SINOPSIS Kaito Yamaneko 01 part 1

SINOPSIS dorama Kaito Yamaneko episode 01 part 1.  Proyek kedua yang Na kerjakan di season kali ini. Semoga waktu dan tenaga Na cukup ya, buat mengawal sinopsis satu ini dan satunya lagi sampai selesai. Selamat membaca.


Bushido. Secara harfiah berarti ‘jalan ksatria; dan digunakan untuk mendeskripsikan cara hidup samurai dan nilai moral. Seperti sakura yang menjadi simbol Jepang, adalah bunga dengan akar dalam tanah negeri ini.



Adegan dibuka dengan seorang pria yang tengah dipukuli di sebuah tempat gelap. Tapi, alih-alih ketakutan, pria ini justru ‘bernyanyi’ dengan kerasnya. Ia mengkritik soal sistem social yang makin jauh dari bushido.


Oleh orang-orang yang memukulinya, pria ini dibawa di sebuah mobil. Tubuh mereka terguncang-guncang karena jalanan yang tidak rata. Tahu ada kesempatan, pria muda ini melarikan diri dari para penawannya. Ia jatuh di jalanan masih dalam keadaan babak belur. Dengan tubuh penuh luka, pria ini berusaha bangun. Pelan dan sempoyongan, ia berjalan. Di bibirnya tergumam sejumlah syair menemani langkahnya di bawah buatnya bulan purnama.



Tokyo, 2016


Sesosok manusia mengenakan topeng kucing berdiri di atas gedung dengan latar belakang bulan yang bulat. Orang ini berdendang dengan suara paraunya. Sesekali kakinya yang hanya mengenakan sandal menggaruk yang lain karena gatal. Ia lalu mengeluarkan pistol tali kemudian menembakkannya ke gedung seberang. Setelah yakin talinya kencang, dia kemudian meluncur. Untuk bisa masuk dia perlu melubangi kaca terlebih dahulu. Tapi itu bukan perkara sulit bagi si topeng kucing. Kelakuannya persis seperti pencuri.


Setelah di dalam, alih-alih segera bekerja, si topeng kucing justru menyalakan kamera yang dibawanya yang mulai merekam. Dia membuka topengnya, dan tampaknya wajah seorang pria berkacamata.


“Sasaran pada 6 Januari sambil bernyanyi soal cinta dan kedamaian adalah organisasi politik baru yang disebut ‘Shining Peace’. Atau dengan kata lain, sumber uang mereka. Sebenarnya mereka mendapatkan pendapatan dari suap.”



Pria ini beranjak ke ruangan lain. Di sana ada computer yang menyimpan data pelanggan. Tanpa ragu ia memasukkan penyimpan dan bersiap memindah data. Tapi belum selesai, tiba-tiba computer itu menampulkan tulisan ‘no data’.


Dari seberang ada suara memeringatkan si pria ini yang disebut ‘Yamaneko’ (Kamenazi Kazuya) karena sistem keamanan sudah kembali. Itu artinya ada yang ikut campur dengan urusan mereka. Dan kemungkinan pelakunya adalah Mao atau ‘devil king’. Mao dikenal sebagai seorang hacker jenius. Dan hanya dia yang bisa melawan kelompok Yamaneko. Suara dari seberang juga mengingatkan Yamaneko kalau polisi sudah tiba.



Di bawah, seorang polisi wanita berkaca mata yang cantik baru keluar dari mobilnya. Ia mempersiapkan senpi-nya.


Tapi, dari belakang muncul pria lain. Seorang detektif senior yang iseng memegang pantat si polisi wanita, “Wajah baru yang masih segar.”


“Aku akan melaporkanmu karena cabul,” ancam si polisi wanita.


“Silahkan. Aku akan membuat kasusnya berhenti.”



Situasi cukup rumit. Anggota tim Yamaneko ternyata menunggu di dalam truk tertutup. Si pria bertugas sebagai hacker yang membantu dalam menjebol sistem keamanan. Keduanya memantau dari truk itu, sementara Yamaneko beraksi. Mereka sudah memperingatkan Yamaneko jika polisi sudah datang.


Tidak berhasil mendapatkan data dari computer, Yamaneko bergeser ke sisi lain ruangan. Setelah menjatuhkan semacam rak, ia menemukan pintu brankas di belakangnya. Pelan, ia mencoba membuka brankas itu dan menemukan setumpuk uang di sana.


Polisi meringsek masuk. Dipimpin oleh si detektif pria, mereka menyerbu masuk. Meski datang dengan tim dan peralatan lengkap, mereka tidak berhasil menemukan apapun selain brankas yang sudah dikuras habis dan tidak ada seorangpun di sana.



Di atap, si polisi wanita menodongkan senpi-nya, “Berbalik! Tangan di atas!” rupanya ia menemukan Yamaneko yang melarikan diri dan kini ada di atas gedung. “Jangan bergerak!”


Tapi Yamaneko sama sekali tidak gentar, “Kalau kau berniat menembak, kau akan langsung menembak sejak tadi. Benar kan, detektif baru?” ledek Yamaneko. Ia kemudian loncat dari atap gedung.


Panic, si polisi wanita menyusul ke sisi gedung. Tapi kekhawatirannya sama sekali tidak terbukti, karena Yamaneko ternyata jatuh di atas sebuah benda empuk yang sudah diletakkan di atas truk. Truk itu pun berhasil membuat Yamaneko melarikan diri. Misi menangkap Yamaneko gagal.



Si polisi wanita masih tampak kesal, “Bagaimana kau tahu dia akan di atap?” tanyanya pada si detektif pria.


“Karena masuk dari atas adalah titik buta dalam sistem kemanan mereka. Pengetahuan itu penting. Tapi tidak ada gunanya kalau kau tidak bisa menangkapnya.”



“Sakura-chan!”


Merasa dipanggil, si polisi wanita bernama Sakura (Nanao) ini mencari sumber suara. Ia kemudian mengenali orang yang memanggilnya adalah seniornya dulu, Katsumura (Narimiya Hiroki). Sakura kemudian mendekati sumber suara itu.


“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Sakura.


“Aku tahu dari berita internet. Apa itu benar Yamaneko? Kalau dia merampok, artinya Shining Peace melakukan hal buruk kan?” tembak Katsumura yang merupakan seorang jurnalis ini.


Sakura bicara berbisik, “Sejujurnya, mereka menerima suap.” Belum sempat menyelesaikan penjelasannya, Sakura sudah dipanggil si detektif pria yang mengajaknya segera pergi.



Hari berikutnya. Berita pagi. Organisasi politik baru, Shining Peace mencuri sekitar 50.000.000 yen dengan menerima suap di balik layar. Pencuri misterius ‘Yamaneko’ menunjukkan kejahatan itu dan mencuri uang tanpa membunuh siapapun. Apa dia adalah pencuri yang lembut? Atau penjahat? Atau pahlawan keadilan? Atau iblis?


Katsumura tengah tertidur dengan penutup mata di kursinya saat rekan kerjanya menarik penutup mata itu. Rekan kerjanya mengatakan kalau bos mereka suka dengan berita Katsumura soal Yamaneko ini. Selain itu, saat Katsumura tidur juga ada seorang wanita yang menghubungi dan meninggalkan pesan.


Pesan itu dari si polisi wanita, Kirishima Sakura. Aku menunggumu jam 14.30 di ruang 430 Karaoke Django.



Katsumura menuju tempat yang dimaksud oleh pesan itu. Tapi, alih-alih menemukan si polisi cantik, Sakura, Katsumura justru menemukan seorang pria yang tengah asyik bernyanyi.


Pria itu berbalik, dia mengenakan topeng kucing. Ia menunjukkan artikel di majalah, “Kau yang menulis ini? Kebenaran tentang pencuri misterius, Yamaneko. Di kalimat terakhir, referensi juga berasal dari lagu-lagu Bushido. Kenapa kau memakai ini?”


“Itu … karena aku melihat Bushido dari yang dilakukan Yamaneko,” aku Katsumura di bawah todongan senpi. “Dia memiliki semangat seperti samura sebenarnya yang sudah dilupakan orang di masa kini? Kau tidak perlu malu kan?”


“Sadis! Ini artikel menarik. Tapi, ada dua kesalahan. Pertama, aku bukan pencuri lembut. Kedua, aku bukan pencuri misterius Yamaneko. Aku pencuri misterius yang juga detektif, Yamaneko,” aku Yamaneko.


Katsumura baru mengerti, “Yamaneko?!” ia nyaris tidak percaya.


“Meowwwww!” Yamaneko melepas topengnya dan menunjukkan wajah konyolnya.



Sementara, seorang politikus, gubernur perfektur Tokyo, sedang diwawancarai oleh sebuah stasiun TV soal kasus penangkapan pimpinan Shining Peace.


Ada indikasi kalau sang gubernur dan pimpinan Shining Peace dekat. Tapi sang gubernur mengelak dan mengatakan hanya ‘pernah’ bertemu. Si reporter mengungkap fakta kalau ada saksi yang melihat pimpinan Shining Peace ini beberapa kali keluar masuk kantor gubernur. Si reporter makin memojokkan sang gubernur. Ada kemungkinan kalau sang gubernur juga terlibat dengan kasus yang menimpa Shining Peace. Tapi sang gubernur terus saja mengelak.


“Ada apa denganmu? Ini jadi mirip investigasi!” protes sang gubernur. “Aku diundang datang untuk membicarakan masa depan Tokyo.”


Si reporter tersenyum, “Ah maaf. Tapi ini hal penting yang berhubungan dengan masa depan Tokyo juga.”


Sang gubernur yang kesal akhirnya memilih pergi.


Si reporter mau tidak mau harus melanjutkan acaranya, “Itu membuatnya kesal. Hanya pada program ini, maafkan aku jika kadang aku mengabaikan jurnalis dan jadi investigator.”



Di suatu tempat, Yamaneko dan Katsumura juga menyimak acara wawancara itu. Yamaneko kenal si reporter itu adalah Toudou Kenichiro dan kemungkinan dia selama ini memang sudah sering menggali informasi dengan cara seperti itu.


Katsumura mulai mengocel soal beritanya. Kisah yang ia tulis di majalah tenang Yamaneko akhir-akhir ini terkenal. Jika itu dipublikasikan jadi buku, aku bisa punya acara pemberian tanda tangan, menjadi populer bahkan mendapatkan royalty. Tapi Katsumura kemudian heran, kemana Yamane a.k Yamaneko akan membawanya. Mereka tiba di depan gedung yang tampak terbengkalai dan pintu geser yang berkarat.


“Kau ingin tahu lebih banyak tentang aku kan? Ini tempat persembunyian kami. Jangan bilang siapapun!” pesan Yamane.


“Dia benar-benar bodoh!” keluh Katsumura.



Di balik pintu berkarat itu ternyata ada sebuah bar. Yamane memperkenalkan wanita yang ada di bar itu, Rikako sebagai ahli kendaraan dan pria gendut di sana Hosoda, ahli elektronik. Yamane memperkenalkan orang yang bersamanya itu sebagai Katsumura Hideo, penulis cerita tentang Yamane di majalah.


Sampai saat itu, Katsumura masih belum percaya kalau orang yang bersamanya itu adalah Yamaneko, pencuri terkenal itu. Tapi dasara Yamane, dengan sombongnya dia mengatakan kalau dirinya adalah pencuri canggih yang tidak kenal takut sama sekali. Yamane meminta Rikako-san untuk membuatkan makanan kesenangannya, ramen asin.


Hosoda-san protes, kenapa Yamane membawa-bawa Katsumura masuk. Karena mereka mungkin saja tidak akan membiarkan Katsumura hidup dan pergi begitu saja. Tapi Yamane mengatakan kalau Katsumura juga menulis tentang ‘Mao’. Hosoda akhirnya mengerti, Mao yang dimaksud adalah MAO yang itu. Mao yang merupakan seorang hacker terkenal. Yamane menjelaskan kalau Katsumura mencoba menguak identitas Mao ini lewat tulisannya. Tapi tiba-tiba saja dia berhenti menulis tentang Mao. Artinya Katsumura sudah tahu identitas Mao yang sebenarnya.


“Aku tahu identitas Mao. Mao adalah seorang wanita. Dan lagi dia adalah siswi SMA,” cerita Katsumura.


Hosoda-san tidak percaya kalau hacker jenius itu ternyata masih SMA. Saat tahu fakta ini, Katsumura akhirnya memilih tidak melanjutkan kisahnya tentang Mao. Katsumura pun memutuskan untuk pergi, karena ia tidak bisa membeberkan lebih banyak lagi soal Mao ini.


Tapi bukan Yamane jika menyerah begitu saja. Rikako memberikan Yamane foto-foto Sakura, detektif polisi kenalan Katsumura. Foto itu diambil dari sebuah pemandian air panas. Katsumura langsung heboh menutupi kejahatannya. Ia mengelak kalau dirinyalah yang mengambil foto itu. Tapi tidak ada yang percaya dengan ucapan Katsumura ini. Yamane mengaku kalau ia datang ke apartemen Katsumura dan menemukan foto-foto ini.


“Ahhhh! Karena kau tahu titik lemahku, aku tidak akan mengungkap identitasmu. Itulah kenapa kau sanga terbuka hingga sekarang. Ini tidak lucu!” keluh Katsumura. “Meski harus mengabaikan harga diri, aku tidak akan menyerah dengan ancama itu!”


Tapi Yamane dan yang lain makin heboh. Mereka membicarakan kalau ada foto lain yang lebih vilgar. Tidak bisa menahan diri, Katsumura akhirnya kembali.



Katsumura akhirnya menyerah. Mau tidak mau dia harus mengungkap hasil investigasi yang selama ini dilakukannya.


Takasugi Mao. Seorang anak kelas 2 SMA berusia 17 tahun. Namanya berarti ‘pusat kebenaran’ dan diucapkan juga sebagai ‘Demon King’. Mao adalah hacker jenius. Setelah dia menghack perusahaan, 70% data curian mengalir pada perusahaan legal, Frontier Data Bank. Presdir perusahaan itu adalah Takasugi Naoya, ayah dari Mao. Data itu berisi data sekolah dan data pelanggan. Tapi di balik semua itu, juga ada data illegal. Mao menghack data perusahaan dan memberikan informasi itu pada yahanya.


Sebenarnya, dua tahun silam, ada bukti yang menunjukkan Takasugi Naoya selingkuh dengan seorang ‘gravure idol’ dan menyebar di internet. Tapi sebenarnya itu perbuatan Mao. Dan sebagai hasilnya, perusahaan kacau. Ibunya juga kesal karena skandal itu dan mencoba bunuh diri. Sepertinya, dia selamat, tapi dia masih dalam perawatan di klinik. Mao akhirnya setuju untuk bekerja sama dengan ayahnya.


“Jadi, karena itu kau menghentikan ceritamu tentang Mao?” tanya Hosoda-san



“Aku pikir mengungkap identitas Mao pasti menguntungkan, tapi membuat ayahnya bertanggungjawab juga tidak buruk,” Yamane tiba-tiba punya ide. Ia lalu mengikatkan semacam gelang logam yang diberikan Rikako-san pada tangan Katsumura. “Maukan kau kerjasama denganku?”


“Heh? Ini apa?!”


“Ini? Bom model baru. Kalau kau memaksa untuk melepaskannya atau mengungkap identitas tim ini, maka bom ini akan m-e-l-e-d-a-k. BOOM!!!” ancam Yamane dengan santainya. Dia pun kembali asyik dengan ramen di gelasnya.



Mao sedang makan sendirian di toilet saat dari atas ada yang menyiramkan air. Moe keluar dan menemukan sejumlah gadis seumuran dengannya yang bisa membully-nya.


Alih-alih protes atau melakukan perlawanan, Mao diam saja tapi memandang mereka semua dengan tatapan tajam. Mao bahkan masih tetap diam saja saat para pem-bully itu mulai membuka baju Mao dan akan mengambil gambarnya.



Katsumura dan Yamane menunggu di tangga. Mereka akan menemui Mao. Tapi Yamane justru sibuk dengan penyakit gatal di kakinya, yang disebuat dengan ‘Athlete Foot’. Orang yang ditunggu akhirnya keluar. Mao berjalan keluar dengan pakaian olahraga yang dilengkapi mantel.


“Maaf, apa kau Takasugi Mao? Namaku Katsumura dan aku penulis di majalah mingguan,” Katsumura mencoba menyapa Mao.


Tapi Yamane malah menyerobotnya, “Kau Mao, huh? Apa kau tahu siapa aku? Aku Yamaneko. Karena kau menghapus link antara pemerintah Tokyo dengan organisasi yang korum, bonus pelengkapku hilang! Atau, haru harus protes padamu. Tapi kau hanya bocah lemah yang dibully!” Yamane merebut tas milik Mao. “Keluargamu tidak bahagia karena kau mengungkap skandal ayahmu. Karena itulah, kau terlibat kejahatan. Jangan jadikan dirimua pahlawan menyedihkan. Bodoh!”


Mao bersikap dingin seperti biasa. Ia tidak peduli dengan apapun provokasi Yamane. Setelah merebut kembali tas miliknya, Mao kembali beranjak pergi.


Tapi Yamane tidak menyerah. Ia menunjukkan sejumlah foto, “Kishitani Osamu-san, berusia 72 tahun, tidak bekerja. Dia kehilangan 10 juta yen simpanannya untuk hari itu karena penipuan oleh perusahaan korup. Tokimura Natsuko-san, 68 tahun, tinggal bersama putranya dan suami. Kehilangan 20 juta yen yang disimpannya untuk rumah kedua. Semua orang itu, terluka karena kau menghack data pelanggan mereka. Itu yang kau lakukan!”


“Jadi?” Mao masih saja tenang. “Itu tidak ada hubungannya denganku.” Kali ini Mao benar-benar pergi.



Mao baru saja pulang dari sekola saat ia melihat ayahnya memeluk ibunya yang berlumuran darah. Ayahnya mengatakan jika ibu Mao berniat bunuh diri. Takasugi Naoya, ayah Mao buru-buru membopong Takasugi Asami dan berniat membawanya ke rumah sakit. Dalam bayangannya, Mao melihat ibunya yang berlumuran darah menuduhnya menjadi penyebab semua masalah itu.


Tapi itu semua hanya mimpi. Mao terbangun tepat saat ayahnya masuk ke kamar itu.


“Ada apa?” tanya Takasugi Naoya.


Mao gelagapan mengatakan tidak masalah. Ia pun memberikan data yang baru saja dihack-nya pada ayahnya itu. Naoya-san tersenyum melihat pekerjaan putrinya dan memuji kalau kliennya tentu akan sangat senang.


“Aku kangen ibu … “ bisik Mao saat ayahnya akan pergi.


“Dia belum bisa ditemui. Tapi aku akan katakana perasaanmu, dan dia mengerti kalau dia sangat bersyukur bisa berada di rumah sakit karenanmu. Kau akan segera bisa bertemu dengannya, ok?”


Di tempat lain, Yamane tengah mendengarkan semua pembicaraan Mao dan ayahnya. Rupanya ia menempelkan semacam alat perekam di tas Mao yang sempat diambilnya tadi siang. “Sikap pada orang tua, harus didasarkan oleh cinta. Tapi, jika cinta hilang, kekuatan lain yang akan menggantinya. Dan yang mengandung kekuatan ini adalah tugas.” Di dekat Yamane ada buku berjudul ‘Bushido’ yang diletakkan terbuka tapi tertelungkup ke bawah.



Sakura tengah membuat sketsa tentang wajah Yamaneko saat rekannya, si detektif cabul Sekimoto Shuga datang.


“Gambarnya sedikit berbeda,” komentar det. Sekimoto.


“Kupikir ini sudah benar.”


“Kenapa kau sangat terobsesi padanya?”


Sakura berdiri, “Orang menganggapnya sebagai pendukung pemerintah public. Tapi dia melakukan pencurian yang menyakiti orang dan mencuri uang. Dan dia mungkin juga akan membunuh untuk mencapai tujuannya. Aku tidak bisa membiarkan itu!”


“Yamaneko tidak membunuh orang,” det.Sekimoto memotong ucapan Sakura.


“Itu ilusi. Lalu, kenapa ayahku tiba-tiba meninggal saat perburuan kasus Yamaneko?” tantang Sakura.


“Itu kecelakaan. Itu juga tertulis di laporan investigasi.”


“Aku tidak percaya!” Sakura tetap berkeras.


“Lakukan sesukamu. Tapi jangan libatkan aku.”



Katsumura kembali ke markas Yamaneko dan menemukan Yamane ternyata mengumpulkan banyak foto-foto Mao selama seminggu. Tidak hanya itu, ia bahkan mengambil barang-barang milik Mao. Tapi Yamane menolak saat dituduh mencuri, ia mengaku hanya meminjam saja. Yamane kesal juga karena protes Katsumura.


Ia pun pindah kursi, ke kursi depan bar, “Rutinitas Mao adalah dibully di sekolah, si sore hari. Dan menghack untuk ayahnya di malam hari. Tidak punya teman, tidak ada pacar. Dia bekerja keras untuk mendapatkan informasi online tentang pengembangan obat baru di industry kimia.”


“Menurut informasi ini, kliennya adalah gubernur Tokyo,” sambung Rikako-san, masih asyik dengan kartunya. “Kemarin, presdir Takasugi menghubungi gubernur. Mereka mencari sumber keuangan baru setelah organisasi kemarin diungkap. Kali ini dengan saham. Mereka mengijinkan Mao mendapat informasi dan dia tahu mana saham yang akan naik kemudian membelinya.”


Katsumura memandangai foto-foto lain. Ada foto presdir Takasugi hanya mengenakan handuk baju saja di sebuah hotel. “Bagaimana kau dapatkan ini?”


“Ah, ini … “ Rikako-san mengggoda Katsumura dengan meniup telinganya. “Satu-satunya cara mencari titik lemah pria kan? Aku juga punya ide di mana tempat rahasia mereka. Frontier Data Bank punya tiga gedung, tapi hanya salah satunya saja yang menggunakan sistem pengenal suara terbaru.”


“Kalau begitu, kamu meneliti tipe suara Takasugi Naoya,” sambung Yamane.


“Tapi karena itu sulit, satu-satunya hal adalah menghack sistem kemanan mereka dan mematikannya.”


Dari arah lain Hosoda-san tampak datang. Ia menyampaikan laporan soal Takasugi Asami, ibu Mao. Menurut data, mamanya Mao ini adalah di klinik psikologi di dekat gedung kota. Dalam data, dia adalah pasien tapi dilarang untuk dikunjungi. Yang aneh, dia masuk rumah sakit itu di hari yang sama saat ia mencoba bunuh diri. Normalnya, dia akan dirawat dulu di rumah sakit biasa.



Dan seperti biasa, Yamane mulai melakukan aksinya. Bernyanyi tanpa nada yang jelas, membuat seisi ruangan sakit telinga. Rikako-san dan Hosoda-san yang sudah hafal sifat Yamane ini memilih menutup telingat.


Hanya Katsumura saja yang tidak, “Aku mengerti. Arti dari ‘detektif—pencuri misterius’. Kau menginvestigasi penjahat dan mengungkap kejahatan mereka. Bukankah itu adalah rasa keadilan? Kau berencana mengubah dunia? Kau pura-pura jadi pahlawan? Ini bukan bercanda!”


“Kau mabuk di siang hari?” Yamane asyik mengunyah sedotan sambil tiduran di kursi panjang.


“Mataku terbuka saat mendenga nyanyian ‘buta nada’-mu itu. Tapi ini salah! Tidak peduli berapa banyak targetmu, mencuri kenangan mereka atau menjadi kekasih mereka untuk mendapat informasi, apa kau bercanda?!”


Yamane berubah serius. Rupanya ia sensitive dengan kata ‘buta nada’, “Dengar ini.Aku … TIDAK BUTA NADA!!!” Yamane membanting Katsumur ke kursi. Ia melanjutkan ucapannya, “Apa kau salah paham? Meski kita mencuri uang mereka, mereka tidak akan melaporkan kita pada polisi. Itulah kenapa kami mencari titik lemah mereka. Kami bukan pencuri baik atau apapun. Kami penjahat! Kalau kau coba sekali, kau akan mengerti!”



Katsumura akhirnya mengajak Sakura jalan. Tidak seperti Katsumura yang masih terus berpikir, Sakura justru sangat senang.


“Aku benar-benar senang. Punya partner aneh di divisi pencurian. Tapi, aku ingin bekerja di sana, jadi tidak masalah. Tapi, Sekimoto, atasanku benar-benar menyebalkan. Dan kupikir, dia adalah orang paling cabul. Aku tidak beruntung. Tapi, saat kau mengajakkku kencan, Senpai—senior! Tekanan pekerjaan langsung hilang, semangatku kembali! Ini mengingatkanku pada liburan di kelas 3 SD. Itu salah satu momen tidak terlupakan dalam hidupku. Tapi karena itu cerita lama, ya sudah. Jadi, itu yang ingin kukatakan. Ini kencan kan? Meski kita baru sampai di … rumah sakit?” Sakura heran karena kini mereka ada di depan sebuah rumah sakit. Sakura kemudian mengerti kalau sebenarnya Katsumura mengajaknya keluar hanya untuk mengumpulkan data.


Mereka ditemui oleh seorang pegawai di rumah sakit itu, Tachibana. Saat Katsumura minta bertemu dengan Takasugi Asami, Tachibana-san tampak kaget. Dia langsung mengelak dan mengatakan kalau Takasugi Asami tidak bisa ditemui.



Katsumura kembali ke mobil dan mendapatkan Yamane tengah memberikan salep pada kakinya yang super gatal. Mereka malah berdebat soal panggilan pada Yamane. Katsumura mengatakan kalau Takasugi Asami, ibu Mao tidak ada di rumah sakit. Yamane menelepon Rikako-san yang tengah bertugas.


Yamane lalu menunjukkan sebuah video. Di sana ada Rikako-san yang bertugas mencari informasi dari Takasugi Naoya.


“Aku mengunjungi istrimu pagi ini. Tapi tidak ada di rumah sakit. Di mana istrimu?”


“Aku tidak punya istri lagi. Dia sudah meninggal,” aku Takasugi-san.



Mao sendirian di kamarnya. Dia memandangi foto-foto saat masih bersama ibunya. Foto saat perayaan ulang tahunnya beberapa tahun silam. Mao tidak bisa mengingkari kalau ia begitu merindukan ibunya.



Sementara itu, Yamane juga asyik menyaksikan video ulang tahun Mao. Tampak Mao muda sangat bahagia merayakan ulang tahun bersama ayah dan ibunya itu.


“Dia kelihatan bahagia. Kalau ada yang bisa memberitahunya, senyum itu mungkin kembali,” komentar Katsumura.


“Tidak tahu. Aku tidak bisa membaca pikiran,” elak Yamane.


“Tapi penting mencoba mengerti. Meski kau tidak bisa mengerti satu per sen pun, kau bisa mengubah orang dengan mencoba memahami mereka di dekat mereka. Manusia … “


Yamane masih asyik memainkan barang yang diambilnya dari kamar Mao. Sebuah kotak berwarna kuning yang menjadi hadiah ulang tahun Mao. Tapi Yamane merusak kotak itu hingga kacanya terlepas. Dan Yamane mendadak mendapatkan ide jenius.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Kaito Yamaneko episode 01 part 2


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Yamaneko yang diperankan bang Kame benar-benar misterius deh. Di balik ulah pecicilannya yang bikin ketawa, dia punya sisi gelap yang benar-benar menyeramkan. Errrr

18 komentar:

  1. Pantesan g ngikutin drama I-jun kekeke....ngikutin drama abang sih :D
    Asli, pengen nonton ni cm y gtu deh ^^

    BalasHapus
  2. errrr
    drama i-jun yg mna ya? emang dia ngedrama lagi
    berasa lola dan hilang arah saya
    T,T

    BalasHapus
  3. Eh saia yg salah. Kali muvi yak,
    Lmyan rajin promonya

    BalasHapus
  4. iya, movie sama bang matsu-kenichi
    apa gitu judulnya, malah nggak hapal deh

    eh, udah tau kan kalau om fuku mau ngedrama lagi
    tayang april nanti
    duh, nggak sabar
    penasaran liat si om yg udah laku, ups

    BalasHapus
  5. Eh, really? Genre-ny ap?
    Haha..meski dah laku, banyak tuh fansny si om^^
    Enggak tau klo kli ini ngedrama lg.
    Awalny pengen ngintip drama ayase-haruma, nanya sana-sini kok g ad yg nonton yak ;"(

    BalasHapus
  6. kyaknya drama barunya om fuku itu bakalan romantis deh
    dia jadi musisi gitu
    cocok lah pokoknya

    eh ya, komen soal dramanya haruma-ayase malah di komen satunya, hahahaha

    lama ya, Na nggak bahas o-yong, hmmm
    ok baiklah
    o-yong lagi liburan di kampung halaman, dia share banyak foto2 sama temen2nya
    dia juga butuh rehat dulu kali, hahahaha

    nah, sementara o-yong dan yang lain pada liburan
    eh si bungsu cnblue, jung shin malah lagi siap ngedrama
    judulnya cinderella and the 4 knight, banyak bertabur cowok cakep nih
    tayang april apa ya? lupa
    tapi Na penasaran aja

    kayaknya buat musim semi besok, banyak drakor menarik buat disimak deh
    ada beberapa drakor comeback aktor yg habis wamil, duh ...
    #saveKenari

    BalasHapus
  7. Keren..secara om fuku musisi jg kan.
    Ntar, ngintip dikit2lah haha....inget drama rom2 om fuku yg jadul.

    Tumben, g kerja xD. Iyep, yo2ng kudu nikmatin hid up jg.
    Nyari ap lg yak, klo gak nijmatin.
    Kakak hira yg emak2 lg kena demam drakor hihi...ntarlah ikutan ngintip

    BalasHapus
  8. nah itu
    Na malah blom pernah nonton drama rom-nya om fuku
    gimana2 ? keren ya
    duuuh
    sabar deh, masih lama nunggu tayang

    demam drakor udah menjangkit segala usia emang ya
    hahahaha
    Na malah lagi lumayan tobat sma korea
    dr taon kmaren cm ngikutin satu drama tiap season aja
    males nonton yg laen, meski bnyak yg bilang bagus
    butuh variasi juga ya

    BalasHapus
  9. Sebenerny storyline dramany biasa na, g rom2 GT, biasa kan jpng klo bkin drama agak tersurat-tersirat :D cmn emang om fuku cucok jd sosok jenius yg susah diatur xD
    Aunt nanako jd cewek ambisius yg pinter n teratur hidupny jdnya lucu jg drama tsb.

    Yo2ng g ngedrama lg mmng? Ap puny project musik Lain.
    Haha...y gtu deh na, kdng begadang sampe pagi liat drakor. He he...sama, hira dah jrng bgt ngikutin drakor, yg dorama aj jrng2 aplg yg drakor :D

    BalasHapus
  10. dorama jarang ya storyline-nya bikin baper
    nggak kayak korea, hehehehe
    hmmm ... jadi penasaran, kayak apa sih om fuku masih muda

    gak tau o-yong lagi nyiapin aja
    nggak tau juga mo ngedrama lagi ato nggak
    biarin liburan dulu
    habis ini pasti jadwal makin padat

    eh ini lepi Na malah rada eror
    nggak bisa upload gambar, huhuhu
    ini sementara minjem lepi bapak
    duh, harus nganter si lepo ke dokternya dulu
    semoga nggak lama

    BalasHapus
  11. Hehe...kdng mlh gmn gtu klo drakor.
    Kharisma om yg satu itu mmg g ad duanya :D sampe skrng pun msh difavoritin.

    Kykny karir yo2ng sdh stabil yak.
    Meski cn g meledak kyk boy band tp konsisten d at as.
    Kdng2 ngintip insta yo2ng xD bnyk makananny.

    Waduh, kykny sering jg lepi na k dokter, dulu kykny pas d solo smpt sakit jg. Mungkn pengen ngaso bentar lepinya^^

    BalasHapus
  12. mreka habis pada konser di singapura sabtu kmren
    hmmm ... liburan habis, langsung balik kerja lagi deh

    iya, si o-yong emang hobby posting gambar makanan
    bikin laper n baper aja #eeeeeeh
    tapi narsisnya jg masih parah kok, belum ada tanda2 sembuh, hahahaha

    ini blom jadi ke dokter, tetiba bisa diakses normal lagi
    cuma emang sih, masih ada yg blom beres
    tapi ... malesnya klo nginep di dokternya lama, duuuuh
    klo dipikir, kasian juga sih
    tiap hari dipake, hehehe
    #puk puk si item

    BalasHapus
  13. Knp g sekalian konser dimari? Udh deket, nanggung amat. Nyari kenari jln terus yah^^

    Huum, asli piku2ny bikin laper. Klo enggak narsis bkn yo2ng namanya xD

    Syukurlah...
    Biasa make tiap hari klo g ada pasti kelimpungan :D
    Yg tabah ya lepi, mg awet

    BalasHapus
  14. jangan deh, jangan konser di mari dulu
    kenari Na belum ngumpul nih
    masih mending nggak bisa nonton krn beda negara, daripada konser di mari
    tapi Na nggak bisa nonton
    itu lebih nyesek rasanya #uhukkk

    iya nih, puk puk si lepi deh

    BalasHapus
  15. Kasian Na klo blm konser dimari, fans sini kan mantap tu he he....gpp yak sekali2 galau #blm ngerasain kan kkkk

    Jngn ditanya rasanya kyk ap :D enggak skit kok cm ati mencelat dikit klo bias konser dimari :D

    BalasHapus
  16. udah pernaaaaaaah
    pas 2011 lalu
    dan rasanya ... nyesek parah, huaaaaaa
    #nangisDiPojokan

    BalasHapus
  17. He he..#puk-puk..
    Sayah tau gmn nyesekny

    BalasHapus
  18. begitulah
    nyesek-nya pake banget-nget-nget

    sudahlah
    saatnya ngumpulin kenari lagi, biar bisa nonton suatu saat nanti

    BalasHapus