SINOPSIS Kaito Yamaneko 03 part 1

SINOPSIS dorama Kaito Yamaneko episode 03 part 1. Na akhirnya kembali!!! Tsaaah ... setelah dedek lepi sempat menginap tempat service, akhirnya sekarang sudah kembali. Semoga nggak sakit lagi ya, #puk #puk. Meski agak kesel juga sih diPHP mulu sama mas2 servisan, huh!


Satu buah rahasia baru terungkap. Si polisi mesum, det.Sekimoto ternyata anggota Yamaneko. Dan dia adalah seorang agen ganda? Kira-kira, dia ini bisa dipercaya nggak ya? Di episode tiga ini, kamu juga akan melihat sisi lain dari seorang Yamane. Si konyol yang sebenarnya misterius.




Kembali ke suatu hari di tahun 2013 (episode 1) setelah Yamane berhasil melarikan diri dari sergapan kelompok yang menyekapnya. Sekarang mereka berhadapan di atap gedung, Yamane dan det.Sekimoto. (adegan atap gedung, Na jadi kangen sama death note deh, adegan Light kan banyak di atap tuh)


Yamane berteriak kesal karena merasa dihianati oleh Sekimoto. Kali ini senpi diacungkannya ke arah Sekimoto meminta penjelasan, dimana Yuuki.


“Yuuki Tenmei sudah mati. Itu yang aku tahu!” bentak Sekimoto tidak kalah keras.


“Berhenti main-main denganku!” alih-alih mencarik picu senjatanya, Yamane justru menyerang Sekimoto.


Keduanya saling serang dan saling pukul di atap gedung. Hingga akhirnya Sekimoto terpojok, tangan Yamane sudah mencengkeram erat lehernya.




Masa kini


Perkelahian ini ternyata juga dilakukan di bar milik Rikako-san. Tapi sekarang keduanya melakukannya dengan alat-alat mainan dari balon.


“Apa-apaan mereka, terlihat seperti sedang bermain,” komentar Katsumura melihat kedua orang ini.


Rikako-san yang kesal mengeluarkan senjata mirip bazooka. Ditembakkanya ke arah kedua orang itu, dan keluarlah jaring membuat kedua orang ini akhirnya berhenti. Rikako beralasan kalau sampah terbakar akan dikumpulkan besok, jadi dia berpikir untuk membunganya sekalian.


“Jangan perlakukan aku seperti sampah! Kalau dia beda lagi!” teriak Det.Sekimoto dan Yamane bersamaan. Benar-benar kekanak-kanakan.


“Awalnya kenapa mereka berkelahi?” Katsumura penasaran.




Kali ini Mao yang menjelaskan. Yamane dan det.Sekimoto bertengkar soal sebutan. Det.Sekimoto tidak suka dipanggil ‘pak tua’ dan minta dipanggil ‘kakak’. Tapi dengan entengnya Yamane menolak permintaan itu. Det.Sekimoto makin tidak terima karena sikap Yamane yang sama sekali tidak menghormatinya.


“Di sini kau tak memiliki andil apa pun!” teriak Yamane. Ia mengambil gelasnya dengan alat seperti tangan dan minta diisi kembali.


Det.Sekimoto tidak terima dikatakan demikian, “Wah, dia mengatakannya. Aku terluka sekali. Kau pikir berapa banyak aku mendukungmu dari balik layar? Setiap kali Yamaneko berkeliaran meski orang-orang berpikir dia seniman melarikan diri, saat semuanya semakin dekat, aku menggunakan kecerdikanku sebagai detektif!”


Pada penyergapan di episode 1, det.Sekimoto menyuruh anak buahnya menuju ruangan lain yang sama sekali jauh dari tempat Yamane berada. Ini dilakukannya agar Yamane punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dan melarikan diri. Semuanya ini ditunjukkan dalam gambar kartun yang konyol.


Masih di episode satu, det.Sekimoto juga sempat bertarung dengan Yamaneko. Demi tugas, keduanya tampak bertarung serius. Tapi sebenarnya tanpa melukai satu sama lain. Sementara itu, Katsumura yang masuk dalam tim justru membuat masalah hingga Sakura (si polisi wanita yang cantik) curiga padanya. (semuanya dalam gambar kartun, #krik #krik)


“Maaf,” sesal Katsumura.


“Jika minta maaf saja cukup, maka polisi tak diperlukan!” bentak det.Yamane. Dia masih belum puas memaki.


Pertengkaran masih terus berlanjut. Det.Sekimoto protes tiap kali Yamane melepas topengnya saat beraksi. Nantinya, ialah yang harus membereskan ini dan mengancam si penjahat agar tidak membocorkan identitas Yamane.


Tapi bukannya tertarik pada isi ceritanya, Yamana justru tertarik pada gambar kartun yang ditunjukkan oleh det.Sekimoto itu. Ia mengomentari sosok pria yang mirip yakuza.


“Pokoknya, sekarang kau tahu kehidupan berat yang kujalani. Jadi panggil aku Kakak mulai saat ini!” tegas det.Sekimoto


Jelas Yamane menolak ide ini. Ia masih berkeras tidak mau menyebut ‘kakak’. Dan keduanya sekarang siap kembali bertengkar. Sementara Katsumura, Rikako-san dan Mao hanya menonton pertunjukkan gratis dari mereka berdua ini.



Tapi pertengkaran mereka terhenti saat ada pria yang masuk ke bar itu. Namanya Takigawa-san. Pria ini bertanya apakah mereka adalah biro detektif Yamaneko. Tadinya Yamane hendak menjelaskannya, tapi buru-buru dipotong oleh det.Sekimoto yang memukul Yamane lalu meminta tamu ini untuk duduk.


Takigawa mengatakan ia ingin minta bantuan untuk mencari seseorang. Ia menunjukkan sebuah foto yang disebutnya sebagai kekasihnya, namanya Akamatsu Anri. Akamatsu Anri bergabung di perusahaan milik Takigawa setengah tahun silam. Seorang wanita yang cantik dan ramah. Karena memiliki hobby yang sama, keduanya langsung cocok. Tapi satu minggu yang lalu, Akamatsu tiba-tiba menghilang. Takigawa khawatir kalau Akamatsu terlibat insiden.


Yamane penasaran dan mengambil foto yang ditunjukkan Takigawa. Ia kaget melihat wanita dalam foto itu. Yamane mengenalnya.



Belum sempat bilang apapun, det.Sekimoto sudah mengajak Yamane bicara rahasia. Det.Sekimoto juga menyadari, wanita dalam foto itu adalah orang yang sama dengan staf hotel pada aksi Yamaneko di episode 2.


“Jangan katakan pada yang lain. Tapi jika kita ulur sedikit, kita bisa mendapatkan imbalan lebih banyak,” ujar det.Sekimoto dengan misteriusnya.


Kali ini Yamane dan det.Sekimoto langsung sepakat. Mereka memasang wajah iblis. Keduanya langsung mengiyakan permintaan Takigawa untuk mencari wanita itu.



Yamane bernyanyi riang sambil berjalan ke dalam mobil mereka. Tapi Yamane kaget luar biasa saat melihat Mao ada di dalam truk itu juga. (si Mao ini nggak sekolah ya jadinya?)


Masih dengan wajah tenangnya, Mao berkata, “Aku ingin kau mengatakan sesuatu padaku. Pada akhirnya siapa yang membunuh Hosoda-san, masih belum diketahui, 'kan?”


“Yah, itu benar.”


“Aku bisa mempercayaimu, 'kan?” Mao bertanya pada Yamane, tapi seolah ia ingin menegaskan pada dirinya sendiri.


“Kau harus mencari tahu soal itu sendiri. Apa aku membunuhnya atau tidak. Cari tahu dengan kelima indramu,” ujar Yamane dengan wajah serius.



Yamane dan Mao mendatangi hotel dan minta tolong staf hotel untuk memanggilkan Akamatsu Anri. Tapi staf hotel heran dan mengatakan kalau tidak ada staf yang bernama Akamatsu Anri. Saat itu ponsel Yamane berbunyi, dari Katsumura.


“Berita buruk. Aku menyelidiki latar belakang Akamatsu Anri, dia tak terdaftar pada register keluarga manapun. Akamatsu Anri tidak ada!” lapor Katsumura yang saat itu ada di depan gedung informasi kependudukan.



Todo Kenichiro tengah berkeliling melakukan kampanye dalam rangka pencalonannya menjadi gubernur Tokyo. Tapi sebenarnya, dia tengah berbicara dengan det.Sekimoto.


Det.Sekimoto melapor pada Todo-san kalau Takigawa Manabu datang menemui mereka. (Takigawa, pria yang minta tolong dicarikan kekasihnya yang hilang)


“Dia pintar, pria muda terkemuka. Aku mengandalkanmu,” komentar Todo-san.


“Pria yang ditinggal kabur kekasihnya memang luar biasa. Apa rencanamu kali ini?” sindir det.Sekimoto.


“Aku tak ingin kau salah paham. Karena yang memperkenalkan Takigawa-kun tak lain adalah Yuuki-sensei.”


Ucapan Todo-san kali ini membuat ekspresi wajah det.Sekimoto berubah. Ia tampak marah mendengar nama itu.



Katsumura kembali ke bar saat semunya berkumpul di kamar Mao. Mereka sedang memeriksa ulang rekaman cctv di hotel (kasus pada episode 2). Dari salah satu cctv, tampak Akamatsu Anri datang dengan pakaian kasual kemudian ganti baju di toilet. Itu artinya jelas kalau dia bukan staf hotel itu, alias pegawai palsu.


Rekaman selanjutnya adalah saat det.Sekimoto menangkap Shunichi-san, bos yakuza. Saat itu Akamatsu Anri yang mengantarkannya. Dan saat berbalik, Akamatsu bicara ke arah cctv. Saat diterjemahkan, kira-kira ucapannya ‘Kita akan segera bertemu, Yamaneko-san.’. Yamane jadi ingat wanita misterius yang meneleponnya saat ia dan Katsumura ada di apartemen Hosoda-san. (episode 2)


Rekaman berikutnya menunjukkan saat wanita itu mendatangi kamar Nakaoka Taichi dan kemudian diperlisahkan untuk masuk ke dalam.



Hari masih pagi saat Yamane mengejar Nakaoka Taichi yang tengah olahraga. Kedua anak buah si boz yakuza ini nyaris melumpuhkan Yamane jika saja Yamane tidak menunjukkan foto si wanita. Sekarang mereka berdiri di sisi sungai, mengobrol.


“Dia wanita panggilan. Berasal dari sebuah klub yang tak bisa dimasuki kecuali memiliki status jelas,” Taichi-san menjelaskan. “Jangan salah sangka. Dia seperti rekanku dalam percakapan.”


Yamane tersenyum sarkas, “Lelucon macam apa yang kau lontarkan? Hanya untuk bicara, wanita di sekitar sini sudah cukup, 'kan?”


“Tamunya adalah anggota politisi dan komunitas bisnis berpengaruh. Jika tak memiliki pendidikan yang layak, maka tak bisa bekerja di sana. Jika soal itu, dia luar biasa. Aku harus kembali ke Kyoubukai (kelompok Yakuza yang tadinya dipimpin anaknya, Nakaoka Shunichi) juga idenya dia. Sampaikan salamku padanya.” Taichi-san memberikan sebuah kartu nama pada Yamane.



Yamane melakukan panggilan telepon. Setelah mengatakan sandinya, Hummercrab Terumi Doll, suara di seberang langsung mengerti maksudnya. Yamane minta Akamatsu Anri untuk datang ke kamar 201 di Kitaura Quarter Terrace.


“Apa maksudnya 'Hummercrab Terumi Doll'?” protes Katsumura. Ia lebih kesal lagi karena Yamane menggunakan alamat apartemennya untuk mengundang Akamatsu Anri dan bukan tempat Yamane saja.


“Dasar bodoh! Bagaimana jika orang jahat berkumpul? Jika mereka mengingat rumahku bukankah mereka akan mulai berkumpul di sana?”


Katsumura makin kesal, “Sama saja dengan apartemenku!”


Tapi Yamane buru-buru berdiri dan memegang pundak Katsumura dengan wajah serius, “Tenang saja. Kau bisa!”


“Aku tak mengerti maksudmu mengatakan 'Kau bisa!'.”



Hari sudah menjelang sore saat wanita yang mereka tunggu, Akamatsu Anri ternyata tidak datang. Yamane dan Katsumura memutuskan meninggalkan apartemen Katsumura itu. Tapi di jalan, rupanya mereka diikuti oleh seseorang. Dengan triknya, Yamane berhasil melumpuhkan orang itu.


“Menjadi idiot. Menjadi super idiot. Jika aku telanjang, kau bisa datang dan melihatku. Datang dan lihat diriku yang sesungguhnya. Jadilah orang bodoh seperti itu!” teriak Yamane sambil mengunci orang yang tadi mengikutinya itu.


“Apa-apaan itu?”


“Perkataan Inoki.” (Antonio Inoki seorang Pegulat Jepang)



Pria itu terbangun dari pingsannya di bar Rikako-san, dalam keadaan terikat. Ia heran dengan orang-orang yang ada di hadapannya ini. Yamane memperkenalkan dirinya sebagai ‘Detektif Pencuri Misterius Yamaneko’.


Yamane menunjukkan foto si pria ini bersama Akamatsu di ponselnya dan minta penjelasan. Tapi pria ini menolak. Dengan mudah Yamana menebak kalau si pria jatuh cinta pada Akamatsu Anri. Meski begitu, pria ini tetap menolak bicara.


Dan mereka semua pun diperdengarkan suara sumbang Yamane. Yang lain sudah hafal dan paham sehingga biasa saja. Tapi pria ini protes dan mengatakan kalau Yamane buta nata. Kata terlarang yang terucap ini membuat Yamane kesal luar biasa. Ia minta bantuan Katsumura untuk melepas sepatu dan kaos kaki si pria.


Rikako-san memberikan Yamane sebuah alat. Pria ini ketakutan, karena alat itu mirip stunt gun. Tapi setelah dibuka ternyata ... benda berputar dan akan terasa geli jika digerakkan di telapak kaki. Yamane memaksa pria ini bicara dengan cara menggelitiki kakinya.


Pria ini pun menyerah, “Aku Kadomatsu Tatsuro. Cecilia-san adalah temanku!” pria ini juga mengaku tengah mencari Akamatsu Anri a.k Cecilia ini.


Karena Cecilia menghilang juga dari club tempatnya bekerja. Si pria sengaja mengikuti Yamane dan Katsumura karena berpikir mungkin mereka tahu sesuatu. Mereka semua kecewa karena ternyata si pria ini, Kadomatsu tidak punya info apapun soal Akamatsu Anri a.k Cecilia ini.


Tapi Rikako-san menunjukkan foto milik Cecilia dan men-zoom pada kalung yang dikenakannya, “Kalung ini. Dewi yang terlihat seperti seekor ular. Yang berarti "Serpent" dalam bahasa Latin. Nama dari Geng Asia yang sangat terkenal di Tokyo.”



Katsumura mengundang Sakura datang ke apartemennya. Katsumura pun menunjukkan foto si Cecilia ini.


“Serpent adalah geng mafia Asia yang mendominasi dunia bawah tanah Tokyo. Karena belakangan mafia Georgia Rusia sedang menanjak, kekuatan Serpent menjadi lemah. Aku akan mencari tahu soal wanita ini,” janji Sakura.


Keduanya lalu canggung. Tapi Katsumura mengalihkan pembicaraan soal ayah Sakura yang meninggal ketika sedang bertugas, mengejar Yamaneko dua tahun silam.


“Saat itu tepat setelah aku menjadi seorang detektif dan aku orang pertama yang menemukannya. Saat itu aku melihat Yamaneko melarikan diri dari TKP. Aku takkan pernah melupakan pemandangan itu, dan perasaan saat tubuh ayahku perlahan menjadi dingin.” Situasi kembali canggung. Sakura lalu menawarkan agar ia membuatkan teh.


Saat itu ponsel Katsumura berbunyi, dari Rikako-san. Rikako-san meminta Katsumura untuk datang dan bertemu malam nanti. Di belakang, Sakura ternyata menguping pembicaraan ini.


Mendengar pembicaraan itu, imajinasi Sakura langsung meliar. Ia tampak berusaha menyembunyikan kecemburuannya. Beberapa kali Sakura bahkan bicara seolah menjelaskan padahal hanya ingin meyakinkan pada dirinya sendiri kalau nama ‘Rikako’ yang baru saja disebut oleh Katsumura, belum tentu wanita.


Tapi akhirnya Sakura terjebak dalam imajinasinya sendiri, “Apa boleh jika aku tak bisa menerima kenyataan? Jika seperti ini, aku akan pergi untuk Liburan Patah Hati. Jadi hari ini aku pulang saja,” dengan canggung Sakura mengambil tasnya dan buru-buru pergi. (adegan ini lucu, serius. Jadi mending tonton sendiri ya. Image ‘devil’ teh Nanao waktu maen di Siren benar-benar musnah setelah main kocak di dorama satu ini)


Dari tadi Katsumura Cuma bisa dibuat bengong oleh sikap Sakura. Ia tidak benar-benar mengerti maksud wanita di depannya ini. “Ah, soal Cecilia! Tolong cari tahu!” Katsumura mengingatkan.


“Iya!” teriak Sakura dengan suara keras dan kasarnya.



Takigawa kembali datang ke bar. Yamane pun melaporkan hasil penyelidikannya terhadap wanita bernama Akamatsu Anri atau Cecilia ini.


Nama aslinya Cecilia Wan dari Taiwan. Seorang wanita panggilan di sebuah klub rahasia khusus anggota. Sepertinya dia juga seorang mata-mata untuk geng mafia Asia Serpent. Ada kemungkinan Cecilia ini ingin menggali informasi soal perusahaan perdagangan milik Takigawa-san. Lalu dilanjutkan dengan penjelasan soal Serpent. Saat ini Serpent sedang berusaha menghancurkan musuh mafia Georgia dari Rusia. Apalagi ternyata perusahaan milik Takigawa sering melakukan perdagangan dengan Rusia.


Meski begitu, Takigawa menolak jika perusahaannya punya hubungan dengan mafia. Kadomatsu pun mengiyakan hal itu. Apalagi ia tidak percaya kalau Cecilia-nya melakukan hal-hal mencurigakan seperti itu.


“Sebentar! Sejak kapan kau jadi akrab dengan kami hingga kemari sesukamu?!” bentak Yamane melihat Kadomatsu mengenakan seragam hitam putih dan mengambilkan minuman untuk mereka.


Kadomatsu pun memangil Yamane dengan sebutan ‘aniki’-kakak. Ini membuat Yamane tersipu. Apalagi ditambah provokasi dari Rikako-san. Obrolan mereka terhenti saat ponsel Yamane berbunyi. Ia masih sempat mengomel soal tim baseball kesukaannya, Yomiuri Giants.



“Terima kasih atas informasi yang tak berguna itu, Yamaneko-san. Kau mengingatku?” ujar suara di seberang.


Wajah Yamane berubah serius, “Kami baru saja membicarakanmu. Akamatsu Anri. Tidak, atau kau lebih suka dipanggil Cecilia Wan?”


Mendengar nama ini, orang-orang langsung heboh. Takigawa dan Kadomatsu berebut ikut bicara pada Cecilia. Yamane akhirnya mengeluarkan jaring dan membuat mereka tertahan di dalam bar. Sementara ia sendiri keluar dari bar untuk bicara lebih leluasi dengan Cecilia.


“Langsung saja ke intinya, kau mau bekerja sama denganku?” Cecilia menawarkan.


“Aku tak mengerti maksudmu.”


Tapi Cecilia tidak percaya, “Kurasa kau mengerti. Apa akhirnya kau tahu hubungan Serpent dengan mafia Georgia? Jika tertarik, datang ke perhentian bus nomor 3 di Stasiun Fujikita besok pagi pukul 8. Detailnya akan kujelaskan nanti.” Cecilia menutup telepon.



Hari berikutnya, Yamane benar menunggu di tempat yang dimaksud. Tapi ia kesal karena Kadomatsu mengikutinya. Saat itu Kadomatsu masih terikat jaring hingga akhirnya Yamane membantu melepasnya. Sekarang gantian Kadomatsu yang memuji penyakit kaki Yamane. Kadomatsu memberi saran agar diobati dengan cuka.


“Hei, Paman!” seorang anak kecil mendekati mereka.


“Bukan Paman tapi Abang!” protes Yamane dan Kadomatsu bersamaan.


“Seorang wanita memberikan ini padaku,” anak kecil itu menyerahkan bungkusan lalu berlari pergi tanpa menghiraukan panggilan Yamane maupun Kadomatsu lagi.


Yamane menrima tas kertas itu. Di dalamnya ia menemukan sebuah buku berjudul ‘Bushido’, buku yang selama ini selalu dibawa oleh Yamane. Ia juga menemukan sebuah kertas dengan banyak angka di sana.



“Jadi begitu,” Yamane masih asyik mencorat coret kertas penuh angka itu dan sesekali membuka buku untuk mencocokkan. Sementara itu kakinya ia rendam dalam larutan cuka.


Kode itu pun berhasil dipecahkan. Perusahaan Takigawa menggunakan mata uang virtual untuk meloloskan pencucian uang mafia Rusia. Mari curi satu milyar yen yang mereka hasilkan secara ilegal!


“Mata uang virtual itu apa?” Rikako-san masih belum mengerti.


“Uang yang bisa digunakan secara online (semacam bit coin kali ya),” kali ini Katsumura yang menjelaskan. “Karena tak memiliki sumber pengeluaran, mata uang itu tak memiliki nilai sendiri, tapi jika melakukan transaksi keuangan online, maka bisa dicairkan menjadi uang tunai. Di Rusia dilarang menggunakan mata uang virtual tapi di Jepang, masih belum ada hukum yang mengatur soal itu.


Rikako-san menyimpulkan artinya mereka melakukan pencucian uang kotor mereka di Jepang. Saat ditanya apa Yamane mau bekerja sama dengan wanita itu, Yamane jelas menolak. Ia mengaku tidak percaya pada mata-mata.


“Cecilia-san takkan mengkhianatimu, Abang. Aku jamin,” Kadomatsu ikut bicara.


Yamane heran karena Kadomatsu masih saja datang ke bar mereka. Kadomatsu mengatakan kalau ia akan ada di sana sampai bisa memastikan kalau Cecilia baik-baik saja.


“Dengar, ya. Kenapa kau jatuh cinta dengan wanita itu?”


“Berkat dia, aku bisa menjadi diriku yang sekarang,” Kadomatsu berubah bersemangat. “Sejak masih muda, aku selalu kesulitan dan gugup berada di dekat orang lain. Sama seperti hari yang sangat panas.” Yang lain hanya mengangguk-angguk. “Kalian tak perlu setuju semudah itu.”


Kadomatsu meneruskan ceritanya, “Setiap kali bicara pada seseorang, aku selalu gugup dan bicara berputar-putar. Tapi Cecilia-san memberikan ini untuk ulang tahunku,” ia memamerkan gelang di tangannya. “Karena ini batu keberuntungan, maka aku juga akan beruntung. Lalu aku bisa jadi diriku sendiri! Menemukan seseorang yang kucintai dan hanya melihatnya tertawa sudah membuatku senang. Karena itu, kebahagiaan Cecilia-san juga kebahagiaanku.”


Yamane tertawa mendengar penjelasan Kadomatsu, “Tidak, tidak. Itu pasti barang yang diiklankan di belakang majalah. Yang mengatakan 'Lihat, aku memiliki pacar' atau 'Aku memenangkan lotre'. Itu barang murahan, 'kan?”



“Berkat benda ini, dia memiliki seseorang yang mendukungnya dan memberinya keberanian,” sambung Katsumura. Ia tertawa. “Aku baru saja melihat iklannya di majalah ini. Gelang yang sama, 'kan?” Katsumura menunjukkan iklan gelang dalam majalah yang baru dilihatnya itu.


Tapi Kadomatsu tidak percaya, “Bukan! Gelang ini sungguh memiliki keberuntungan dari Dewa!” ia tetap saja berkeras. “Tapi! Tapi! Tapi! Aku mendapatkan banyak teman dengan ini!”


“Yang kau maksud itu kami?” Yamane menyimpulkan. Ia masih asyik menyuap mi ramen ke mulutnya. “Aku mengerti! Sebagai teman, biar kuberi nasehat. Kau sudah ditipu.”


“Tapi aku mendapatkan ini dari Cecilia-san. Aku tak merasa dia sudah menipuku. Dia tak pernah menipu siapa pun,” Kadomatsu masih saja berkeras.



Det.Sekimoto mengajak Yamane bertemu di atap gedung. Kali ini mereka bicara hal serius.


“Yuuki terlibat dalam kasus Akamatsu Anri. Jika berjalan lancar, kita mungkin bisa sampai pada Yuuki,” ujar det.Sekimoto.


“Jangan terburu-buru. Kau masih tak mengatakan padaku soal hubungan seperti apa yang mungkin terjadi dengan seseorang,” elak Yamane.


“Sekarang kau merasa rendah diri?” sindir det.Sekimoto. “Bukan berarti aku tak bisa mempercayaimu. Hanya saja aku harus melakukannya dengan sangat hati-hati. Untuk saat ini, ikuti saja saran Akamatsu Anri.”


Tapi Yamane tampak tidak suka, “Kau pikir hanya dengan menyebutkan nama Yuuki, kau bisa memerintahku untuk melakukan apa pun?” ujarnya lalu berbalik dan berjalan pergi.


“Lakukanlah. Itulah cara hidup kita!”


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS dorama Kaito Yamaneko episode 03 part 2.


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net

Tidak ada komentar: