bersedia dan justru protes karena ia sudah menunggu terlalu lama sejak beberapa hari yang lalu.


“Seandainya pun dia ingin menghubungi anda, tapi dia tidak punya nomor kontak anda,” bujuk sekt.Maiko lagi. Tapi Reiji tidak mau dengar.


Katsunori-san melihat ke arah sekt.Maiko dan setuju kalau mereka akan pulang. Ia pun menyalakan mesin mobil bersiap melaju. Tapi ...


Tapi tiba-tiba saja Reiji membuka pintu mobil dan berjalan keluar. Saat dihentikan oleh sekretaris dan sopirnya, Reiji mengaku kalau ia merasa belum cukup berolahraga hari itu. Jadi ia akan kembali lagi.



Reiji kembali ke pusat kebugaran, berganti pakaian dan mulai berlari. Ingatan tentang Misaki berseliweran dalam kepalanya. Pertanya kali bertemu dengan Misaki saat kunjungan di hotel cabang, saat itu Misaki yang masih karyawan magang, sama sekali tidak takut padanya. Lalu saat Reiji melihat Misaki yang menangis saat di pusat kebugaran. Reiji yang mencoba minum susu setelah berendam demi menarik perhatian Misaki. Reiji yang meminta Misaki untuk membantunya mencarikan nama anjing kecil. Hingga perjalanan mereka untuk menemui chef Tanaka beberapa waktu yang lalu. Dan terakhir hingga saat Reiji mengungkapkan perasaannya pada Misaki.


Bagaimana Misaki? Setelah keluar dari tempat pertemuan dengan klien, Misaki pun berlari kembali ke kantor. Tapi di suatu tempat, Misaki berhenti. Ia kembali memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Reiji nantinya.



Lamunan Reiji saat berlari dihentikan oleh panggilan sekt.Maiko yang mengatakan kalau sudah cukup Reiji menunggu selama ini.


“Jangan salah sangka. Kalian menduga aku sedang menunggunya? Aku... diam-diam... mengincar medali emas...di Olimpiade,” ujar Reiji sambil terengah-engah.


Sudah jelas ini hanya alasan Reiji saja. sekt.Maiko dan Katsunori-san sudah paham akan maksud bosnya ini. Tapi saat melihat seseorang datang mendekat sambil berlari, sekt.Maiko dan Katsunori-san buru-buru menyingkir dan bersembunyi.



Terengah-engah Misaki menyapa Reiji. Ia sangat menyesal dan minta maaf karena datang terlambat. Tapi siapa yang datang, Reiji mengurangi kecepatan larinya dan perlahan berhenti.


“Ku pikir anda sudah pulang,” ujar Misaki. “Karena anda bilang akan berada disini hingga pukul 19:00.”


“Sebenarnya, aku juga baru tiba di sini,” Reiji berbohong.


Misaki melirik jam digital di alat itu dan melihatnya lebih dari 75 menit dan jarak yang sudah ditempuh sekitar 11 km. Artinya Reiji berbohong barusan. “Maaf, sudah membuat anda menunggu jawaban dariku.”


“Tidak... Jangan khawatirkan itu. Waktu setelah kita melihat telur medaka menetas bersama hingga hari ini, terasa berlalu sangat cepat hingga aku tak menyadarinya,” elak Reiji pula. Ia kembali berbohong.



“Aku kesulitan memutuskan semenjak hari itu,” lanjut Misaki. “Tentang pekerjaanku, impianku, dan juga, tentangmu. Aku berpikir untuk menolakmu. Tapi dalam perjalanan kemari, aku berpikir, "Kenapa aku berlari?" Akhirnya semua menjadi jelas. Aku juga, memiliki perasaan sama padamu.”


Hampir saja Reiji dibuat kehilangan harapan. Tapi ternyata ini berbeda. Reiji tidak menyangka jika Misaki akan menjawab demikian, “Be... begitu. Jadi artinya... itu, sekarang kita bisa berkencan?”


Misaki mengangguk sambil tersenyum lebar. “Aku juga menantikan hubungan ini.”


Reiji pun tidak bisa lagi menyembunyikan rasa bahagianya. Dari balik tempat persembunyian, sekt.Maiko dan Katsunori-san pun ikut bahagia atas bosnya ini.



Malam itu, Reiji pulang ke apartemennya sambil terus tersenyum dari kursi belakang mobilnya. Sekt.Maiko dan Katsunori-san pun tahu benar hal ini. Mereka ikut senang atas kebahagiaan Reiji.


“Ada satu hal yang aku sembunyikan dari kalian. Orang yang aku suka saat SD bukan penjaga perpustakaan yang pendiam. Tapi seorang ketua kelas baik hati dengan rasa keadilan tinggi,” aku Reiji.


“Anda berhasil, Pak. Anda selalu mencapai tujuan yang anda tetapkan,” komentar Katsunori-san pula.


“Apa itu?”


“Bukankah anda mendeklarasikannya di dalam mobil ini dua bulan lalu? Anda berjanji pada diri sendiri akan membawanya ke pesta Asosiasi Perhotelan,” lanjut Katsunori-san.


Reiji mengerti. Sekt.Maiko mengingatkan kalau pesta itu adalah minggu depan. Dan Reiji sudah tidak perlu khawatir lagi, karena ia tidak akan datang sendirian lagi kali ini.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 06 part 1


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net

Bening Pertiwi 14.42.00
Read more ...

SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 1. Malam itu Reiji menginap di kantor karena menunggu momen saat ikan medaka-nya menetas. Misaki yang tahu soal itu, ikut bergabung juga. Dan kata ‘suka’ itu pun terlontar begitu saja dari bibir Reiji, alami. Bagaimana reaksi Misaki?



(btw, Na suka sama wajah bang Ohno di gambar ini deh. Aih, itu kok pipi sm bibirnya ketjup-able banget ya? Klepek-klepek deh dilirik model begitu)


Bagaimana reaksi Misaki atas pengakuan sang bos?


“Tolong beri aku waktu untuk berpikir,” ujar Misaki salah tingkah. Ia pun pamit dan beranjak pergi meninggalkan Reiji yang masih belum sepenuhnya menguasai diri.



Reiji kesal sekaligus penasaran. Jam sudah menunjuk angka 11 saat Reiji meminta kedua karyawan terdekatnya bertemu di ruang rapat. Lalu ucapan Misaki tadi ‘tolong beri aku waktu untuk berpikir’, terpampang jelas di papan.


Reiji masih berusaha mencari tahu. Ia pun memuji Katsunori-san atas cara mengemudinya. Lalu jawaban Katsunor-san adalah ‘terimakasih’. Reiji menganggap itu wajar. Tapi ia heran, kenapa saat ia mengaku suka pada Misaki, jawaban Misaki adalah ‘minta waktu untuk berpikir’? “Apa sebenarnya maksud jawaban balasan, "Tolong beri aku waktu untuk berpikir"?” Reiji menggumam sendiri.


Sekt.Maiko dan Katsunori-san mengerti, “Presdir, apa anda menyatakan perasaan pada Shibayama Misaki?”


“Ya, kenapa kau kaget?” jawab Reiji datar saja.


“Bukankah anda sangat menderita karena tak bisa mengungkapkannya? Selamat, Pak!”


Tapi Reiji merasa itu tidak pantas diberi ucapan selamat. Reiji kesal sendiri, setelah usaha kerasnya untuk mengatakan ‘suka’, tapi jawaban Misaki justru tidak jelas seperti ini. Tapi dasar Reiji, imajinasinya membuat ia berpikir aneh-aneh soal Misaki, dari mengundurkan diri dari perusahaan hingga menuntut atas pelecehan seksual.


Katsunori-san pun memberikan masukan untuk Reiji. Mungkin Misaki butuh waktu untuk memikirkan, akan seperti apa hubungan mereka nantinya. Dan lagi, kalau Misaki memang tidak tertarik, dia pasti akan langsung menolak. Reiji perlahan mulai bisa memahami hal ini.



Bagaimana dengan Misaki? Dia sendiri melamun sambil memegangi botol susu yang belum dibukanya. Misaki baru saja selesai mandi. Hingga pemilik pemandian pun menegur Misaki soal itu. Misaki sendiri masih bingung. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakannya. Bahkan Misaki merasa jika perasaan hatinya dan ucapannya berbeda.


Reiji? Tidak kalah galaunya. Reiji terus saja bolak-balik di ranjangnya, tidak bisa tidur. Reiji mengingat-ingat saat beberapa kali ia melontarkan pertanyaan aneh pada Misaki. Dan meski dipikir pun, Reiji masih belum bisa menemukan, apa yang sebenarnya dirasakan oleh Misaki padanya.



Pagi itu Reiji bersiap ke kantor seperti biasa. Teringat jika warna kesukaan Misaki adalah hijau, Reiji pun memakai dasi berwarna hijau dengan garis hitam. Tapi saat masuk, Reiji dibuat kaget karena Misaki tengah berdiri di sana.


Buru-buru Misaki menunduk, menghindari tatapan Reiji, “Selamat pagi,” sapanya kemudian.



Sadar akan kedatangan sang bos, Misaki dan yang lain menyapa Reiji seperti biasa. Dan hari ini lain dari yang lain, karena Reiji membalas sapaan mereka. Misaki yang salah tingkah buru-buru kembali ke kursinya. Para karyawan pun langsung bergosip seperti biasa, soal si bos yang kembali menjawab salam mereka, padahal lama tidak melakukan itu.



Seorang karyawan tengah mengantar tamunya. Ia mengatakan jika minta diberi waktu beberapa hari terlebih dahulu untuk memikirkan tawaran kerja dari sang tamu tadi.


Rupanya Reiji mendengar pembicaraan mereka. Ia heran kenapa harus ada kalimat ‘tolong beri aku waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu’. Si karyawan bilang kalau tawaran tamu tadi akan ditolak. Tapi ia mengatakan soal minta waktu supaya si tamu tidak kecewa karena sudah susah payah datang ke kantor mereka.


Reiji tampak tidak suka, “Padahal kau akan menolaknya, tapi kau berpura-pura mempertimbangkannya? Dengan melakukan ini menurutmu itu akan membuat pihak lain merasa senang?”


Si karyawan mengerti, “Aku akan menolaknya sekarang juga!” ia lalu pamit mengejar si tamu tadi.


“Bukan itu maksudku!” Reiji kesal sendiri.



Reiji kembali ke ruangannya. Tapi di pintu, sekilas ia melihat ke arah Misaki yang tengah sibuk bekerja. Reiji makin ‘hopless’. Tahu bos-nya galau, sekt.Maiko pun menyusul ke dalam.


“Jika dia mengatakan, "Tolong beri aku waktu untuk berpikir..." seharusnya dia memberikan jawabannya sejak awal. Wanita itu hanya berpura-pura memikirkannya, padahal dia sudah membulatkan pikiran untuk menolakku,” Reiji mulai sesi curhatnya.


“Bagaimana anda tahu bahwa hal itu?”


“Dia takut menolak presdirnya. Lihat kenyataan. Bisakah seorang wanita yang mempertimbangkan masalah cinta dengan seksama, akan sefokus itu apa pekerjaannya?”


“Anda sedang memujinya? Atau menjelek-jelekannya?” ujar sekt.Maiko to the point.


“Menyebalkan.” Reiji beranjak dari kursinya, menatap jendela. “Aku merasa seperti sedang menunggu selamanya.” (pukpuk. Ada yang mau ngasih pundak buat Reiji? kkkkk)



Reiji baru saja masuk lift saat Misaki menyusulnya. Mau tidak mau, mereka tidak bisa menghindar terjebak dalam lift, berdua.


Di tengah drama saling diam, Misaki akhirnya memulai pembicaraan, “Mengenai pembicarakan kita, Aku minta maaf telah membuat anda menunggu. Apa bisa, jika aku meminta waktu lebih lama untuk memikirkannya?” pintanya kemudian.


“Begitu. Tentu,” Reiji pun setuju.


Pint lift terbuka. Misaki pamit keluar lebih dulu. Reiji tidak menyusul dan membiarkan pintu lift kembali tertutup. Ia membalik tubuhnya menghadap tembok, menarik nafas berat. Ternyata jatuh cinta bisa membuat Reiji mengatakan hal yang berbeda dengan apa yang sebenarnya ia pikirkan.



Rapat baru saja selesai. Misaki lalu mendekati Mahiro. Ia mengajak Mahiro bertemu setelah jam kerja nanti. Mahiro heran karena Misaki bilang ingin minta maaf soal sesuatu.


“Apa mungkin soal Presdir?” tebak Mahiro. Malam itu, ia bersama Misaki duduk di kafe tempat mereka kumpul seperti biasa.


“Eh? Bagaimana kau tahu?” Misaki heran.


Mahiro tersenyum, “Tebakanku saja. Aku merasa sudah sejak lama presdir memperhatikanmu. Intuisiku selalu tajam jika soal menebak seseorang suka siapa.”


“Saat kau membicarakan tentang temanmu tempo hari, kau bertanya padaku, 'kan?” Misaki pun mulai pengakuannya. “Cerita soal dia bertunangan dengan bosnya setelah sebulan bergabung dengan perusahaan. Saat itu, aku mengatakan, "Itu menjijikkan" dan sekarang, aku berada di posisi sama, aku tidak serta merta menolaknya saat itu juga.”


“Aku bahagia sekali,” ujar Mahiro tulus. “Misaki-san, soal kondisi ini, kau berusaha sungguh-sungguh untuk menerima perasaan orang lain, bukan?”


“Aku sama sekali tak tahu harus bagaimana,” keluh Misaki.


“Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah memikirkannya kembali hingga menemukan jawabannya, 'kan?” saran Mahiro yang dijawab Misaki dengan anggukan tanda setuju.



Reiji pulang ke apartemen mewahnya. Ia melihat ke arah dasi hijau-nya dan merasa ini sia-sia. Saat itu sekt.Maiko masih bersamanya.


“Itu bagus, bukan? Itu artinya dia serius soal ini,” komentar sekt.Maiko saat Reiji curhat lagi tentang pertemuan tadi dengan Misaki di lift.


“Meski begitu, aku tak bisa menunggu selamanya. Kesabaranku ada batasnya,” keluh Reiji.


“Tapi, jawaban terburu-buru akan memberikan hasil yang tidak menyenangkan.”


Reiji masih mendebat sekretarisnya itu, “Hal yang paling aku benci melebihi apapun adalah menunggu. Kau sendiri tahu soal itu, 'kan?”


“Tapi jika anda mencintainya, anda harus menunggu,” saran sekt.Maiko.


“Aku tak suka wanita yang terus membuat pria menunggu.”


Sekt.Maiko mengingatkan satu hal, “Pria yang tak bisa menunggu tidak populer.”


“Kau masih saja membawa masalah tidak populer di kondisi seperti ini?”


“Mengatakan tidak suka wanita yang terus membuat pria menunggu...Bukankah itu sekedar rengekan tanpa sebab jelas?” sindir sekt.Maiko. “Saat ini anda tinggal selangkah lagi dari tujuan. Sejak anda bertemu dengannya, anda belajar untuk berbohong demi menyenangkan wanita. Berusaha menjadi pria toleran, hingga akhirnya anda bisa menyatakan perasaan. Jika anda menyerah sekarang, semua usaha hingga saat ini akan sia-sia. Pria yang menunggu wanita yang dia sukai pasti akan menjadi pria populer.”


“Sungguh melakukan ini akan membuatku populer?” tanya Reiji balik.


“Ya, tunggulah sebentar lagi,” sekt.Maiko lalu pamit pulang.



Ishinaga Katsunori, sang driver


Sebagian besar pekerjaanku adalah menunggu. Pagi hari, aku tiba 15 menit lebih awal dari jadwal. Setelah mengantar presdir ke kantor, aku melakukan perawatan mobil dan melakukan beberapa gerakan olahraga. Melatih mataku juga menjadi rutinitas harian penting. Kemudian, aku bersiaga jika presdir ingin keluar kantor. Belakangan, aku menghabiskan sebagian besar waktu menungguku dengan membaca, kebanyakan adalah novel romantis dan buku panduan dalam percintaan dengan harapan suatu hari aku mungkin bisa membantu presdir. Belakangan ini, favoritku adalah tulisan Goethe. “Mereka yang tidak bisa menerima kekurangan pasangan mereka, tak akan sanggup mengucapkan kalimat 'aku mencintaimu' dengan tulus." Itu salah satu kata bijak dari Goethe. Pernah satu kali aku melihat Misaki-san di perpustakaan. Melihatnya belajar dengan tekun di waktu senggangnya membuatku bahagia presdir jatuh cinta pada wanita luar biasa seperti dia.


Katsunori-san bertemu Misaki di perpustakaan. Dan Misaki pun merekomendasikan sebuah buku untuk dibaca oleh Katsunori-san.



Reiji makin galau menunggu jawaban Misaki, dan seperti biasa curhat pada sekretarisnya. Sekt.Maiko menanggapinya dengan santai sambil memberikan jadwal kegiatan untuk hari ini. Katsunori-san yang dari tadi duduk di dekat meja sekt.Maiko mendekat. Ada yang ingin dikatakannya.


“Permisi. Sulit bagiku untuk mengatakan ini. Sebenarnya aku, memutuskan untuk menikah sekarang,” ujar Katsunori-san hati-hati.


Reiji dan sekt.Maiko kaget dengan berita itu. Tapi mereka juga ikut senang. Saat ditanya apa Katsunori-san akan mundur, ia mengelak dan mengatakan akan bekerja lebih keras lagi. Katsunori-san mengatakan jika calonnya adalah teman saat sekolahnya dulu, jadi usia mereka tidak beda jauh.


“Ini berita menyenangkan, kenapa sulit bagimu untuk mengatakannya pada kami?” tanya sekt.Maiko kemudian.


“Saya merasa lebih baik jika tidak melibatkan kalian berdua dalam kebahagiaan saya karena kalian berdua selalu terlibat masalah.”


“Aku merasakan sindiran tajam dari ucapanmu,” wajah sekt.Maiko berubah kesal.


Tapi Katsunori-san mengelak cepat, “Aku tidak bermaksud begitu.


“Karena kau yang paling tua diantara kita bertiga, sudah sewajarnya jika kau yang pertama menikah,” komentar Reiji pula.


Dan terjadi salah paham antara mereka bertiga. Meski tidak benar-benar serius, Reiji bahkan meminta sekt.Maiko untuk segera mencarikan sopir baru untuknya. Katsunori-san pun berusaha keras menjelaskan agar Reiji dan sekt.Maiko tidak salah paham. Tapi sekt.Maiko kemudian menyingkir saat telepon di meja sekretaris berdering.



“Halo. Ini Kantor Presdir, Samejima Hotels, dengan Muraoki Maiko ada yang bisa dibantu?” ujar sekt.Maiko tanpa curiga.


Di seberang, sekt presdir Wada lalu menyerahkan gagang telepon pada presdirnya, “Jadi begitu, Maiko-chan. Nama keluargamu adalah Muraoki.”


Sekt.Maiko pun langsung mengerti ia bicara dengan siapa, “Apa yang bisa aku bantu?” ujarnya menguasai diri.


“Oh, kau sudah tahu ini aku hanya dengan mendengar suaraku? Aku merasa senang,” goda presdir Wada dari seberang.


Rupanya presdir Wada menelepon karena sebentar lagi akan ada pesta asosiasi perhotelan dan ingin tahu nama lengkap sekt.Maiko karena ia ingin mengajaknya. Presdir Wada masih saja menggoda sang sekretaris, meski dari seberang sekt.Maiko mulai salah tingkah dan bahkan menutup pintu ruang presdir. Sekt.Maiko mencoba bicara senormal mungkin dan mengingatkan kalau Reiji adalah bosnya, dan juga saingan presdir Wada, jadi ia tidak mungkin menjadi pasangan presdir Wada dalam acara itu.


“Terima kasih sudah menghubungi. Semoga harimu menyenangkan.”


Presdir Wada berhasil menahan sekt.Maiko untuk tidak meletakkan teleponnya, “Bagaimana Samejima-kun? Apa pesta kali in dia akan sendirian lagi?”


“Kurasa kau tak perlu bertanya.”


“Tidak, aku masih belum yakin. Apa antara dia dan Shibayama Misaki berjalan lancar?” presdir Wada penasaran.


“Dia sedang menunggu jawabannya sekarang.” (duh ni sekretaris, nggak bisa ya jaga rahasia dari Wada)


“Juga, bisa kau katakan pada Samejima-kun untuk berkonsultasi padaku kapan saja? Aku bukan pria intoleran yang memutus hubungan guru dan murid karena isu perekrutan koki.”



Reiji mengadakan rapat bersama para stafnya. Ada laporan jika jumlah tamu lansia di hotel cabang Kanazawa meningkat. Karenanya, ruang anak-anak jadi jarang digunakan. Salah satu karyawan menyarankan agar ruang anak-anak diganti saja menjadi tempat penyewaan peralatan mendaki, karena hotel mereka dekat dengan tempat pendakian. Reiji berpikir itu ide bagus. Tapi Misaki menolak ide itu.


“Aku menentang penghilangan ruang bagi anak-anak hanya karena rendahnya intensitas penggunaan!” ujar Misaki tegas. Ia berpikir lebih baik membiarkan ruang anak-anak dan meningkatkan pelayanan untuk pengunjung lansia saja. “Tolong lihat tingkat kembalinya pelanggan yang menggunakan ruang untuk anak-anak. Fasilitas itu hanya membutuhkan lebih banyak promosi dan layak dipertimbangkan untuk menemukan tamu baru untuk ke depannya. Bukankah masih terlalu awal untuk menyerahkannya?” ucapan Misaki tidak bisa dibalas oleh Reiji.



Selesai rapat, Reiji kembali ke ruangannya dengan kesal. Ia sebal pada Misaki yang bersikap keras dan membantah dalam rapat tadi. Sekt.Maiko dan Katsunori-san pun menyusul masuk.


“Sementara dia dengan kejam membuatku menunggu jawaban darinya, dia mengacaukan pekerjaanku, apa maksudnya itu? Jika dia membenciku, maka katakan terus terang padaku,” keluh Reiji.


“Saya rasa dia buka tipe wanita yang mencampur adukan kehidupan pribadi dengan pekerjaan,” ujar sekt.Maiko.


“Menurut saya sisinya yang seperti itu yang membuat anda tertarik padanya,” Katsunori-san pun ikut berkomentar. “Meski pihak lain kuat, dia dengan berani menentang dan mengungkap pikirannya.”


Reiji kemudian memahami itu sebagai karakter ketua kelas, tentu saja membuat sekretaris dan sopirnya itu bingung. “Dia akan mengungkapkan pendapatnya tanpa menghiraukan lawan bicaranya. Selera keadilan yang tidak bisa membaca situasi. Sejak awal bertemu, aku merasakan kembali perasaan lama, karena dia mirip dengan ketua kelas!”


“Apa dia mirip dengan ketua kelas dari sekolah anda?” sekt.Maiko ikut penasaran.


“Ya. Kelas 6-2. Kebanyakan cowok di kelasku jatuh cinta padanya. Di sekolahku, pelajar paling populer adalah ketua kelas. Wanita itu sangat mirip dengan ketua kelasku saat itu, sehingga aku salah mengira antara nostalgia dengan rasa suka padanya. Itu kesalahan terbesar dalam hidupku! Semua jadi jelas sekarang. Ini nostalgia bukan cinta!” tegas Reiji.


Sekt.Maiko kemudian menyimpulkan kalau Reiji suka tipe wanita seperti ketua kelas itu. Tapi Reiji mengelak cepat dan mengatakan kalau tipe-nya adalah gadis pendiam petugas perpustakaan.


“Pak, Shibayama-san juga sangat menyukai buku,” ujar Katsunori-san cepat.


“Meski dia suka buku, wanita itu sedikitpun tidak terihat seperti wanita pendiam. Aku tak suka tipe wanita penyuka buku tak beradap dan sangat agresif!”


Perdebatan mereka bertiga pun makin kacau. Dari rasa kesal Reiji menunggu jawaban Misaki hingga tipe wanita yang disukai Reiji. Sekt.Maiko lalu menyarankan Reiji untuk bicara lagi dengan presdir Wada. Tapi Reiji menolak ide ini karena berpikir kalau presdir Wada sok senior. Tapi di akhir-akhir, Reiji berpikir lagi untuk benar-benar bicara dengan presdir Wada.



Reiji tengah asyik di gym saat Misaki datang dan menyapanya. Suasana di antara mereka sedikit canggung.


“Pak, Bisa beri aku waktu sedikit lagi?” pinta Misaki kemudian.


“Oh, tentu. Jangan khawatirkan aku. Pergunakan waktumu, tak masalah,” ujar Reiji sok baik. Padahal gemuruh dalam hatinya sudah nyaris meletus.



“Berapa lama aku harus menunggu!!” teriak Reiji saat berendam air panas.


Akhirnya dia benar-benar menemui presdir Wada di hotel presdir Wada.


“Benar kau tidak marah soal Koki Tanaka?” tanya Reiji ragu.


“Kenapa aku harus marah? Dia membuat pilihan bagus. Menurutku itu adil. Semakin sering kita bertemu seperti ini, kita akan semakin akrab. Jadi, jika aku ke tempatmu, aku akan disambut hangat,” ujar presdir Wada. Dan pujian pun keluar dari bibir Reiji kemudian.


Presdir Wada sudah paham kalau Reiji sudah mengakui perasaannya pada Misaki, tapi belum ada jawaban pasti dari Misaki. Reiji sendiri sudah lelah menunggu jawaban itu.


“Apa ada sesuatu yang bisa ku lakukan sementara menunggu?” tanya Reiji. Ia sudah bersiap dengan note dan pulpen di tangan.


Presdir Wada kembali sok bijak. “Tidak berlebihan jika mengatakan hal yang kau lakukan sementara menunggu akan menentukan hasil dari pencarian cintamu. Isi kepalanya saat ini antara "ya" dan "tidak". Anggap seperti ini, jika besok adalah Olimpiade dan kau akan bertanding untuk merebut medali emas, kau sudah sangat dekat pada "ya. Tapi jika mau melakukan kesalahan, maka hasilnya adalah "tidak". Dengan kata lain, jika dia melihatmu sebagai pria yang lebih mempesona dari sebelumnya...”


“Maka, tingkat keberhasilanku akan naik,” sambung Reiji. “Tapi jika aku mengacau, maka akan turun?”


“Aku tahu kau cukup cakap soal cinta, Samejima-kun,” puji presdir Wada kemudian.


“Tidak sehebat dirimu,” Reiji pun tersipu. “Apa ada sesuatu yang bisa kau lakukan? Yang akan membuatku terlihat sangat luar biasa di perusahaan...


“Aku punya situasi yang tepat untuk menunjukannya,” obrolan mereka berdua pun makin panjang.



Shizuo-san menyusul Katsunori-san yang menunggu di dalam mobil. Mereka tengah asyik dan langsung nyambung saat membahas soal makanan. Rupanya Katsunori-san tengah mempersiapkan tempat makan untuk pestanya.


Shizuo-san pun bertanya soal tempat merayakan pesta ucapan selamat atas pernikahan Katsunori-san. Katsunori-san sendiri mengaku tidak perlu. Tapi Shizuo-san mengatakan kalau presdir yang menghendaki.


“Presdir bilang begitu?” Katsunori-san tidak percaya.


“Ya. Sepertinya dia sangat menyayangimu. Aku iri,” lanjut Shizuo-san pula yang hanya ditanggapi oleh Katsunori-san dengan senyum.



Mahiro membagi-bagi daftar acara perayaan pesta untuk Katsunori-san. Para karyawan menanggapinya tidak terlalu antusias. Karena mereka merasa selama ini tidak terlalu akrab dengan Katsunori-san. Bahkan ada dari mereka yang belum pernah bicara sama sekali dengan Katsunori-san.


Tapi Miura berpikir kalau tidak perlu akrab kalau hanya datang ke pesta. Sayangnya dia sudah terlanjur salah mengucapkan nama Katsunori-san. Hingga akhirnya kawan-kawannya justru mengatakan agar Miura tidak perlu datang saja.


“Kau mungkin bicara begitu, tapi kau akan kesepian tanpa aku,” Miura pun memegang kepala Mahiro dan berucap pon pon.


Ini membuat Mahiro kesal dan melapor pada ketua tim Goro-san.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 2


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Maaf ya, Guys. Kelana telat lagi nih postingnya. Kemarin sempat keluar kota dua hari. Jadi sama sekali nggak bisa pegang laptop. Sekali lagi maaf dan terimakasih. Selamat membaca ^_^

Bening Pertiwi 12.42.00
Read more ...

Summer was coming. Kyaaaa !!! How’d you, guys? How’s the vacation from long holiday before? So, how about new day at school? I’d like to say ‘congratulation’ 4 all of you, freshman.


Udahan ah, pake bahasa Inggrisnya, kacau pula. Ehm, summer alias musim panas sudah datang. Dan saatnya cek list drama on going berikut ini ya.


 



Sukina Hito ga Iru Koto


Tayang: Pada 21.00 mulai Senin, 11 July 2016


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Kuwamura Sayaka (Koinaka, Keibuho Sugiyama Shintaro)


Genre: Romantic comedy


Pemeran: Kiritani Mirei, Yamazaki Kento, Miura Shohei, Nomura Shuhei, Nanao, Ohara Sakurako, Sano Hinako, Iitoyo Marie, Yoshida Kotaro, Hamano Kenta


Synopsis :


Sakurai Misaki (Kiritani Mirei) adalah seorang patissier yang bermimpi membuka usaha sendiri dan sangat sibuk kerja hingga lupa caranya berciuman. Tapi suatu hari, dia tiba-tiba kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah dipecat dari tempat kerja lamanya. Saat itu Misaki bertemu Shibasaka Chiaki (Miura Shohei), cinta pertamanya di SMA. Tahu situasi Misaki, Chiaki mengajaknya tinggal bersama dan bekerja di restoran miliknya di Shonan. Chiaki punya dua orang adik, Shibasaka Kanata (Yamazaki Kento) adalah seorang chef berbakat dan si bungsu, Shibasaka Toma (Nomura Shuhei) seorang pelayan di restoran. Misaki akhirnya menghabiskan satu musim panas bersama ketiga bersaudara ini.


Website: www.fujitv.co.jp/sukinahitogairukoto




Seisei Suru Hodo, Ai Shiteru


Tayang: Pada 22.00 mulai Selasa, 12 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskahs: Lee Jeong Mi, Watanabe Mako (Akutotachi wa Senri o Hashiru, Omotesando Koukou Gasshoubu!), Inoue Seiji


Karya asli : Seisei Suru Hodo, Ai Shiteru by Kitagawa Miyuki


Genre: Romance


Pemeran: Takei Emi, Takizawa Hideaki, Nakamura Aoi, Mizusawa Erena, Triendl Reina, Nakamura Hayato, Yokosawa Natsuko, Wada Akari, Genking, Takigawa Eiji, Judai Satoshi, Hashimoto Manami, Takahashi Mitsuomi, Kanno Misuzu, Matsudaira Ken


Synopsis:


Kurihara Mia (Takei Emi) bekerja di departemen PR sebuah perusahaan. Mia jatuh cinta dengan wakil presdir Miyoshi Kairi (Takizawa Hideaki) setelah dia membantu Mia mencari cincin pertunangannya dalam sebuah perjalanan bisnis. Mia tidak menyadarinya hingga dia datang ke departemennya sebagai bagian dari pelatihan. Mia akhirnya bekerja sebagai trainer dari sang wakil presdir. Karena sikapnya yang lembut, perlahan Mia pun jatuh hati. Sayangnya, sang wakil presdir sudah memiliki seorang istri ...


Website: www.tbs.co.jp/seiseisuruhodo_love




ON Ijou Hanzai Sousakan Todo Hinako


Tayang: Pada 22.00 mulai Selasa 12 July 2016


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Furuya Kazunao (Sumika Sumire, Ouroboros, S ~ Saigo no Keikan)


Karya asli: ON Ryoki Hanzai Sousahan Todo Hinako oleh Naito Ryo


Genre: Criminal mystery


Pemeran: Haru, Yokoyama Yu, Kaname Jun, Takahashi Tsutomu, Momose Saku, Saito Ryo, Ito Mamiko, Hayashi Kento, Okunuki Kaoru, Mitsuishi Ken, Harada Mieko, Watabe Atsuro, Yamanaka Takashi (guest star), Miura Takahiro (guest star), Mamiya Shotaro (guest star), Sasaki Nozomi (guest star)


Synopsis:


Todo Hinako (Haru) adalah seorang detektif baru yang bergabung dengan divisi investigasi satu Tokyo Metropolitan Police Department (Tokyo MPD). Dia tidak pernah lupa informasi kasus sekali dia melihatnya. Suatu hari, Hinako datang ke TKP seorang pria mati misterius. Pria ini adalah tersangka sejumlah kasus pembunuhan tak terselesaikan. Melihat situasi di TKP, pria ini seperti bunuh diri, tapi rasanya masih sulit diterima. Dan lagi, cara matinya sama seperti kasus pembunuhan yang dilakukannya. Benarkah ini bunuh diri atau dibunuh?


Dengan bantuan rekan-rekannya, Hinako menginvestigasi kasus kematian ini. Ada bayang-bayang gelap dalam hatinya dan dia tertarik dengan psikologi si pembunuh.


Website: www.ktv.jp/on




Furenaba Ochin


Tayang: Pada 23.15 mulai Selasa, 28 June 2016


Stasiun TV: NHK BS Premium


Penulis naskah: Adachi Naoko (Underwear, She, Shitsuren Chocolatier)


Karya asli: Furenaba Ochin oleh Oda Yua


Genre: Romance


Pemeran: Hasegawa Kyoko, Narita Ryo, Toda Naho, Tsurumi Shingo, Sugawara Daikichi, Furuhata Seika, Yamaguchi Mayu, Shinoda Ryoya, Shimoda Shota, Jyonmyon Pe, Yamamoto Hiroshi


Synopsis:


Kamijo Natsu (Hasegawa Kyoko) bingung antara menjadi seorang ibu atau wanita. Dia menyerahkan hidupnya untuk keluarga dan mulai kehilangan sisi wanitanya. Untuk mengembalikan sisi wanitanya, suaminya Yoshiyuki (Tsurumi Shingo) meminta bawahannya Saeki Ryu (Narita Ryo) untuk menggoda Natsu. Tapi ini adalah awal dari asmara terlarang. Natsu akhirnya benar-benar jatuh cinta pada pria ini dibanding suaminya sendiri.


Website: www.nhk.or.jp/pyd/furenaba




Hapimari ~ Happy Marriage!?


Tayang: mulai Rabu, 22 June 2016


Jaringan : Amazon Prime


Penulis naskah: Asano Taeko (Dakara Kouya, Utsukushiki Wana, Ten no Hakobune)


Karya asli: Hapimari ~ Happy Marriage!? oleh Enjoji Maki


Genre: Romance


Pemeran: Dean Fujioka, Seino Nana, Shirasu Jin, Shinoda Mariko, Nukimizu Yoichi, Kondo Yoshimasa, Yamazaki Ginnojo, Washio Machiko, Fujiwara Norika (guest star), Ono Takehiko


Synopsis:


Takanashi Chiwa (Seino Nana) adalah seorang office lady yang juga bekerja di club karena memiliki hutang. Suatu hari dia bertengkar dengan seorang pelanggan tampan dan kaya hingga dipecat. Hati berikutnya, Chiwa bertemu bosnya dan melihat pria semalam di sana. Pria ini adalah Mamiya Hokuto (Dean Fujioka). Hokuto tiba-tiba mengajukan kontrak pernikahan dengan Chiwa. Meski Chiwa awalnya menolak ide itu, tapi dia tidak punya pilihan salin menerimanya. Mereka melalui banyak waktu sulit hingga akhirnya jadi pasangan sebenarnya.


Website: www.amazon.co.jp/primevideo




Yamikin Ushijima-kun Season 3


Tayang: Pada 00.50 mulai Rabu, 20 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Fukuma Masahiro (Sengyoushufu Tantei, Yamikin Ushijima-kun Series)


Karya asli: Yamikin Ushijima-kun oleh Manabe Shohei


Pemeran: Yamada Takayuki, Ayano Go, Mitsumune Kaoru, Nakamura Tomoya, Sasaki Kokone, Honda Chikara, Hisamatsu Ikumi, Koseta Mayu, Konno Ayuri, Sasaki Mai, Usui Saryu, Kizaki Jessica, Koda Lili, Mouton Ito, Makita Sports, Takahashi Maryjun, Sakimoto Hiromi, Yabe Kyosuke


Synopsis:


Mayumi (Mitsumune Kaoru), yang bekerja di perusahaan penerbitan, bertemu pria misterius yang menyebut dirinya Shindo (Nakamura Tomoya). Karena dikatakan oleh peramal dia akan ‘ditakdirkan bertemu’, dia memerhatikan ini. Tapi yang menantinya justru pertemuan dengan Ushijima Kaoru (Yamada Takayuki), bos dari Cowcow Finance, yang terkenal di pasar gelap. Cowcow finance meminjamkan uang dengan bunga 5% tiap 10 hari dan memanfaatkan jasa penagih hutang.


Website: ymkn-ushijima-movie.com/dorama




Keiji 7-nin Season 2


Tayang: Pada 21.00 mulai Rabu, 13 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskahs: Mano Katsunari (Keiji 7-nin Season 1, ST Aka to Shiro no Sousa File, Shinzanmono), Oishi Tetsuya (Keiji 7-nin Season 1, Scapegoat, Keiji no Manazashi), Morishita Tadashi (Saikyou no Futari, Kakushou, Taburakashi)


Genre: Detective


Pemeran: Higashiyama Noriyuki, Takashima Masahiro, Kataoka Ainosuke, Suzuki Kosuke, Kurashina Kana, Tsukamoto Takashi, Yoshida Kotaro, Kitaoji Kinya


Synopsis:


Dikenal sebagai pemakaman para detektif, seksi 12 adalah seksi untuk para detektif yang tidak bisa dipecat. Amagi Yu’s (Higashiyama Noriyuki) dipindahkan ke unit investigasi bergerak Tokyo MPD, Katagiri Masatoshi’s (Yoshida Kotaro) dipromosikan dari mantan kepala seksi menjadi kepala divisi; Yamashita Takumi’s (Kataoka Ainosuke) dipindahkan ke unit misterius yang disebut Pusat Predisi Kejahatan Masa depan dan profesor forensik sains Domoto Shuntaro’s (Kitaoji Kinya) yang penampilannya mengubah lingkungan.


Website: www.tv-asahi.co.jp/keiji7_02




Ie Uru Onna


Tayang: Pada 22.00 mulai Rabu, 13 July 2016


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Oishi Shizuka (Contrail, Second Love, Kazokugari)


Pemeran: Kitagawa Keiko, Imoto Ayako, Usuda Asami, Chiba Yudai, Kudo Asuka, Nakamura Toru, Araki Yuko, Kajihara Zen, Suzuki Hiroki, Honda Chikara, Ryo (guest star), Nakano Yuta (guest star), Haida Shoko (guest star), Tomosaka Rie (guest star), Yamada Maho (guest star), Watanabe Tetsu (guest star), Kato Kazuko (guest star), Kino Hana (guest star), Tonesaku Toshihide (guest star), Ono Yuriko (guest star)


Synopsis:


Dengan Olimpiade Tokyo yang hanya berjarak empat tahun, ada pemaksaan jual beli rumah-rumah di Tokyo. Sagenya Machi (Kitagawa Keiko) adalah supersales. Tidak ada rumah yang tidak terjual di tangannya. Machi mencari masalah dari klien dan keluarganya. Saat dia menyerang mereka, dia menyelesaikan masalahnya sekaligus dan menjual rumah yang merupakan pembelian terbesar hidup mereka.


Website: www.ntv.co.jp/ieuru




Shihei ~ Death Cash


Tayang: Pada 00.10 mulai Kamis, 14 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Yoshida Kaiki


Genre: Horror suspense


Pemeran: Matsui Jurina, Totsugi Shigeyuki, Kiyohara Kaya, Kawaei Rina, Hayama Shono, Nakamura Yurika, Nishida Mai, Shison Jun, Yamada Yuki, Yoshioka Riho, Kakei Toshio


Synopsis:


Seorang mahasiswi, Minami Yuka (Matsui Jurina) mendengar soal “death cash” dari adiknya (Kiyohara Kaya) yang suka dengan kisah horor. Disebutkan jika orang mendapatkan uang itu, dia akan mendapatkan kutukan. Saat ‘death cash’ ini digunakan, gambar Fukusawa Yukichi yang muncul pada lembaran 10.000 yen akan berubah hitam dan pemakainya akan bertemu kematian yang buruk. Yang Yuka tidak tahu, ini bukan Cuma legenda masyarakat.


Suatu hari, teman Yuka Tachibana Ikumi (Nishida Mai) meninggal tiba-tiba secara misterius. Ada banyak lembaran uang 10.000 yen di sekitar jasadnya dan dua mata Fukusawa Yukichi berubah menjadi hitam. Setelah itu, orang-orang di sekitar Yuka dikutuk oleh ‘death cash’. Dengan bantuan detektif Iwamoto Takeshi (Totsugi Shigeyuki), yang mencari cara mengungkap kasus ini, mereka mulai menemukan polanya.


Website: www.tbs.co.jp/DeathCash




Onnatachi no Tokusou Saizensen


Tayang: Pada 20.00 mulai Kamis, 21 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskah: Fukasawa Masaki (Doctor Car, Keishichou Zero-gakkari, ST Aka to Shiro Sousa File)


Genre: Detective


Pemeran: Takashima Reiko, Miyazaki Yoshiko, Takahata Atsuko, Watanabe Ikkei, Aijima Kazuyuki, Iida Kisuke, Fuke Norimasa, Masuzawa Nozomu, Konno Narumi, Sugiura Kotono, Izumikawa Miho


Synopsis:


Polisi Muromachi Kyoko (Takashima Reiko) dan Ichijo Yayoi (Miyazaki Yoshiko) bekerja sama sementara mantan detektif Yasaka Misuzu (Takahata Atsuko) sekarang adalah koki kafe. Ketiga wanita ini sangat suka gosip. Mereka membahas soal apa yang mereka dengar. Gosip itu tentang informasi investigasi dan analisis kasus dari perspektif berbeda. Mereka mulai menemukan petunjuk tak terduga yang terhubung dengan penyelesaian kasus.


Website: www.tv-asahi.co.jp/onnatokusou




Hajimemashite, Ai Shiteimasu


Tayang: Pada 21.00 mulai Kamis, 14 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskah: Yukawa Kazuhiko (Gisei Fuufu, Marumaru Tsuma, Kaseifu no Mita)


Genre: Family


Pemeran: Ono Machiko, Eguchi Yosuke, Hayami Mokomichi, Sakai Maki, Yo Kimiko, Fuji Tatsuya


Synopsis:


Umeda Mina (Ono Machiko) adalah seorang pianis terkenal dan ayahnya adalah konduktor terkenal. Dia punya tujuan untuk menjadi pemenang dalam kompetisi piano internasional. Tetapi usahanya selalu gagal dan sekarang kesempatan terakhirnya di usia 35 tahun. Mina menikah dengan Shinji (Eguchi Yosuke) selama 10 tahun, tapi mereka tidak memiliki anak. Suatu hari, seorang anak kecil dengan wajah penuh luka masuk ke kebun mereka. Terkuak kalau anak kecil ini dianiaya. Tapi beberapa hari kemudian, anak kecil ini muncul lagi. Merasa kalau ini takdirnya, Shinji memutuskan mengadopsi anak ini secara rahasia.


Website: www.tv-asahi.co.jp/hajimemashite



Kelanas’s note:


Dari beragam drama di bagian pertama ini, Na ngikuti Sukina Hito ga Iru Koto. Ya, tipikal cerita komik tapi lumayan manis sih. Lagipula pasti banyak yang nungguin kan, karena ada si cakep dek Yamazaki Kento dan abang Miura Shohe pula. Buat yang nggak pengen terlalu banyak mikir, ini drama yang sip. Awas kalau laper nanti, karena di drama ini ada banyak kue-kue enak.


Nah buat mengimbanginya, Na juga ngikutin yang rada serius. ON-Todo Hinako. Ketemu Haru lagi deh di sini, setalah di Sekai Ichi Muzukashii Koi. Sebenarnya Na lebih penasaran sama abang Yokoyama Yu. Wajahnya itu ... keplak-able banget tapi bikin meleleh. Na masih kebayang wajah dia jadi penjahat di Hidarima Tantei Eye (2010) yang lalu deh. Ntah kenapa, menurut Na, akting Haru di sini sama aja dengan di Sekai Ichi deh. Hmmm ... kamu perlu menunjukkan karakter berbeda nih, Haru.


Oh ya, dramanya Takei Emi yang Seisei Suru Hodo, Ai Shiteru juga layak masuk list lho. Na udah nyicip episode pertama. Menarik sih, tapi agak terlalu manis buat Na. Hahahaha. Jadi sementara Na tangguhkan dulu lanjut nontonnya.


Tenang aja, drama musim panas nggak Cuma segini kok. Masih ada list-nya di bagian berikutnya. Sampai jumpa


Cr. All English text from www.jdramas.wordpress.com


Kelana hanya menerjemahkan dalam bahasa Indonesia


Posting at www.elangkelana.net


 
Bening Pertiwi 15.05.00
Read more ...

Halo semua! Apa kabar nih, habis libur Lebaran? Mohon maaf atas semua salah dan khilaf ya. Dan juga maafkan Na, karena baru bisa muncul kembali sekarang. Terimakasih buat yang udah setia nungguin tulisan Na. Kali ini masih lanjut cerita cintanya Reiji-Misaki. Selamat membaca ^_^



SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 04 part 2. Reiji masih melanjutkan saran dari presdir Wada. Kali ini mereka melakukan perjalanan. Reiji membuat alasan untuk mencari chef baru bagi restoran hotel barunya.


Di satu kesempatan, Reiji dan Misaki mampir ke pantai. Reiji tidak menyangka kalau Misaki akhirnya tahu soal hoby-nya yang menyukai jamur dan mengatakan itu bukan hobby menjijikan, justru menyenangkan. Dan tanpa sadar, sisi kekanak-kanakan Reiji pun muncul



Chef Tanaka, kepala koki yang dituju Reiji tengah mempersiapkan masakan di dapur. Tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan para waiter yang membicarakan Reiji. Sepertinya sang chef sudah tidak kaget lagi dengan hal ini. Kemungkinan ada banyak hotel lain yang juga sudah menghubungi dan merekrutnya untuk bergabung.



Makan malam Misaki dan Reiji. Misaki begitu menikmati masakan sang chef, sementara Reiji berkali-kali minum anggur supaya agak mabuk. Misaki mengomentari itu dan Reiji mengatakan itu karena makanannya yang enak, hingga ia banyak minum.


“Sepertinya saya sangat suka dengan masakan Chef Tanaka,” komentar Misaki.


“Aku juga...suka.” ucapan Reiji seperti pengakuan. Tapi tahu situasinya, ia pun meralat dan mengacu pada makanan di depannya. Berbelit Reiji berusaha mengungkapkan isi hatinya pada Misaki. Tapi akhirnya yang keluar dari bibirnya hanya kekaguman pada makanan dan dekorasi meja mereka. Alkohol ternyata tidak banyak membantu.



Di kamar, Reiji meringkuk memeluk bantal sambil menelepon. Ia mengadu pada presdir Wada kalau usahanya kali ini kembali sia-sia.


Tapi presdir Wada menanggapinya dengan santai, “Masih ada kesempatan terakhir.”


“Aku masih punya kesempatan terakhir?” Reiji heran. Ia pun berdiri dari pojok kamar.


“Dia saat ini sedang memikirkan perasaanmu lagi. Padahal atmosfernya seakan mau menyatakan cinta, tapi tidak berkata apapun. Apa ini hanya salah paham?” lanjut presdir Wada.


Reiji menyimak itu semua. Ia bahkan masih sempat membuat catatan, meski presdir Wada mengatakan tidak perlu dicatat.


“Membuatnya berpikir tidak ada apapun sampai akhir, lalu persiapkan ending yang terbaik. Buket mawar,” ucapan presdir Wada ini sempat diprotes Reiji karena tampak klise. Tapi presdir Wada tetap melanjutkannya, “Jika kamu jelaskan pada resepsionis, mereka mau memesankan dan menyiapkannya untukmu. Masukkan ke bagasi mobil, lalu berikan saat kalian berpisah. Kamu harus melakukannya kali ini!”


Reiji tiba-tiba saja menjadi bersemangat, “Aku merasa aku bisa melakukannya. MAWAR!”



Hari berikutnya, Reiji dan Misaki dalam perjalanan pulang. Reiji terus saja memandangi jalanan di depannya dengan serius di belakang kemudi. Kepalanya masih dipenuhi soal mawar. Apa yang akan dilakukannya?


Di sebelah Reiji, Misaki mencoba mengajaknya bicara. Ia membahas soal tujuan mereka datang ke hotel itu, untuk menarik Chef Tanaka ke hotel mereka. Menurut Misaki, sang chef sudah mendapatkan banyak tawaran juga dari hotel lain, sehingga kemungkinan akan sulit. Tapi Reiji masih tidak bisa fokus. Ia menanggapi ucapan Misaki sekadarnya saja.


Sampai di tempat tujuan, Misaki turun. Reiji masih mencoba memberanikan diri. Mawar dalam ukuran besar sebenarnya sudah tersedia di bagasi belakang mobilnya. Saat Misaki akan pergi, Reiji mengingatkan agar Misaki memeriksa sekali lagi apakah ada barang yang tertinggal. Misaki pun menurut saja. Reiji bertarung dengan dirinya sendiri untuk menyerahkan mawar itu atau tidak. Hingga akhirnya Misaki membuyarkan perseteruan dalam hati Reiji dan pamit pergi. Reiji kembali gagal menunjukkan perasaannya pada Misaki.



Di rumahnya yang mewah, Reiji memetiki kelopak mawar itu dengan wajah merengut. Sekt.Maiko dan sopirnya hanya bisa memandangi sang bos dan mendengarkan curhatnya dengan setia.


“Aku sudah tahu bahwa mengikuti strategi Wada saja adalah hal yang konyol. Aku sudah tahu saat melakukan hal seperti anak kecil. Tapi, kupikir aku tidak bisa bilang tidak akan melakukannya. Aku berpikir saat itu aku bisa melakukannya. Kupikir jika sudah dipojokkan seperti itu, aku pasti bisa mengatakannya. Tapi aku tetap tak bisa mengatakannya. Aku selalu berpikir tidak bisa bilang karena malu. Tapi itu salah. Aku takut. Aku takut jika setelah ia tahu perasaanku, ia akan jadi membenciku. Aku takut ditolak oleh dia yang umurnya 10 tahun lebih muda. Padahal Presdir, tapi ditolak karyawan baru, Aku takut menghadapi diriku yang seperti itu. Makanya sampai akhir pun, aku tetap tak bisa mengatakan dan terus melarikan diri.”



Reiji akhirnya berhenti memetiki kelopak mawar itu. Ia duduk salah satu sudut rumahnya. Sekt.Maiko dan sopirnya Katsunori-san pun ikut bersimpuh di dekat Reiji.


Perlahan, air mata Reiji pun mengalir, “Kenapa aku tak bisa mengatakan 2 suku kata "suka"? Aku yang selama ini membesarkan perusahaan dan melampaui apapun yang menghadang. Aku yang demi memenuhi target perusahaan, sudah mengatakan "pecat" pada berpuluh-puluh orang. Kenapa padanya, dua suku kata "suka" itu tidak bisa kukatakan?”


Reiji berpaling pada dua orang karyawanya itu, “Selama ini kalian sudah membantuku. Terima kasih, ya. Tapi, aku sudah capek. Gara-gara aku menyukai dia, aku harus menghadapi diriku yang pengecut. Aku sudah capek.”


“Karena ingin Presdir bahagia, sepertinya saya telah memaksakan Anda. Maafkan saya,” kali ini sekt.Maiko yang bicara.


“Tidak. Aku berterima kasih. Tapi, mulai hari ini tolong lupakan diriku yang menyukai Shibayama Misaki,” pinta Reiji akhirnya.



Pagi berikutnya. Presdir Wada sedang memeriksa berkas di mejanya saat sekretarisnya datang dan mengatakan ada telepon dari sekt.Maiko.


“Dia bilang tolong lupakan soal tentang Presdir Samejima dan Shibayama Misaki,” ujar si sekretaris.


Presdir Wada melirik dan tersenyum, “Dia gagal, ya...”


Si sekretaris itu juga bilang kalau sekt.Maiko ingin bertemu lagi dan mengucapkan terimakasih.



Pagi ini Misaki mendapatkan telepon. Dari yang mereka bicarakan, chef Tanaka masih belum memberikan keputusan soal pilihannya. Tapi ia tampak tertarik untuk bekerja di hotel milik presdir Wada.


Saat Misaki cerita soal itu, rekan-rekan karyawan lainnnya sudah bisa paham. Tidak ada yang tidak tertarik dengan hotel milik presdir Wada, yang selama ini jadi hotel terbaik. Dan kegiatan kantor pun kembali seperti semula. Tapi mereka heran, karena hari sudah cukup siang tetapi presdir Reiji masih belum datang.



Seperti biasa Reiji berangkat ke kantor ditemani sekretaris dan sopirnya. Hari ini wajah Reiji sudah berbeda, kembali seperti Reiji yang dulu, dingin dan sadis.


“Pada dasarnya, mendiskusikannya pada Wada saja sudah salah. Aku bilang akan membawa tunangan saat pesta karena ingin menang dari Wada. Jika berjalan lancar karena strategi dia, aku harus balas budi seumur hidup,” cibir Reiji dari kursi belakang. “Sudah kuputuskan. Mulai hari ini, aku hidup dengan mencintai ikan medaka dan jamur saja. Dengan begini, aku bisa mencurahkan semua pada pekerjaan,” tegasnya pula.



Hari sudah malam saat Mahiro keluar bersama ketua tim Goro-san. Mereka baru saja rapat bersama. Ketua tim Goro mempersilahkan Mahiro untuk pulang duluan karena sudah malam.


“Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan bersama?” Mahiro menawarkan.


“Maaf, hari ini aku sudah ada janji sebelumnya,” tolak ketua tim Goro.


Mahiro pun mencoba mengerti. Saat ketua tim Goro sudah pergi, ia menghembuskan nafas panjang. Mahiro menyukai ketua tim Goro-san, tapi masih belum berani mengungkapkan rasa sukanya itu.



Kemana Reiji pergi? Hari itu Reiji tidak berangkat ke kantor, melainkan datang lagi ke hotel tempat chef Tanaka bekerja. Tamu lain sudah pergi, tapi Reiji masih menunggu. Hingga akhirnya sang chef tidak punya pilihan selain menemui Reiji.


“Saya senang Anda datang ke sini lagi, tapi apa Anda belum dengar dari karyawan wanita yang datang ke sini beberapa waktu lalu, 'kan? Saya sudah menghubungi untuk menolak tawaran. Sudah saya putuskan untuk bekerja di Stay Gold Hotel,” ujar chef Tanaka, lugas dan jelas.


“Kenapa Anda memutuskan seperti itu?” tanya Reiji.


“Antusiasme. Saya juga tertarik dengan Samejima Hotels, tapi saya kecewa. Saya pikir saya akan lebih dibutuhkan lagi. Saat Presdir Wada datang makan di sini, saya mendapat pujian tertinggi darinya,” chef Tanaka lalu pamit pergi.


Tapi ucapan Reiji menghentikan sang chef, “Wada-san, seberapa banyak minum saat itu?”


Chef Tanaka bingung, tapi juga mengingat-ingat lagi, “Kalau tidak salah, 1 botol wine untuk 2 orang.”


Tapi Reiji masih belum menyerah. Justru inilah strateginya, “Waktu itu, kami membuka 3 botol untuk 2 orang. Hari ini saja aku sendiri minum sebotol. Biasanya aku yang hanya minum 1-2 gelas wine. Kenapa bisa minum sebanyak itu? Itu karena kekuatan masakan Tanaka-san. Maaf jika saya kurang dalam berkata. Manusia seperti saya tipe yang tidak bisa bilang suka pada sesuatu yang benar-benar disukai. Justru saya pikir tidak sopan jika memuji sesuatu hanya dengan mencobanya sekali. Makanya, saya datang dan mencobanya lagi dan dengan perilaku dan sikap seperti ini, saya pikir Anda akan memahaminya bahwa saya menyukai masakan yang dibuat Tanaka-san lebih dari siapapun. Terima kasih atas makanannya. Saya akan datang lagi.” Reiji mengambil lap dan membersihkan bibirnya, bersiap pergi.


Tapi chef Tanaka menahannya. Ia pun meraih tangan Reiji, “Anda tidak usah datang lagi ke sini. Saya akan tolak tawaran Presdir Wada,” ujar chef Tanaka sambil menjabat tangan Reiji erat.



Berita soal chef Tanaka yang akhirnya memilih Samejima hotel sampai juga pada para karyawan. Mereka memuji kemampuan sang bos untuk meyakinkan chef satu itu.


Saat itu Reiji baru saja datang bersama sekt.Maiko. Keluar dari lift, Reiji mengajak sekt.Maiko untuk berlari masuk. Sekt.Maiko menurut saja, mengikuti bos-nya berlari dan masuk ke ruangan. Sementara para karyawan hanya bisa keheranan melihat tingkah sang bos yang tidak biasanya.



Reiji masuk ke ruangannya. Ia mengintip Misaki dari balik kaca yang tertutup sebagian lalu menutupnya lebih rapat. Reiji berjongkok di balik kaca itu, galau.


Sudah siang saat Misaki masuk ke ruangan presdir. Tapi sekt.Maiko menahannya dan mengatakan kalau Reiji tengah sibuk. Akhirnya Misaki hanya menyerahkan rancangan renovasi pintu masuk dan lobi hotel yang sudah dibuatnya pada sekt.Maiko.


Sekt.Maiko masuk ke ruangan Reiji dan meletakkan berkas dari Misaki tadi di meja Reiji, “Setelah ini, saya akan memberi sekotak kue pada Presdir Wada. Apa ada pesan?”


“Bilang kalau mau tahu cara merekrut koki, kapanpun akan kuberitahu,” ujar Reiji dengan sengak.


Sementara itu telur ikan medaka di akurium milik Reiji mulai berkedut. Sepertinya mereka akan segera menetas.



Karyawan sudah berangsur-angsur pulang. Tapi Misaki masih berada di mejanya. Ajakan minum pun ditolak Misaki dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus ia bereskan.


“Kalau sudah selesai, kita ada di restoran biasanya, ya. Datang saja.”


Kedua karyawan pria ini beranjak pergi. Tapi di depan lift, mereka bertemu Katsunori-san yang datang sambil membawakan kotak makan malam. Katsunori kaget saat melihat Misako ternyata masih ada di kantor, pada karyawan lainnya sudah pulang. Misaki heran karena Katsunori-san membawakan kotak makanan, artinya Reiji masih ada di kantor.



“Air susu dibalas air tuba. Presdirmu bisa-bisanya melakukan itu padaku,” keluh presdir Wada saat bertemu dengan sekt.Maiko di tempat biasa.


“Saya benar-benar minta maaf.”


“Kalau SDM penting dirampas seperti itu, aku juga harus membalasnya, ya. Kamu juga tanggung jawab, ya,” ujar presdir Wada, kembali misterius.


“Maksudnya tanggung jawab?” sekt.Maiko heran.


“Untuk awalnya, Bbagaimana kalau kamu jadi pacarku?” tawar presdir Wada kemudian.


“Tolong hentikan candaannya,” sekt.Maiko berusaha menutupi rasa canggung yang muncul tiba-tiba.


“Tidak puas kalau denganku? Apa kamu tahu kenapa aku mau membantu Samejima-kun? Untuk mendekati kamu, tahu,” rayu sang presdir lagi.


“Anda tahu 'kan bahwa Samejima menganggap Anda sebagai rival? Aku yang merupakan sekretarisnya, sudah pasti tidak mungkin berpacaran dengan Wada-san.”


“Apa tidak apa bilang "sudah pasti"?” sindir presdir Wada.


“Bukannya banyak wanita lain yang lebih cocok dengan Wada-san?”


“Kalau tidak suka, bilang saja tidak suka,” goda presdir Wada lagi. Tapi tiap apapun jawaban sekt.Maiko selalu bisa dijadikan bahan untuk menggodanya kembali.



Misaki mencegat Katsunori-san yang baru saja keluar dari ruangan Reiji, “Permisi, Presdir masih juga belum pulang, ya?”


“Ya. Sepertinya hari ini dia akan menginap,” Katsunori-san lalu pamit pergi.



Tapi Misaki belum menyerah. Pelan, ia membuka ruangan sekt.Maiko. Tapi di depan pintu ruangan Reiji, Misaki berhenti. Misaki mengetuk pintu itu.


“Presdir? Sebentar lagi ikan medakanya menetas, kan? Kalau boleh, aku ingin melihatnya bersama.”


Misaki menunggu, tapi tidak ada jawaban apapun dari Reiji. Reiji sendiri bingung akan membukakan pintu itu atau tetap diam saja. Tapi akhirnya Reiji mengambil pilihan kedua. Tangannya terulur membukakan pegangan pintu untuk Misaki.



Reiji meletakkan makan malamnya. Dan kini ia duduk bersebelahan dengan Misaki, menunggu ikan medaka-nya menetas.


“Katanya Chef Tanaka akan kerja di perusahaan kita, ya,” Misaki mencoba mulai pembicaraan. “Bagaimana cara Anda membujuknya?”


“Tidak ada yang khusus, kok,” ujar Reiji datar, tidak tampak antusias.


Misaki makin tidak enak melihat presdirnya seperti itu, “Saya telah membuat Presdir marah, ya?”


“Tidak, kok. Kenapa berpikir begitu?” Reiji hanya melirik sekilas.


“Tidak. Sejak pergi bertemu Chef Tanaka, Anda seperti menghindari saya.”



Tapi obrolan mereka teralihkan saat Reiji melihat ikan medaka-nya menetas dan berseru girang. Kedua orang ini lalu memperhatikan ikan medaka yang keluar dari telur mereka satu per satu.


“Lucu sekali, ya,” puji Misaki.


Reiji pun terbawa suasana. Tidak sadar, hingga ia pun berucap, “Aku suka kamu.”


Misaki tertegun mendengar ucapan Reiji. Pun saat Reiji sadar akan ucapannya, ia heran sendiri. Keduanya Cuma saling pandang, salah tingkah.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 1


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Sekali lagi, Na minta maaf ya, sudah membuat kalian menunggu lama untuk lanjutan sinopsis satu ini. Efek liburan panjang, hahahaha. Oh ya, drama-drama musim panas juga sudah mulai tayang ya. Na belum ngecek semua sih. Tapi semoga ada yang menarik untuk diikuti ^_^


 
Bening Pertiwi 14.59.00
Read more ...