SINOPSIS Kaito Yamaneko 10 part 1

SINOPSIS dorama Kaito Yamaneko episode 10 part 1. Yamaneko yang tertembak oleh Katsumura a.k Chameleon diselamatkan oleh Sakura. Dan setelahnya, ia kembali menghilang. Yamaneko pun berhasil membawa kabur det.Sekimoto yang ditahan di kantor polisi oleh det. Inui.


Dengan bantuan Yuna, Yamaneko dan det.Sekimoto berhasil kabur. Sekarang mereka menyusun rencana baru untuk melakukan serangan balik terhadap Yuuki maupun Chameleon.



Sakura dan tim-nya sudah datang ke kediaman Yuuki Tenmei. Mereka disambut oleh anak buah Yuuki yang mengatakan kalau semuanya bisa mereka lakukan sendiri. Mereka tidak mau polisi ikut campur. Bahkan meski ada kemungkinan Yamaneko akan muncul di sana.


“Yuuki-sensei telah menilai dari kesalahan sebelumnya. Dia tak memerlukan orang yang tak mampu. Jika mengerti segera pergi!”



Sakura melapor pada det.Inui yang masih berada di markas. Menurut det.Inui, mereka menurut saja. Sakura juga bertanya apa det.Inui menemukan sesuatu.


“Tidak ada catatan bahwa Sekimoto pernah di Keamanan Publik. Mungkin ada sesuatu di Museum Sejarah Polisi. Keamanan Publik menyimpan informasi rahasia di sana, 'kan? Menurut naskah ini, Keamanan Publik didirikan dengan persetujuan Yuuki Tenmei.” Det.Inui menunjuk naskah soal Yamaneko yang ditinggalkan Katsumura untuk Sakura. “Sepertinya layak untuk diselidiki.”



Kemana Yuna membawa Yamaneko dan det.Sekimoto? Mereka kembali ke bar. Dan masih sempat-sempatnya membuat acara siaran radio. (nggak tahu mesti ketawa atau gimana. Masak di situasi genting gini, masih sempat-sempatnya bikin acara aneh. Ya Cuma ada di dramanya Yamaneko, kekeke)


“Hai semuanya, ini DJ Yamaneko Fantastik!”


Yamaneko melakukan siaran radio bersama det.Sekimoto. (sepertinya saat syuting drama ini, penggemar diberi kesempatan mengirimkan kartu pos dan akan dibaca oleh Yamaneko. Jadi beberapa kartu pos yang dibacakan di sini adalah asli)


Salah satu pengirim kartu pos menyebut soal Yamaneko yang bersikap terlalu kasar pada ibu Hosoda-san. Dan dijawab Yamaneko dengan permintaan maafnya. Pertanyaan lain soal topeng Yuuki Tenmei yang nyentrik. Dan dijelaskan kalau itu adalah peralatan pendukung kehidupannya, karena Yuuki sudah sangat tua. Kemudian soal seseorang yang disebut sebagai kakak perempuan dari Akamatsu Anri a.k Cecilia Wong. Dijelaskan kalau kakak Cecilia adalah orang jepang, dan mereka adalah saudara tiri satu ayah beda ibu, karena ibu Cecilia sebenarnya berasal dari Taiwan.


“Oi, apa yang kalian lakukan dari tadi?” protes Yuna. Lama-lama ia kesal juga dengan kedua orang aneh di depannya ini. Dalam situasi genting mereka justru asyik menjadi DJ radio dan menjawab pertanyaan dari kartu pos yang setumpuk tinggi di meja. “Kalian lari dari polisi, 'kan? Bukankah kalian mau menyelinap ke kediaman Yuuki?”


Tapi dasarYamaneko, dia tetap saja asyik membacakan lagi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya dari kartu pos yang masuk itu.



(kembali ke cerita)


Mobil Yamaneko sudah terparkir tidak jauh dari kediaman Yuuki Tenmei. Dua orang keluar dari mobil sudah lengkap dengan topeng. Tidak jauh dari sana, polisi juga telah siaga. Dan tanpa ampun, polisi langsung mengepung dua manusia bertopeng ini. Tapi saat topengnya dibuka, mereka adalah dua orang kakek-kakek yang menyamar. LOL


Dimana Yamaneko? Dia bersama Sekimoto di dekat mobil, menyaksikan kejadian di depan. Jadi dua orang kakek tadi adalah umpan untuk membuktikan keberadaan polisi sudah mengincar mereka.


“Kenapa malah kakek-kakek?” protes Yamane.


“Apa boleh buat, kita tak punya banyak waktu.”



Darimana Yamaneko muncul? Bersama Sekimoto, Yamaneko muncul dari sebuah lubang sumur di area kediaman Yuuki. Dengan percaya diri, mereka tersenyum karena sudah berhasil mengelabui polisi yang berjaga.


Tapi belum sempat berjalan lebih jauh, mereka sudah dikepung oleh segerombolan pria berbaju gelap. Tanpa banyak bicara, Yamaneko dan Sekimoto melumpuhkan kelima pria yang menghadang mereka tadi.


“Karena tak membiarkan polisi melindunginya, dia mungkin memperkuat pengawalnya. Dengan tentara bayaran, seharusnya ada sekitar 100 orang. Itu artinya tersisa 95 orang lagi.”


“Mari berpencar!” usul Sekimoto. “Kau ke kamar Jepang yang mengarah ke ruang bawah tanah. Aku akan pergi ke belakang ke kamar Yuuki. Kita takkan bisa menguburnya hanya dengan mencuri uang tersembunyinya. Aku akan membunuh Yuuki. Pastikan kau mendapatkan harta karun itu,” ujar Sekimoto lagi.


Yamaneko tidak membantah ide partnernya ini. Tapi tatapan matanya berbeda, seolah masih ada yang mengganjal dalam pikiran Yamaneko. Ada yang tidak beres!



Det.Inui kembali datang ke ruang arsip rahasia di museum kepolisian. Seperti biasa, dengan cara kasar ia mengancam salah seorang petugas di sana. “Kotak Pandora sudah dibuka, seseorang harus menutupnya. Di mana berkas yang berkaitan saat Sekimoto berada di Keamanan Publik?”


Si petugas itu tidak punya pilihan. Ia pun memberikan setumpuk berkas yang diminta det.Inui. Butuh beberapa saat bagi det.Inui untuk memeriksa berkas-berkas itu. Dan ia menemukan sesuatu yang tidak terduga.



Seperti idenya tadi, Sekimoto menuju kamar belakang. Dan di balik tirai transparan, sosok bertopeng aneh itu pun sudah menunggu, Yuuki Tenmei.


“Apa yang pengkhianat inginkan?” ujar suara serak Yuuki.



Sementara itu Yamaneko menuju ruangan yang sam, tempat pintu menuju ruang bawah tanah berada. Di sana sudah ada Katsumura yang menunggu. Saat Katsumura mengacungkan senpi-nya, Yamaneko juga merogoh jaketnya dan mengeluarkan ... rokok. Kedua orang ini akhirnya menyalakan rokok masing-masing dan duduk di lantai, berjauhan.


“Ah, aku semakin tua. Dulu, aku suka menari dan bernyanyi,” ujar Yamaneko.


“Apa kau tahu aku adalah Chameleon? Saat itu, saat kau mengenakan rompi anti peluru, kau tahu aku akan menembakmu, 'kan?” Katsumura to the point. “Sejak kapan kau tahu?”


“Sudah dari awal,” aku Yamane.


“Saat kita bertemu di karaoke?”


Sebelum itu. Cerita serialmu. Kebenaran tentang pencuri misterius Yamaneko. Kau menyisipkan bagian dari Bushido di sana. Pada awalnya buku tentang Bushido diterbitkan di luar negeri dan ada banyak terjemahan. Tapi terjemahan yang itu sudah diterbitkan oleh pemerintah sejak lama dan saat ini sudah tidak ada.” Yang dimaksud Yamaneko adalah buku Bushido yang dimilikinya sejak masih berlatih jadi mata-mata bersama Katsumura dulu.


“Mengetahui hal itu, membuatku menjadi seseorang dari sisi lain.”


“Yah, nama Chameleon itu aku dengar dari Akamatsu Anri a.k Cecilia Wang,” ujar Yamaneko juga.



“Tapi kenapa kau membiarkanku berkeliaran di sekitarmu? Kau melihat Yuuki Tenmei di dalam diriku. Bukan begitu? Dengan menantang pandangannya tentang hidup dan mereformasiku, kau ingin menunjukkan pada Yuuki Tenmei bagaimana seseorang bisa menjadi kuat,” tuduh Katsumura pula.


“Jangan salah paham. Itu hanya untuk menghabiskan waktu.”


“Kau pikir bisa mengalahkanku?” sindir Katsumura. “Membayangkan Yamaneko menjadi kucing peliharaan, bukankah itu menggelikan?”


“Kucing peliharaan?” balas Yamane tidak kalah sarkas. Ia pun meremas rokok di tangannya yang masih separuh batang.



“Baru kali ini aku punya banyak masalah. Tapi kau tak bisa mengalahkanku,” Katsumura juga meremas rokok di tangannya.


Perkelahian di antara mereka tidak terlelakkan lagi. Dengan latar belakang pelatihan yang sama-sama pernah mereka ikuti, keduanya jadi lawan yang seimbang satu sama lain. Yamaneko bahkan berhasil membuat mulut Katsumura penuh dengan darah.


Tapi semua itu berakhir saat Katsumura menodongkan senpi pada Yamaneko. “Menurutmu di situasi seperti ini kau punya harapan untuk menang?”



“Tentu saja,” Yamaneko tidak gentar sama sekali. “Cracker! Aku tidak ngompol!” teriaknya lalu menyumpal telinganya dengan semacam kapas.


“Aye, Sir!” Mao yang menyimak dari mobil mereka mengiyakan maksud Yamaneko itu. Ia pun memencet tombol di laptopnya dan seketika suara memekakkan telinga terdengar di ruangan Yamaneko.


Kaget karena situasi mendadak itu dan kesakitan oleh suara keras, kewaspadaan Katsumura mengendur. Melihat kesempatan ini, Yamaneko merebut senpi dari tangan Katsumura dan menembakkannya tepat di perut sebelah kanan Katsumura.


“Sakit, 'kan? Aku juga kesakitan. Sekarang kita impas.”


Darah segar mengalir dari lubang peluru di perut Katsumura. Nyaris ambruk, ia berusaha bersandar di dinding dengan tangan berusaha menutupi darah yang terus saja keluar. “Kenapa?”



“Jika ingin tahu, akan kuberi tahu.”


Malam itu, saat kejadian Katsumura membakar bar, Yamaneko menghubungi Akamatsu Anri a.k Cecilia Wang. Ia meminta Cecilia datang dan menyelamatkan Rikako-san bersama Mao. Keduanya berhasil diselamatkan. Yamaneko kemudian meminta Mao untuk kembali meretas. Kali ini ia meretas tayangan televisi di hotel tempat Katsumura menginap. Jadi berita tewasnya Mao dan Rikako di televisi itu adalah berita palsu yang sengaja dibuat oleh Mao.



Katsumura tersenyum sarkas. Ia tidak menyangka rencananya kacau karena melewatkan satu hal, soal Akamatsu Anri. “Panjang sekali penjelasannya.”


“Kupikir kau harus tahu dengan baik perbedaan antara kita,” ujar Yamaneko.


“Apa kau berpikir aku sendirian dan kau mempunyai teman?” sindir Katsumura.


“Tidak. Karena aku adalah ... orang yang menarik.” Yamaneko masih sempat narsis seperti biasa.


Katsumura tak habis pikir dengan ‘joke’ Yamaneko yang absurd ini, “Penjelasan barusan sama sekali tak nyambung.”



Yamaneko berbalik. Ia membuka lantai penutup pintu bawah tanah dan meminta Mao melanjutkan misi mereka, membuka ruangan itu.


“Apa kau tak mau menghabisiku? Aku sangat keras kepala,” keringat mulai keluar di wajah Katsumura.


“Biar kuberi tahu perbedaan lainnya antara kita. Aku tidak merenggut nyawa.” Yamaneko melepas dan mengambil tempat peluru dari dalam senpi milik Katsumura dan mengembalikan senpi kosong itu pada pemiliknya. Yamaneko kemudian mendengar kalau Mao sudah berhasil membuka pintu baja itu.


“Bolehkah aku mengucapkan kata-kata terakhir? Aku berharap bisa bertemu denganmu lebih awal sebagai seseorang yang dewasa,” ujar Katsumura. (ini kalimat penyesalan? Aiiiih puk puk bang Narimiya Hiroki. Best villain-nya Na, kekekeke)


Yamaneko Cuma tersenyum lalu berbalik. Ia membuka pintu baja, masuk ke dalamnya dan menghilang.



Katsumura duduk bersandar di dinding. Dipegangnya senpi kosong itu di tangan, “Menyedihkan. Aku begitu tak berguna.” Matanya lalu terpejam.



Mendengar suara tembakan, Sakura dan tim-nya meringsek masuk. Di tempat sebelumnya ia menemukan Yamaneko, kali ini Sakura melihat Katsumura yang terduduk bersimbah darah. Sakura panik dan memanggil-manggil nama Katsumura.


Katsumura menggeliat pelan, ia membuka matanya lagi, “Sakura-chan. Aku Cuma ingin tidur sebentar.” (adegan ini antara geli dan gimanaaaaa gitu rasanya. Kirain udah meninggal beneran. Emang sih Yamaneko bilang kalau dia nggak membunuh. Tapi Katsumura ini ... duuuh)


Antara kaget dan takjub Sakura kemudian meminta agar tim kesehatan datang dan membawa Katsumura. Adegan ini semuanya juga masih disaksikan Mao bersama Rikako-san dari mobil mereka. Dalam hati terdalam, Mao menyayangkan Katsumura yang sama sekali tidak berubah.



Sakura mengikuti tim kesehatan yang membawa Katsumura menuju ambulan. Belum sempat masuk ambulan, Katsumura menghentikan orang yang membawanya.


“Selama ini aku sudah menipumu,” ujar Katsumura pada Sakura.


“Aku tak peduli. Aku tak punya pandangan baik pada laki-laki. Dan juga, kau salah. Orang yang kupikir adalah senpai dan Chameleon, aku tak bisa memaafkanmu.”


Katsumura tersenyum, “Kau kuat, ya?”


“Aku selalu kuat.”


Tandu yang membawa Katsumura pun beranjak ke ambulan. Sakura yang sejak tadi menahan perasaannya akhirnya ambruk juga. Ia tidak bisa lagi menahan tangis yang pecah. Kekecewaan yang sangat dirasakan oleh Sakura. Apalagi, Katsumura adalah pria yang ia sukai. (duuuh di sini yang paling kasihan Sakura deh. Nyesek kayak apa coba, kalau ternyata orang yang disukai ternyata seorang penjahat dan kamu sendiri yang (terpaksa) harus menangkapnya)



Yamaneko sampai di sebuah ruangan bawah tanah. Dan dia baru sadar kalau untuk masuk ke ruangan itu butuh autentifikasi mata.


Sigap Mao melakukan peretasan seperti biasa. Sayangnya, seperti sebelumnya usaha Mao gagal. Sistem kembali error. “Segala jenis peretasan langsung dihalangi. Ini mungkin dilengkapi dengan A.I. (Artificial Intelligence. Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial.) “Jika begini aku tak bisa mengatasinya.” Sesal Mao.


Yamaneko kemudian sadar kalau pintu tempat ia masuk pun sudah kembali terkunci. “Sepertinya aku terperangkap. Udaranya juga mulai menipis. Cepatlah!” Yamaneko melihat ke arah pengatur udara di bagian atas ruangan yang seperti menarik udara keluar dari ruangan itu.


“Bagaimana rasanya berada di sangkar?” sebuah suara terdengar yang kemudian dikenali Yamaneko sebagai Yuuki. “Sekimoto takkan datang menyelamatkanmu.”


“Apa yang kau lakukan padanya?!”



“Aku yakin ruang keamanan ini yang mengganggu sinyal,” Mao menunjuk pada salah satu ruangan di kediaman Yuuki Tenmei itu. “Jika tak kuretas langsung dari sana, aku tak bisa meretas sistem keamanannya.”


“Mao!” suara Rikako-san menghentikan langkah Mao.


“Aku harus membantunya. Kau tak bisa menghentikanku.”


“Siapa yang mau menghentikanmu?” ucapan Rikako-san melunak.



Rikako-san dan Mao pun menyusup masuk. Dengan sedikit aksi, Rikako-san berhasil melumpuhkan sejumlah pengawal rumah itu. Dan terakhir adalah ruangan keamanan. Rikako-san menggunakan pistol bius buatan Hosoda-san untuk melumpuhkan mereka semua.


Mao yang menunggu di pintu dibuat takjub. Ia bersiul, persis seperti kebiasaan Yamaneko, “Fantastik!”



Yamaneko benar-benar terjebak di salah satu ruang bawah tanah. Ia berusaha menghemat oksigen untuk bisa bertahan. Dan bagi perokok sepertinya, ini tidak akan mudah. Meski begitu, Yamaneko masih tetap memikirkan langkah berikut dalam perang melawan Yuuki kali ini.



Det.Inui menyusul Sakura ke kediaman Yuuki. Sakura mengatakan kalau Katsumura ditemukan dengan luka tembak di perutnya, dan Yamaneko kemungkinan di ruang bawah tanah. Sakura menunjuk pintu besi di lantai. Sayangnya mereka tidak berhasil membuka pintu itu.


Det.Inui pun turun tangan langsung. Ia mencoba membuka pintu itu, dan tetap gagal. “Pasti ada ruang keamanan di rumah ini.”


“Oh iya, apa kau menemukan sesuatu tentang Sekimoto-san?” pertanyaan Sakura menghentikan det.Inui yang beranjak pergi.


“Itu berubah menjadi hubungan yang memalukan!”


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di Sinopsis Kaito Yamaneko bagian paling ujung, episode 10 part 2 end


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Bagian terakhir? Sabar ya guys. Tangan Kelana Cuma dua, dan jarinya Cuma sepuluh. Mata juga Cuma dua. Jadi nggak bisa diajak lembur tulisan terus, hehehehe #alesan #dilemparSendal

Tidak ada komentar: