SINOPSIS Kaito Yamaneko 07 part 1

Sinopsis Kaito Yamaneko episode 07 part 1. Katsumura Hideo yang bertugas menyusup ke Ouroboros justru ketahuan. Akamatsu Anri a.k Cecilia pun ikut diculik. Polisi menemukan Katsumura tidak sadarkan diri di sebelah jasad anggota Kyobukai. Tangannya memegang senpi.


Katsumura yang tidak tahu apapun dibawa ke rumah sakit polisi. Sementara disibukkan dengan kedatangan Ouroboros, Yamane berhasil membawa kabur Katsumura. Bagaimana Katsumura akan membersihkan namanya dan terlepas dari status ‘buronan polisi’?



Kaburnya Katsumura membuat det.Inui marah besar. Ditemani Sakura, dia mengunjungi tempat-tempat yang mungkin didatangi Katsumura. Apartemen dan bahkan kantor redaksi majalah tempat Katsumura bekerja sudah didatangi. Tapi keberadaannya masih tidak diketahui. Sakura hanya bisa menghela nafas karena mengikuti det.Inui yang melakukan semuanya dengan kekerasan. Dan kini mereka bahkan berada di Stray Cats bar.


“Ini sudah keempat kalinya. Masuk tanpa izin, penyerangan, intimidasi...” keluh Sakura.


Det.Inui mengacak-acak Stray Cat bar, tapi tidak menemukan apapun, “Buat laporan bagus dan takkan ada masalah. Sepertinya mereka sudah lama pergi.”


“Kenapa senpai melarikan diri?” Sakura lebih seperti bertanya pada dirinya sendiri.


“Karena dia anggota Ouroboros dan membunuh Ootomo dari Kyobukai!”


“Tidak, aku tak percaya itu,” elak Sakura.


“Kulakukan ini untuk membuktikan dia tak bersalah!” geram det.Inui. Obsesi detektif satu ini sebenarnya adalah menangkap Yamaneko. Ia yakin, kalau Katsumura saat ini pergi bersama Yamaneko. Jadi, kalau dia bisa menemukan Katsumura, dia akan bisa menemukan Yamaneko juga.



Mao dan Katsumura membuka penutup mata mereka. Tapi, tempatnya masih sama kan? Yamane menolak ide itu, katanya tempat mereka ini adalah bar Stray Cat yang kedua.


“Dilihat bagaimanapun, ini adalah Stray Cat,” elak Katsumura. Ia menunjuk barang-barang di sana, semuanya tampak sama. Katsumura khawatir kalau polisi akan datang dan menemukan mereka di sana.


“Sudah kubilang ini bar kedua!” Yamane menegaskan lagi. Ia pun meminta Rikako-san melanjutkan.


Rikako-san tersenyum, “Baiklah, semuanya. Tutup mata kalian. Tolong bayangkan. Bar Stray Cat kesayangan kalian.”


Mao dan Katsumura menurut saja. Katsumura kemudian protes, karena baginya tetap saja semua sama. Tapi Mao menyadari hal lain. Kulkas yang menempel di dinding berbeda dengan sebelumnya. Kemudian model kursi tinggi bar juga berubah. Dan terakhir ada lentera kertas yang tergantung di dinding, padahal di bar aslinya tidak ada.


“Hanya sedikit diatur ulang, 'kan?” Katsumura meremehkan.


Jelas Yamane tidak senang. Ia tidak terima dilecehkan seperti itu. Dan pertengkaran tidak mutu antara dua pria kekanak-kanakan ini pun dimulai.



Rikako-san menggebrak meja, menarik perhatian mereka semua, “Ini sudah seminggu. Katakan pada kami soal itu. Siapa dalang Ouroboros. Kau mengatakan itu, 'kan? Kau mengatakan rencana berhasil, 'kan?”


Yamane berubah serius, “Itu mudah. Tokyo terbagi antara Mafia Asia Serpent dan Kyoubukai. Siapa yang akan diuntungkan jika keduanya berselisih?”


Katsumura berpikir sebelum akhirnya menjawab, “Toudo Kenichiro.”


“Dia bersumpah menjadikan Tokyo sebagai kota bersih. Jika Serpent dan Kyoubukai berselisih dan saling menghancurkan, keinginannya akan terpenuhi.”


Tapi kesimpulan Yamane ini masih bisa dibantah. Selama ini gubernur Todo dikenal sebagai orang yang membenci Ouroboros. Yamane menceritakan saat ia datang menemui sang gubernur dan memancingnya. Tepat seperti dugaan Yamane, ternyata Ouroboros benar muncul di rumah sakit mencari Katsumura.


“Jika Toudo dalang di balik Ouroboros, sudah pasti dia ingin menyingkirkan Katsumura. Dengan penyadap yang ditempelkan Katsumura di gedung mereka, aku menunggu datangnya perintah,” lanjut Yamane.


“Jika datang perintah untuk membunuhku, itu dari Toudo?” Katsumura mnyimpulkan. “Jika kita mengungkap ke publik bahwa Toudo dalang di balik Ouroboros, itu bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah.”


“Tidak semudah itu!” sambar det.Sekimoto yang baru saja datang bergabung. Ia kesal karena Katsumura kabur dari rumah sakit polisi dan dia tidak diberitahu sama sekali. “Ditinggalkan seperti itu kau tahu sebanyak apa aku menangis minggu ini?”


“Apa maksudmu ditinggalkan?” Rikako-san heran.


Det.Sekimoto menunjuk Yamane yang menganggapnya punya hubungan dengan gubernur, jadi Yamane tidak memberitahukan rencana apapun padanya. Tapi Yamane berkeras kalau itu benar. Det.Sekimoto lagi-lagi membantah dan mengatakan kalau gubernur hanya seorang klien yang memintanya melakukan sesuatu dan memberikannya imbalan.


“Setidaknya aku tak memiliki hubungan apa pun dengan Unkoros,” lanjut det. Sekimoto. “Jika tahu, takkan kubiarkan Katsumura mendaftarkan diri dan dia takkan ditangkap atau melakukan kesalahan bodoh.”


“Memang benar, tapi mereka Ouroboros,” Mao membenarkan ucapan det.Sekimoto yang salah soal nama Ouroboros.


“Masih terlalu awal menyimpulkan Toudo Kenichiro sebagai dalang Ouroboros,” tegas det.Sekimoto lagi.



Saya sedang memikirkan soal mendirikan kasino di Tokyo. Televisi kembali penuh dengan berita tentang gubernur baru Tokyo, Todou Kenichiro. Dalam konferensi pers, gubernur Todou mengungkapkan rencana untuk mendirikan kasino di Tokyo. Ini dilakukannya untuk mengutup defisit anggaran yang tengah terjadi di pemerintahan.


Tapi dia juga tidak mengingkari kalau rencana ini akan berjalan mulus. “Beberapa hari lalu saya menerima ini.” Gubernur Todou mengeluarkan selembar kertas dari balik jasnya. Toudo Kenichiro. Jika kau melaksanakan rencana kasinomu kami akan menghukummu. Ouroboros. Surat ancaman yang datangnya dari Ouroboros.


Berita ini membuat tim Yamane pun harus berpikir ulang. Kalau gubernur Todou mendapat surat ancaman seperti ini, artinya dia bukan Ouroboros. Lalu, siapa dalang di balik Ouroboros? Belum jelas.


“Menurut kesaksian Nakaoka Taichi, dalangnya dari Serpent atau beberapa politikus penjahat. Atau mungkin seseorang yang lebih buruk,” cerita Yamane. Kali ini wajahnya benar-benar serius.


Det.Sekimoto mendapat permintaan pengawalan gubernur Todou pada departemen yang dipimpinnya. Dengan ini ia berniat mencari tahu sebenarnya siapa Todou dan juga Ouroboros.



“Mulai saat ini Inui dan Kirishima akan menjadi pengawalmu,” ujar det.Sekimoto. Ia bersama Sakura dan det.Inui sudah berada di depan gubernur Todou.


Gubernur Todou tampak tetap santai, “Kudengar kalian detektif hebat. Mohon bantuannya.”


“Meski nyawamu terancam, kau tetap seperti biasa,” pancing det.Sekimoto.


“Jika harus ketakutan pada teroris, sejak awal aku tak usah berpikir menjadi gubernur.”


Tapi provokasi det. Sekimoto belum berhenti. Ini juga membuat det.Inui dan Sakura mendelik heran, “Jika seandainya kau adalah dalang di balik Ouroboros, menurutmu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?”


Gubernur Todou tampak tidak suka dengan pertanyaan itu. Ia menyilakan rambut di belakang telinganya, berpikir, “Aku tak mau berpikir seperti teroris.”


“Jika aku, setelah Nakaoka dan Ootomo, aku akan terus menyingkirkan anggota Kyoubukai. Demi menyebabkan konflik,” sambung det.Sekimoto dalam senyumnya.



Malamnya, sesuatu benar terjadi. Sejumlah pria bertopeng, anggota Ouroboros menerobos masuk dan membunuh beberapa orang. Tidak lupa mereka juga meninggalkan topeng dan kalung khas Serpant di tempat itu, untuk melimpahkan kesalahan.


Masih dari rumah sakit, Nakaoka Taichi (pimpinan Kyobukai) menghubungi Yamane. Ia mengeluhkan soal anak buahnya yang meninggal karena diserang.


“Bisa kau tahan pertempuran sebentar lagi? Serpent bukan dalang di balik Ouroboros,” pinta Yamane.


“Baiklah. Tapi sebentar saja. Kesabaran kami mulai menipis,” ujar Taichi-san.



Yamane mengajak det.Sekimoto bertemu. Tapi kali ini mereka hanya bicara berdua saja, di sisi sungai. Dan isi pembicaraan mereka benar-benar serius. Yamane masih penasaran dengan apa hubungan antara det.Sekimoto dengan Yuuki dan juga Todou Kenichiro.


“20 tahun lalu, Toudo dan aku adalah orang dekat Yuuki Tenmei. Aku pengawalnya. Dan Toudo sekretarisnya. Saat takdirmu diputuskan 20 tahun lalu. Lalu kami berpisah. Dan tahun lalu, saat sedang mencari Yuuki, aku kembali bertemu Toudo. Toudo mempertemukanku sebentar dengan Yuuki sebagai ganti kerjasamaku. Jika dia menjadi gubernur,Yuuki akan bergerak cepat. Kupikir itu kesempatanku. Soal kasino sejak awal adalah ide Yuuki. Tapi, apa hubungannya dengan Ouroboros, atau tujuan mereka, aku tak tahu. Karena itu aku juga ingin tahu siapa dalang di balik Ouroboros,” cerita det.Sekimoto.


Tapi Yamane tidak serta merta percaya begitu saja, “Itu belum semuanya.”


Det.Sekimoto tersenyum, “Tak lucu jika kukatakan semuanya padamu. Tapi soal ini, ketertarikan kita sama. Bukankah ini waktunya kita saling percaya?” ia beranjak pergi masih dengan senyum misteriusnya.



Mao berdua saja dengan Rikako-san di bar. Rikako-san sendiri asyik bermain dengan kartu di tangannya.


“Apa hubungannya Yamaneko-san dengan Pak Tua?” tanya Mao.


“Entahlah. Aku juga tak tahu. Kau harus menanyakannya sendiri,” komentar Rikako-san.


“Menakutkan, ya? Seolah semua ini akan segera hancur,” curhat Mao.


“Jika benar terjadi, mungkin itu waktunya bagimu memulai hidup baru.”



Sakura ngomel sendiri di mejanya. Pekerjaannya banyak menumpuk. Selain pekerjaan hariannya, dia dan det.Inui masih harus bertugas juga menjadi pengawal gubernur Todou. Sementara Sakura bekerja, det.Inui justru tiduran dengan santai di sofa.


“Besok kita cari Katsumura. Kau masih belum bisa menghubunginya?”


“Sama sekali tak tersambung,” aku Sakura.


“Mustahil penjahat akan menerima telpon dari polisi,” det.Inui bangun dari kursinya dan beranjak ke depan Sakura. “Jadi coba ini,” ia menyerahkan sebuah flashdisk. “Sepertinya itu adalah rekaman pembunuhan Ootomo.”


“Kenapa kau memiliki ini?” Sakura heran.


“Tak bisa kubuka. Tapi, Yamaneko memiliki peretas jenius, 'kan?” pancing det.Inui.



Sakura menghubungi Katsumura dan mengatakan kalau ia memiliki rekaman pembunuhan Ootomo dan minta untuk bertemu. Katsumura masih belum yakin. Ia minta pendapat yang lain juga.


Ouroboros membuat rekaman tindak penyerangan mereka adalah mungkin, karena hal itu juga ada di video provokasi mereka beberapa waktu yang lalu. Tapi kemungkinan lain ini juga jebakan.


“Sakura-chan takkan melakukan hal seperti itu,” elak Katsumura.


“Kalau begitu jangan berdiam diri saja. Kita temui dia?” goda Yamane.


“Tapi Katsumura-san adalah buronan polisi,” protes Mao.



Hari berikutnya, Yamane benar pergi untuk menemui Sakura bersama Katsumura. Alih-alih memakai samaran yang bisa tersembunyi, Katsumura justru memaka pakaian mencolok. Baju kuning, celana longgar dan wig hijau. Sepanjang jalan orang-orang terus melihat Katsumura dan Yamane pun terus menertawakannya. Meski protes, Yamane mengatakan kalau orang lain tentu tidak akan mengira buronan seperti Katsumura justru memakai pakaian mencolok begitu. Tapi seorang polisi menyadari keanehan mereka dan mengejarnya.


Bebas dari kejaran polisi, Katsumura akhirnya bisa bertemu Sakura di tempat janjian mereka. Tapi Yamane tidak muncul. Sakura sempat dibuat syok dengan tampilan mencolok Katsumura ini. Sebenarnya ide awalnya agar Katsumura tidak terlihat mencolok, tapi ternyata efeknya justru sebaliknya.


“Tapi, aku senang melihatmu baik-baik saja. Kenapa kau kabur dari rumah sakit polisi?”


“Karena jika tetap di sana aku akan jadi tersangka pembunuhan. Aku berharap kau percaya padaku,” pinta Katsumura.


Sakura masih mengkhawatirkan Katsumura dan minta maaf karena tidak bisa berbuat banyak. Masih ada hal mengganjal di antara mereka untuk dibicarakan. Sayangnya, seseorang justru muncul mengganggu. Dia det.Inui.


Tahu det.Inui datang, Katsumura segera berlari pergi. Sementara det.Inui mengejar, Sakura justru tertinggal di belakang dan menabrak seorang nenek yang kebetulan lewat. Mau tidak mau Sakura pun harus menolong nenek itu terlebih dahulu.



Aksi kejar-kejaran det.Inui dan Katsumura berakhir di atap gedung. Det.Inui berhasil memojokkan Katsumura di lantai. Tapi sebuah suara tembakan mengalihkan perhatian mereka. Sakura melepas tembakan peringatan ke udara.


Tahu ada kesempatan, Katsumura menendang area sensitif det.Inui membuat detektif itu kesakitan. Katsumura langsung berdiri di pinggir gedung itu. Sesaat ia ragu untuk melompat. Tapi saat Sakura mengejar, Katsumura langsung melompat ke bawah. Di sana sudah ada mobil Rikako-san lengkap dengan kasur di atapnya sebagai tempat mendarat bagi Katsumura. (ya ada kasurnya sih. Tapi kalau lompat dari atas gedung apa ya nggak tetep keseleo minimal ya #drama)



“Apa maksudmu?” det.Inui akhirnya mulai bisa mengatasi rasa sakitnya.


“Tembakan peringatan untuk tersangka,” ujar Sakura dengan suara dinginnya.


“Kau pikir bisa membohongiku?” sindir det.Inui.


“Tapi, itulah yang akan kutulis di laporanku. Karena membuat laporan terlihat bagus adalah keahlianku.”


“Matamu buta jika soal pria!”


“Tak ada hubungannya,” elak Sakura, tidak suka. “Memang benar, jika bukan karena penampilannya, senpai mungkin hanya seorang pria biasa.”


“Karena itu kau buta terhadap pria! Mustahil Katsumura Hideo hanya orang biasa.” Det.Inui membuka jasnya dan menunjukkan ada benda kecil seperti penyadap di sana. “Selama keributan dia menempelkan ini.”



Katsumura kembali ke mobil bersama Mao dan ... si nenek? Mao memperhatikan pemancar yang terpasang di tubuh det.Inui dan tahu kalau pemancar itu akhirnya lenyap. Artinya mereka ketahuan.


Si nenek ternyata Yamane yang menyamar. Ia juga kemudian mematahkan flashdisk yang diberikan Sakura. Rupanya di dalam sana juga ada penyadapnya. Pemikirannya sama persis seperti det.Inui. Artinya, artinya rekaman pembunuhan Ootomo adalah bohong dan semua hanya karena untuk menjebak Yamane.


Ia lalu mengeraskan suara speaker dan menekan sebuah tombol. Terdengar rekaman pembicaraan Sakura dan det.Inui yang berniat mencari tahu lebih banyak soal Ouroboros dengan menguak identitas Morita dan Fukuhara lebih lanjut. Yamane menunjukkan korek api Yamaneko khasnya. Jadi tadi waktu Yamane yang menyamar jadi nenek bertabrakan dengan Sakura, ia sempat memasukkan pemantik api itu ke dalam tas milik Sakura. Yamane mengejek Katsumura yang tidak berguna.


“Tapi, kau bisa mendapatkan laporan polisi tanpa melakukan trik dari Pak Tua Sekimoto, 'kan?” tanya Mao.


“Detektif Inui itu, sepertinya dia tak memberi laporan pada atasannya. Haruskah kita mencari informasi tak terduga?” pancing Yamane.



“Gubernur Toudo. Apa yang kau incar? Perdana Menteri? Atau, kau berniat menjadi Yuuki Tenmei kedua?” det.Sekimoto minum bersama gubernur Todou di kantor gubernur.


“Kurasa penyelamat.”


“Jawaban tak jelas lagi,” sindir det.Sekimoto.


Tapi wajah gubernur Todou semakin serius, “Jepang saat ini membutuhkan seorang penyelamat. Masyarakat bicara soal mempertaruhkan garis politik seseorang. Tapi aku berbeda. Aku bersedia mengabdikan hidupku untuk melayani negara ini.”


“Begitu. Kurasa aku mulai sedikit mengerti. Tapi aku ingin tahu. Jika Serpent dan Kyoubukai saling serang karena Ouroboros kerusakan akan meluas hingga masyarakat umum dan keamanan serta ekonomi Tokyo juga akan semakin memburuk. Siapa yang diuntungkan dari hal itu, ya?” det.Sekimoto masih terus menyerang. “Si penyelamat. Sosok yang bisa menenangkan gejolak pasti akan dipuja seperti Dewa.”


Setelah det.Sekimoto pergi, gubernur Todou makan sendirian. Tidak seperti biasanya saat dia akan makan bersama Sekimoto. (nggak ngerti deh, sebenarnya niat gubernur satu ini apa sih?)



Cecilia memeriksa borgol yang menahan tangannya. Saat itu seorang pria tukang pukul mendekat. Memanfaatkan situasi, Cecilia segera menyerang pria itu dengan kakinya. Tidak butuh waktu lama bagi Cecilia untuk merobohkan si pria dan mengambil kunci borgolnya. Berhasil bebas dari borgol yang membelenggunya, Cecilia pun segera beranjak pergi.



“Baiklah! Siapa saja yang mendapat informasi baru soal Ouroboros angkat tangan!” ujar Yamane bersemangat. Tapi tidak ada yang merespon. Ini membuatnya kesal. “Kenapa kalian pada bengong saat semuanya mulai menarik? Apa kalian hanya sampah?”


Sindiran ini rupanya sudah cukup keterlaluan. Dan pertengkaran pun tidak terelakkan lagi. Katsumura dan Yamane seperti biasa beradu mulut hal yang tidak penting.


“Takkan kumaafkan!” Mao yang ikutan kesal memukul wajah Yamane hingga keluar darah dari lubang hidung Yamane.



Saat ini seseorang baru saja datang, Akamatsu Anri a.k Cecilia. Cecilia menghubungi Yamane dan minta untuk bertemu.


“Cecilia!” Katsumura kaget. Karena terakhir kali ia melihatnya, dia tertembak. “Dia orang penting yang bisa memberi kesaksian bahwa aku tak membunuh siapa pun.”


“Bukan itu alasanku kemari,” elak Cecilia.


“Kau hebat masih hidup, dalam makna yang baik,” puji Yamane.


“Jika mereka membunuhku, rahasia Ouroboros dalam alat ini akan secara otomatis terunggah ke internet. Aku segera pergi dari sana dan semua informasi yang kukumpulkan ada di sini,” Cecilia menunjukkan sebuah flashdisk pada Yamane.


“Apa tujuanmu mengatakan ini pada kami?”


Cecilia tersenyum, “Tentu saja uang.”


“Dasar makhluk rendahan, dalam makna yang baik!” (ini jadi semacam kode bagi Yamane, kalau dia dan Cecilia satu tujuan)



Sakura bicara berdua di lobby. Mereka menunggu seseorang.


“Pusat Ouroboros terdiri dari 5 pelaksana. Sisanya hanya menjalankan perintah. Kelima pelaksana juga yang melakukan semua pembunuhan,” cerita det.Inui.


“Jadi pembunuh Ootomo juga salah satu dari kelima orang itu,” Sakura menyimpulkan.


“Jika Katsumura tidak membunuhnya, berarti iya. Lima pelaksana.”



Tapi obrolan Sakura dan det.Inui terhenti saat seorang wanita datang. Dia, sekretaris gubernur Todou yang mengatakan kalau sang gubernur bersiap pergi. Hari itu mereka masih bertugas mengawal sang gubernur.


Tapi sampai di tempat parkir, mereka sudah ditunggu sekelompok orang bertopeng. Sakura dan det.Inui pun maju untuk melawan mereka semua. Bukan hal mudah melawan para makhluk bertopeng ini. (yang aneh, mereka menyerang Cuma sama pedang kayu. Kenapa nggak pakai senjata lain)


Disibukkan oleh berandal lain, salah satu penyerang itu menyerang gubernur Todou langsung. Tapi dengan keahlian kendo-nya, dengan mudah juga gubernur Todou melumpuhkan penyerang itu. Setelahnya para petugas keamanan gedung baru mulai bermunculan.


BERSAMBUNG


Sampai jumpa di SINOPSIS Kaito Yamaneko episode 07 part 2.


Pictures and written by Kelana


FP: elangkelanadotnet, twitter : @elangkelana_net

Tidak ada komentar: