Summer was coming. Kyaaaa !!! How’d you, guys? How’s the vacation from long holiday before? So, how about new day at school? I’d like to say ‘congratulation’ 4 all of you, freshman.


Udahan ah, pake bahasa Inggrisnya, kacau pula. Ehm, summer alias musim panas sudah datang. Dan saatnya cek list drama on going berikut ini ya.


 



Sukina Hito ga Iru Koto


Tayang: Pada 21.00 mulai Senin, 11 July 2016


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Kuwamura Sayaka (Koinaka, Keibuho Sugiyama Shintaro)


Genre: Romantic comedy


Pemeran: Kiritani Mirei, Yamazaki Kento, Miura Shohei, Nomura Shuhei, Nanao, Ohara Sakurako, Sano Hinako, Iitoyo Marie, Yoshida Kotaro, Hamano Kenta


Synopsis :


Sakurai Misaki (Kiritani Mirei) adalah seorang patissier yang bermimpi membuka usaha sendiri dan sangat sibuk kerja hingga lupa caranya berciuman. Tapi suatu hari, dia tiba-tiba kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah dipecat dari tempat kerja lamanya. Saat itu Misaki bertemu Shibasaka Chiaki (Miura Shohei), cinta pertamanya di SMA. Tahu situasi Misaki, Chiaki mengajaknya tinggal bersama dan bekerja di restoran miliknya di Shonan. Chiaki punya dua orang adik, Shibasaka Kanata (Yamazaki Kento) adalah seorang chef berbakat dan si bungsu, Shibasaka Toma (Nomura Shuhei) seorang pelayan di restoran. Misaki akhirnya menghabiskan satu musim panas bersama ketiga bersaudara ini.


Website: www.fujitv.co.jp/sukinahitogairukoto




Seisei Suru Hodo, Ai Shiteru


Tayang: Pada 22.00 mulai Selasa, 12 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskahs: Lee Jeong Mi, Watanabe Mako (Akutotachi wa Senri o Hashiru, Omotesando Koukou Gasshoubu!), Inoue Seiji


Karya asli : Seisei Suru Hodo, Ai Shiteru by Kitagawa Miyuki


Genre: Romance


Pemeran: Takei Emi, Takizawa Hideaki, Nakamura Aoi, Mizusawa Erena, Triendl Reina, Nakamura Hayato, Yokosawa Natsuko, Wada Akari, Genking, Takigawa Eiji, Judai Satoshi, Hashimoto Manami, Takahashi Mitsuomi, Kanno Misuzu, Matsudaira Ken


Synopsis:


Kurihara Mia (Takei Emi) bekerja di departemen PR sebuah perusahaan. Mia jatuh cinta dengan wakil presdir Miyoshi Kairi (Takizawa Hideaki) setelah dia membantu Mia mencari cincin pertunangannya dalam sebuah perjalanan bisnis. Mia tidak menyadarinya hingga dia datang ke departemennya sebagai bagian dari pelatihan. Mia akhirnya bekerja sebagai trainer dari sang wakil presdir. Karena sikapnya yang lembut, perlahan Mia pun jatuh hati. Sayangnya, sang wakil presdir sudah memiliki seorang istri ...


Website: www.tbs.co.jp/seiseisuruhodo_love




ON Ijou Hanzai Sousakan Todo Hinako


Tayang: Pada 22.00 mulai Selasa 12 July 2016


Stasiun TV: Fuji TV


Penulis naskah: Furuya Kazunao (Sumika Sumire, Ouroboros, S ~ Saigo no Keikan)


Karya asli: ON Ryoki Hanzai Sousahan Todo Hinako oleh Naito Ryo


Genre: Criminal mystery


Pemeran: Haru, Yokoyama Yu, Kaname Jun, Takahashi Tsutomu, Momose Saku, Saito Ryo, Ito Mamiko, Hayashi Kento, Okunuki Kaoru, Mitsuishi Ken, Harada Mieko, Watabe Atsuro, Yamanaka Takashi (guest star), Miura Takahiro (guest star), Mamiya Shotaro (guest star), Sasaki Nozomi (guest star)


Synopsis:


Todo Hinako (Haru) adalah seorang detektif baru yang bergabung dengan divisi investigasi satu Tokyo Metropolitan Police Department (Tokyo MPD). Dia tidak pernah lupa informasi kasus sekali dia melihatnya. Suatu hari, Hinako datang ke TKP seorang pria mati misterius. Pria ini adalah tersangka sejumlah kasus pembunuhan tak terselesaikan. Melihat situasi di TKP, pria ini seperti bunuh diri, tapi rasanya masih sulit diterima. Dan lagi, cara matinya sama seperti kasus pembunuhan yang dilakukannya. Benarkah ini bunuh diri atau dibunuh?


Dengan bantuan rekan-rekannya, Hinako menginvestigasi kasus kematian ini. Ada bayang-bayang gelap dalam hatinya dan dia tertarik dengan psikologi si pembunuh.


Website: www.ktv.jp/on




Furenaba Ochin


Tayang: Pada 23.15 mulai Selasa, 28 June 2016


Stasiun TV: NHK BS Premium


Penulis naskah: Adachi Naoko (Underwear, She, Shitsuren Chocolatier)


Karya asli: Furenaba Ochin oleh Oda Yua


Genre: Romance


Pemeran: Hasegawa Kyoko, Narita Ryo, Toda Naho, Tsurumi Shingo, Sugawara Daikichi, Furuhata Seika, Yamaguchi Mayu, Shinoda Ryoya, Shimoda Shota, Jyonmyon Pe, Yamamoto Hiroshi


Synopsis:


Kamijo Natsu (Hasegawa Kyoko) bingung antara menjadi seorang ibu atau wanita. Dia menyerahkan hidupnya untuk keluarga dan mulai kehilangan sisi wanitanya. Untuk mengembalikan sisi wanitanya, suaminya Yoshiyuki (Tsurumi Shingo) meminta bawahannya Saeki Ryu (Narita Ryo) untuk menggoda Natsu. Tapi ini adalah awal dari asmara terlarang. Natsu akhirnya benar-benar jatuh cinta pada pria ini dibanding suaminya sendiri.


Website: www.nhk.or.jp/pyd/furenaba




Hapimari ~ Happy Marriage!?


Tayang: mulai Rabu, 22 June 2016


Jaringan : Amazon Prime


Penulis naskah: Asano Taeko (Dakara Kouya, Utsukushiki Wana, Ten no Hakobune)


Karya asli: Hapimari ~ Happy Marriage!? oleh Enjoji Maki


Genre: Romance


Pemeran: Dean Fujioka, Seino Nana, Shirasu Jin, Shinoda Mariko, Nukimizu Yoichi, Kondo Yoshimasa, Yamazaki Ginnojo, Washio Machiko, Fujiwara Norika (guest star), Ono Takehiko


Synopsis:


Takanashi Chiwa (Seino Nana) adalah seorang office lady yang juga bekerja di club karena memiliki hutang. Suatu hari dia bertengkar dengan seorang pelanggan tampan dan kaya hingga dipecat. Hati berikutnya, Chiwa bertemu bosnya dan melihat pria semalam di sana. Pria ini adalah Mamiya Hokuto (Dean Fujioka). Hokuto tiba-tiba mengajukan kontrak pernikahan dengan Chiwa. Meski Chiwa awalnya menolak ide itu, tapi dia tidak punya pilihan salin menerimanya. Mereka melalui banyak waktu sulit hingga akhirnya jadi pasangan sebenarnya.


Website: www.amazon.co.jp/primevideo




Yamikin Ushijima-kun Season 3


Tayang: Pada 00.50 mulai Rabu, 20 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Fukuma Masahiro (Sengyoushufu Tantei, Yamikin Ushijima-kun Series)


Karya asli: Yamikin Ushijima-kun oleh Manabe Shohei


Pemeran: Yamada Takayuki, Ayano Go, Mitsumune Kaoru, Nakamura Tomoya, Sasaki Kokone, Honda Chikara, Hisamatsu Ikumi, Koseta Mayu, Konno Ayuri, Sasaki Mai, Usui Saryu, Kizaki Jessica, Koda Lili, Mouton Ito, Makita Sports, Takahashi Maryjun, Sakimoto Hiromi, Yabe Kyosuke


Synopsis:


Mayumi (Mitsumune Kaoru), yang bekerja di perusahaan penerbitan, bertemu pria misterius yang menyebut dirinya Shindo (Nakamura Tomoya). Karena dikatakan oleh peramal dia akan ‘ditakdirkan bertemu’, dia memerhatikan ini. Tapi yang menantinya justru pertemuan dengan Ushijima Kaoru (Yamada Takayuki), bos dari Cowcow Finance, yang terkenal di pasar gelap. Cowcow finance meminjamkan uang dengan bunga 5% tiap 10 hari dan memanfaatkan jasa penagih hutang.


Website: ymkn-ushijima-movie.com/dorama




Keiji 7-nin Season 2


Tayang: Pada 21.00 mulai Rabu, 13 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskahs: Mano Katsunari (Keiji 7-nin Season 1, ST Aka to Shiro no Sousa File, Shinzanmono), Oishi Tetsuya (Keiji 7-nin Season 1, Scapegoat, Keiji no Manazashi), Morishita Tadashi (Saikyou no Futari, Kakushou, Taburakashi)


Genre: Detective


Pemeran: Higashiyama Noriyuki, Takashima Masahiro, Kataoka Ainosuke, Suzuki Kosuke, Kurashina Kana, Tsukamoto Takashi, Yoshida Kotaro, Kitaoji Kinya


Synopsis:


Dikenal sebagai pemakaman para detektif, seksi 12 adalah seksi untuk para detektif yang tidak bisa dipecat. Amagi Yu’s (Higashiyama Noriyuki) dipindahkan ke unit investigasi bergerak Tokyo MPD, Katagiri Masatoshi’s (Yoshida Kotaro) dipromosikan dari mantan kepala seksi menjadi kepala divisi; Yamashita Takumi’s (Kataoka Ainosuke) dipindahkan ke unit misterius yang disebut Pusat Predisi Kejahatan Masa depan dan profesor forensik sains Domoto Shuntaro’s (Kitaoji Kinya) yang penampilannya mengubah lingkungan.


Website: www.tv-asahi.co.jp/keiji7_02




Ie Uru Onna


Tayang: Pada 22.00 mulai Rabu, 13 July 2016


Stasiun TV: NTV


Penulis naskah: Oishi Shizuka (Contrail, Second Love, Kazokugari)


Pemeran: Kitagawa Keiko, Imoto Ayako, Usuda Asami, Chiba Yudai, Kudo Asuka, Nakamura Toru, Araki Yuko, Kajihara Zen, Suzuki Hiroki, Honda Chikara, Ryo (guest star), Nakano Yuta (guest star), Haida Shoko (guest star), Tomosaka Rie (guest star), Yamada Maho (guest star), Watanabe Tetsu (guest star), Kato Kazuko (guest star), Kino Hana (guest star), Tonesaku Toshihide (guest star), Ono Yuriko (guest star)


Synopsis:


Dengan Olimpiade Tokyo yang hanya berjarak empat tahun, ada pemaksaan jual beli rumah-rumah di Tokyo. Sagenya Machi (Kitagawa Keiko) adalah supersales. Tidak ada rumah yang tidak terjual di tangannya. Machi mencari masalah dari klien dan keluarganya. Saat dia menyerang mereka, dia menyelesaikan masalahnya sekaligus dan menjual rumah yang merupakan pembelian terbesar hidup mereka.


Website: www.ntv.co.jp/ieuru




Shihei ~ Death Cash


Tayang: Pada 00.10 mulai Kamis, 14 July 2016


Stasiun TV: TBS


Penulis naskah: Yoshida Kaiki


Genre: Horror suspense


Pemeran: Matsui Jurina, Totsugi Shigeyuki, Kiyohara Kaya, Kawaei Rina, Hayama Shono, Nakamura Yurika, Nishida Mai, Shison Jun, Yamada Yuki, Yoshioka Riho, Kakei Toshio


Synopsis:


Seorang mahasiswi, Minami Yuka (Matsui Jurina) mendengar soal “death cash” dari adiknya (Kiyohara Kaya) yang suka dengan kisah horor. Disebutkan jika orang mendapatkan uang itu, dia akan mendapatkan kutukan. Saat ‘death cash’ ini digunakan, gambar Fukusawa Yukichi yang muncul pada lembaran 10.000 yen akan berubah hitam dan pemakainya akan bertemu kematian yang buruk. Yang Yuka tidak tahu, ini bukan Cuma legenda masyarakat.


Suatu hari, teman Yuka Tachibana Ikumi (Nishida Mai) meninggal tiba-tiba secara misterius. Ada banyak lembaran uang 10.000 yen di sekitar jasadnya dan dua mata Fukusawa Yukichi berubah menjadi hitam. Setelah itu, orang-orang di sekitar Yuka dikutuk oleh ‘death cash’. Dengan bantuan detektif Iwamoto Takeshi (Totsugi Shigeyuki), yang mencari cara mengungkap kasus ini, mereka mulai menemukan polanya.


Website: www.tbs.co.jp/DeathCash




Onnatachi no Tokusou Saizensen


Tayang: Pada 20.00 mulai Kamis, 21 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskah: Fukasawa Masaki (Doctor Car, Keishichou Zero-gakkari, ST Aka to Shiro Sousa File)


Genre: Detective


Pemeran: Takashima Reiko, Miyazaki Yoshiko, Takahata Atsuko, Watanabe Ikkei, Aijima Kazuyuki, Iida Kisuke, Fuke Norimasa, Masuzawa Nozomu, Konno Narumi, Sugiura Kotono, Izumikawa Miho


Synopsis:


Polisi Muromachi Kyoko (Takashima Reiko) dan Ichijo Yayoi (Miyazaki Yoshiko) bekerja sama sementara mantan detektif Yasaka Misuzu (Takahata Atsuko) sekarang adalah koki kafe. Ketiga wanita ini sangat suka gosip. Mereka membahas soal apa yang mereka dengar. Gosip itu tentang informasi investigasi dan analisis kasus dari perspektif berbeda. Mereka mulai menemukan petunjuk tak terduga yang terhubung dengan penyelesaian kasus.


Website: www.tv-asahi.co.jp/onnatokusou




Hajimemashite, Ai Shiteimasu


Tayang: Pada 21.00 mulai Kamis, 14 July 2016


Stasiun TV: TV Asahi


Penulis naskah: Yukawa Kazuhiko (Gisei Fuufu, Marumaru Tsuma, Kaseifu no Mita)


Genre: Family


Pemeran: Ono Machiko, Eguchi Yosuke, Hayami Mokomichi, Sakai Maki, Yo Kimiko, Fuji Tatsuya


Synopsis:


Umeda Mina (Ono Machiko) adalah seorang pianis terkenal dan ayahnya adalah konduktor terkenal. Dia punya tujuan untuk menjadi pemenang dalam kompetisi piano internasional. Tetapi usahanya selalu gagal dan sekarang kesempatan terakhirnya di usia 35 tahun. Mina menikah dengan Shinji (Eguchi Yosuke) selama 10 tahun, tapi mereka tidak memiliki anak. Suatu hari, seorang anak kecil dengan wajah penuh luka masuk ke kebun mereka. Terkuak kalau anak kecil ini dianiaya. Tapi beberapa hari kemudian, anak kecil ini muncul lagi. Merasa kalau ini takdirnya, Shinji memutuskan mengadopsi anak ini secara rahasia.


Website: www.tv-asahi.co.jp/hajimemashite



Kelanas’s note:


Dari beragam drama di bagian pertama ini, Na ngikuti Sukina Hito ga Iru Koto. Ya, tipikal cerita komik tapi lumayan manis sih. Lagipula pasti banyak yang nungguin kan, karena ada si cakep dek Yamazaki Kento dan abang Miura Shohe pula. Buat yang nggak pengen terlalu banyak mikir, ini drama yang sip. Awas kalau laper nanti, karena di drama ini ada banyak kue-kue enak.


Nah buat mengimbanginya, Na juga ngikutin yang rada serius. ON-Todo Hinako. Ketemu Haru lagi deh di sini, setalah di Sekai Ichi Muzukashii Koi. Sebenarnya Na lebih penasaran sama abang Yokoyama Yu. Wajahnya itu ... keplak-able banget tapi bikin meleleh. Na masih kebayang wajah dia jadi penjahat di Hidarima Tantei Eye (2010) yang lalu deh. Ntah kenapa, menurut Na, akting Haru di sini sama aja dengan di Sekai Ichi deh. Hmmm ... kamu perlu menunjukkan karakter berbeda nih, Haru.


Oh ya, dramanya Takei Emi yang Seisei Suru Hodo, Ai Shiteru juga layak masuk list lho. Na udah nyicip episode pertama. Menarik sih, tapi agak terlalu manis buat Na. Hahahaha. Jadi sementara Na tangguhkan dulu lanjut nontonnya.


Tenang aja, drama musim panas nggak Cuma segini kok. Masih ada list-nya di bagian berikutnya. Sampai jumpa


Cr. All English text from www.jdramas.wordpress.com


Kelana hanya menerjemahkan dalam bahasa Indonesia


Posting at www.elangkelana.net


 
Bening Pertiwi 15.05.00
Read more ...

Halo semua! Apa kabar nih, habis libur Lebaran? Mohon maaf atas semua salah dan khilaf ya. Dan juga maafkan Na, karena baru bisa muncul kembali sekarang. Terimakasih buat yang udah setia nungguin tulisan Na. Kali ini masih lanjut cerita cintanya Reiji-Misaki. Selamat membaca ^_^



SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 04 part 2. Reiji masih melanjutkan saran dari presdir Wada. Kali ini mereka melakukan perjalanan. Reiji membuat alasan untuk mencari chef baru bagi restoran hotel barunya.


Di satu kesempatan, Reiji dan Misaki mampir ke pantai. Reiji tidak menyangka kalau Misaki akhirnya tahu soal hoby-nya yang menyukai jamur dan mengatakan itu bukan hobby menjijikan, justru menyenangkan. Dan tanpa sadar, sisi kekanak-kanakan Reiji pun muncul



Chef Tanaka, kepala koki yang dituju Reiji tengah mempersiapkan masakan di dapur. Tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan para waiter yang membicarakan Reiji. Sepertinya sang chef sudah tidak kaget lagi dengan hal ini. Kemungkinan ada banyak hotel lain yang juga sudah menghubungi dan merekrutnya untuk bergabung.



Makan malam Misaki dan Reiji. Misaki begitu menikmati masakan sang chef, sementara Reiji berkali-kali minum anggur supaya agak mabuk. Misaki mengomentari itu dan Reiji mengatakan itu karena makanannya yang enak, hingga ia banyak minum.


“Sepertinya saya sangat suka dengan masakan Chef Tanaka,” komentar Misaki.


“Aku juga...suka.” ucapan Reiji seperti pengakuan. Tapi tahu situasinya, ia pun meralat dan mengacu pada makanan di depannya. Berbelit Reiji berusaha mengungkapkan isi hatinya pada Misaki. Tapi akhirnya yang keluar dari bibirnya hanya kekaguman pada makanan dan dekorasi meja mereka. Alkohol ternyata tidak banyak membantu.



Di kamar, Reiji meringkuk memeluk bantal sambil menelepon. Ia mengadu pada presdir Wada kalau usahanya kali ini kembali sia-sia.


Tapi presdir Wada menanggapinya dengan santai, “Masih ada kesempatan terakhir.”


“Aku masih punya kesempatan terakhir?” Reiji heran. Ia pun berdiri dari pojok kamar.


“Dia saat ini sedang memikirkan perasaanmu lagi. Padahal atmosfernya seakan mau menyatakan cinta, tapi tidak berkata apapun. Apa ini hanya salah paham?” lanjut presdir Wada.


Reiji menyimak itu semua. Ia bahkan masih sempat membuat catatan, meski presdir Wada mengatakan tidak perlu dicatat.


“Membuatnya berpikir tidak ada apapun sampai akhir, lalu persiapkan ending yang terbaik. Buket mawar,” ucapan presdir Wada ini sempat diprotes Reiji karena tampak klise. Tapi presdir Wada tetap melanjutkannya, “Jika kamu jelaskan pada resepsionis, mereka mau memesankan dan menyiapkannya untukmu. Masukkan ke bagasi mobil, lalu berikan saat kalian berpisah. Kamu harus melakukannya kali ini!”


Reiji tiba-tiba saja menjadi bersemangat, “Aku merasa aku bisa melakukannya. MAWAR!”



Hari berikutnya, Reiji dan Misaki dalam perjalanan pulang. Reiji terus saja memandangi jalanan di depannya dengan serius di belakang kemudi. Kepalanya masih dipenuhi soal mawar. Apa yang akan dilakukannya?


Di sebelah Reiji, Misaki mencoba mengajaknya bicara. Ia membahas soal tujuan mereka datang ke hotel itu, untuk menarik Chef Tanaka ke hotel mereka. Menurut Misaki, sang chef sudah mendapatkan banyak tawaran juga dari hotel lain, sehingga kemungkinan akan sulit. Tapi Reiji masih tidak bisa fokus. Ia menanggapi ucapan Misaki sekadarnya saja.


Sampai di tempat tujuan, Misaki turun. Reiji masih mencoba memberanikan diri. Mawar dalam ukuran besar sebenarnya sudah tersedia di bagasi belakang mobilnya. Saat Misaki akan pergi, Reiji mengingatkan agar Misaki memeriksa sekali lagi apakah ada barang yang tertinggal. Misaki pun menurut saja. Reiji bertarung dengan dirinya sendiri untuk menyerahkan mawar itu atau tidak. Hingga akhirnya Misaki membuyarkan perseteruan dalam hati Reiji dan pamit pergi. Reiji kembali gagal menunjukkan perasaannya pada Misaki.



Di rumahnya yang mewah, Reiji memetiki kelopak mawar itu dengan wajah merengut. Sekt.Maiko dan sopirnya hanya bisa memandangi sang bos dan mendengarkan curhatnya dengan setia.


“Aku sudah tahu bahwa mengikuti strategi Wada saja adalah hal yang konyol. Aku sudah tahu saat melakukan hal seperti anak kecil. Tapi, kupikir aku tidak bisa bilang tidak akan melakukannya. Aku berpikir saat itu aku bisa melakukannya. Kupikir jika sudah dipojokkan seperti itu, aku pasti bisa mengatakannya. Tapi aku tetap tak bisa mengatakannya. Aku selalu berpikir tidak bisa bilang karena malu. Tapi itu salah. Aku takut. Aku takut jika setelah ia tahu perasaanku, ia akan jadi membenciku. Aku takut ditolak oleh dia yang umurnya 10 tahun lebih muda. Padahal Presdir, tapi ditolak karyawan baru, Aku takut menghadapi diriku yang seperti itu. Makanya sampai akhir pun, aku tetap tak bisa mengatakan dan terus melarikan diri.”



Reiji akhirnya berhenti memetiki kelopak mawar itu. Ia duduk salah satu sudut rumahnya. Sekt.Maiko dan sopirnya Katsunori-san pun ikut bersimpuh di dekat Reiji.


Perlahan, air mata Reiji pun mengalir, “Kenapa aku tak bisa mengatakan 2 suku kata "suka"? Aku yang selama ini membesarkan perusahaan dan melampaui apapun yang menghadang. Aku yang demi memenuhi target perusahaan, sudah mengatakan "pecat" pada berpuluh-puluh orang. Kenapa padanya, dua suku kata "suka" itu tidak bisa kukatakan?”


Reiji berpaling pada dua orang karyawanya itu, “Selama ini kalian sudah membantuku. Terima kasih, ya. Tapi, aku sudah capek. Gara-gara aku menyukai dia, aku harus menghadapi diriku yang pengecut. Aku sudah capek.”


“Karena ingin Presdir bahagia, sepertinya saya telah memaksakan Anda. Maafkan saya,” kali ini sekt.Maiko yang bicara.


“Tidak. Aku berterima kasih. Tapi, mulai hari ini tolong lupakan diriku yang menyukai Shibayama Misaki,” pinta Reiji akhirnya.



Pagi berikutnya. Presdir Wada sedang memeriksa berkas di mejanya saat sekretarisnya datang dan mengatakan ada telepon dari sekt.Maiko.


“Dia bilang tolong lupakan soal tentang Presdir Samejima dan Shibayama Misaki,” ujar si sekretaris.


Presdir Wada melirik dan tersenyum, “Dia gagal, ya...”


Si sekretaris itu juga bilang kalau sekt.Maiko ingin bertemu lagi dan mengucapkan terimakasih.



Pagi ini Misaki mendapatkan telepon. Dari yang mereka bicarakan, chef Tanaka masih belum memberikan keputusan soal pilihannya. Tapi ia tampak tertarik untuk bekerja di hotel milik presdir Wada.


Saat Misaki cerita soal itu, rekan-rekan karyawan lainnnya sudah bisa paham. Tidak ada yang tidak tertarik dengan hotel milik presdir Wada, yang selama ini jadi hotel terbaik. Dan kegiatan kantor pun kembali seperti semula. Tapi mereka heran, karena hari sudah cukup siang tetapi presdir Reiji masih belum datang.



Seperti biasa Reiji berangkat ke kantor ditemani sekretaris dan sopirnya. Hari ini wajah Reiji sudah berbeda, kembali seperti Reiji yang dulu, dingin dan sadis.


“Pada dasarnya, mendiskusikannya pada Wada saja sudah salah. Aku bilang akan membawa tunangan saat pesta karena ingin menang dari Wada. Jika berjalan lancar karena strategi dia, aku harus balas budi seumur hidup,” cibir Reiji dari kursi belakang. “Sudah kuputuskan. Mulai hari ini, aku hidup dengan mencintai ikan medaka dan jamur saja. Dengan begini, aku bisa mencurahkan semua pada pekerjaan,” tegasnya pula.



Hari sudah malam saat Mahiro keluar bersama ketua tim Goro-san. Mereka baru saja rapat bersama. Ketua tim Goro mempersilahkan Mahiro untuk pulang duluan karena sudah malam.


“Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan bersama?” Mahiro menawarkan.


“Maaf, hari ini aku sudah ada janji sebelumnya,” tolak ketua tim Goro.


Mahiro pun mencoba mengerti. Saat ketua tim Goro sudah pergi, ia menghembuskan nafas panjang. Mahiro menyukai ketua tim Goro-san, tapi masih belum berani mengungkapkan rasa sukanya itu.



Kemana Reiji pergi? Hari itu Reiji tidak berangkat ke kantor, melainkan datang lagi ke hotel tempat chef Tanaka bekerja. Tamu lain sudah pergi, tapi Reiji masih menunggu. Hingga akhirnya sang chef tidak punya pilihan selain menemui Reiji.


“Saya senang Anda datang ke sini lagi, tapi apa Anda belum dengar dari karyawan wanita yang datang ke sini beberapa waktu lalu, 'kan? Saya sudah menghubungi untuk menolak tawaran. Sudah saya putuskan untuk bekerja di Stay Gold Hotel,” ujar chef Tanaka, lugas dan jelas.


“Kenapa Anda memutuskan seperti itu?” tanya Reiji.


“Antusiasme. Saya juga tertarik dengan Samejima Hotels, tapi saya kecewa. Saya pikir saya akan lebih dibutuhkan lagi. Saat Presdir Wada datang makan di sini, saya mendapat pujian tertinggi darinya,” chef Tanaka lalu pamit pergi.


Tapi ucapan Reiji menghentikan sang chef, “Wada-san, seberapa banyak minum saat itu?”


Chef Tanaka bingung, tapi juga mengingat-ingat lagi, “Kalau tidak salah, 1 botol wine untuk 2 orang.”


Tapi Reiji masih belum menyerah. Justru inilah strateginya, “Waktu itu, kami membuka 3 botol untuk 2 orang. Hari ini saja aku sendiri minum sebotol. Biasanya aku yang hanya minum 1-2 gelas wine. Kenapa bisa minum sebanyak itu? Itu karena kekuatan masakan Tanaka-san. Maaf jika saya kurang dalam berkata. Manusia seperti saya tipe yang tidak bisa bilang suka pada sesuatu yang benar-benar disukai. Justru saya pikir tidak sopan jika memuji sesuatu hanya dengan mencobanya sekali. Makanya, saya datang dan mencobanya lagi dan dengan perilaku dan sikap seperti ini, saya pikir Anda akan memahaminya bahwa saya menyukai masakan yang dibuat Tanaka-san lebih dari siapapun. Terima kasih atas makanannya. Saya akan datang lagi.” Reiji mengambil lap dan membersihkan bibirnya, bersiap pergi.


Tapi chef Tanaka menahannya. Ia pun meraih tangan Reiji, “Anda tidak usah datang lagi ke sini. Saya akan tolak tawaran Presdir Wada,” ujar chef Tanaka sambil menjabat tangan Reiji erat.



Berita soal chef Tanaka yang akhirnya memilih Samejima hotel sampai juga pada para karyawan. Mereka memuji kemampuan sang bos untuk meyakinkan chef satu itu.


Saat itu Reiji baru saja datang bersama sekt.Maiko. Keluar dari lift, Reiji mengajak sekt.Maiko untuk berlari masuk. Sekt.Maiko menurut saja, mengikuti bos-nya berlari dan masuk ke ruangan. Sementara para karyawan hanya bisa keheranan melihat tingkah sang bos yang tidak biasanya.



Reiji masuk ke ruangannya. Ia mengintip Misaki dari balik kaca yang tertutup sebagian lalu menutupnya lebih rapat. Reiji berjongkok di balik kaca itu, galau.


Sudah siang saat Misaki masuk ke ruangan presdir. Tapi sekt.Maiko menahannya dan mengatakan kalau Reiji tengah sibuk. Akhirnya Misaki hanya menyerahkan rancangan renovasi pintu masuk dan lobi hotel yang sudah dibuatnya pada sekt.Maiko.


Sekt.Maiko masuk ke ruangan Reiji dan meletakkan berkas dari Misaki tadi di meja Reiji, “Setelah ini, saya akan memberi sekotak kue pada Presdir Wada. Apa ada pesan?”


“Bilang kalau mau tahu cara merekrut koki, kapanpun akan kuberitahu,” ujar Reiji dengan sengak.


Sementara itu telur ikan medaka di akurium milik Reiji mulai berkedut. Sepertinya mereka akan segera menetas.



Karyawan sudah berangsur-angsur pulang. Tapi Misaki masih berada di mejanya. Ajakan minum pun ditolak Misaki dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus ia bereskan.


“Kalau sudah selesai, kita ada di restoran biasanya, ya. Datang saja.”


Kedua karyawan pria ini beranjak pergi. Tapi di depan lift, mereka bertemu Katsunori-san yang datang sambil membawakan kotak makan malam. Katsunori kaget saat melihat Misako ternyata masih ada di kantor, pada karyawan lainnya sudah pulang. Misaki heran karena Katsunori-san membawakan kotak makanan, artinya Reiji masih ada di kantor.



“Air susu dibalas air tuba. Presdirmu bisa-bisanya melakukan itu padaku,” keluh presdir Wada saat bertemu dengan sekt.Maiko di tempat biasa.


“Saya benar-benar minta maaf.”


“Kalau SDM penting dirampas seperti itu, aku juga harus membalasnya, ya. Kamu juga tanggung jawab, ya,” ujar presdir Wada, kembali misterius.


“Maksudnya tanggung jawab?” sekt.Maiko heran.


“Untuk awalnya, Bbagaimana kalau kamu jadi pacarku?” tawar presdir Wada kemudian.


“Tolong hentikan candaannya,” sekt.Maiko berusaha menutupi rasa canggung yang muncul tiba-tiba.


“Tidak puas kalau denganku? Apa kamu tahu kenapa aku mau membantu Samejima-kun? Untuk mendekati kamu, tahu,” rayu sang presdir lagi.


“Anda tahu 'kan bahwa Samejima menganggap Anda sebagai rival? Aku yang merupakan sekretarisnya, sudah pasti tidak mungkin berpacaran dengan Wada-san.”


“Apa tidak apa bilang "sudah pasti"?” sindir presdir Wada.


“Bukannya banyak wanita lain yang lebih cocok dengan Wada-san?”


“Kalau tidak suka, bilang saja tidak suka,” goda presdir Wada lagi. Tapi tiap apapun jawaban sekt.Maiko selalu bisa dijadikan bahan untuk menggodanya kembali.



Misaki mencegat Katsunori-san yang baru saja keluar dari ruangan Reiji, “Permisi, Presdir masih juga belum pulang, ya?”


“Ya. Sepertinya hari ini dia akan menginap,” Katsunori-san lalu pamit pergi.



Tapi Misaki belum menyerah. Pelan, ia membuka ruangan sekt.Maiko. Tapi di depan pintu ruangan Reiji, Misaki berhenti. Misaki mengetuk pintu itu.


“Presdir? Sebentar lagi ikan medakanya menetas, kan? Kalau boleh, aku ingin melihatnya bersama.”


Misaki menunggu, tapi tidak ada jawaban apapun dari Reiji. Reiji sendiri bingung akan membukakan pintu itu atau tetap diam saja. Tapi akhirnya Reiji mengambil pilihan kedua. Tangannya terulur membukakan pegangan pintu untuk Misaki.



Reiji meletakkan makan malamnya. Dan kini ia duduk bersebelahan dengan Misaki, menunggu ikan medaka-nya menetas.


“Katanya Chef Tanaka akan kerja di perusahaan kita, ya,” Misaki mencoba mulai pembicaraan. “Bagaimana cara Anda membujuknya?”


“Tidak ada yang khusus, kok,” ujar Reiji datar, tidak tampak antusias.


Misaki makin tidak enak melihat presdirnya seperti itu, “Saya telah membuat Presdir marah, ya?”


“Tidak, kok. Kenapa berpikir begitu?” Reiji hanya melirik sekilas.


“Tidak. Sejak pergi bertemu Chef Tanaka, Anda seperti menghindari saya.”



Tapi obrolan mereka teralihkan saat Reiji melihat ikan medaka-nya menetas dan berseru girang. Kedua orang ini lalu memperhatikan ikan medaka yang keluar dari telur mereka satu per satu.


“Lucu sekali, ya,” puji Misaki.


Reiji pun terbawa suasana. Tidak sadar, hingga ia pun berucap, “Aku suka kamu.”


Misaki tertegun mendengar ucapan Reiji. Pun saat Reiji sadar akan ucapannya, ia heran sendiri. Keduanya Cuma saling pandang, salah tingkah.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 05 part 1


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :


Sekali lagi, Na minta maaf ya, sudah membuat kalian menunggu lama untuk lanjutan sinopsis satu ini. Efek liburan panjang, hahahaha. Oh ya, drama-drama musim panas juga sudah mulai tayang ya. Na belum ngecek semua sih. Tapi semoga ada yang menarik untuk diikuti ^_^


 
Bening Pertiwi 14.59.00
Read more ...

SINOPSIS dorama Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 04 part 1. Frustasi karena usahanya mendekati Shibayama Misaki terancam gagal, Reiji mengasingkan diri dengan alasan perjalanan bisnis. Sebenarnya dia hanya pergi menginap di gunung dan asyik masyuk dengan hobinya, mengambil foto jamur langka.


Sekt.Maiko yang tidak tega melihat bosnya seperti ini menghubungi presdir Wada Hideo. Dan malam itu, Reiji mendengarkan semua saran dari presdir Wada. Apakah saran dari presdir Wada kali ini akan berhasil bagi Reiji dan Misaki?



Sudah 8 tahun aku bekerja sebagai sekretaris Presdir. Pertama kali bertemu yaitu 10 tahun lalu. Saat itu, aku masih memanggilnya 'Reiji-san'.


Setelah lulus SMA di Shizuoka, aku bekerja sebagai pelayan di Penginapan Samejima. Reiji-san adalah anak tunggal pemilik penginapan. Reiji-san bersekolah di sekolah khusus para pebisnis hotel di Inggris. Ia dipaksa pulang saat masih sekolah karena bisnis ayahnya yang hampir bangkrut. Sejak Reiji-san pulang, penginapan berubah drastis. Untuk memotong biaya pekerja yang tinggi, ia mem-PHK banyak pegawai veteran. Di sisi lain, ia mengeluarkan biaya besar untuk periklanan dan renovasi kamar yang semakin menua.


“Selama 2 bulan saja, apa kamu bisa diam?”


Tanpa menunggu 2 bulan, tamu pun kembali datang. Berkat inovasi Reiji-san, penginapan Samejima yang baru terlahir kembali menjadi penginapan yang sulit direservasi. Penginapan dan hotel seluruh negeri yang mendengar kabar ini datang meminta tempatnya dibangun ulang. Reiji-san memutuskan untuk menjalankan bisnis hotel impiannya dan melanjutkan persiapan independen.



Yang telah menghancurkan suasana tenang Penginapan Samejima tidak lain adalah aku. Selingkuh. Sebuah cinta yang terlarang.


Karena ketahuan selingkuh dengan salah seorang pegawai di penginapan, Maiko akhirnya mengundurkan diri. Saat akan pergi, Katsunori-san mencegatnya dan menawarkan akan mengantar sampai stasiun. Maiko pun setuju. Tapi saat masuk ke dalam mobil, Maiko menyadari ada Reiji di kursi belakang.


“Setelah berhenti, kamu mau ke mana?” sapa Reiji.


“Belum saya putuskan.”


“Kamu mau jadi sekretarisku?” tawar Reiji tanpa basa-basi.


Maiko kaget, “Kenapa saya?”


“Sambil bekerja dengan sempurna sebagai pelayan, kamu juga berpacaran tanpa disadari siapapun. Energi dan kemampuan menjadwal yang hebat. Untuk perusahan baru yang akan kubangun, kamu adalah SDM yang kubutuhkan.”


Maiko pun melirik ke arah Katsunori-san. Katsunori-san mengatakan kalau ia juga akan bergabung bersama Reiji.


Sejak itu, 8 tahun berlalu. Aku semakin ingin balas budi terhadap Presdir. Saat mengetahui Presdir jatuh cinta dengan Shibayama Misaki, aku terkejut sekaligus senang. Aku ingin Presdir yang telah menolongku jadi bahagia. Jika ingin balas budi, inilah saatnya. Menundukkan kepala pada Wada-san yang merupakan rival Presdir juga, karena aku ingin Presdir bahagia.


Sekt.Maiko mengecek jam tangannya. Sepertinya ini sudah waktunya presdir datang.



Sekt.Maiko menyambut Reiji yang baru turun dari mobilnya. Saat dikatakan kalau pekerjaan menumpuk karena Reiji liburan, Reiji menolak itu. Dia mengatakan kalau kemarin bukan liburan.


“Sepertinya Wada-san senang dipanggil "master" oleh Presdir,” ujar sekt.Maiko setelah meletakkan cangkir kopi di meja Reiji.


Tapi tentu Reiji tidak akan mau mengakuinya, “Saat itu, aku sedang tidak sehat. Mungkin karena aku makan jamur aneh.”


“Wada-san bilang ia memberitahu Presdir kunci keberhasilan.”


“Belum tentu cara Wada itu cocok denganku,” Reiji masih saja terus mengelak.


“Kita tidak akan tahu cocok atau tidaknya jika tidak mencoba,” bujuk sekt.Maiko lagi.


Reiji beralih ke pekerjaannya. Dia menghindari berdebat dengan sekretarisnya itu karena tahu akan kalah. Bahkan saat sekt.Maiko mengusulkan agar Reiji mencoba dulu, Reiji justru menunjukkan wajah merajuknya lengkap dengan mulut manyun.



Hari sudah beranjak petang. Kantor pun sudah sepi. Tinggal Misaki sendirian. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Misaki beranjak pergi. Tapi di depan lift, Reiji menyusulnya.


“Tunggu, Warna kesukaanmu apa?” tanya Reiji tiba-tiba.


“Hijau...” ujar Misaki yang kebingungan.


“Oh, begitu,” Reiji mengangguk mengerti dan berbalik lalu pergi.



“Anda tidak mampir ke gym? Bukankah hari Rabu jadwal Anda pergi ke gym?” tanya Katsunori-san heran, saat melihat Reiji hari itu memilih pulang.


Tapi yang menjawab justru sekt.Maiko, “Hari ini tak boleh bertemu Shibayama Misaki lagi. Ini strategi Wada-san.”


Katsunori-san mengangguk mengerti. Tapi Reiji di kursi belakang justru yang pesimis. Ia membuang muka dan melihat ke luar.



Hari itu seperti biasa Misaki berolahraga di gym. Ia melirik sepeda di sampingnya, yang ada tanda ‘khusus presdir’, tapi sepeda itu kosong. Reiji yang biasa ada di sana, hari itu tidak datang. Alih-alih Reiji, Misaki justru ditemani oleh Ieyasu.


Dan seperti biasa, Ieyasu mulai bercerita soal dirinya. Narsisnya pun kumat. Tapi Ieyasu bisa melihat perubahan sikap Misaki. Ia heran karena hari itu presdir pun tidak datang.


“Tidak. Aku seperti biasanya,” ujar Misaki saat ditanya apa mood-nya sedang buruk. Misaki kembali melirik sepeda di sebelahnya yang kosong.



Reiji sudah kembali ke rumahnya. Tapi ia masih saja memikirkan strategi yang disebutkan presdir Wada saat mereka ada di tenda.


“Apa maksudnya menanyakan warna kesukaan pada pasangan?” Reiji heran.


“Pertanyaan itu tidak ada maksud apapun. Karena pertanyaannya tidak berarti, makanya jadi berarti.”


“Aku tidak mengerti yang kamu bicarakan,” protes Reiji.


Presdir Wada bangun dari tidurannya, “Ia akan memikirkan terus kenapa dirinya ditanya mengenai warna kesukaan. Memikirkan itu terus berarti ia juga terus memikirkan dirimu semalaman.”


“Dengan begitu, ia akan salah paham bahwa dia menyukai diriku?” Reiji mendadak bersemangat.


“Jangan cepat menyimpulkan. Dengan menanyakan hal ini, kita bisa mengukur seberapa besar ia punya minat terhadap dirimu. Esoknya, jika dia tanya warna kesukaanmu, berarti ada harapan besar untukmu,” lanjut presdir Wada.


Reiji menulis dalam buku catatannya, “Kalau dia tidak datang bertanya?”


“Sayang sekali, mungkin kamu akan dianggapsebagai lelaki aneh yang bertanya hal aneh. Secepatnya tarik tanganmu.”



Pagi itu Reiji masuk kantor seperti biasa, cool dan tidak terlalu menanggapi karyawannya. Meski sebenarnya ia masih penasaran dengan reaksi Misaki terhadap pertanyaan kemarin. Saat Reiji ada di pantry, ternyata Misaki menyusulnya.


“Presdir, Eh... Mengenai pertanyaan warna kesukaan saya kemarin, Itu maksudnya apa, ya?” tanya Misaki yang penasaran.


Reiji berbalik sambil menahan senyum bahagianya. Ternyata langkahnya kali ini sukses. Setelah berhasil menguasai diri dan kembali cool, Reiji berbalik. “Itu, ya? Tidak maksud apa-apa, kok. Tidak usah dipikirkan.”



Reiji langsung ngacir kembali ke ruangannya. Melihat sang presdir tampak sangat gembira, sekt.Maiko pun menyusul ke dalam.


“Bagaimana ini...Ternyata ada tanggapan positif dari strategi Wada.”


Sekt.Maiko ikut sumringah dengan kabar dari bosnya ini, “Bukankah itu bagus?”


“Jangan-jangan, jika menjalankan sesuai strategi master, aku bisa melakukannya? Akan kulakukan!” tegas Reiji semakin tertarik dan bersemangat.



Hari-hari kerja berjalan seperti biasanya. Reiji kembali disibukkan dengan telepon dan juga menandatangani berkas-berkas yang disodorkan oleh sekt.Maiko. Reiji bahkan menyempatkan diri membaca buku bisnis yang ditulis oleh presdir Wada sambil makan kue manis. Hal yang sangat jarang dilakukan.


Bahkan saat keluar dan melewati para karyawannya, Reiji tampak sangat sumringah. Reiji juga memandangi ikan-ikan dalam akuariumnya dengan senyum yang terus saja terkembang.



Para karyawan ternyata menyadari mood Reiji hari itu. Mereka sadar benar jika sang presdir sepertinya tengah senang. Dugaan demi dugaan pun muncul. Hingga akhirnya salah satu dari mereka menyebut soal ikan medaka, ikan peliharaan presdir yang sudah saatnya bertelur. Hobi yang dilakukan Reiji sejak lama, memelihara ikan.


Mahiro, si pegawai wanita selain Misaki, tiba-tiba nyeletuk. Ia mengaku sempat melihat sebuah majalah saat bersih-bersih ruang presdir. Rekan-rekannya langsuh heboh dan menebak kalau itu majalah porno. Tapi Mahiro mengatakan tidak benar. Ia justru menyebutkan sebuah judul majalah tentang jamur langka. Rekannya yang lain kemudian mengatakan kalau selama kunjungan di cabang Hakone, ia tahu presdir Reiji selalu menyempatkan diri ke bukit belakang hotel. Mungkin itu alasannya, jamur.


Mahiro melanjutkan kalau saat membuka majalah itu, ia juga menemukan salah satu halaman ditandai. Ternyata ada sebuah foto dengan label yang menunjukkan kalau Samejima Reiji-lah yang mengambil fotonya. Tapi rekan-rekannya tidak percaya dan berpikir kalau itu mungkin saja nama yang sama.


Selama rekan-rekannya ngobrol, Misaki hanya diam dan menyimak saja. Ia tidak bicara atau berkomentar apapun.



Malam itu Reiji menemui presdir Wada di restorannya. Reiji menceritakan soal Misaki yang bertanya balik soal pertanyaan ‘warna’ hari sebelumnya. Reiji mengaku pertanyaan itu diajukan oleh Misaki saat masih pagi, sekitar 9.20, belum lama setelah masuk jam kerja.


“Kalau cepat, berarti dia sudah penasaran sekali setelah memikirkannya semalaman,” ujar presdir Wada. Ia pun mengajak Reiji untuk bersulang. “Lalu, kamu menjawab apa?”


“Karena aku tidak menyangka akan ditanya seperti itu, kujawab, "Tidak ada maksud apa-apa. Tidak usah dipikirkan."”


Presdir Wada tidak menyangka dengan jawaban Reiji, “Hei, Samejima-kun. Jangan-jangan kamu punya bakat percintaan, ya? Semakin dapat jawaban tidak jelas, seharusnya pikirannya juga semakin penuh dengan pertanyaan itu.” puji presdir Wada. “Tanpa disadari, dirimu selalu terbayang. Ini akan jadi situasi terbaik. Biasanya hal ini disebut "pengabaian". Lalu, jika kamu bisa melakukan sesuai strategi yang dicatat di gunung waktu itu, tidak salah lagi dia akan jadi milikmu.”


Reiji juga ikutan sumringah, “Aku bisa mempercayaimu, 'kan?”


Presdir Wada tentu saja langsung menyombongkan dirinya. Ia lalu menyarankan Reiji untuk memakai fashion/aksesoris dengan warna hijau. Dengan begitu, ia akan semakin membuat Misaki penasaran hingga akhirnya Misaki bisa jatuh cinta. Keduanya pun bersulang.



Misaki pulang kerja sendirian. Iseng ia mampir ke sebuah toko buku langsung ke bagian rak majalah. Yang dicarinya adalah ... majalah tentang jamur. Rupanya Misaki penasaran dengan obrolan rekan-rekannya tadi di kantor.


Saat membuka-buka majalah, Misaki menemukan sebuah foto dan nama di bawahnya, Samejima Reiji. Ternyata obrolan tadi soal Reiji yang mengirimkan salah satu foto jamur langka dan dimuat di majalah adalah benar.



Reiji memandangi lagi list saran dari presdir Wada. Berduaan di luar tempat kerja, dengan membuat situasi seperti urusan pekerjaan tapi sebenarnya hanya menginap semalam di luar. Baginya ide ini akan sangat sulit untuk diwujudkan.


Sekt.Maiko memberi saran untuk pergi mencari chef untuk restoran di hotel baru mereka. Apalagi Misaki-lah yang memberikan nama restoran itu ‘Gosuke’. Ide menggaet chef Tanaka dari Suruga Excellent Hotel pun muncul. Meski menyebalkan, sang chef dikenal hebat dalam masakannya. Tapi Reiji khawatir jika itu membuat karyawan lain heran jika ia langsung menunjuk Misaki. Apalagi Reiji tidak ingin karyawan lain tahu soal nama ‘Gosuke’ yang dipilih, sebenarnya adalah saran dari Misaki.


“Buat saja undian yang hanya bisa dia yang dapat,” ujar sang sopir, Katsunori-san. Ia pun menjelaskan dengan trik sulap sederhana hal itu bisa dilakukan. Katsunori-san mengaku sebelum bekerja di penginapan Samejima dulu, dia adalah pemain sulap jalanan.


Kali ini Reiji setuju dengan ide Katsunori-san. Dengan arahan dari Katsunori-san, Reiji pun membuat kotak ‘ajaib’-nya sendiri. Setelah yakin kalau benda itu bekerja, Reiji pun siap untuk tahap berikutnya.



Ketua tim Goro-san memberitahu staf lainnya jika presdir akan pergi untuk mencari chef restoran mereka dan meminta salah satu karyawan untuk ikut dalam perjalanan bisnis yang menginap semalam itu. Tapi reaksi para karyawan tidak tampak senang. Mereka membayangkan malam yang kaku dan membosankan karena harus menemani presdir sekaku Reiji.


Ketua tim Goro-san menjelaskan kalau mungkin saja dengan pemilihan melibatkan karyawan, maka mereka pun akan ikut bertanggungjawab atas berlangsungnya restoran baru nantinya.



Reiji keluar dengan kotak di tangannya. Ia meminta para staf berbaris untuk mengambil undian. Giliran pertama adalah Ieyasu. Saat mengambil kertas, Ieyasu bersorak girang menemukan cap Samejima Hotel di kertas itu. Tapi kesenangannya langsung hilang saat diberitahu kalau semua kertas ada cap-nya dan bukan dia pemenangnya.


Reiji masih berusaha berwajah se-cool mungkin saat giliran berikutnya adalah Mahiro. Sama seperti Ieyasu, kertas yang diambil Mahiro juga bukan yang dimaksud. Berikutnya giliran Misaki. Sebelum Misaki memasukkan tangan dalam kotak, Reiji menggeser panel di sisi kotak sehingga isi kotak berubah. Misaki mengeluarkan kertas yang diambilnya dan ternyata ada tulisan ... pemenang di dalamnya. Artinya Misaki yang akan menemani Reiji mencari chef restoran baru mereka.


“Akhir minggu ini, reservasi tempat untuk 2 orang. Untuk jadwal rinci, akan kuhubungi nanti!” ujar Reiji kemudian. Ia pun berbalik ke ruangannya lagi.


Saat baru masuk di ruangan sekretaris, Reiji sudah bersorak girang. Ia bahkan melakukan tos dengan kedua karyawannya di sini. Reiji kemudian masuk ke ruangannya sendiri masih dengan sumringah. Dipeluknya akuarium yang ada di sana. Senyum Reiji makin lebar terkembang.



Misaki tengah mengambil minum di pantry saat Mahiro menyusul. Mahiro khawatir karena Misaki akan melakukan perjalanan bisnis dan menginap semalam di hotel yang sama dengan presdir. Tapi Misaki mengaku tidak akan ada masalah, karena ia juga memang ingin mencicipi masakan sang chef incaran, chef Tanaka.


Ieyasu pun menyusul kedua karyawan wanita ini. Dan seperti biasa, pikiran Ieyasu sudah lebih dulu kacau dan terlalu jauh. Tapi baik Misaki maupun Mahiro tidak terlalu peduli pada ucapan Ieyasu ini.


“Setelah dipikir-pikir, kamu pernah bilang kalau Presdir itu iseng,” ujar Mahiro kemudian.


Misaki tersenyum, “Aku bilang begitu karena kalian terlalu takut padanya.”


Tapi Ieyasu nyamber saja, “Rasa hormat jadi kagum, lalu tanpa disadari berubah jadi cinta.”


Tentu saja ide ini ditolak oleh Misaki. Mereka kemudian membahas lagi tentang betapa beruntungnya Misaki karena menang undian, tidak seperti Ieyasu yang sombong tetapi selalu gagal.


“Jika terjadi sesuatu, hubungi aku, ya. Aku akan segera menyusul!” pesan Mahiro kemudian.



List berikutnya yang ada di catatan milik Reiji, Transportasi pakai mobil kecil yang lucu. Jangan pakai mobil mewah atau sports car tapi pakai mobil kecil yang lucu.


Reiji dibuat heran dengan ide dari presdir Wada itu. Presdir Wada memberikan alasan jika orang akan lebih cepat akrab di ruang yang sempit. Selain itu, mobil kecil bisa jadi sisi lain Reiji yang hanya akan dilihat oleh Misaki. Reiji tidak membantah lagi ide presdir Wada itu.



Pada hari yang dijanjikan, Reiji datang dengan mobil kecil lucunya. Sementara Misaki sudah menunggu di sisi jalan.


“Presdir yang menyetir?” tanya Misaki yang sudah duduk di sebelah Reiji.


“Ya... Tidak usah khawatir. Sejak dapat SIM, aku tidak pernah kecelakaan atau ditilang. Mengenai Suruga Excellent Hotel, sepertinya tahun depan hak manajemennya akan berpindah ke pihak asing.” Reiji lagi-lagi bicara soal pekerjaan.


“Oh, begitu. Kalau begitu, ada kemungkinan dia akan menerima ajakan kita.”


“Iya. Tergantung cara merayunya juga,” ujar Reiji yakin. Perjalanan itu akan jadi perjalanan panjang mereka.



Flash back Reiji dan presdir Wada di dalam tenda. Kali ini mereka asyik menikmati ramen panas.


Presdir Wada menyarankan agar selama perjalanan mereka melewati daerah dengan pantai yang memiliki matahari senja yang bagus. Tapi Reiji menganggap ide itu konyol dan terlalu klise.


Presdir Wada lalu mengibaratkan batu dan spons. Spons dianggap lebih bisa menyerap air. Seorang karyawan yang melakukan aktivitas bersama sang presdir, karyawan yang tadinya kaku dan gugup, perlahan akan melunak seperti spons saat melihat sisi lain sang presdir. “Kalau hanya itu, tidak cukup. Lupakan kedewasaan dan jadilah anak-anak.” Lanjut presdir Wada. Ia pun menjelaskan, dengan menunjukkan sisi lain presdir yang polos seperti anak-anak, itu akan lebih mudah membuat hati Misaki nantinya berubah jadi lembut.


Reiji masih bingung maksudnya menjadi anak-anak. Presdir Wada lalu memberi saran agar Reiji mengatakan saja apa yang dia lihat nanti di pantai dengan suara lantang, persis seperti anak-anak.



Dan perjalanan sore itu pun persis dilakukan seperti saran presdir Wada. Saat melewati pantai, Reiji menghentikan mobilnya dan mengajak Misaki untuk mampir sebentar. Misaki menurut saja dan tidak menolak.


“Lautnya biru, ya!” ujar Reiji dengan suara lantang. Ini menarik perhatian Misaki. Reiji pun melanjutkan ucapannya dengan bertanya soal makanan kesukaan Misaki yang dijawab dengan Acar Matsumae. Reiji juga meminta Misaki untuk bicara dengan lantang karena mereka terutup suara ombak pantai.


“Kalau makanan kesukaan Presdir?” tanya Misaki kemudian.


“Aku? Aku suka masakan telur.”


“Bukan jamur?”


Reiji heran. Misaki lalu menceritakan kalau ia melihat majalah jamur dan menemukan ada foto jamur langka yang diambil oleh Reiji, ada dalam majalah itu.


“Jijik, ya?” tanya Reiji spontan.


“Tidak, kok,” Misaki menggeleng cepat. “Justru sebaliknya. Menurut saya, itu hobi yang hebat.”


Kebahagiaan Reiji langsung naik ke ubun-ubun dipuji seperti itu oleh Misaki. Kali ini Reiji langsung berlarian menuju pantai tanpa alas kaki. Setelah mencelup air, karena kedinginan, Reiji pun buru-buru berbalik. Benar-benar sikap kekanak-kanakan tanpa pura-pura. Misaki pun melihat semua itu dengan senyum terkembang di wajahnya.



Malamanya, setelah mandi, Reiji langsung menelepon presdir Wada. Ia menceritakan kalau semua sarannya dilakukan dan berjalan lancar.


“Aku masih belum dengar strategi setelah ini,” ujar Reiji.


Presdir Wada tersenyum di ujung telepon, “Kamu tinggal melakukan satu hal, 'kan?” ia mengusulkan agar setelah ini Reiji dan Misaki makan malam, lalu Reiji mengaku cinta pada Misaki.


“Apa aku bisa melakukannya?” Reiji sempat ragu.


Presdir Wada lalu memberi saran agar Reiji mabuk dulu supaya bisa mengatakan perasaannya pada Misaki. “Dengar, wanita seperti Shibayama Misaki akan berdebar jika melihat hati lelaki yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya tanpa mabuk. Lelaki seperti Samejima-kun justru membangkitkan rasa keibuannya jika kamu mabuk. Aku yakin pasti efektif.”


“Aku dapat pencerahan!” Reiji jadi lebih bersemangat.


“Jangan cuma dapat pencerahan. Lakukan dengan tegas!”


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Sekai Ichi Muzukashii Koi episode 04 part 2


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net

Bening Pertiwi 14.58.00
Read more ...