SINOPSIS Kaito Yamaneko 08 part 2


SINOPSIS dorama Kaito Yamaneko episode 08 part 2. Det.Sekimoto yang selama ini dipercaya ternyata juga agen dari Yuuki Tenmei. Tapi tugasnya untuk melenyapkan Yamaneko gagal dilakukan. Akibatnya sekarang ia tidak bisa kembali pada Yuuki, padahal keluarganya ada dalam pengawasan Yuuki.


Tim Yamaneko membobol sebuah ruangan dalam gedung yang diperkirakan jadi tempat menyimpan data tentang Yuuki Tenmei. Mereka berhasil menemukan data itu, sayangnya mereka sudah ditunggu oleh det.Inui, Sakura, det.Sekimoto dan lain-lain. Berhasilkah Yamaneko melarikan diri lagi?



“Dasar topeng aneh. Apa kau mengincar kekayaan Yuuki? Apa itu hal yang sangat kau inginkan hingga bersedia membuang Bushido? Aku kecewa sekali. Pada akhirnya, hanya soal uang?” sindir det.Inui. Ia sudah masuk ke dalam mobil bersama Yameneko. Sementara det.Sekimoto ada di belakang kemudi.


“Aku sudah bertekad. Aku takkan tertangkap lagi!” tegas Yamaneko. Dengan gerakan cepat ia melepas borgol yang melingkar di tangannya dan melumpuhkan det.Inui. Yamaneko keluar dari mobil dengan menjadikan det.Sekimoto sebagai sandera. “Lepaskan Katsumura. Cepat!”


Sakura yang ada di mobil satunya akhirnya mengeluarkan Katsumura. Dengan sigap Yamaneko menukar det.Sekimoto dan Katsumura.


“Jangan salah paham. Dia sandera!” Yamaneko menodongkan senpi-nya pada Katsumura. Dari arah lain, sebuah mobil hitam datang. Yamaneko menyeret Katsumura ikut ke dalam mobil itu juga.


Para polisi hanya bisa tercengang melihar buruan yang baru saja tertangkap justru bisa melarikan diri lagi. Sakura melapor pada komando kalau Yamaneko melakukan penyanderaan dan kabur dengan sebuah mobil gelap.



Tidak seperti aksi biasanya yang berjalan lancar, aksi kali ini cukup kacau. Suasana di dalam mobil pun tampak tegang.


“Kuserahkan analisa padamu,” Yamaneko menyerahkan data yang ditemukannya tadi pada Mao.


“Terima kasih banyak,” ujar Katsumura pada Yamane.


“Jangan berterima kasih terlalu awal. Tunggu hingga kita mendapatkan uang Yuuki.”



Sakura baru saja menelepon kementerian Keamanan Umum. Menurut mereka, tidak ada barang yang dicuri, kementerian bahkan berkeras tidak tahu menahu soal kejadian semalam, seolah tidak pernah terjadi apapun.


Tapi det.Inui tidak percaya begitu saja, “Bagaimana jika mereka tanpa sengaja membuka Kotak Pandora.”



Det.Sekimoto baru saja tiba saat sapaannya justru dijawab det.Inui dengan pertanyaan lain.


“Di mana kunci borgolmu?” tanya det.Inui.


Det.Sekimoto merogoh tanda pengenal polisinya dan mencari di dalam, tapi tidak ada apapun, “Loh?”


Det.Inui pun menunjukkan sebuah kunci hitam di tangannya.


“Itu punyaku? Di mana kau menemukannya?” det.Sekimoto hendak mengambil kunci itu, tapi ditarik kembali oleh det.Inui.



Katsumura masih asyik mengagumi interior bar mereka itu. Karena saat ini mereka ada di bar ketiga. (emang ada berapa sih bar-nya? Krik krik)


Rikako-san bertanya pada Mao soal perkembangan penyelidikan data yang kemarin ditemukan Yamane. Tapi Mao mengatakan kalau ini akan rumit.


“Aku berpikir, jika ini kupecahkan, mungkin ini akan jadi pekerjaan terakhirku. Apa aku boleh tetap di sini?” tanyanya pada Rikako-san.


“Tidak boleh!” jawabnya cepat. “Kau harus membersihkan tanganmu dari dunia ini. Tapi, jika ingin kerja sambilan di sini, akan kupertimbangkan.” Jawaban Rikako-san ini membuat senyum di wajah Mao makin lebar.



Yamane melamun sambil memperhatikan koin di tangannya. Ingatannya beranjak pada bertahun silam.


Saat itu, Yamane sedang melakukan tugas untuk membobol sebuah brankas. Ia tersenyum karena menemukan yang dicarinya, koin yang sama dengan yang saat ini dipegangnya. Tapi, dari arah lain muncul sejumlah polisi. Yamane tertangkap dan penyebabnya adalah ... Yuuki.


Lamunan itu terhenti saat Mao keluar dan memberitahukannya kalau sudah berhasil menganalisis data tentang Yuuki Tenmei.



“Aku sudah selesai menganalisis.” Mao memulai penjelasannya. “Harta rahasia dari mantan militer Jepang dipindahkan dari pabrik Hosoda-san ke kediaman Yuuki Tenmei. Emas dari harta rahasia ada di lantai dasar. “


“Apa kau mengincar uang atau Yuuki?” Rikako masih menagih penjelasan Yamane.


“Sedikit terlambat mengatakan ini tapi, bagi Pak Tua dan aku ini masalah pribadi. Dan juga aku tak bisa menjamin keselamatan kalian lagi. Jadi maaf, mulai saat ini Pak Tua dan aku—“


Mao memotong ucapan Yamane. Baginya, tidak seperti itu. Mao menganggap mereka semua adalah temannya. Dan ia berpikir untuk membalas kematian Hosoda-san. Jadi, masalah ini akan tetap jadi masalah bersama.


“Kalian memang bodoh. Dalam arti yang baik, 'kan? Baiklah, kita bergerak setelah mempersiapkan semuanya,” ujar Yamane akhirnya.



Katsumura menemui Sakura yang menunggunya di kafe. Sakura pun menyodorkan sebuah kotak pada Katsumura. Hari itu adalah ulang tahun Katsumura, tapi Katsumura sendiri malah melupakannya.


Katsumura mengangkat kotak itu, cukup berat. Ia pun minta izin untuk membukanya. Saat dibuka, ternyata isinya adalah majalah Persiapkan pernikahanmu bersama si dia! (nggak tahu ini maksudnya apaan coba, Sakura ngasih beginian)


“Kau sandera, 'kan?” Sakura bicara serius. “Kau bukan teman Yamaneko, tapi sanderanya, 'kan? Kau tak punya pilihan selain terlibat dalam kejahatannya, 'kan? Jangan temui dia. Aku tak mau kau bertemu Yamaneko dan teman-temannya lagi,” pinta Sakura.


“Keadilan itu apa ya? Mereka yang melakukan hal buruk dan menghindari hukum, atau mereka yang meski melakukan hal salah membongkar kejahatan dan menolong seseorang. Kau pilih yang mana?” tanya Katsumura. Melihat Sakura hanya terdiam, Katsumura tidak melanjutkannya lagi. “Maaf. Itu pertanyaan kejam, ya?” Ponsel Katsumura berbunyi. Suara di seberang sepertinya memintanya melakukan sesuatu. “Aku kaget. Sayang sekali. Aku suka dia dan cukup mengaguminya. Baiklah. Akan segera kuurus,” Katsumura menutup teleponnya.


“Apa terjadi sesuatu?” tanya Sakura.


“Aku diminta menghentikan kisah Yamaneko. Aku akan merindukannya,” Katsumura memandang keluar ke arah jendela di sampingnya.



Katsumura kembali ke bar dan menemukan ruangan itu gelap gulita. Tapi dari arah meja bar, muncul lilin bercahaya disambung dengan ucapan ulang tahun. Tim Yamaneko ternyata juga memberikan kejutan ulang tahun untuk Katsumura.


Kado pun sudah dipersiapkan untuk Katsumura. Isinya adalah ... sepatu milik Katsumura seperti yang ditinggalkannya di museum pada kasus sebelumnya. Katsumura sangat senang mendapat hadiah tidak terduga itu.


Pesta pun dimulai. Rikako-san dan Mao berdandan menggunakan gaun ala China, padahal rencana awalnya menggunakan bando kelinci yang ditolak oleh Mao. Mereka mempertontonkan sulap melepaskan diri dari tali dan ... berhasil. Selanjutnya quiz aneh seperti sebelumnya. Seperti biasa, Rikako-san yang bertugas menjadi host. Dan seperti biasanya, Katsumura yang paling sial.


Sekarang giliran Katsumura beraksi. Dia berdandan dengan celana pendek dan sumpit di hidung, lalu menari-nari tidak jelas di depan semuanya.



Tidak mau ketinggalan, det.Sekimoto juga menyumbang lagu. Ia bernyanyi bersama Rikako-san. Dan puncaknya, Yamane mengajarkan Katsumura tarian ala Nobuta wa Produce (drama yang dibintangi Kamenazi pada tahun 2005). Tidak lupa, Yamaneko pun siap naik panggung dengan suara kacaunya.


Sementara yang lain tutup telinga mendengar suara sumbang Yamane, Katsumura justru asyik mendengarkan. Satu per satu peristiwa yang dialaminya selama bersama tim Yamaneko pun muncul. Dan tanpa sadar, air mata mengalir di pipi Katsumura. Tidak ada yang tahu kalau Katsumura menangis kecuali Mao yang memperhatikannya dalam diam juga.



Semua orang sudah tidur di sofa. Kecuali Yamane yang masih asyik menenggak minuman di kursi. Mao yang sudah berselimut tebal mendekat dan ikut duduk di sebelah Yamane.


“Katsumura-san menangis,” lapor Mao pada Yamane.


“Laguku membuatnya menitikan air mata,” komentar Yamane dengan santainya.


“Besok, tim Yamane pun akan dibubarkan?” Mao masih penasaran.


Tapi Yamane justru tidak menanggapi hal itu. “Boleh tanya satu hal? Apa esensi dirimu?”


Mao berpikir sebentar, “Untuk hidup dengan baik. Mengatakan terima kasih dan maafkan aku. Hidup sederhana dengan orang yang kucintai. Tapi, memiliki waktu di dalam hidupku. Dengan cara itu, aku ingin hidup seperti manusia selayaknya. Kali ini, aku ingin menyadari hal penting yang ada di mana pun.”


Yamane meletakkan gelasnya. Ia memegang kepala Mao dan membuat wajah Mao menghadap dirinya, “Bagus sekali.” Yamane mulai mengacak-acak rambut Mao, persis sikap seorang kakak terhadap adiknya.


Tapi Mao tidak suka dan meminta Yamane menghentikannya. Baru setelah dibentak, Yamane pun berhenti lalu minta maaf. Tapi Yamane dan Mao tidak tahu, kalau Rikako-san terbangun dan mendengar obrolan mereka berdua. Rikako-san tersenyum melihat ulah kedua orang ini.



Malam selanjutnya


Mobil tim Yamaneko sudah bersiap. Di dalam, Yamane memberikan intruksi untuk semua.


“Pertama, Katsumura dan aku akan pergi ke pintu belakang kediaman Yuuki. Saat itu, Mao menembus jaringan keamanan. Retas sistem keamanan dan matikan CCTV. Rikako periksa monitor dan pandu kami menuju ruang bawah. Pak Tua menunggu saat polisi bergerak di kantor polisi. Dia akan menghubungi kita jika terjadi sesuatu.”


Semua orang sudah mengangguk mengerti. Setelah memakai topeng, Yamane beranjak keluar. Tapi Katsumura masih sempat bertingkah konyol dengan lupa melepas sabuk pengamannya. Mereka berdua beraksi cepat dalam gelap. Sayangnya, mereka tidak tahu kalau ada orang lain yang juga memerhatikan aksi mereka.



Waktu sudah nyaris pukul 10 malam. Det.Sekimoto masih membalik-balik berkas sambil sesekali melirik jam di mejanya.


Det.Inui mendapat telepon dan mengatakan pada Sakura kalau Yamaneko beraksi. Dan kali ini sasarannya adalah kediaman Yuuki Tenmei. Sakura heran. Tapi det.Inui dengan enteng menjawab kalau ia dapat informasi dari orang di Kementerian Umum dan minta Sakura tidak perlu bertanya bagaimana caranya. (pasti pake cara sadis nih)


Karena para polisi lain bersiap untuk beraksi, det.Sekimoto juga turut serta. Tapi det.Inui menahannya.


“Sakura, Bagaimana kau tahu Yamaneko menyusup ke museum sejarah?” tanya det.Inui.


Sakura berpikir, “Kau menginformasikan pada Detektif Sekimoto.”


“Aku tak menginformasikan apa pun padanya,” aku det.Inui. (jadi begini, waktu det.Inui mengepung Yamane di gedung sejarah, dia tidak memberitahu det.Sekimoto. Tapi di TKP, ternyata det.Sekimoto datang. Itu artinya det.Sekimoto tahu dari info lain, baca:Yamaneko)



Yamane dan Katsumura sampai di pintu belakang. Dengan bantuan Mao, dengan mudah mereka menerobos keamanan dan masuk rumah itu. Situasi di dalam rumah tampak sepi, agak aneh jadinya. Dengan petunjuk Mao, keduanya pun sampai di lorong depan ruangan yang dimaksud.


“Awasi koridor!” perintah Yamane pada Katsumura. Sementara ia sendiri masuk ke ruangan yang dituju. Setelah berjalan di lantai, Yamane menyadari suara yang berbeda. Saat alasnya dibuka, ternyata ada sebuah pintu di dalam.


Mao yang mengawasi dari mobil pun mengerti. Tidak butuh waktu lama bagi Mao untuk meretas dan membukat sistem keamanan pintu itu. Pintu terbuka!



Sayangnya, saat Yamane menarik tuas pintu itu, pintu itu kembali terkunci.


“Aneh. Aku sudah membukanya tapi malah terkunci,” keluh Mao. “Semua sistem keamanan juga kembali aktif. Kenapa?” Mao menatap layar yang berubah dengan cepat. Semua persiapannya tadi ternyata gagal dilanjutkan.


“Apa yang terjadi?” Yamane heran.


“Aku tak tahu! Apa ini? Bergerak sendiri. Seolah komputernya hidup!”


Suara sirine mobil polisi pun terdengar samar-samar, “Yamaneko, mobil polisi menuju ke arahmu!” Rikako-san mengingatkan.


“Hah? Ada kabar dari Pak Tua?”


“Tidak ada.”



Rikako-san berusaha menghubungi det.Sekimoto sejak tadi. Tapi det.Sekimoto tidak bisa menjawab teleponnya karena sedang ditunggui oleh det.Inui.


Tidak punya pilihan, det. Sekimoto pun mengangkat teleponnya, “Gagal. Mundur!” ujarnya cepat.


Tapi telepon itu disambar oleh det.Inui, “Ini yang dia maksud.”


Menyadari suara di seberang bukan lagi suara det.Sekimoto, Rikako-san buru-buru menutup telepon. Ia memberitahukan Yamane kalau det.Sekimoto sudah ketahuan, sehingga Yamane harus buru-buru mundur.



Tidak punya pilihan, Yamane pun setuju untuk mundur. Ia menutup kembali alas ruangan itu.


Dari arah belakang Yamane terdengar langkah kaki dan suara pengunci senpi yang dibuka, “Tiba-tiba ada banyak masalah, ya?”


Yamane berbalik dan menemukan sosok yang dikenalnya tengah menodongkan senpi padanya, “Katsumura, Kau...” Ia berdiri dalam keadaan waspada.


Satu tembakan dilepaskan Katsumura. Yamane kemudian menyadari perut sebelah kirinya sudah berlumuran darah. Ia terhuyung, nyaris ambruk.


“Pesta ulang tahun kemarin aku sungguh menikmatinya. Tapi, ulang tahunku yang sebenarnya tentu saja bukan kemarin.” Satu tembakan yang dilepaskan Katsumura mengenai perut sebelah kanan Yamane. “Hosoda-san ditembak 4 kali, haruskah kita lakukan 5 kali?” tantang Katsumura lagi.


Yamane makin terhuyung oleh dua luka tembak di perutnya. Tapi ia masih bertahan berdiri, “Kau, Chameleon.”


Senyum sadis Katsumura pun kembali, “Tak terduga, 'kan?” tembakan ketiga Katsumura membuat Yamane ambruk ke lantai. “Sayang sekali. Selamat tinggal!” Katsumura mengedipkan mata kirinya.


Tembakan ketiga dan keempat membuat Yamane sama sekali tidak bergerak. Darah segar mengalir dari lukanya.


(welcome back the great Narimiya Hiroki, king of villain character)


BERSAMBUNG


Sampai jumpa lagi di SINOPSIS Kaito Yamaneko episode 09 part 1.



Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Udah baper-nya? Udah dulu ya. Lanjut minggu depan, hehehe. Tenang aja, masih ada dua episode lagi kok, cerita Yamaneko belum akan selesai di episode ini.


Aaaaaa ...akhirnya abangnya Na yang satu ini, bang Narimiya Hiroki kembali jadi villain. Duh bang, kamu kok selalu berhasil mendapatkan hati Na ya, kalau berperan jadi villain gini. Emang deh, kamu tuh king of villain character banget deh, Bang. Semoga sih, endingnya nggak menyedihkan ya, Bang, buat kamu.


Maaf deh, kalau Na selalu gagal fokus dan terpesona sama karakter villain, hehehe

2 komentar:

  1. Ga nyangka katsumura kaya gt.
    Tapi emg ada curiga juga soalnya dia kaya misterius gt bisa dpt info dgn cepat.hmmm

    BalasHapus
  2. hahahaha
    emang drama satu ini alur ceritanya nggak terduga banget kok
    dan sy seneng karena narimiya hiroki kembali jadi villain
    dia king of villain character yg jossss

    BalasHapus