SINOPSIS Kaito Yamaneko 06 part 2

Sinopsis Kaito Yamaneko episode 06 part 2. Kasus kali ini yang diselidiki oleh Yamaneko dkk melibatkan organisasi misterius, Ouroboros. Organisasi ini melakukan berbagai aksi yang mereka sebut ‘penghakiman’ atas kejahatan yang terjadi di masyarakat, demi sebuah dunia baru.


Untuk mendapatkan informasi, Katsumura ditugaskan untuk menyusup masuk dan menyamar menjadi salah satu anggota mereka. Sayangnya Katsumura ketahuan. Cecilia pun tertangkap oleh Ouroboros. Bagaimana Yamane menyelamatkan mereka semua?



Rasa penasaran Sakura akhirnya memaksa det.Inui menceritakan alasannya selama ini terobsesi menangkap Yamaneko. Kasus suap yang pernah diungkap oleh Yamaneko beberapa waktu yang lalu ternyata memunculkan kasus baru.


“Direktur perusahaan konstruksi yang menyuap politisi bunuh diri di penjara tiga hari setelah ditangkap. Dan sebulan kemudian istrinya juga bunuh diri. Mereka memiliki anak laki-laki usia 5 tahun. Penyebab utamanya adalah Yamaneko. Publik bereaksi terlalu berlebihan soal tindakan Yamaneko dan perusahaan konstruksi mendapat perlakuan kejam. Jika saja polisi segera menangkapnya, maka segalanya takkan berjalan terlalu jauh. Yamaneko mungkin bukan pelaku yang membunuh ayahmu. Tapi tak salah lagi, orang itu adalah pembunuh!” tegas det.Inui.



Det.Sekimoto dan Yamane tiba di dekat pelabuhan. Di sana sudah ada Rikako-san yang menunggu dalam mobilnya.


“Mereka di dalam gudang di sana,” ujar Rikako-san.


“Polisi akan segera datang. Jadi pergilah dulu,” pinta det.Sekimoto kemudian.



Katsumura dibawa oleh orang-orang Ouroboros itu dan dilemparkan ke lantai, di sebelah sesosok jasad. Katsmura ketakutan melihat jasad di sampingnya itu.


“Dia calon pemimpin Kyoubukai selanjutnya.”


“Jadi Ouroboros juga membunuh orang,” Katsumura memberanikan diri bicara.


“Ini demi menciptakan dunia sempurna. Kami menyingkirkan siapa pun yang menghalangi.”


“Lalu kenapa kau harus membunuhku? Kalian pikir akan punya waktu untuk menyingkirkan mayat kami?” tantang Cecilia. Sigap tangannya mengeluarkan sebuah benda yang mengeluarkan cahaya sangat terang.


Tahu ada kesempatan, Cecilia segera melumpuhkan orang di dekatnya. Ia pun menarik Katsumura untuk segera pergi dari tempat itu. Sayang, Cecilia kalah cepat karena ia kemudian tertembak. Katsumura yang berniat menolong pun tidak sadarkan diri karena dipukul dari belakang.



Det.Sekimoto, det.Inui dan Sakura tiba di depan gedung gudang saat suara tembakan itu terdengar. Mereka pun bergegas masuk ke dalam gudang.


“Senpai!” jerit Sakura.


Mereka mengenali orang di dekat Katsumura adalah Ootomo dari Kyoubukai. Det.Inui memeriksa kalau Ootomo ini sudah tidak bernyawa karena tertembak. Dan lagi, ada Katsumura yang tidak sadarkan diri di sebelahnya, memegang senpi.



Katsumura baru sadar saat dirinya sudah berada di rumah sakit polisi. Ia panik mencari keberadaan Cecilia. Tapi Sakura mengatakan kalau tidak ada siapapun lagi di gudang itu saat polisi tiba.


Det.Inui masuk dari arah pintu, “Ootomo? Apa kau membunuhnya? Peluru yang kami temukan di tubuh Ootomo cocok dengan senpimu.”


Katsmura tidak mengerti, “Senpi apa?”


Sakura protes karena det.Inui sudah menginterogasi Katsumura padahal dia baru saja siuman dari pingsan. Tapi det.Inui tidak peduli. Ia justru menarik Sakura keluar dan mengunci pintu dari dalam.


“Baiklah kau mau mengatakan kisahmu padaku?”



Rikako-san menutup pembicaraan teleponnya. Ia baru mendapatkan informasi dari kepolisian, “Sepertinya mereka mencurigai Katsumura telah membunuh salah satu anggota Kyoubukai. Dia akan ditangkap setelah keluar dari rumah sakit.”


“Tidak mungkin. Dia tak memiliki alasan untuk membunuhnya,” protes Mao.


“Dia pingsan di sebelah mayat dan memegang senpi,” komentar Yamane.


Yamane menolak ide untuk menyelamatkan Katsumura. Sudah buruk memaksa Katsumura untuk bergabung dengan Ouroboros, dan sekarang justru ia enggan membantu Katsumura.


“Bagiku untuk menyelamatkan Katsumura, apakah dia manusia yang bisa diandalkan, atau ada uang 1 juta yen yang tersimpan di rumah sakit polisi. Sayang sekali tak ada satu faktor pun yang memenuhi syarat. Masalah ditutup.”


“Tapi mungkin memang sulit untuk menyelamatkannya,” lanjut Rikako-san. “Jika menyelamatkan Katsumura, polisi akan mulai menandai kita. Jika itu terjadi, Sekimoto juga takkan bisa melindungi kita.”


“Terima kasih, Katsumura. Selamat tinggal, Katsumura Hideo!” Yamane naik ke atas kursinya dan mulai bernyanyi.


Tapi ucapan Mao menghentikan Yamane, “Dibanding sekolah atau dunia maya. Di sini bersama kalian terasa menyenangkan. Pertama kalinya aku berpikir inilah tempat milikku. Aku tak mau berbicara manis padamu supaya kau menyelamatkan Katsumura-san. Aku ingin kau menyelamatkannya demi kebaikanmu sendiri. Aku mohon.”


“Meski membuat tatapan seperti seekor Chihuahua hal yang tak bisa dilakukan tetap tak bisa dilakukan,” ujar Yamane pada Mao. Ia masih saja berkeras. “Orang bodoh mana yang akan menaiki kapal berdarah yang dia tahu akan tenggelam?”


“Tapi tak masalah jika ada keuntungan yang bisa kau dapatkan, 'kan?” pancing Rikako-san. “Bagaimana jika Katsumura berhasil menemukan identitas asli di balik Ouroboros sementara kau bertemu dengan Akamatsu Anri?”


Yamane berbalik, “Kapal itu pasti akan kunaiki.”



“Kau sangat populer di mana-mana dan berkeliaran di setiap tempat tapi ternyata kau menumpuk stres karena pekerjaanmu,” ujar Yamane. Saat ini ia duduk di depan gubernur Todou yang tengah mengompres wajahnya. “Salam kenal. Ini pertama kalinya kita bertemu langsung, ya? Kau bersekutu dengan Pak Tua Sekimoto untuk memanfaatkanku.”


“Dia bilang padamu?”


“Tidak. Tapi mantan sekretarismu,” sambung Yamane.


Yamane mencoba negosiasi agar ia bisa membawa Katsumura pergi dari polisi. Ia mencoba memancing gubernur Todou dengan memanfaatkan kebenciannya pada Ouroboros. Gubernur Todou menawarkan 100 juta yen, tapi Yamane menolak dan justru minta dipertemukan dengan Yuuki Tenmei. Tarik ulur negosiasi pun terjadi. Mereka akhirnya sepakat.


“Tapi, bagaimana caramu mengeluarkan dia dari sana?” tanya gubernur Todou.


Yamane berbalik dan tersenyum.



Setelah mengunci pintu, det.Inui kini leluasa menginterogasi Katsumura, “Aku tak peduli kau membunuh Ootomo atau tidak. Yang ingin kuketahui adalah alasanmu bergabung dengan Ouroboros. Kau ingin membongkar identitas asli mereka. Tapi kenapa? Kau memaksakan diri untuk membongkar kejahatan mereka dan menunjukkan rasa keadilanmu. Apa kau kaki tangan Yamaneko? Jawab aku!” det.Inui memegang kepala Katsumura.


“Aku tak tahu apa pun!” elak Katsumura. Ia masih saja berkeras untuk bungkam soal Yamaneko.


“Itu lagi? Melindungi Yamaneko bukan hal bagus untukmu. Kau mengerti? Selama tetap seperti ini, kau akan dihukum atas pembunuhan dan hidup di penjara. Entah berapa tahun kau akan dipenjara!” ancam det.Inui.


“Katsumura-san, makan malammu sudah siap,” seorang perawat datang membawakan makanan. Interogasi pun terpaksa berhenti. Selain mengantar makanan, perawat itu juga mengganti vas bunga yang ada di atas televisi dekat ranjang. “Tolong biarkan dia makan dengan tenang,” ujar perawat itu sebelum pergi.


“Waktumu 5 menit. Jika kau pura-pura bodoh aku takkan meninggalkanmu!” ancam det.Inui lalu beranjak pergi.



Di luar, det.Inui sudah dihadang oleh Sakura, “Kau berpikir Katsumura-senpai pembunuhnya?”


“Tidak. Aku menggunakan dia sebagai umpan. Untuk memancing Yamaneko.”


“Sudah kubilang itu hanya kesalahpahaman,” Sakura kembali menegaskan.


Tapi det.Inui tetap dengan pendiriannya, “Itu bukan kesalahpahaman. Dia pasti akan muncul!”



Televisi di dekat Katsumura berkedip. Dan sekumpulan video pun muncul dengan kalimat terputus-putus. Di dalam vas di dekatmu. Lihatlah! Dalam 5 menit. Di atap. Aku menunggu!


Katsumura mengenali video itu. Mirip seperti yang pernah dilakukan Mao dan ditunjukkan pada mereka semua. Mengerti dengan maksudnya, Katsumura mengambil vas yang tadi ditinggalkan oleh perawat. Saat diperiksa isinya, ternyata sebuah kunci untuk membuka borgol di tangan Katsumura.



“Jika meminta Sekimoto, aku tak perlu berpakaian seperti ini,” protes Rikako-san yang baru kembali ke mobil. Rupanya perawat yang tadi membawakan makan malam untuk Katsumura adalah Rikako-san yang menyamar. “Apa terjadi sesuatu?”


“Tidak ada,” elak Yamane.


“Kau sungguh ingin Katsumura-san melarikan diri sendirian?” tanya Mao. Ia memeriksa kalau ada banyak penjaga di rumah sakit. Mao berpikir agar Yamane membantu Katsumura untuk melarikan diri.


Dari cctv di rumah sakit, mereka bisa melihat ada sekelompok orang yang tiba-tiba saja datang dan mengacau. Mereka orang-orang bertopeng, Ouroboros.


“Apa maksudnya ini?”


“Rencana berhasil,” ujar Yamane tersenyum puas.



Ouroboros mengacau di rumah sakit. Mereka mencari Katsumura. Polisi yang ada dan berjaga, mau tidak mau harus berhadapan dengan mereka semua.


Katsumura mengintip keluar kamarnya. Tadinya ia urung pergi. Tapi saat tahu polisi yang menjaganya pergi, Katsumura akhirnya memberanikan diri untuk keluar.


Bukan hal sulit bagi det.Inui untuk melumpuhkan sejumlah anggota Ouroboros yang tiba-tiba datang ke rumah sakit itu. Setelah polisi yang lain datang membantu, det.Inui segera berlari ke kamar Katsumura. Dan ... Katsumura telah menghilang. Det.Inui segera menghubungi Sakura, “Katsumura menghilang. Ouroboros mengincar Katsumura! Temukan dia!”



Seperti perintah tadi, Katsumura menuju atap. Padahal malam itu begitu dingin, hingga nafasnya pun mengeluarkan uap. Katsumura menemukan tali panjang yang terentang dari atap rumah sakit ke atap gedung sebelah. Di seberang, Katsumura melihat Yamane menggerakkan bendera bergambar topeng miliknya dan tulisan ‘goal’ atau tujuan. “Dia ingin aku melarikan diri dengan ini? Serius?”


“Tetap di sana!” det.Inui berhasil menyusul Katsumura ke atap. “Ouroboros adalah umpan? Berhenti main-main!” ia menodongkan senpi ke arah Katsumura.


Tapi Katsumura yang sudah terlanjur memegang tali, ceroboh, hingga hampir jatuh. Tapi ia justru meluncur menuju tempat tujuannya di seberang gedung.



Katsumura melaju dengan bergantung pada tali yang terentang antar gedung. Di seberang, Yamane pun sigap menangkapnya. Keduanya terjatuh ke lantai, kesakitan.


“Fantastik, 'kan?” ujar Yamane. Lebih mirip memuji dirinya sendiri.


Bukannya tersenyum riang, justru air mata muncul di wajah Katsumura, “Apa-apaan ini. Ada banyak hal yang ingin kukatakan. Tapi saat melihat wajahmu, entah kenapa aku menangis.”


Ini membuat Yamane melongo dan sama sekali tidak habis pikir.


(aaaaaak ... Narimiya Hiroki memerankan karakter yang cengeng mpe nangis? Ya ampun ... kemana sosok Takato Yoichi (Kindaichi series) yang menyebalkan itu, Bang? Kemana Kanzaki Jun (Bloody Monday) yang nyebelin tapi terlanjur buat Na jatuh hati itu, Bang? Perasaan waktu jadi Kai Toru (Aibou series) pun nggak secengeng ini deh)



Tapi momen bromance kedua orang ini terganggu oleh kehadiran det.Inui yang ikut menyeberang lewat tali yang terentang. Sigap Yamane pun mengenakan topeng kucing khasnya. Tanpa babibu, det.Inui langsung menyerang Yamane.


“Pergi sekarang!” perintah Yamane pada Katsumura.


“Tapi...” Katsumura ragu.


“Pergi saja!” bentaknya kemudian.


Perkelahian antara Yamane dan det.Inui tidak terelakkan lagi. Keduanya sama lincah dan sama kuat.


“Pencuri rendahan dan Bushido? Jangan membuatku tertawa! Bagi samurai, hal memalukan seperti kecut hati dan penipuan adalah hal terlarang. Itu jalan pintas yang cocok bagi seseorang yang\N memperdaya orang lain dan menipu uang mereka. Mustahil kau seorang samurai. Dan kau juga bukan pahlawan. Kau hanya seorang penjahat! Akan kubuka topengmu!” det.Inui berhasil menahan Yamane di lantai.


Tapi tepat setelah det.Inui melepas topeng Yamane, Yamane sigap menyemprotkan cairan yang membuat mata det.Inui tidak bisa terbuka. (seperti yang dilakukannya pada Katsumura). Akibatnya det.Inui menyerang dengan membabi buta, tanpa arah dan tujuan.


“Apa ini soal anak itu? Saat membongkar persekongkolan antara politikus dan sebuah perusahaan konstruksi, direktur perusahaan dan istrinya melakukan bunuh diri. Kau mengadopsi putra mereka, 'kan? Ichimura Takayoshi. Dia sekarang berusia 7 tahun, 'kan?” tanya Yamane.


“Meski sudah tahu, kau masih berpikir yang kau lakukan adalah keadilan?” sindir det.Inui.


“Tidak! Tapi aku juga tak berniat meminta maaf pada bocah itu! Katakan itu padanya. Jika dia punya keluhan, dia bisa datang dan memotong leherku! Aku takkan lari dan sembunyi!” tantang Yamane.


“Berhenti bercanda!” det.Inui makin geram. “Apa kau tak mengerti penderitaan yang harus dia rasakan?!”


“Meski begitu! Apa lebih baik untuk menutupi kejahatan ayahnya?” Yamane tidak mau kalah.


“Haruskah putranya tertawa soal itu?! Setidaknya dia bisa lebih bahagia daripada sekarang. Jika kau tak ikut campur, orangtuanya mungkin masih hidup! Jika kau serahkan pada polisi hal ini takkan terjadi!” det.Inui kembali berhasil memojokkan Yamane.


“Kau salah,” ujar Yamane dingin. “Anggota parlemen dan polisi adalah teman dekat. Selidiki dan kau akan segera tahu. Hanya aku yang bisa membongkarnya. Karena itu aku membongkarnya. Seperti katamu. Aku hanya seorang penjahat.”


Det.Inui melepaskan cengkeramannya di kerah jaket Yamane. Hingga akhirnya Yamane menghentakkan det.Inui ke lantai.


“Oi, Apa kau suka susu?” sekali lagi det.Inui ingin meyakinkan.


Yamane terdiam sejenak. Ia tersenyum, “Tentu saja, cracker,” lalu beranjak pergi.



Det.Inui kembali ke rumah sakit. Dan bocah kecil yang tadi dibicarakannya dengan Yamane, Ichimura Takayoshi datang bersama bibi yang merawatnya.


“Kenapa kau tertawa?” tanya det.Inui. Cara bicaranya lebih lembut.


Bocah itu memberikan bekal makanan pada det.Inui yang dipanggilnya paman, “Soalnya aku ingin bertemu denganmu! Kau pasti akan menangkap Yamaneko, 'kan?”


“Ya. Aku pasti akan menangkapnya!” tegas det.Inui kemudian, membalas senyum bocah itu.



Setelah mengurus para anggota Ouroboros yang tertangkap, Sakura mendekat dan melapor pada det.Inui, “Katsumura-senpai dimasukkan dalam daftar buron sebagai tersangka pembunuh Ootomo.”


Ekspresi det.Inui kembali dingin seperti biasa, “Yamaneko...Aku akan membuatnya mudah untukmu?”



Yamane berhasil membawa Katsumura kembali ke truk mereka. Dan wajah Katsumura ternyata masih dipenuhi air mata. Ia sangat menyesal sekaligus berterimakasih karena mereka masih mau menyelamatkannya.


Tapi Yamane tidak tertarik dengan suasana mellow itu, “Yang lebih penting...Siapa sebenarnya dalang di balik Ouroboros?”


“Apa yang kau bicarakan?” Katsumura bingung.


Yamane mengerti kalau ia sudah diperalat oleh Rikako-san, “Jadi itu memang bohong.”


“Kau sudah tahu, 'kan? Dasar tidak jujur,” sindir Rikako-san.


Yamane bicara serius pada Katsumura, “Mulai saat ini, mereka akan mengincarmu. Jika ingin membuktikan kau tak bersalah, kita harus melacak siapa dalang di balik Ouroboros dan temukan pelaku yang membunuh Ootomo.”


“Oh ya, saat Ouroboros menyerbu rumah sakit kau mengatakan rencana berhasil. Apa maksudnya? Mungkinkah kau yang mendalanginya?” tanya Rikako-san.


“Itu untuk kesenangan minggu depan,” goda Yamane.



Det.Sekimoto menemui gubernur Todou di kantornya, “Ouroboros, 'kan? Joker yang pernah kau bicarakan. Apa yang kau rencanakan di belakangku?”


Gubernur Todou tidak suka dituduh begitu. “Ini merepotkan. Lalu, apa maksudnya ini?” ia mengeluarkan kertas dari balik jasnya. Toudo Kenichiro. Jika kau laksanakan rencana kasinomu kami akan menghukummu. Ouroboros


Jadi, sebenarnya siapa yang tidak jujur? Dan siapa sebenarnya dalang di balik Ouroboros ini? Bagaimana dengan Yuuki Tenmei yang selalu mereka bicarakan itu?


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Kaito Yamaneko episode 07 part 1


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net


Kelana’s note :



Nih bonus lagi deh buat kalian. Screencapt Yamaneko dkk yang lagi sok unyu.



Aaaaaah ... senyumnya Katsumura-senpai.

Tidak ada komentar: