SINOPSIS Himura and Arisugawa 01 part 2

SINOPSIS Criminologist Himura and Mystery Writer Arisugawa episode 01 part 2. Sudah tiga orang dan semuanya wanita, yang jadi korban Night Prowler. Hingga saat ini belum ditemukan hubungan ketiga korban. Tapi ada kesamaan ditemukan dalam jasad korban. Di mulut korban ditemuka sobekan kertas yang menjadi petunjuk kalau si pelaku tahu sebuah game berjudul ‘Castle Screaming’ dengan tokoh utamanya adalah Night Prowler—Pemburu Malam.

Himura-sensei dan Alice baru pulang dari markas kepolisian setelah mengikuti pertemuan terkait kasus pembunuhan oleh Night Prowler ini. Karena hujan, Himura-sensei ikut ke apartemen Alice. Alice memberi saran agar Himura-sensei pulang setelah hujar reda saja.

Himura-sensei masih asyik mengeringkan rambutnya dengan handuk, “Bisa aku menginap di sini malam ini?”

Alice tidak kaget, Cuma agak … errr, “Tidak masalah sih. Tapi kadang kau menunjukkan mata memelas itu …”


Himura-sensei tertarik dengan sangkar burung yang ada di meja. Alice mengaku kalau itu adalah milik tetangganya. Ia memina Alice menjaga burung itu karena akan ditinggal pergi cukup lama.

Himura-sensei memandangi burung warna kuning itu, “Menurut kenari ini, tetanggamu sekitar 27 atau 28 tahun dengan berat badan 45kg. Mungkin dia adalah guru sekolah.”

Alice heran, “Menjijikan. Tapi, bagaimana kau tahu hanya dari melihat burung kenari itu?”

“Aku bertemu dengannya di elevator kemarin. Dia menunjukkan tatapan penuh tanya saat melihatku masuk ke apartemenmu ini,” Himura-sensei menjawab santai.

Kontan Alice kelakaban. Ia khawatir kalau tetangganya itu akan salah paham.


Karena investigasi kepolisian belum ada perkembangan, media mulai melakukan analisis sendiri. Waktu berlalu cepat. Ada tiga hari lagi hingga Selasa berikutnya.

“Nigth Prowler pasti tengah tertawa senang di suatu tempat karena insiden ini,” komentar Himura-sensei. Wajahnya menghadap jendela kaca.

Meski begitu, Alice masih bisa melihat bayangan itu. Ada senyum terkembang di wajah Himura-sensei. Sesuatu yang sangat kontras dengan keadaan yang ada saat ini. “Apa kau tersenyum? Insiden ini sangat menarik kan? Tapi jangan pernah tunjukkan wajah itu pada polisi!” Alice mengingatkan.

Di balik pekerjaan dan bidang yang ditekuninya sebagai dosen dan ahli criminal, ada sisi lain dalam diri Himura-sensei yang tidak diketahui orang lain. Tapi Alice tahu hal ini!



Tapi situasi tidak terduga terjadi. Korban keempat ditemukan malam itu. Tidak seperti sebelumnya, korban ditemukan tiga hari lebih cepat dari perkiraan. Pada korban keempat ini, senjata pembunuh ternyata masih tertinggal di tubuh korban. Karena malam itu hujan, tidak banyak darah yang tercecer, sebagian telah ikut hanyut bersama hujan.

Korban dilaporkan menelepon nomer darurat 911 sendiri. Korban melapor kalau dirinya diserang oleh pembunuh misterius. Dia juga menyebut soal Night Prowler dan rambut blonde. Hanya itu yang sempat diungkapkan korban pada 911. Polisi berhasil menemukan korban dengan melacak sinyal ponselnya. Tapi karena tim menemukan korban 8 menit kemudian, korban sudah meninggal.

Kemungkinan, korban berpura-pura meninggal setelah ditusuk oleh pelaku. Saat pelaku pergi, korban menggunakan sisa tenaganya untuk memanggil nomer darurat. Artinya hanya berselang 8 menit sejak si pelaku pergi. Pelaku mungin belum terlalu jauh. Polisi sudah menduga kemungkinan itu dan melakukan pengejaran darurat. Polisi mencari orang yang mencurigakan atau berambut blonde.

Sama seperti kasus sebelumnya, ditemukan juga sobekan kertas. Dan di sana tertulis ‘game over’. Ada kemungkinan jika disatukan dengan tiga potongan kertas pada kasus sebelumnya, juga akan cocok. Polisi berpikir jika ini artinya korban adalah yang terakhir.

Tapi Himura-sensei tidak berpikir demikian, “Permainan belum berakhir. Kenapa dia datang ke tempat seperti ini di malam hari?”



Himura-sensei melanjutkan penyelidikan bersama det.Hisashi dan tim forensic. Sementara itu Alice hanya melihat dari jauh. Ia bersama det.Ono.

“Apa ini sangat menarik bagi Himura?” tanya det.Ono.

Alice masih melihat ke arah rekannya itu, “Dia selalu bilang kalau tidak tidak perlu membenci kejahatan, tapi bencilah pelakunya. Yang dia inginkan hanya mencari kebenaran.”

“Menurutku bukan begitu,” det.Ono memiliki analisis lain soal Himura-sensei ini.

“Aku pernah bertanya kenapa dia tertarik pada kejahatan,” Alice teringat pertanyaannya pada Himura, yang dijawab Himura dengan karena aku ingin membunuh seseorang. Tapi Alice memutuskan tidak mengatakan jawaban dari Himura itu dan hanya mengatakan kalau jawabannya agak rumit.

Sementara itu, tidak jauh dari TKP, polisi menemukan pria mencurigakan. Pria itu memiliki rambut blonde. Dia adalah si pembuat game ‘Castle Screaming’! Tahu kalau game buatannya dijadikan pelaku sebagai acuan kejahatan, si pembuat game justru sangat senang.



Pertemuan di markas kepolisian.

Insiden kali ini berbeda dari tiga sebelumnya. Korban adalah Owada Yukie yang berusia 25 tahun. Dia bekerja sebagai penulis lepas. Orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan. Adiknya mengalami kecelakaan beberapa hari sebelumnya dan berada di rumah sakit. Karena sobekan kertas yang ditemukan pada korban cocok dengan tiga sobekan kertas pada tiga kasus sebelumnya, maka polisi menyimpulkan kalau ini juga perbuatan pelaku yang sama.

Beragam tanggapan diungkapkan para polisi. Ada yang mengkhawatirkan kalau media akan lebih aktif bertindak demi berita mereka. Selain itu, ada kemungkinan ini juga berhubungan dengan kelompok Shangri-La Crussader.



Polisi menemui adik korban yang berada di ruma sakit. Mereka mengatakan soal kejadian yang menimpa kakaknya.

“Kakakmu berusaha sekuat tenaga untuk menghubungi 911.”

“Kakakku dibunuh oleh Night Prowler … “



Sementara itu det.Ono bersama Himura-sensei dan Alice menemui seorang wanita yang merupakan teman korban.

Wanita itu mengaku mengenal korban sejak di sekolah. Dan dia sempat bicara dengan korban hari Rabu saat adik korban mengalami kecelakaan. Korban, Yukie-san kembali ke Tokyo dari perjalanan bisnis dengan buru-buru untuk menemui adiknya. Saat dihubungi itu, Yukie-san membahas soal kecelakaan yang menimpa adiknya dan kemungkinan si adik harus memakai kursi roda.

“Apa dia mengatakan padamu kalau dia menyelidiki pembunuhan misterius?” tanya det.Ono.

“Tidak. Tapi, kenapa anda bertanya begitu?”

“Apa kau tahu kenapa Yukie-san datang ke tempat seperti itu yang jauh dari rumahnya di malam hujan? Mungkin dia melarikan diri lewat alcohol,” Himura-sensei memberikan contoh.

“Tidak. Yukie bukan orang lemah.”

“Apa ada yang membenci Yukie-san secara khusus?”

Tapi wanita itu justru makin heran, “Bukannya Yukie dibunuh oleh pembunuh misteris? Kenapa kalian menanyakan hal itu padaku? Yukie … semua orang menyukainya.”



Penyelidikan masih menemui jalan buntu, belum ada kemajuan. Polisi belum mendapat informasi bagaimana Night Prowler ini bisa lolos dari pengepungan darurat. Dia membunuh korban keempat dan menghilang seperti video game. Satu-satunya kemungkinan jalur melarikan diri adalah saluran di bawah jalan. Atau mungkin dia menggunakan mobil mewah kecepatan tinggi.

“Ayo satukan pertanyaan apa saja yang perlu kita tahu!” pinta Himura-sensei.

Alice yang membawa laptop langsung membukanya. Sekarang tugasnya untuk menuliskan semua pertanyaan yang mungkin. Kenapa TKP kejahatan ini tidak serupa dengan tiga kasus sebelumnya? Dan bagaimana pelaku melarikan diri dari pengepungan darurat?

“Himura-san, kenapa kau bertanya pada teman korban, kalau ada orang yang menaruh dendam pada Yukie-san? Kasus ini kan jelas perbuatan Night Crowler. Pertanyaan itu tidak ada artinya,” ujar det.Ono.

“Apa kau curiga kalau ini perbuatan peniru Night Crowler?” Alice menyimpulkan.

“Tidak, ini tidak dilakukan oleh peniru. Ini jelas pembunuhan misterius, jelas dan terang. Tapi ada yang berbeda. Aku merasa ada yang berbeda dari kasus pembunuhan ini.”

Senjata pembunuh dan sobekan kertas di mulut korban adalah pesan dari pelaku. Polisi memutuskan akan mengunjungi langsung kediaman Yukie-san besok.

Det.Hisashi tanpa sungkan langsung meminta agar Himura-sensei ikut serta. Tapi pandangan det.Ono membuatnya tidak nyaman. “Kenapa? Kau mau bilang aku tidak punya harga diri? Memang tidak! Tujuan utamaku hanya menangkap si pelaku!”



Hari berikutnya, mereka benar datang ke kediaman Yukie-san. Investigasi oleh rim forensic belum menemukan apapun. Dilihat dari keadaan rumah itu, bisa dikatakan kalau Yukie-san adalah orang yang rapi. Termasuk tempat sampah yang di atur dan dipisahkan tergantung dari jenis sampahnya.

Yukie-san juga rajin menulis diary. Yukie-san disebutkan kembali ke Tokyo pada hari Rabu, tiga hari sebelum insiden. Sebelumnya, dia selalu rajin menulis tiap hari. Tapi sejak kembali ke Tokyo, dia tidak menulis apapun selama tiga hari hingga insiden itu.

“Dia tidak punya waktu karena merawat adiknya,” sambung det.Ono.

Ada laporan mengenai saksi, seorang supir truk yang melihat Yukie di dekat TKP sebelum dia meninggal. Menurut sopir itu, meski punya payung, Yukie-san tampak basah kuyup dan berjalan sangat lambat.

“Apa dia sengaja ingin jadi target si Night Prowler ini? Bagaimana dia bisa tahu kalau Night Prowler akan muncul di tempat itu?”

Alice berkeliling ruangan itu. Ia melihat foto keluarga yang tampak bahagia. “Prihatin pada kelurga ini. Tidak diduga, dia (adik korban) akan kehilangan semua anggota keluarganya dan mengalami kecelakaan hanya beberapa tahuns setelah gambar ini diambil.

“Tidak ada jejak kalau dia menyelidiki kasus pembunuhan misterius. Aku ingin tahu, kenapa dia ada di tempat seperti itu di saat itu,” gumam Himura-sensei lagi.



Tiba-tiba Alice merasakan sesuatu, “Aku mencium suatu aroma, semacam kotoran burung. Tempatnya juga bau seperti itu karena ada burung kenari di tempatku.” Alice beranjak almari di dekat jendela, “Lhat, dia pasti punya sangkar burung di sini sebelumnya. Tapi kenapa sekarang? Apa dia menyerahkannya pada orang lain?”

Himura-sensei berpikir lebih keras lagi, “Telepon Komuro (teman korban) kalau Yukie memiliki hewan peliharaan berupa burung. Sekarang!” pintanya pada det.Ono.

Det.Ono yang masih bingung menurut saja. Ia menelepon teman korban. Dan dari sana, mereka mendapat informasi kalau benar, Yukie-san pernah memelihara burung, jenisnya Java Saprrow.

“Mungkin, dia membuang sangkarnya di dekat apartemen ini. Dan isinya pasti sudah kosong. Itu pasti hari Rabu, saat adiknya kecelakaan. Kejahatan ini tidak cantik. Pasti!” Himura-sensei melihat ke arah si polisi muda.



Himura-sensei dan Alice menemui adik korban di rumah sakit.

“Apa kau tahu kalau kakaknya memelihara burung?” pertanyaan Himura-sensei ini dijawab oleh adik korban dengan gelengan. “Sebenarnya, burung itu adalah kunci dari insiden ini. Sangkar burung milik kakakmu dibuang di dekat apartemen. Ukuran sangkar yang besar tidak sesuai untuk mengikuti jadwal pembuangan sampah. Karena dia sangat rapi, itu bukan seperti dia. Apa kau kenapa dia melakukan itu?”

“Burungnya mungkin mati.”

“Itu bukan alasan tepat. Pasti ada alasan dia membunganya seperti itu. Kakakmu tidak terbunuh. Di bunuh diri. Tapi dia ingin agar itu tampak seperti pembunuhan,” lanjut Himura-sensei.

“Aku tidak mengerti apa yang kau katakana.”

“Dia memutuskan bunuh diri. Tapi, jika dia pergi, tidak ada yang memberi makan burung miliknya. Java sparrow (burung itu) tidak salah. Kakakmu hanya ingin menyelamatkan burung itu. Itulah sebabnya dia melepaskan burung itu. Tapi, setelah dia meninggal, polisi akan menyelidiki rumahnya. Dan kalau mereka menemukan sangkar itu, polisi akan tahu kalau dia melepaskan burung itu dan mencurigai kematiannya. Karena itulah dia membuang sangkar itu!”



“Apa yang kau bicarakan?” si adik masih belum mengerti. “Kakakku dibunuh oleh pembunuh misterius kan?”

“Menurut forensic, itu bisa pembunuhan atau bunuh diri. Kemungkinan bunuh diri. Karena belum ada kepastikan, kemungkinan benar itu bunuh diri, hanya jika dia mempersiapkan … “ ucapan Himura-sensei dipotong.

“Itu hanya dugaanmu kan? Yang jelas, kenapa di pura-pura agar disangka dibunuh?”

“Benar itu, dugaanku. Tidak ada bukti. Tapi, kalau kau berpikir dengan cara ini, itu bisa menjelaskan semuanya. Kenapa kakakmu ada di tempat seperti itu di tengah malam? Bagaimana si pelaku bisa lolos dari pengepungan? Itu karena tidak ada pembunuh malam itu!” Himura-sensei menegaskan.



“Polisi mengatakan padaku kalau dia ditusuk dengan pisau yang sama dan ada sobekan kertas di mulutnya, seperti korban lain. Polisi mengatakan kalau pembunuhnya adalah Night Prowler.

“Kakakmu-lah Night Prowler malam itu!” ujar Himura-sensei tegas. “Alibinya hingga insiden ketiga terbukti lewat diary-nya. Dengan kata lain, ada Night Prowler yang melakukan ketiga kejahatan sebelumnya. Kakakmu mengambil alih senjata pembunuh sebenarnya dan sobekan kertas terakhir dari Night Prowler yang asli. Dia mengambil semuanya dari ruanganmu!” tembak Himura-sensei. ”Karena kecelakaanmu, dia terpaksa kembali ke Tokyo lebih cepat. Dan saat dia datang ke tempatmu untuk mempersiapkan pakaianmu. Bisakah kau bayangkan perasaannya? Dia menghabiskan banyak waktu untuk mencari tahu. Dan setelah berpikir lama, dia memutuskan. Dia tidak ingin adiknya disalahkan. Akhirnya dia memilih melindungimu. Tapi dia tidak cukup kuat menerima kebenaran. Dia memutuskan untuk bunuh diri tapi pura-pura dibunuh oleh Night Prowler, untuk mengakhiri kasus pembunuhan ini.”



Himura-sensei masih melanjutkan, “Dia bilang kalau pembunuhnya berambut blonde. Dia ingin mengaburkan investigasi. Karena kau di rumah sakit, tidak ada yang mencurigaimu. Insiden ini tidak akan terpecahkan, permainan selesai. Dia menukarkan hidupnya untuk masa depanmu dan memilih terluka sendiri.”

“Bullshit. Kau menuduhku sebagai Night Prowler?! Dan insiden ini adalah hukumanku?!”

“Ini hanya insiden tak terduga!” intonasi suara Himura-sensei juga meninggu. “Kecelakaanmu tidak ada hubungannya dengan hukuman. Tapi kakakmu berpikir kalau kecelakaan itu adalah hukuman yang harus kau terima. Dia salah besar! Kakakmu melarikan diri dari kenyataan hingga akhir. Kastil menjeritmu akhirnya lengkap. Karena berhasil memecahkan misterimu, dia berubah menjadi Night Prowler dan akhirnya hancur. Seperti video game. Hei, kenapa kau menjadi Night Prowler?”

Pria muda ini tidak punya pilihan lain lagi, “Aku hanya ingin tahu. Orang-orang sering mengatakan ada keadaan saat tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia maya. Aku ingin tahu perasaan itu,” ujarnya dingin.

“Cukup! Kau … !” Alice marah. Ia tidak menyangka kalau insiden ini hanya ulang iseng. Ia nyaris saja melayangkan bogem mentah kalau tidak ditahan oleh Himura-sensei.

“Permainan berakhir.”

Det.Hisahi dan det.Ono datang dari arah lain. Pengakuan ini membuat semuanya jelas. Pelaku pembunuhan misterius, Night Prowler akhirnya tertangkap.



Himura-sensei dan Alice pulang ke apartemen tempat Himura-sensei tinggal. Pemilik apartemen, Tokie-san menyajikan the dan kue dango untuk mereka.

Alice membuka pembicaraan, “Opening dari game Screaming Castle dimulai dari kastil kosong. Si adik itu seperti kastil kosong. Dia kosong. Dia tidak punya keinginan atau apapun. Dia bahkan tidak punya sisi gelap dalam pikirannya.”

Si pelaku menganggap dirinya adalah orang yang tidak bisa membedakan nyata dan maya. Tapi pembunuh sebenarnya justru pria yang lebih gila dari itu. Apalagi si pelaku ini membunuh karena hanya ingin tahu bagaimana rasanya membunuh di kehidupan nyata.

“Aku tidak mengerti kenapa dia (si kakak) melakukan itu,” ujar Himura-sensei.

“Aku juga tidak mengerti. Aku tidak berpikir kalau dia melakukan hal benar. Tapi aku mengerti perasaannya sebagai satu-satunya orang yang bisa melindungi adiknya. Dia hanya bisa melarikan diri dari kenyataan yang terlalu berat ditanggung.

“Aku mengerti kelemahannya,” balas HImura-sensei.



“Aku tidak mengerti. Tidak semua orang sekuat dirimua,” tapi Alice buru-buru meralat ucapannya, “Maaf. Kau juga mungkin tidak sekuat itu,” Alice memandangi rekannya yang satu ini.

Lautan gelap yang ada di dasar hati pria ini. Berapa lama aku bisa menahannya yang berdiri di ujung tebing?



Pagi berikutnya.

Laporan tentang tertangkapnya Owada Eiji sudah diberitakan di TV. Eiji ditangkap karena tuduhan pembunuhan. Dia mengopi ide dari video game dan membunuh tiga orang wanita tidak bersalah.

Di meja makan, seorang anak berseragam sekolah juga menengok berita itu, “Kejahatan ini tidak cantik,” komentar anak ini. Setelahnya dia melanjutkan sarapan pagi yang sempat terganggu.

Tapi tidak jauh dari si anak misterius, tampak hanya ada satu pisau di tempat yang biasa terisi dua pisau. Dimana pisau yang lain? Siapa sebenarnya anak misterius ini?

BERSAMBUNG

Sampai jumpa di SINOPSIS Criminologist Himura and Mystery Writer Arisugawa episode berikutnya ^_^

Tidak ada komentar: